~

Mereka bertiga akhirnya bertemu. Bersama-sama pulang ke Seoul dan kebetulan memiliki nomer kursi yang berdekatan. Chanyeol sempat bingung ketika Daehyun datang bersama Baekhyun. dia sama sekali tidak tahu jika Daehyun bersama Baekhyun di jeju.

“oh Annyeonghaseyo Daehyun-ssi” Chanyeol buru-buru membungkuk sopan setelah sekian lama dia tidak bertemu Daehyun.

“wae? Kenapa kau memperlakukanku seperti orang asing hyung-nim?” canda Daehyun.

Chanyeol tersenyum kikuk mendengar Daehyun memanggilnya hyung-nim. Dulu dia yang memberikan ide pada teman dekat Baekhyun ini untuk memanggilya seperti itu karena Daehyun sempat minta diajarkan bermain drum saat dia dan Baekhyun dekat.

“benarkah itu nomor kursimu? Kita bertiga duduk bersebelahan dong! Hahaha” entah kenapa tawa Baekhyun terlihat lepas dan dia menemukan kenyataan ini sangat lucu.

“ehehe entahlah, aku memesan dengan acak Baek. Oh tidak kita harus cepat” Chanyeol berjalan didepan Baekhyun dan Daehyun.

Di dalam pesawat sebelum lepas landas, Chanyeol sudah menemukan tempat kursi mereka bertiga. Sebelah jendela adalah Chanyeol lalu Daehyun dan Baekhyun.

“ah jadi aku paling pinggir?” Baekhyun menggerutu karena dia mudah sekali terbangun jika ada pramugari lewat disampingnya.

“siapa bilang? Kau tengah Baek” Daehyun mendorong tubuh Baekhyun hingga duduk.

“gumawo Damchu~” seru Baekhyun imut. Daehyun hanya menggelengkan kepalanya, mood Baekhyun pagi ini sedang sangat baik.

“apa tadi? Damchu? Astaga itu panggilan yang sangat imut” Chanyeol menambahi dengan guyonan. Baekhyun mengangguk menyetujui. Daehyun hanya membiarkan kelakuan kekanakan Baekhyun hari ini.

Daehyun bukan type orang yang sangat monoton saat di dalam pesawat seperti hanya mendengarkan mp3 saja. Tapi kali ini dia menutup kedua telinganya dengan earphone dan mendengarkan lagu yang ada di iphone Baekhyun. dia tidak membawa iphone miliknya yang ternyata tertinggal di kantor. Lagu kesukaan Baekhyun tidak jauh dari pop dan jazz. Daehyun tidak masalah dengan selera Baekhyun, selama itu tidak mengiritasi telinganya.

Selain alasan itu, karena Baekhyun sangat asyik mengobrol dengan Chanyeol. Demi Tuhan mereka kembali ke kepribdian yang dulu. chanyeol seorang happy virus yang akan menularkan aura positifnya dengan menanggapi lelucon orang lain dengan sangat bagus. Baekhyun terlebih seperti menemukan partner bercerita hal lucu selama dia bekerja menjadi jurnalis. Daehyun sudah pernah mendengar semua cerita itu dan ikut tertawa dengan Baekhyun, tapi reaksi Chanyeol terlihat sangat alami dan membuat Baekhyun bercerita dengan berbagai macam gaya.

Itulah kenapa Daehyun selalu kalah oleh Chanyeol.

“sst~ Daehyun-ah”

Daehyun yang sedang asyik mendengarkan lagu sedikit terkejut karena Chanyeol menepuk bahunya. Dia menoleh.

“bagaimana ini?” bisiknya perlahan, wajahnya nampak bingung.

Daehyun terpaku.

Apa ini yang membuat Chanyeol kebingungan?

Baekhyun dengan wajah malaikatnya tertidur di pundak Chanyeol sebagai sandaran.

Mendadak udara di sekitar Daehyun berkurang. Dadanya sangat sesak.

