Final

Back To December

Tittle : Back To December

Cast : Cho Kyuhyun, Choi Siwon and Others

Genre : Romance, Angst

Warning : GS!Kyu, GS!Jae, unbeta-ed, angst, tanpa plot, ending gaje.

A/n : cerita gak jelas, jangan dibaca! Ini cerita beneran gak jelas, cuma cerita yang tiba-tiba muncul dari pikiran saya ketika dengerin lagu TS- Back To December, saya suka banget sama lagu itu #gaknanyawoy okelah itu aja. Kalo masih ada yang nekat baca, monggo. Selamat membaca #tebarsenyumsiwon

 

 

 

...

I’m so glad, you made time to see me

How’s life? Tell me how’s your family

I haven’t seen them in a while

 

“Apa kabar, Siwonnie?” Tanyaku sambil menatap namja yang saat ini duduk di depanku. Namja yang sangat dan selalu kurindukan. Namja terbaik yang pernah hadir di hidupku setelah Appaku. Choi Siwon, namja pemilik hatiku.

“Aku baik.” Jawabnya dengan nada datar. Aku mengerti. Sangat mengerti, wajar jika Ia bersikap seperti itu terhadapku. Namja paling ramah bahkan terhadap orang yang tidak dikenalnya sekalipun. Namja paling sopan dan paling lembut itu sekarang bersikap dingin kepadaku. Walaupun aku mengetahui alasan dibalik sikapnya ini tetap saja aku merasa sakit. Mata yang selalu menatapku penuh cinta dan kata-kata yang selalu diucapkan dengan nada lembut kepadaku kini berganti dengan tatapan datar dan nada dingin. Ingin menangis, tapi aku tidak mau membebaninya lagi. Sudah cukup untuknya.

 

You’ve been good, busier than ever. We small talk, work and the weather. Your guard is up and I know why.

 

“Maaf mengganggumu. Aku tahu kau pasti sangat sibuk dengan perusahaanmu yang baru saja berhasil memasuki pasar eropa, tapi aku malah meminta untuk bertemu. Aku….”

“Tidak apa. Kebetulan aku sedang cukup lenggang siang ini.” Datar. Sangat datar, salahkah aku jika berharap Siwon akan berbicara lembut dan menatap cinta kepadaku seperti saat kami masih bersama? Menunduk, menautkan kedua tangan yang berada di pangkuanku dan meremasnya. Aku menghirup udara perlahan, menyembunyikan mata yang sudah berair ini. Aku tidak mau dia melihatku menangis.

 

Because the last time you saw me

Is still burned in the back of your mind

You give me roses, and I left them there to die

 

“BA…by.” Teriakan siwon melemah begitu melihat objek didepannya.

Siwon baru saja kembali dari supermarket di dekat gedung apartemen Kyuhyun sesaat setelah ia datang ke apartemen itu dan melihat persediaan makanan bahkan cemilan Kyuhyun sudah habis. Tidak ingin kekasihnya kelaparan dan melewatkan makan malam, ia pun bergegas ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa bahan makanan dan cemillan kesukaan Kyuhyun.

Sekembalinya ia dari supermarket dan sampai di lantai apartemen milik kekasihnya itu, ia panic saat melihat pintu apartemen yang tidak tertutup rapat. Ia yakin saat keluar tadi, ia sudah menutup pintu itu dengan rapat. Itu sebabnya ia menjadi panik ketika kembali dan melihat pintu yang tidak tertutup itu. Berbagai pikiran negative segera melintas di otaknya, bagaimana jika kekasihnya itu dalam bahaya? Perampokkan? Penculikkan? Pemer….

Setengah berlari memasuki apartemen itu dan berteriak memanggil sang kekasih. Ia pun dibuat tercengang dengan penglihatannya saat ini.

“HAHAHA… kali ini aku akan mengalahkanmu, Kyu. Aku tidak akan membiarkanmu menang dariku. Hahaha….”

