Daydream [Final]

Daydream

Aku hanya berbaring malas di tempat tidurku dan memandangi langit-langit kamarku. Hari ini aku tidak akan kemana-mana. Lagipula, di luar hujan, dan rasa malasku datang diwaktu yang sama. Ayah dan ibu keluar mengunjungi temannya. Bisa dibilang sebenarnya aku bebas, bebas melakukan apa saja di rumah selama mereka tidak ada. Tapi sekali lagi, malas tetap mendominasi, beranjak mengambil cemilan di lemari saja, punggungku rasanya sudah menempel di kasur. Ditambah di luar sedang hujan, membuat diriku benar-benar tenggelam dalam hangatnya kasur dan bantalku.

Aku mengerang, perutku mulai lapar lagi. Dengan keadaan terpaksa, kuangkat kakiku dan turun dari atas ranjang. Berjalan lemah ke arah lemari, mengambil setoples keripik singkong dan membawanya kembali ke tempatku sebelumnya. Suara hujan benar-benar terdengar jelas dari dalam kamar kecilku.

Berusaha untuk lebih terhibur menikmati suasana, mulutku mulai mengunyah dan telingaku mulai mendengar lagu yang ku putar sebelumnya dengan earphone melekat di salah satu telingaku. Suara merdu penyanyi dari lagu yang ku putar beradu dengan suara hujan di luar. Andai ayah dan ibu tidak keluar, earphoneku pasti ku lekatkan dengan baik -tidak dengan satu sisi. Kalau-kalau ayah dan ibu datang, aku harus membukakan pintu untuk mereka. Dan mulailah ritualku, sambil menunggu kepulangan mereka. Aku membayangkan hal-hal menyenangkan yang membuatku senyum-senyum sendiri. Ku dengar suara si penyanyi lagi dengan telinga kiriku, membayangkan aku memiliki kekasih yang pandai bernyanyi, tampan dan tentu saja banyak hal yang ada diangan seorang remaja sepertiku. Memiliki kekasih sempurna. Konyol memang.

Aku tidak bisa berhenti tersenyum dan terus berkhayal. Menatap langit-langit kamar sambil mendengarkan lagu dan mengunyah cemilan di tanganku juga satu earphone yang terpasang pasti merupakan pemandangan aneh ditambah senyuman bodohku yang pasti sudah melekat sejak tadi. Ahhh.. Terlalu indah.

Kapan aku bisa bertemu laki-laki itu?  Laki-laki dalam anganku. Lebih tinggi dariku, rambut hitam dan lembut, senyum manis, mata indah, dan suaranya yang merdu. Dia benar-benar manis dan sempurna.

"hahahah... " aku tiba-tiba tertawa membayangkan itu semua.

"arghh... Teman-temanku asti iri kalau kekasihku seperti itu. Hahah.. Pangeran khayalan.. " aku tersenyum lagi. Semakin lebar kali ini.

Tokk tokk.

'ahh.. itu ayah dan ibu' pikirku dan beranjak dari tempat tidurku. Menaruh earphone dan toples cemilanku ke meja kecil dekat tempat tidurku tadi. Kini, aku mulai berlari kecil ke ruang tamu. Bersiap membuka pintu dan menyambut ayah dan ibu.

Kurasa detak jantungku tiba-tiba berhenti. Orang dihadapanku benar-benar membuatku kaget. Seorang anak laki-laki. Tidak, dia bukan anak-anak. Dia berdiri di depan pintu rumahku, dia tegap dan lebih tinggi dariku.  Berpakaian serba hitam. Topi, masker dan jaket. Sebelumnya dia kusangka penjahat. Tapi wajahnya membuat jantungku kembali berdetak dan kali ini tak karuan. Dia membuka maskernya kali ini. Rasanya jantungku siap melompat keluar dari mulutku yang separuh terbuka dan darahku yang mengalir lebih cepat dari biasanya. Yeah, itu mungkin gambaran diriku sekarang.

Dia tampan.

Senyumnya manis.

Dan..

"hai.."

Suaranya lembut dan merdu.

"maaf menggangu nona" dia kembali berbicara lagi. Aku hanya diam dan tak meresponnya. Aku masih shock dengan apa yang kualami. Sebelumnya ku kira ayah dan ibu yang datang, kemudian penjahat, dan ternyata orang berdiri dihadapanku beda. Dia bagaikan khayalanku. Rambut lembutnya terlihat setelah ia membuka topinya, jatuh menutupi dahinya. Dia tersenyum lagi. "maaf.. Tapi apa boleh aku menumpang disini sebentar? Hanya beberapa menit, setidaknya sampai hujannya sedikit reda. Hujannya lumayan deras" dia memegang belakang lehernya sedikit canggung. Aku tersenyum tanpa sadar. Ini terlalu indah. Seseorang berdiri di depanku meminta tumpangan dengan gayanya yang keren. Kenapa tidak? Dia tampan.

Aku gugup, kugigit bibir bawahku sedikit ragu. Aku melihatnya lagi. Pakaiannya sedikit basah karena hujan.

“ahh.. namaku Baekhyun, Byun Baekhyun. Panggil saja aku Baek.”

Dan sekarang dia memperkenalkan diri. oh.. jadi namanya Baekhyun? Byun Baekhyun? Okay, nama yang bagus. aku tersenyum lagi, tanpa sadar. kurasa bibirku tidak mau berhenti tersenyum sekarang.

Kurasa dia sudah kurang nyaman berdiri disana. mata kami bertemu dan dia mengangkat tangannya. Tanda perkenalan darinya. Tangannya kuterima dan menyentuhnya pelan.

Keraguanku mulai berkurang. Kurasa dia baik. Jadi sekarang pintu rumahku terbuka lebar. aku membukanya lebih lebar dan bergeser sedikit agar dia bisa masuk dan mempersilahkannya untuk duduk.

Aku mulai duduk diseberang tempatnya dan mulai bicara.

“kau bisa tinggal beberapa saat, sampai hujannya reda” kataku singkat. kulihat dia mengangguk dan tersenyum.

Oh my god.

Senyumnya benar-benar indah.

Ini benar-benar indah. Terlalu indah. 

 

 

----------------------------------------------------

hahaha :D akhirnya satu ini selesai.

pendek amat yah?

hehe, maaf. ini aku buat untuk selingan fanficku yang berchapter kemarin ^^

starringnya baekhyun lohh... gambaran baekhyun bener-bener hebat disini :D

semoga yang baca fanfic ini suka yahh.. :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet