One

In Our Time

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

The days I've been dreaming of, are already here, 
I feel it through your hand that I'm holding now
Because you might’ve been too far away, 
I wasn't able to say when I've been keeping my feelings hidden

.

How did you find me, among all these people?

[One – DBSK]

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

In Our Time © Kiriya Diciannove

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Jum’at, 2013.

Hari ini adalah hari jum’at sore yang cerah.Hari yang indah untuk menjalani pekerjaan part time.Yaah, itu kalau pekerjaanmu berhubungan dengan hobimu.

Namja tinggi berumur 14 tahun itu berjalan dengan santai di Big East Street menuju tempat kerja part timenya di sambil sesekali membantu orang tua yang ingin menyeberang jalan.Uh, namja yang baik.

-In Heaven’a Flowers-

Changmin menatap kalender dengan cover grup idol JKT48 yang jumlah member nya terlalu banyak untuk diingat namanyaterpampang di dinding sampingnya, gajian masih lama. Dia menghela napas, kemudian menumpu dagunya di meja kasir. Tempat kerjanya sepi karena rekan kerjanya yang sedang sakit, dan beberapa pegawai lain sedang keluar karena harus sibuk mengantarkan pesanan paket bunga. Sudut matanya melirik kearah satu-satunya pelanggan yang masuk sedari tadi namun belum juga membeli bunga.

“Selamat datangdi In Heaven’s Flowers.Apakah ada bunga yang ingin anda beli, tuan?”

Changmin akhirnya memutuskan untuk menghampiri orang yang sedari setengah jam tadi berada di toko tempatnya bekerja itu. Namja tampan bermata musang itu menatap namja berumur 14 tahun itu dari atas sampai bawah, sesaat dia melirik gelang biru yang dipakai oleh Changmin.

‘Tidak salah lagi!’ batin namja tampan itu yakin sambil menatap Changmin.

“Tuan?Apa ada yang aneh denganku?”Changmin memanggil namja itu lagi sambil melihat kearah baju yang dikenakannya sehingga membuat namja tampan itu tersadar.

“Oh, aku sedang mencari bunga yang cocok untuk hadiah istriku di rumah,” ucap namja tampan itu sambil tersenyum canggung karena tertangkap basah mengamati seorang anak kecil berumur 14 tahun yang bernametag Changmin itu.

‘Wah, ku kira masih anak kuliahan, ternyata sudah menikah.’Batin Changmin.

“Oh, bagaimana kalau mawar merah atau lily, kurasa istri anda akan menyukainya, tuan.” Changmin menunjukkan beberapa tangkai bunga mawar, juga bunga lily putih.“Mereka memiliki makna yang sangat bagus.”

“Ya, tolong sebuket bunga mawar merahnya.”Ucap namja tampan itu kemudian.

“Baiklah, hngg, tuan…”

“Namaku Jung Yunho,” ucap namja tampan bernama Yunho itu.

“Bunga nya untuk?”

“Kim Jaejoong.” ucap Yunho mantap.

Changmin mengangguk dan merangkai bunga itu dengan terampil dan menuliskan kata-kata di kertas kecil untuk disematkan di bunga itu.

Namja bermata setajam elang itu kembali menatap Changmin dengan tatapan serius, sambil sesekali mengangguk kecil.Sepertinya sejak awal dia memang lebih berminat mengawasi anak remaja itu dibandingkan bunga-bunga yang cantik yang memiliki lebih dari seribu makna itu.Bahkan sebuah senyum menghiasi wajahnya sedari tadi. Siapa yang tidak senang kalau menemukan apa yang sudah lama dicari-cari.

“Ini bunganya tuan.”

Gomawo,” ucap namja yang kira-kira berumur 23 tahunan itu sambil menyerahkan lembaran uang won lalu beranjak pergi.

“Eh, kembaliannya…!” seru Changmin.

“Untukmu saja, Changmin-ah.”Ucap Yunho tersenyum lembut.

Dan namja itu keluar dari toko bunga itu.

“Wah, namja yang baik.”  Gumam Changmin, “Pulang nanti aku bisa membeli Hamburger ukuran besar!” ucapnya bersemangat.

Kliing! Kling!

Lonceng pertanda ada pengunjung yang datang untuk membeli bunga membuat Changmin tersentak.Segera saja dia tersenyum pada pengunjung yang masuk, “Selamat datang!”

[In Our Time]

Ting tong!

Bel disamping pintu apartement itu berbunyi, membuat seseorang yang berada di dapur apartement itu menoleh kearah sumber suara.“Tunggu sebentar!” serunya sambil mencuci tangannya, lalu bergegas menuju pintu.