“Kita lihat saja Chwang. Kau tidak mungkin mengalahkanku meskipun kau berlatih setiap hari. Bersiaplah untuk kekalahanmu Chwangminnie.”

Disana, Kyuhyun kekasihnya sedang berjalan berangkulan dengan seorang pemuda bernama Shim Changmin yang diketahuinya sebagai sahabat kekasihnya tersebut. Pemuda itu, Changmin, melingkarkan tangannya dibahu Kyuhyun dengan tangan satu lagi mengusak surai coklat Kyuhyun, sedang Kyuhyun sendiri melingkarkan tangannya di pinggang Changmin sambil berjalan masuk ke ruang tengah. Buket mawar putih yang digenggam Kyuhyun ditangan kirinya itu diletakkan begitu saja di meja kecil di ujung lorong. Buket itu jatuh ke lantai karena Kyuhyun meletakkan dengan terburu-buru untuk membalas mencubit pipi Changmin.

Siwon terdiam dengan tatapan kosong. Hatinya sakit melihat keakraban Kyuhyun dan Changmin. Jika orang lain yang tidak mengenal Kyuhyun dan Changmin melihat mungkin mereka akan mengira bahwa Kyuhyun dan Changmin adalah sepasang kekasih yang saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Lebih sakit lagi saat ia melihat Kyuhyun mengabaikan bunga pemberiannya, meletakkan bunga itu di atas meja nakas begitu saja bahkan tidak peduli ketika bunga itu jatuh ke lantai. Siwon memang tahu jika Kyuhyun bukan tipe wanita romantis yang akan senang diberi bunga bahkan sampai mengangis haru. Kyuhyun adalah wanita yang lebih suka jika diberi kaset game baru, pergi ke game center dan membeli game konsol terbaru. Ia sangat mengetahui hal itu. Ia melihat Kyuhyun menatap datar saat ia memberikan bunga itu kepadanya, lalu tersenyum dan mengatakan bahwa ia akan menaruh bunga itu didalam vas setelah mengucapkan terima kasih.

Siwon melangkah memasuki apartemen itu dengan gontai. Ia membiarkan bunga yang terjatuh itu tergeletak di lantai. Begitu sampai di ruang tengah, ia terdiam beberapa saat berharap jika Kyuhyun menyadari kehadirannya.

Namun lagi-lagi ia harus menelan kekecewaan saat Kyuhyun tidak menyadarinya sedikitpun dan masih terus terfokus pada game nya. Siwon melangkahkan kakinya menuju dapur untuk meletakkan belanjaannya, merapikan dan meletakkan beberapa ke dalam lemari pendingin dan menyisakan sebagian untuk dimasak sebagai makan malam Kyuhyunnya.

 

So this is me swallowing my pride

Standing in front of you saying, “I’m Sorry for that night”

And I go back to December all the time

It turn’s out freedom ain’t nothing but missing you

Wishing I’d realized what I had when you were mine

And I go back to December turn around and make it allright

And I go back to December all the time.

 

“Siwonnie… Mianhae…” Siwon terdiam, ia menatapku dengan pandangan kosong. Aku melihatnya, kekecewaan dan luka. Terlihat jelas dalam tatapan matanya padaku. Ia masih diam dan menatapku terluka, aku tahu bahwa aku sudah mengecewakan dan sangat melukai hatinya. Perlahan ia mengarahkan tangannya, aku pikir dia akan menampar atau memukulku. Tidak, Siwon bukan pria seperti itu. Dia justru mengusap pipiku dengan lembut, menghapus air mata yang bahkan aku tidak sadari sudah menetes ke pipiku. Melihat tatapan terlukanya membuatku menangis. Aku benar-benar menyesal menyia-nyiakan pria baik dihadapanku.

“Uljima…” Ucapnya pelan dengan suara serak. Aku tahu ia menahan tangisnya. Kedua matanya memerah.

“Jebal uljimarayo, Kyuhyunnie...”Aku semakin terisak mendengar ucapannya. Bahkan disaat seperti ini, ia masih memperhatikanku.

