New Class, New Task

Unreadable Mistake

Flashback 8 years ago

Year 2014

 

Akhirnya!

Akhirnya aku menjadi mahasiswa perfilman juga, setelah menjalani rangkaian administrasi yang rasanya tidak ada habisnya. Akhirnya aku berdiri disini, Gwangdook University, bangunan yang penuh dengan bau perfilman, do you know what I mean? Uang yang kukumpulkan 3 tahun terakhir ini tidak percuma ternyata. Uangku? Ya, hanya uangku. Mulai dari menabung sampai bekerja sambilan pun sudah kulakukan. Bahkan sampai sekarang aku masih menjalani semua itu.

Orangku menginginkan ku untuk masuk Sanbyung University. Bayangkan! Aku yang selalu mendapat nilai C di ekonomi ini diharuskan untuk menjadi administrator! Dan mereka bilang masuk universitas itu atau tidak sama sekali. So? Aku meninggalkan universitas itu, of course, dan masuk Gwangdook secara diam-diam. Easy, right? Supaya orang tuaku tidak curiga, aku menyewa sebuah kamar di apartement. Aku juga meminta pekerjaan sambilan di sebuah family restaurant dan disanalah aku bertemu sahabatku hingga sekarang, Jung Hari. Dia adalah anak dari pemilik restoran itu.

Guess who?” bisik seseorang yang menutup mataku dari belakang. Bahkan dari parfumnya saja aku tau itu kau, Hari-ah.

“Seseorang yang menyukai Lee Sungyeol dan berkata a-hhmph!!” kataku sedikit keras.  Tidak tanggung-tanggung dia langsung membekap mulutku secara keras. “Orang lain bisa mendengarmu ppabo!” bisiknya. Salah siapa sebenarnya ini?

Segera kulepaskan tangannya dari mulutku. “Yak!” teriakku yang mengundang banyak tatapan tidak enak dari banyak orang. Kutinggalkan Hari dibelakang untuk membeli minuman favoriteku di café unversitas ini, chocomint float.

“Dasom-ah~ baby~” dengan malu kutinggalkan dia segera setelah aku mendapatkan minumanku. “I’m not your baby! Stop it!

But you’re cute~ you look like a baby, mumumu~” aish, dimana kelasku ini? Sepertinya mukaku sudah memerah karena menahan malu. Nah, akhirnya aku menemukannya.

Aku duduk secara asal, di bangku ketiga dari depan. Hari ternyata mengambil tempat disebelahku. “Tidak bisakah kau melambatkan jalanmu?” katanya diplomatis sambil mem-pout-kan bibirnya. Aku hanya menanggapinya dengan menggeleng pelan, lalu kembali menyibukkan diri dengan float-ku.

“Dasom-ah!” katanya bersemangat. Ada apa lagi ini?

“Hm?”

“Kita sekelas dengan anak itu!”

“Hu-uh~”

“Kau tau? Dia sangat dingin!”

“Hu-uh~”

“Tapi, biar begitu dia tampan juga..”

“Hu-uh~”

“Tapi, dia juga..”

“Hu-uh~”

Secara paksa, kepalaku ditolehkan ke sekelompok namja dipojok ruangan. “Kau tau siapa yang kubicarakan kan?” Tanya sahabatku ini.

“Hu-uh~ Sungyeol kan? Aku tau kau sudah menyukainya sejak setahun yang lalu, Hari-ah~”

Dia mengusap mukanya frustasi. “Myungsoo! Aku sedari tadi berbicara tentang Myungsoo! Aigoo..”

Aku melihatnya lagi. Tak terasa aku merapalkan namanya berulang kali dalam hati.

Myungsoo..


Mrs. Jinny, dosen pertamaku, ternyata cukup menyenangkan juga. Yeoja keturunan Korea-England ini menjelaskan semua materi dengan tenang.

Dan semua berjalan dengan cepat. Materi, materi, dan akhirnya tugas.

Entah ini keburuntunganku atau tidak, tapi sekarang aku berada di satu kelompok dengannya, Myungsoo. Berdua, duduk di luar café, dimana banyak pasangan lain yang sedang bermesraan. Kami diberi tugas untuk membuat film berdurasi bebas. Sebenarnya itu cukup gampang, tapi masalahnya ada di namja sebelahku ini. Sejak kuliah selesai 20 menit yang lalu, ia masih asik bermain dengan laptopnya disini. Ternyata benar kata Hari, dia sangat... dingin? Aku bahkan tidak tau akan membicarakan apa dengannya. Tentang tugas? Eh, bahkan kita belum berkenalan secara resmi. Apa aku harus mengajak dia bicara duluan? Kenapa tidak dia..

“Apa kau setuju dengan ini?”

Suara dinginnya mengagetkanku. Begitu aku mengangkat kepalaku, dia sedang menunjukan video dari laptopnya. Jadi dari tadi ia sedang membuat video ini? Hanya video pivot* yang singkat, menceritakan kehidupan seorang yeoja biasa. Keluar dari rumah, berada di kelas, berbelanja. Tapi, tidakkah ini terlihat seperti.. stalker?