“Siapa?” ujar namja cantik bernama Jaejoong itu sambil membuka pintu itu.

‘Saya mengirimkan buket bunga mawar ini untuk Kim Jaejoong!” ujar Yunho sambil tersenyum dan menyerahkan bunga itu pada sang namja cantik.

“Ya! Kau pikir aku yeoja yang akan melting ketika kau memberikan bunga mawar,eoh?” ucap Jaejoong sambil mempout kan bibir cherrynya. Tetapi dia tetap menerima bunga itu.“Lebih baik kalau kau membawa pulang beberapa kentang, wortel, dan paprika untuk sarapan besok.”Ucap Jaejoong lagi.

Yunho sweatdrop sambil membayangkan adegan dimana dia menyerahkan sayuran itu di depan pintu kepada Jaejoong sambil tersenyum kece, “Itu sama sekali tidak romantis, chagiya.” Namja tampan itu duduk di sofa sambil melepas jaket biru yang dipakainya.

Jaejoong mengikuti namja itu, lalu meletakkan bunga itu di meja.“Dari mana saja kau?Jadwal mengajarmu hari ini tidak sampai sore bukan?”

“Aku hanya berjalan-jalan sebentar untuk menyegarkan pikiran.”

“Cuci mata melihat yeoja-yeoja maksudmu?” cibir Jaejoong.

Ani.Aku mencari sesuatu untuk diberikan kepadamu.”Yunho membela diri.Walaupun tadi sebenarnya ada pemandangan bagus, yeoja cantik yang mirip Hyuna sih, ah, dan juga ada yang mirip dengan salah satu member TVXQ cantik yang bernama panggung Hero.Ssst. Itu rahasia.

“Lagipula, harusnya kau senang karena buket bunga itu Changmin yang merangkainya.”

Jaejoong terkejut, “Mwo?K—kau sudah menemukan Changmin? J—jangan bohong! Kenapa kau baru memberi tahuku sekarang?Dimana dia?A—aku harus bertemu dengannya!” seru Jaejoong sambil mengguncang bahu Yunho.

Ya!Ya! Joongie, tenanglah!” seru Yunho sambil memeluk namja yang lebih pendek darinya itu.

“Kenapa tidak bilang padaku…” Tanya Jaejoong pelan. “Kita sudah sampai sejauh ini…”

“Aku baru memastikan kalau dia memang Changmin kita.”Yunho mencium kening Jaejoong.“Semoga dia memang Changmin kita.”

“Aku…”

“Sssst! Kau harus menunggu.Aku lapar, kau memasak apa hari ini?”Tanya Yunho sambil berjalan menuju dapur.

Ya!Yunnie!”

“Aku akan menceritakan semuanya setelah aku makan, oke?”Yunho mengedipkan sebelah matanya. “Kau tahu, aku lapar sekali.” Ujarnya lagi.

“Omurice. Cuci dulu tanganmu…”

“Oke, oke.Kau tahu, meskipun banyak makanan yang menarik diluar, aku hanya paling suka dirimu.”Ucap Yunho sambil mencuci tangannya di wastafel.

“Maksudmu makanan buatanku?”Jaejoong sedikit heran dengan ucapan Yunho.

“Kau mengerti apa yang kumaksudkan.” Sahut Yunho sambil mengecup bibir cherry itu sekilas.

“Dia juga suka masakanku…” sahut Jaejoong lirih. “A—apakah Changmin baik-baik saja, Yun?”

“Dia baik-baik saja, dan tampan sepertiku.”

[In Our Time]

Setelah tadi malam berhasil merayu Yunho dengan cara yang –ehem- romantis –dalam tanda kutip seperti apa definisi romantis couple ini menurutmu— untuk mendapatkan informasi tentang Changmin, Namja berumur 23 tahun yang bernama Kim Jaejoong itu melakukan hal yang persis sama seperti Jung Yunho lakukan, ditempat yang sama. Menstalker seorang anak berumur 14 tahun yang bername tag Changmin.

Tampak Changmin mengangkat beberapa pot bunga, merapikan meja kasir, mengelap kaca, makan cilok, dan kesibukan lainnya, partner kerjanya yang bernama Victoria masih izin untuk tidak masuk karena sedang sakit.

Changmin yang memilki waktu kerja part time tiap hari jum’at-sabtu itu menghela napas.Pengunjung toko bunga akhir-akhir ini aneh.‘Apakah mereka penculik anak remaja tampan sepertiku untuk dijual keluar negeri?’Pikirnya kejauhan.