“aku harus ke toilet, aku tidak tahan Dae, kalau tidak aku bisa kencing di celana”

Persetan dengan Chanyeol, kenapa Daehyun harus terlihat bahwa dia seolah orang ketiga. Seharusnya posisi itu sudah berpindah ke Chanyeol sejak dulu.

“wae? Pindahkan saja kepalanya. Dia memiliki otak kosong, tidak akan berat” Daehyun menyindir. Dia menyindir Baekhyun. seharusnya malaikat polos ini segera sadar dimana seharusnya dia harus bersandar.

“ya... pelankan suaramu, aku tau kau sudah sangat dekat dengannya, tapi kurasa kata-kata itu sedikit kasar”

Masa bodoh Park sialan! Batin Daehyun menjerit.

Chanyeol dengan perlahan menggeser kepala Baekhyun dan setelah Baekhyun terlihat nyaman dia pamit untuk ke toilet.

“kenapa kau dingin padaku eum?”

Daehyun tau Baekhyun sudah bangun saat Chanyeol bicara dengannya tadi. Dia hanya terdiam dan menatap lurus.

Baekhyun menarik lengan Daehyun supaya namja tan itu mendekat. Namun Daehyun tidak mengindahkannya. Dia bersikeras tidak menatap Baekhyun.

“aku tau kau bosan karena aku hanya mengobrol dengan Chanyeol, tapi kali ini aku ingin kau melihatku, tatap aku Dae~”

Daehyun tidak mengerti kenapa pemahaman Baekhyun tentang perasaannya melenceng jauh. Baekhyun selalu salah mengartikan semua tindakannya sejak mereka bersama. Mustahil memang jika Baekhyun harus tau, tapi Daehyun sudah terlalu kaku dengan apa yang ia yakini.

“tatap aku atau aku akan menciummu”

Daehyun tersenyum mengejek. Baekhyun tidak akan berani melakukan hal itu di depan umum, mereka tidak pernah melakukan hal sejauh itu. Hanya pasangan gay remaja yang gemar mempertontonkan kemesraan mereka.

Daehyun melihat ada pramugari yang membawa troli makanan menuju kearahnya.

“ah aku lapar”

Daehyun mengambil dompetnya disaku celana sehingga dia harus menghadap samping bertemu dengan wajah namja mungil yang mendekat dengan cepat. Bibir mereka bertemu pertama kali lalu jemari indah itu merambat ke surai hitam Daehyun menuju tengkuk pemuda itu dan makin menekankan bibir mereka. Daehyun sudah siap akan mendorong Baekhyun namun ciuman Baekhyun sangat menuntutnya. Gerakan lambatnya untuk mengecap bibir tebal Daehyun bagian atas dan bawah bergantian.

Daehyun bisa gila jika Baekhyun tidak berhenti.

“eunghh” Baekhyun mendesah terlalu y.

Daehyun tidak sekuat itu menahan nafsunya.

Tapi ini tempat umum.

Astaga Daehyun berharap ada seseorang yang menyela kegiatan Baekhyun yang melahap rakus bibirnya. Baekhyun melepaskan ciuman mereka, membuat Daehyun sedikit bernafas lega.

“balas aku bodoh” ucap Baekhyun kesal. Mata sayu, bibir plum memerah dan lelehan saliva di bibir Baekhyun membuat Daehyun menelan ludahnya kesusahan. Bagian bawahnya mengeras sempurna. Untung saja dia memakai kain sejak duduk, tapi tetap saja ada gundukan aneh dari kain itu.

“ti-tidak B-Baek.. Ja-Jangan disinih...” Daehyun tergagap bukan main.

“wae~???” Baekhyun mengeluh dan mempoutkan bibirnya.

Daehyun hanya mendorong Baekhyun dan dia berlari ke toilet dengan cepat. Memegangi dadanya yang bergemuruh.

Jantungnya bahkan menggila karena Baekhyun.