Aku menatapnya, tepat dimatanya.

2 detik, 5 detik, 10 detik..

“Sudah kuduga kau tidak mengerti ini”

“Memang tidak” kataku tak peduli sambil meminum chocomint float-ku.

“Ini diceritakan dari sudut pandang namja, yang mengambil video ini. Namja ini menyukai si yeoja dan bla bla, kau mengerti maksudku? Merekam semua kegiatan si yeoja dan..” dia terlihat berpikir. “can we do incomplete ending?

Are you serious? Lebih baik kita selesaikan langsung ceritanya, trust me. Kataku. “Sewaktu di high school aku pernah membuat cerita seperti itu dan aku dikejar teman sekelasku selama 3 bulan! Bayangkan! ‘Lanjutannya seperti apa Dasom-ah?’ ‘Apa Rico –nama karakter itu- benar-benar meninggal?’ Seperti itu” lanjutku setelah melihat muka bingungnya.

“Yah, why not? Itu kedengarannya menarik” katanya seraya tersenyum miring. Aku memutar mataku dengan malas. Orang ini keras kepala sekali.

“Pokoknya.” Dia meminum cappuccino-nya sampai habis dan memainkan pivotnya lagi. “Ini tentang kegiatan seorang yeoja, dengan latar suara namja yang menjelaskan semuanya. Tapi semua berhenti saat yeoja ini mempunya namjachingu. Karena suara namja ini menyukai yeoja yang ini. Bagaimana?”

Aku tidak menyangka dia bisa memikirkan jalan cerita begitu. Kupikir dia akan membuat film action atau semacamnya. Tetapi, ini? Romance?

“Temanku bilang Mrs. Jinny menyukai romance. Jadi, kupikir ini tidak ada salahnya.” Katanya seperti ia dapat membaca pikiranku.

“Jadi?” Tanyaku sambil meminum chocomint float-ku. “Siapa pemainnya?”

Dengan muka datar ia menunjukku.

Oh, oke.

WHAT?

“No!” Kataku setengah berteriak sambil menaruh gelas float-ku. Actually, sedikit melemparnya. Oh ayolah! Aku tidak ada pengalaman berakting atau semacamnya!

“Ku pikir kau adalah orang yang cocok. Latar suara namjanya biar aku saja.” Lalu ia berdiri, meminum sedikit float-ku, dan berkata “Aku terlalu malas mencari pemain lagi. Besok pagi kita bicarakan lagi” dan pergi begitu saja.

Chocomint..

Chocomint float-ku..

Aish! Namja apa dia itu! Aku pun meminum habis float-ku yang memang tinggal sedikit dan keluar dengan kesal. Benar-benar tidak sopan!


“Dan kau tau apalagi Hari-ah? Dia meminum float-ku! Chocomint! Heol, memang dia tidak tau itu minuman favoriteku, tapi kenapa dia tidak bilang dulu? Permisi, mungkin? Bahkan kata can I jauh lebih menyenangkan untuk didengar!”

Aku sudah menghabiskan 3 kotak coklat selagi aku ‘curhat’ ke Hari. Mengomel tepatnya. Sudah lewat 3 jam setelah pertemuan terakhirku dengan Myungsoo, tetapi tetap saja aku masih kesal dengan kelakuannya tadi.

“Sudahlah baby~ Dasomie~” kudengar suara air disana. Milk. Yeah, Hari’s favorite drink. “sudah kubilang kan dia seperti itu orangnya? Dingin, tampan, bahkan ada yang memanggilnya namja idaman! Dia memang tampan, tapi namja idaman? Big no!” kekehan kecil keluar dari bibirku.

Hari memang bisa meringankan stressku-

“Tapi kalau aku pikir lagi, idenya bagus juga. Namja yang hanya bisa melihat dari kejauhan~ tapi Dasom-ah..”

“Hm?”

“Kupikir dia menyukaimu. Kalau tidak, kenapa dia langsung menunjukmu menjadi pemainnya? Dan juga, dia memakai suaranya untuk- hallo? Dasom-ah?”

PIIP-

-Atau tidak.


A.N

-Please call me Sherly-

Chapter 1 is out! Wohooo~

Happy reading~

 

Sebagai pengingat aja /?

Semua tempat didalam cerita ini fiksi ya~ jangan coba dicari. Pasti 10% kemungkinan untuk ada /g

Semua nama juga, kecuali member Sistar dan Infinite disini ^^ kalaupun sama pasti itu murni kebetulan.

 

Btw,

Ada yang tau pivot? .-. Sherly bingung gimana njelasinnya .-.

Itu semacam aplikasi animasi tapi kita bikin sendiri. (My brother is so good when playing pivot)

 

Chapter 2 udah dipikiran kok /? Akan segera dikerjakan secepatnya

 

-KimSherly25

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
fresh-salad
#1
belum dimulai ya? yaaah...