Namja imut itu menyadari kalau Jaejoong memandanginya sesekali sambil berpura-pura memilih bunga.Lagi-lagi namja yang memiliki hobby makan itu menghela napas.‘Sepertinya orang itu bukan penculik.Tampaknya dia karakter orang yang tidak bisa berbohong dengan baik.’

“Apa anda sedang bingung memilih bunga hmm… Noona?” ucapnya grogi. Ternyata orang yang dihampirinya itu, neomu yeoppo!

Orang itu menatap Changmin dengan intens, “Aku namja.”

“Ekh?Jinjja? Maafkan aku,” Changmin mengelus lehernya, “Anda cantik, jadi kupikir…”

Namja itu tersenyum, “Aku M-Preg, jadi maklum saja kalau kau berpikir begitu.”

Namja imut berumur 14 tahun itu menunduk, “O—oh, jadi bunga seperti apa yang anda cari, tuan?”

Jaejoong lagi-lagi menatap Changmin, membuat Changmin risih.“Tuan?”

“Namamu Changmin?”

“Nde,” Changmin mengangguk sambil menunjukkan name tagnya.

“Berapa umurmu?”Tanya Jaejoong lagi.

Changmin terdiam sejenak, menatap namja cantik itu dengan curiga, ‘Ngapain nih orang kepo banget?’ pikirnya.

“Ah, aku bukan orang jahat.Ku jamin itu.” ucap Jaejoong sambil tersenyum menatap gelang biru yang ada ditangan kiri Changmin.

“14 tahun.”

“Kau sudah besar…” Jaejoong mengelus rambut Changmin.Sebenarnya banyak hal yang ingin namja cantik itu tanyakan lagi kepada Changmin. Tapi tentu hal itu akan membuat Changmin bingung dan takut padanya. Dan Jaejoong tidak mau itu terjadi.Tapi… dia benar-benar senang bertemu Changmin sampai rasanya tidak bisa lagi menahan diri.Dia memeluk namja imut itu dengan erat.Rasanya tidak ingin kehilangan lagi.

Eomma senang akhirnya bisa bertemu denganmu…” Jaejoong memeluk Changmin dengan mata berkaca-kaca.Dia benar-benar namja berhati lembut dan hangat.

Mwo?”Changmin hanya bisa terperangah.Namja yang kira-kira berumur 20 tahunan itu bilang dia eomma nya?Apa telinganya sedang bermasalah? Dia salah dengar ya? Kebohongan macam apa ini? Apakah sekarang april mop?

.

Sudah lewat beberapa menit dari jadwal shif nya menjaga toko bunga itu dan berganti dengan pegawai lain yang bernama Yoona dan Donghae.

Changmin tidak tahu bagaimana sekarang dia bisa dengan pasrahnya membiarkan tangannya digandeng oleh seorang namja cantik yang berjalan dengan cepat.Setidaknya dia sudah memastikan kalau orang yang menggandengnya itu bukan orang jahat semacam penculik atau psikopat.Sepertinya bukan.Mungkin.

-Universitas Shinki-

Mereka berdua tiba di sebuah gerbang universitas terkenal bernama Shinki university, genggaman tangan Jaejoong pada namja imut itu terasa lebih erat ketika Jaejoong berjalan lebih cepat di koridor universitas itu.

Srekk!

Pintu salah satu kelas itu dibuka Jaejoong dengan tiba-tiba.

“Jadi, dalam hal ini, pemerintah menginginkan agar—” Penjelasan Yunho terputus ketika mendengar pintu itu dibuka secara paksa.Mata musangnya mengarah ke pintu, diiringi oleh berpuluh-puluh pasang mata mahasiswa dan mahasiswi yang diajarnya.

“Boo?” gumam Yunho kaget melihat orang yang berstatus istrinya itu tiba-tiba muncul di kampus tempatnya mengajar.

“Yun… dia benar-benar tampan sepertimu, dia memang Changmin, anak kita…” ucap Jaejoong dengan mata berkaca-kaca.

“EHHHHHHHHHHHH?” koor anak-anak mahasiswa-mahasiswi yang histeris melihat kejadian itu.

Sementara Yunho hanya bisa melongo.Begitu pula Changmin hanya bisa menatap orang yang mengaku sebagai eommanya itu dengan tatapan tidak percaya.

Hampir saja kericuhan terjadi di kelas tempat Yunho mengajar karena kejadian itu.Yunho menghela napas.