“Tidak ada yang perlu dimaafkan, Kyu. Jadi kumohon, jangan menangis lagi. Aku tidak bisa melihatmu menangis. Itu menyakitkan.”

 

These days I haven’t been sleeping

Staying up, playing my self leaving

When your birthday passed and I didn’t call

 

“Kyunnie, neo eodiseo?” Tanya Jaejoong begitu teleponnya terjawab.

“Aku masih dikantor, Eonnie. Wae?” Tanyaku tanpa menghentikan kegiatanku yang sedang memeriksa beberapa laporan di layar computer.

“MWO? YAH! Kenapa kau masih dikantor? Cepat datang ke sini. Aku akan mengirimkan alamatnya nanti.” Perintah Jae Eonni padaku.

“Memangnya ada apa? Aku tidak bisa kesana, eonnie. Mianhae, laporan ini harus selesai malam ini juga.” Jawabku seadanya. Sebenarnya laporan ini bisa kuselesaikan besok, tetapi karena besok aku ada janji pergi dengan Changmin untuk menemaninya mencari hadiah untuk pernikahan orang tuanya, jadi laporan ini harus selesai hari ini juga.

“Kau lupa besok hari apa, eoh?”

“Kau aneh, eonnie. Tentu saja besok hari sabtu. Mana mungkin aku lupa, lagi pula besok aku ada janji pergi dengan Changmin.”

“Aish… bukan itu maksudku, kyunnie. Besok memang hari sabtu, tapi besok itu tanggal 7 April.”

“Lalu?” Jawabku acuh.

“YAH!! Besok itu hari ul-“

“Sudahlah Eonnie. Kau menggangguku. Nanti aku hubungi lagi, ne. Annyeong”

Pip

“…ang tahunnya Siwonnie.”

 

Then I think about summer, all the beautiful times

I watched you laughing from the passenger side

And realized I loved you in the fall

 

“Siwonnie, kita mau kemana?” tanyaku kepada Siwon. Tadi pagi dia datang ke apartemenku, menyuruhku bersiap-siap, setelah sarapan dia langsung mengajakku pergi.

Aku menoleh kearahnya yang tengah mengendarai audy miliknya. Dia tampan, sangat tampan. Dengan kacamata hitam yang dipakainya, kaus polo putih dan jeans biru serta sepatu boots coklat yang dikenakannya. Semakin menatapnya, entah kenapa jantung ini berdetak semakin keras. Hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Saat rambu lalu lintas berubah merah, ia menolehkan kepalanya menghadapku. Dan aku bisa dengan jelas melihat tatapan hangat penuh cinta darinya yang saat ini menatapku intens. Membuat wajahku semakin memerah karena malu dan jantung yang berdetak semakin kencang. Astaga Cho Kyuhyun, kemana saja kau selama ini, eoh? Kenapa baru menyadarinya sekarang. Bodoh.

Ya, aku tahu sekarang.

Bahwa aku…

Cho Kyuhyun...

Sudah jatuh cinta...  

Pada Choi Siwon

Namja yang sedang duduk di kursi kemudi. Namja yang menyandang status sebagai kekasihku 6 bulan lalu.

 

And when the cold came, the dark days

When fear crept into my mind

You give me all your love and all I give you was goodbye

 

“Siwonnie, eodiseo?” Tanyaku begitu sambungan telepon terjawab.

“erm… aku di… aku di kantor, baby. Waeyo?”

“Jinjja? Kau tidak sedang berbohong padaku?”

“A… Aniya, Baby. Aku tidak berbohong. Sungguh”

“Arasseo.”

 

‘Temui aku jam 8 malam ini di taman sungai han.’

 

“Choi Siwon-sshi, uri heeojija!” Ucapku menatapnya datar

“MWO?”

“Ne.”

“I… ini tidak lucu, Baby.”

“Aku tidak bercanda”

“Ta… tapi…”

“Aku hanya ingin menyampaikan itu saja. Selamat malam.”

