Is she know already?
Unstoppable Tears
Author’s POV
Seorang pemuda turun dari mobil mewah nya, dan dengan santai nya tersenyum pada sang satpam yang berada di taman, lalu masuk menyerobot pintu besar yang berwarna coklat tua itu. Ia melangkah kedalam tanpa dosa, well... dia sudah terbiasa. “Annyeong, eommonim.” Pemuda dengan surai coklat gelap itu membungkuk sopan pada seorang perempuan paruh baya dihadapan nya yang sedang menyiapkan makanan di meja makan nya yang besar dan mewah. “Annyeong Jinki-ya. Tumben sekali pagi-pagi begini kau sudah kesini” ucapnya lembut, Jinki tersenyum manis.
“Eomma, tentu saja hyung ingin mengajak pergi anak gadis mu. Aku tidak tau kenapa Jinki hyung betah sekali berhadapan dengan noona. Dia galak” Jung Taemin menyahut. Adik lelaki dari Jessica sedang duduk untuk memulai sarapan nya.
“Taemin-ah, sudahlah. Jinki, ayo kita sarapan bersama. Sebentar lagi dia akan turun,” Wanita paruh baya yang tak lain adalah Nyonya Jung itu tersenyum,
“ah baiklah Eommonim, kebetulan aku rindu masakan eommonim.” Jinki tersenyum menunjukkan deretan deretan gigi putihnya, dan dengan segera ia mengambil kursi di depan Taemin.
Jinki dan Jessica berteman sudah lama. Itulah yang menyebabkan betapa santai nya ia memasuki rumah mewah ini. Dia bahkan sudah hafal seluk beluk rumah ini.
“Jinki-ya, apa kau tidak memiliki schedule?” tanya Ny. Jung, Jinki menggeleng pelan.
“Tidak eommonim, untuk sebulan ini aku free.” Jawabnya, Ny. Jung mengangguk mengerti. Tak lama terdengar suara derap langkah, dan tiba-tiba saja Jessica sudah menarik kursi disebelah Jinki.
“Annyeong Sica-ah” ucap Jinki sedikit melirik sebal, Jessica sama sekali tidak menyapa nya.
“Sepertinya mood mu sedang tidak baik, Sooyeonie?” Ny. Jung sudah paham betul dengan putri nya. “Aku baik-baik saja eomma. Jinki, ayo pergi! Kau kesini untuk mengajak ku berbicara. Bukan untuk sarapan bersama keluarga ku” ucap Jessica terdengar sedikit kejam atau mungkin memang kejam.
“Noona! Kau ini berisik sekali pagi-pagi” Taemin risih, ia menatap noona nya itu sebal.
“Dasar little CEO Jung Taemin. Kau harus punya sopan santun pada noona mu.” Ucap Jessica, namun tiba-tiba Jinki menyuapkan selembar roti kecil kemulut Jessica.
“Ya!” teriak Jessica tertahan. Ny. Jung hanya tertawa melihat tingkah anak muda dihadapan nya ini.
Jinki memang sudah dianggap seperti anaknya. Ia tahu bahwa Jinki adalah anak yang baik begitu pun Taeyeon. Keluarga Jung sudah mengetahui persahabatan mereka dengan baik.
“Aku lapar, Sica. Aku akan berbicara sesuatu itu ketika aku sudah mengisi perut ku dengan ayam kecap yang eommonim buatkan.” Jinki tersenyum santai saat berbicara, para pelayan sudah menyendokkan nasi dengan menu kesukaan nya serta beberapa salad. “Sudahlah sayang, kau juga harus sarapan.” Ny. Jung duduk bersama mereka.
Mereka semua makan dengan tenang, hanya Jessica yang tampak malas. Jinki yang melihat itu dengan segera menyumpitkan beberapa salad. “Sica-ya..” panggil nya, Jessica dengan malas menoleh dan hap beberapa salad itu masuk kemulut Sica dan mau tak maupun ia mengunyah nya.
“Itu tanpa timun,” ucap Jinki, dan Jessica mengangguk mengerti.
“Kemana Taeyeon noona?” Tanya Taemin, “molla... kemana dia Jinki?” Jessica berucap.
Jinki mengangkat bahunya, tanda ia tidak tahu. “Kemarin aku mengantar nya sampai Apartment. Tapi tadi pagi ia tidak menjawab telepon ku” Semua yang berada disitu mengangguk.
Setelah sarapan, Jinki mengajak Jessica untuk berbicara. Jinki memilih apartment nya sebagai tempat mereka bicara. Jessica tentu saja tidak keberatan. Sesampainya di apartment dengan mulus Jessica menjatuhkan diri dikasur ukuran king size milik Jinki. Ia memeluk guling dan berguling-guling.
“Ya! Sica, hentikan. Kau bukan anak kecil lagi” Jinki mengambil posisi merebahkan tubuhnya di bagian kasur nya kosong.
“Aku membenci mu,” ucap Jessica pelan dan kalimat itu membuat Jinki menoleh, menatap kearah nya. “Wa---“ belum sempat melanjutkan, ucapan nya terpotong oleh Jessica.
“Aku benci kau memanggilku dengan sebutan ‘Jessica’ atau ‘Sica’..”
Jinki m
Comments