“Tolong tenang dulu!” seru Yunho kepada puluhan mahasiswa-mahasiswi yang menatapnya tidak percaya.

Yaah, semacam, ‘Aku tidak menyangka Yunho seonsaengnim adalah orang yang seperti itu.’

‘Wah, Yunho seonsaengnim ternyata orang yang tidak bertanggung jawab.’

‘Yunho seonsaengnim telah membuat istri dan anaknya menderita.’

‘Bisa-bisanya Yunho seonsaengnim meninggalkan orang secantik itu.’

“Sebelum kalian menjudge saya yang macam-macam…” Yunho menghela napas sambil menatap Jaejoong dengan tatapan, aku-tidak-percaya-kau-membuat-keributan-seperti-ini.

“Saya hanya ingin berkata bahwa, namja cantik yang ada disana itu adalah istri yang saya cintai.”

Terdengar teriakan-teriakan tidak percaya dari para penghuni di kelas itu. secara, walau baru 2 bulan Yunho mengajar di universitas itu, dia sudah masuk sebagai jajaran dosen tampan, ramah dan populer yang sudah banyak membuat yeoja dan namja uke yang mengejar-ngejarnya. Yaah, sayang sekali, pupus sudah harapan mereka untuk bisa meraih hati namja tampan itu.karena dia bilang dia mencintai istrinya.

“Dan, anak yang ada di sampingnya, adalah anak kami yang hilang beberapa tahun yang lalu.”

Changmin beralih menatap namja tampan itu dengan tatapan tidak percaya. Hah?Dua namja itu gila ya?

-Zion Restoran-

“Jadi kau mengaku masih single dihadapan para mahasiswamu itu?” cemberut Jaejoong sambil melipat kedua tangannya.

“Aku sudah bilang aku sudah menikah.Tapi mereka tidak percaya, Boo!”Yunho membela diri.

“Jangan bohong.”

“Aku tidak bohong!”

Changmin menatap jengah dua orang yang sedang adu bicara itu, setelah tadi Jaejoong mendiamkan Yunho sepanjang jalan. Padahal, tadinya Yunho sudah ingin menegur cara datang Jaejoong yang melabrak ke kelasnya mengajar sehingga mengakibatkan keributan di kelasnya mengajar.

Sang waiter yang sudah siap mencatat pesanan hanya bisa tersenyum canggung.Ingin berbicara, takut disembur oleh dua orang itu.

“Jadi pesan makanannya?”Tanya Changmin sambil memegang list menu.Dia menatap dua orang dihadapannya itu polos.

“Kau saja yang pesan chagi.”Ucap Jaejoong lembut sambil tersenyum kepada Changmin, lalu berubah ketus lagi ketika berhadapan dengan Yunho.

Changmin mengangguk lalu menunjuk beberapa menu yang ada di list, yang dicatat waiter bername tag Hyorin itu dengan cekatan.

Beberapa hidangan makanan pembuka sudah tersedia di meja makan.Beberapa makanan khas negeri Sakura dan beberapa makanan khas negeri Gingseng itu.Changmin menatap hidangan itu dengan mata berbinar-binar, tidak sabar untuk memasukkan makanan itu melewati tenggorokannya.

Tapi tunggu dulu, dia harus mendapatkan penjelasan tentang hal luar biasa yang baru saja dialaminya hari ini. Tetapi ayam goreng itu benar-benar menggodaaaaa!

“Kau boleh memakannya kalau kau mau,” ucap Yunho sambil tersenyum melihat tingkah polos namja imut yang dia akui sebagai anaknya itu.

Changmin menatap wajah Yunho dan Jaejoong bergantian dengan ragu.Dia masih mencurigai dua orang dihadapannya itu.Dan lagi dia masih mengingat salah satu namja itu. Jung Yunho, namja yang kemarin membeli sebuket bunga mawar untuk istrinya yang bernama Kim Jaejoong.

Berarti namja yang bersamanya ini Kim Jaejoong.

“Tidak ada racun di makanan itu, tenang saja.” ucap Jaejoong ramah.

Changmin mengangguk ragu, perlahan tangannya menyumpit tempura.Haaaah, maaaa.Mungkin itu kata-kata yang dapat diekspresikan dari raut wajah namja imut itu.

Changmin menyesap jus jeruk dihadapannya.Sedikit risih menyadari dua orang itu sedari menatapnya.