“Baby, jelaskan padaku! Kenapa tiba-tiba seperti ini?”

“Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, Choi Siwon. Aku mau kita berpisah. Apakah itu kurang jelas?” jawabku seraya berbalik pergi. Aku meringis karena dia tiba-tiba  menarik tanganku ketika berbalik dan mencengkram lenganku dengan keras. Ini sakit.

“Lepaskan, siwon-sshi.”

“Tidak sebelum kau menjelaskan semuanya padaku.”

“Tidak ada yang perlu kujelaskan lagi.”

“Tentu saja ada. Kau tiba-tiba mengirim pesan meminta bertemu dan saat kita bertemu kau meminta putus begitu saja. KAU PIKIR AKU AKAN MENERIMANYA?” teriak Siwon di akhir. Sepertinya dia tidak bisa menahan emosinya lagi. Selama bersamaku dia tidak pernah berteriak dan menatap tajam seperti itu. Dia berubah. Mungkin karena gadis itu.

“Lalu… kau pikir aku mau dibohongi?” ucapku datar.

“Apa maksudmu?” tanyanya bingung

“sudahlah. Aku lelah.” Jawabku seraya berlalu pergi dari hadapannya. Kali ini dia tidak menahanku lagi.

Begitu berbalik, air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya menetes. Aku mencintainya, sangat. Tapi aku tidak bisa bersamanya lagi jika kenyataannya dia lebih bahagia bersama gadis lain. Gadis yang tadi siang aku lihat sedang bersamanya di toko perhiasan. Gadis asing yang tidak ku ketahui. Dia tersenyum begitu tulus penuh kebahagian dan dibalas gadis itu dengan senyum yang sama.

 

I miss your tanned skin, your sweet smile,

So good to me, so right

And how you held me in your arms that September night

The first time you ever saw me cry.

 

Satu bulan berlalu setelah aku meminta memutuskan hubunganku dengan Siwon. Dia masih menghubungiku, meminta penjelasan atas keputusanku. Tapi aku selalu berhasil menghindar darinya.

Aku merindukannya, sangat.

Dia yang selalu tersenyum kepadaku.

Pelukan hangatnya untukku ketika kepergian halmeoni yang sangat ku sayangi.

Dia yang menghapus air mataku saat itu.

Saat halmeoni pergi untuk selama-lamanya.

Saat pertama aku menangis dihadapannya.

Choi Siwon, aku merindukanmu.

 

Maybe this is wishful thinking

Probably mindless dreaming

But if we loved again I swear I’d love you right

 

"Waeyo, kyu?" Tanya Siwon saat mengetahui aku menatapnya intens. Wajahku memerah ketika ketahuan sedang menatapnya.

"A... Erm... Aniyo" jawabku gugup.

"Bukit ini masih indah, seperti dulu." Ucapku mengalihkan tatapan ke depan. Menatap pemandangan indah yang tersaji dari sini. Tempat terindah untukku. Karena di bukit inilah Siwon memintaku untuk menjadi kekasihnya. Ditemani bias cahaya matahari yang hendak terbit. Kenangan yang tak akan pernah kulupakan dan akan terus melekat kuat di otakku.

Seandainya bisa...

Aku pasti akan memilih untuk mengulang kembali kenangan itu. Kenangan terindah bagiku.

Meski tak kupungkiri jika aku berharap untuk mengulanginya lagi. Bermimpi untuk bisa bersama dengannya lagi. Merajut kembali cinta ini. Dan jika itu benar-benar terjadi, aku tidak akan menyia-nyiakan dirinya lagi. Aku akan mencintainya sepenuh hatiku. Mencintainya dengan benar selayaknya dia mencintaiku dengan segala keteguhan hatinya.

 

I’d go back in time and change it but I can’t

So if the chain is on your door I understand

...

 

"Siwonnie" Panggilku lirih menatapnya.

Dia berbalik menghadapku, menatap balik kepadaku dengan tatapan lembut penuh cintanya. Meskipun luka itu masih disana.

"A... Aku..."

"...Masih adakah kesempatan untuk kembali bersama lagi, Siwonnie?" Tanyaku padanya, aku tak peduli lagi. Aku hanya ingin kembali bersamanya. Aku tidak bisa jika itu bukan dia.

Siwon diam. Dia memandangku dalam diam. Aku tidak mengerti arti tatapannya padaku. Mataku sudah berembun, ingin menangis, aku berusaha menahan air mata ini agar tidak menetes.

Siwon menangkup kedua pipiku. Menatap mataku dalam dan mendekatkan wajahnya. Aku mengerti. Memejamkan mata ketika wajahnya sudah semakin dekat. Ya. Dia menciumku. Siwon menciumku. Tapi air mata ini justru menetes tanpa henti. Aku terisak ketika merasakan bibir lembutnya dibibirku. Sungguh, ini benar-benar sakit.

Kata yang diucapkan siwon sebelum menciumku benar-benar membuatku sesak. Jika seperti ini saja sudah sakit, bagaimana mungkin Siwon bertahan dalam sakit ini. Mungkin yang dialami Siwon lebih menyakitkan dari ini. Aku mengerti. Meskipun sakit, tapi aku mengerti.

"Mianhae..."

 

But this is me swallowing my pride

Standing in front of you saying, “I’m sorry for that night” And I go back to December

It turns out freedom ain’t nothing but missing you

Wishing  I’d realized what I had when you were mine

I’d go back to December turn around and make it all right

I’d go back to December turn around and change my own mind

 

'Mianhae, Kyu.

Aku mencintaimu, selalu dan selamanya.

Cinta ini akan selalu tersimpan didalam hatiku.

Selamanya hanya ada satu nama

Cho Kyuhyun

Aku hanya belum siap

Aku masih harus menyembuhkan lukaku

Aku takut luka ini akan menyakitimu juga nantinya dan aku tidak mau kau terluka

Untuk itu, maafkan aku

CSW'

 

...

I’d go back to December  all the time All the time

...

 

"Gwaenchana, wonnie...

Seharusnya aku yang meminta maaf padamu

Aku juga mencintaimu, Siwonnie.

Selalu dan selamanya.

Aku harap kita bisa bersatu kembali.

Aku menunggumu, wonnie." Kyuhyun mengucapkan kalimat itu setelah membaca pesan siwon untuknya. Air matanya masih menetes. Dia memejamkan matanya. Bertekad dalam hati untuk mengejar cintanya. Dia tidak akan menyerah. Sekarang saatnya dirinya yang berjuang untuk bersama Siwon. Yah. Dia akan berjuang untuk bersama Siwon.

...

 

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
BabyBugsy
#1
Chapter 1: huhuuhuhuuu tragis, penyesalan memang datangnya terakhir. Harusnya kyuhyun bisa tulus mencintai siwon. Semoga kyuhyun bisa bersatu kembali dgn siwon suatu saat nanti :)
love2siwon #2
Chapter 1: Aigoo...kyunnie mungkin ini balasannya, karena udh menyakiti siwonnie. Mungkin siwonnie memang butuh waktu.
Semiga ada sequelnya.
ddaraz #3
Chapter 1: wajar sih kalo siwon membutuhkan waktu
karna kesalahan kyu memang sulit untuk dimaafkan
terlalu sakit untuk bisa membuat hati menjadi baik2 saja
cinta gak cukup tapi juga kepercayaan dan juga komunikasi yg baik
ratnasparkyu #4
Chapter 1: lanjut dong
Wulwul0705
#5
Chapter 1: Ku rasa ini harus di lanjut hahahhaha
FiWonKyu #6
Chapter 1: Meski diawal ga nyangka sama sikap kyukyu yg anti siwon dan siwonnya yg ngejer2 kyukyu terus tapi akhirnya setelah kyukyu sadar dia diposisi siwon kyk gini, jadi mereka itu keliatan saling membutuhkan satu sama lain..yah siwon cuma butuh waktu..