“Hnggg…” Changmin menghentikan acara menikmati makannya sejenak, “Jadi adakah hal yang ingin kalian katakan kepadaku?” Tanya Changmin. Ayolah, siapa yang tidak bingung kalau tiba-tiba menghadapi hal seperti ini.Walaupun dia yatim-piatu dan tinggal di panti asuhan, tidak mungkin dia langsung merasa senang riang gembira ketika ada orang yang datang dan mengaku sebagai orang tuanya.Terlebih lagi orang itu mencurigakan.Dan tidak tampak seperti orang yang sudah memiliki anak berumur 14 tahun.

“Kau anak kami.”Ucap Jaejoong lagi dengan mata berkaca-kaca.Yunho menyerahkan sekotak tisu kepada Jaejoong sambil berkata, “Jangan menangis, chagi.”

“Jelaskan semuanya, bagaimana bisa aku adalah anak kalian?” Tanya Changmin. Bagaimanapun dia adalah remaja berumur 14 tahun yang tidak mudah percaya dengan perkataan orang asing yang baru ditemuinya, selain itu dia juga pintar, jenius malah. Dia kan saingan peringkat dengan Kibum dan Kyuhyun di sekolah.

Jaejoong menyeka sudut bibir Changmin yang belepotan, membuat namja itu terdiam kaku, “Makan pelan-pelan saja.”

Yaah, tidak pernah ada orang dewasa yang melakukan hal seperhatian itu kepadanya selama ini.

“Gelang biru itu membuktikan kalau kau adalah anak kandung kami yang hilang,” ucap Yunho tenang.

Sontak Changmin menatap gelang biru yang dipakainya. Gelang yang sudah dipakainya sejak pertama kali dia tersadar, bangun disebuah rumah sakit, lalu diserahkan ke panti asuhan bernama Shine empat tahun yang lalu, dan tidak memiliki kenangan apapun sama sekali selain gelang biru yang bertuliskan nama Changmin disana.

“Jelaskan mengenai diri kalian.”Pinta Changmin.“Kalian tahu, aku tadinya hampir berpikir kalian adalah peculik yang berniat menjualku keluar negeri.” Ucap Changmin. “Kalian bukan penculik kan?”

Yunho menggeleng, “Apakah menurutmu namja setampan diriku adalah penculik?”

“Wajah gak bisa dijadikan patokan.” Sahut Changmin.

“Namaku Jung Yunho, seperti yang sudah kau ketahui, dia istriku, namanya Kim Jaejoong. Umur kami sama-sama 23 tahun.Aku bekerja sebagai seorang dosen mulai 2 bulan yang lalu di Shinki universitas.”

Changmin mengerutkan alis, “Oke… umur kalian 23 tahun. Bagaimana bisa kalian bilang aku anak kandung kalian?Umurku 14 tahun?Kapan kalian bikin aku?Masa iya Kim Jaejoong-ssi melahirkanku waktu umurnya 9 tahun? Tidak mungkin sekali! Lagian waktu umur segitu anak-anak belum puber! Kalau benar begitu, kamu mesum banget dong!” racau Changmin sambil menuding Yunho selogis-logisnya sampai-sampai pengen gigit sumpit.

Yunho yang meminum jus jeruk yang sepertinya dipesankan Changmin itu hampir tersedak mendengar ucapan terakhir Changmin, “Sedikit sulit untuk menjelaskan semuanya.Tapi aku bisa membuktikan kalau kami orang tuamu. Kita bisa melakukan tes DNA,” ujar Yunho mengusap bibir  bentuk hatinya dengan tisu.

“Dia memang mesum sih,” ucap Jaejoong.

Yunho berdehem, “Kami mempunyai akta kelahiranmu sebagai bukti.”

“Foto-fotomu sewaktu kecil juga ada di apartement.” Sambung Jaejoong.

“Kok bisaaaaa?! Maksudku jarak umur kita itu! kalian bohong kalau umur kalian 23 tahun? Atau kalian mau bilang kalian adalah time traveler dengan mesin waktu yang sedang mencariku sampai kesini. Hahaha, sepertinya aku terlalu banyak menonton film science fiction…” Changmin tertawa hambar lalu menatap horror kedua orang itu.

“Iya, kami menjelajah waktu untuk menemukanmu.”

.

TBC

.

A/N: Annyeong. Kiriya Imnida. My First Fanfic dengan unsur BL udah gitu M-preg. Orz.

konflik ringan Yunjaemin Family. Pendek karena baru prolog.

Bayangin Yunho, Jaejoong, Yoochun di mv Asu wa kuru kara. Untuk Junsu dan Changmin di mv Hug.

Mind to Review?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet