Heart

Heart

Cast : Park Yunhee (OC), Cho Kyuhyun (SJ), Lee Donghae (SJ), Jung Mari (OC), Cerry Walker (OC) , and other

Rate : T

Genre : Friendship, Hurt (maybe)

Warning : Typo, OOC, Alur berantakan, Plot gak jelas, dan kekurangan yang lain

Disclaimer : They belong to God, Their parents, and Themselves

RnR

 

DLDR

 

Enjoy :)

 

HEART

Chapter 2

 

Hari pertama masuk sekolah biasanya akan memberikan efek yang berbeda-beda pada setiap anak. Ada yang merasa senang ada pula yang merasa malas untuk kembali ke sekolah. Biasanya anak tingkat ataslah yang malas kembali kesekolah. Bukan karena tidak menginginkan tambahan ilmu, hanya saja mereka harus bertemu dengan beberapa orang yang menurut mereka menyebalkan.

Entah itu para sonsae ataupun chinggu. Tapi mereka terpaksa harus berangkat sekolah agar tidak mengecewakan orangtua mereka yang telah bekerja keras. Lagi pula bertemu dengan teman yang tidak kita temui saat liburan juga merupakan hal yang menyenangkan. Saling berbagi cerita saat liburan merupakan agenda yang selalu dilakukan setiap siswa ketika sekolah kembali dibuka.

 Transportasi umum yang jarang digunakan para pelajar saat liburan kini kembali penuh. Bahkan ada yang tidak kebagian tempat duduk dan terpaksa berdesakan dengan penumpang lain.

 “Aish, seharusnya anak itu mengabariku jika hari ini tidak bisa menjemputku”kesal seorang gadis yang kebetulan tidak mendapat kursi entah kepada siapa. Sementara seorang yeoja lain yang berada tepat disamping bawahnya hanya melihatnya sekilas sebelum kembali fokus kepada benda biru panjang ditangannya.

Gerutuan gadis diatasnya benar-benar membuat gadis yang sibuk dengan gamenya terganggu. Untung saja sekarang gilirannya untuk turun, jadi dia tidak perlu mendengarkan gerutuan tak jelas dari gadis berseragam AIS itu.

 “Berhentilah merutuki nasib burukmu nona, jika kau terus melakukannya maka keberuntunganmu hari inipun akan menjauhimu” bisiknya kepada gadis itu sebelum turun dari bis. Sementara gadis berseragam AIS itu hanya dapat mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang dibisikan seseorang barusan.

******

 Art International School

Lima menit sebelu bel berbunyi, tampak seorang gadis manis berlari mendekati pintu gerbang.

 “Huft...untung tidak terlambat”katanya seraya melihat jam yang melingkar di tangan kanannya. Dia sama sekali tidak menyadari jika ada seseorang yang berlari menuju kearahnya.

 “Yunhee, mianhe” kata seseorang yang berlari tadi. Tapi tak ada tanggapan dari yang punya nama. Gadis bername tag Park Yunhee itu terus saja berjalan seolah tidak ada orang yang berbicara padanya. Karena kesal diacuhkan oleh Yunhee, orang itu menarik lengan gadis manis itu dan memaksanya untuk melihat kearahnya.

 “Dengar, aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa menjemputmu hari ini. Tiba-tiba saja tadi Ahra noona menyuruhku untuk mengantarnya ke kampus, okay” jelas orang itu yang ternyata adalah Kyuhyun.

 “Baiklah kau kumaafkan tapi ada syaratnya, ” kata Yunhee

 “Everything for you” sahut Kyhyun antusias.

“Kau harus membantuku berkenalan dengan sunbae yang waktu itu, otte?” lanjut Yunhee

 “Ne, baiklah” kata Kyuhyun menyanggupi syarat yang diajukan sahabatnya itu. Dia sama sekali tidak menyangka jika hal itu yang dijadikan syarat oleh Yunhee, tapi karena telah berjanji dia akan menepatinya.

 Kantin adalah tempat dimana semua siswa dari beberapa jurusan bertemu. Seperti halnya Yunhee dan Kyuhyun. Mereka memang mengambil jurusan yang berbeda, design untuk Yunhee dan music untuk Kyuhyun. Tapi perbedaan itu tidak membuat keduanya berjauhan. Seperti saat ini, mereka tengah menyantap makan siang di kantin dan duduk berhadapan.

 “Harga makanan disini benar-benar sangat mahal. Bahkan aku bisa membeli beberapa porsi jjangmyeon di kantin sekolah kita dulu” kata Yunhee yang menatap tak percaya harga jjangmyeon yang tertera di daftar menu. Dia seolah enggan menyantap jjangmyeon dihadapannya mengetahui seberapa mahal harga yang harus di bayarnya.

 “Makanlah, aku akan mentraktirmu” kata Kyuhyun mengetahui seberapa perhitungannya yeoja dihadapannya ini.

 “Tapi Kyu, ini terlalu mahal” Yunhee tetap tidak bisa menerimanya.

 “Tentu saja, kau pikir AIS disediakan untuk siapa eoh? ”balas Kyuhyun dengan smirk diwajah tampannya.

 “Cih, kau benar. Aku hanya seseorang yang beruntung bisa menjadi bagian dari sekolah elite ini” kata Yunhee, dan akhirnya dia memulai memakan jjangmyeon pesanannya. Mereka melanjutkan makan siang dengan menceritakan apa saja yang telah terjadi di hari pertama menjadi bagian dari AIS.

Tak lama kemudian beberapa lelaki menghampir dan bergabung dengan mereka. Dua lelaki memilih duduk disamping kanan kiri Yunhee, dan seorang lagi duduk disebelah Kyuhyun. Mengetahui siapa yang duduk dihadapannya kini Yunhee hanya mampu menundukkan kepala.

Sepertinya dia masih ketakutan dengan lelaki yang membentaknya beberapa hari yang lalu. Tidak hanya itu, semeja dengan empat lelaki tampan membuat Yunhee mendapat pandangan iri dari beberapa siswi yang berada di kantin.

“Tak masalahkan jika kami bergabung Kyu?”tanya lelaki yang duduk disebelah kiri Yunhee.

“Tentu hyung” jawab Kyuhyun.

“Apa dia teman yang membuatmu tidak memiliki waktu bersama kami?”tanya lelaki itu lagi.

“Hmm” hanya gumaman yang didapatnya dari sang sepupu.

“Apa kau teman Kyuhyun?” kali ini lelaki itu bertanya kepada Yunhee.

“Nnne, ss...sun...sunbaenim” jaawab Yunhee gugup. Dia juga mendengar seseorang disebelah kanannya berusaha menahan tawa mendengar jawaban satu-satunya gadis di meja itu.

“Kenapa kau gugup seperti itu? Apa aku membuatmu takut?” tanya lelaki itu lagi.

“Dia tidak takut padamu Hae, sepertinya dia takut pada Sungmin hehehe :D” kelakar lelaki disisi lainnya seraya tertawa lepas.

“Bukan seperti itu,”jawab Yunhee dan spontan dia mengangkat wajahnya. Tapi melihat raut wajah Sungmin yang sama sekali tidak ada kesan ramahnya membuatnya menunudukkan kepala lagi.

“Benarkan?” kata lelaki itu membenarkan tebakannya.

“Kau benar Hyukie hyung, tidak ada seorangpun yang berani memandang wajah Sungmin Hyung saat pertama kali mereka bertemu, hahahaha” Kyuhyun ikut tertawa.

“Kau melupakan seseorang Kyu” kali ini terdengar suara dingin Sungmin.

“Eh, benarkah? Nugu?” tanya Kyuhyun penasaran.

“Bagaimana dengan Cerry, pertama kali bertemu dengan Sungmin dia langsung menarik dan mengatai pipi chubynya seperti bakpao”jawab leleki yang diketahui bernama Hae oleh Yunhee. Dia juga berpikir apa mungkin namja yang sekarang duduk disampingnya adalah orang yang sama dengan namja yang waktu itu. Apalagi keberadaan dua sunbae yang pernah ditemui saat itu juga berada satu meja dengannya.

“Aishh...dia adalah gadis paling aneh yang pernah kukenal” kesal Sungmin mengingat pertemuan pertamanya denga gadis yang sedang mereka bahas.

“Hahahaha.....itu adalah waktu yang sangat langka bukan? Dimana seorang Lee Sungmin tidak bisa memasang wajah dinginnya lagi. Tapi jika kau bisa tahan berteman dengan Kyuhyun kenapa kau takut dengan Sungmin, emm nona...” kata-katanya terpotong dengan cepat oleh gadis yang sedang diajaknya berbicara.

 

*Yunhee pov*

 

“.....Tapi jika kau bisa tahan berteman dengan Kyuhyun kenapa kau takut dengan Sungmin, emmm nona...”

“Yunhee, Park Yunhee” kataku memotong perkataan lelaki disamping kiriku. Betapa terkejutnya aku ketika lelaki yang menghiasi mimpiku beberapa hari terakhir ini berada tepat didepanku. Bahkan dalam mimpipun aku tidak pernah sedekat ini dengannya. Ternyata dugaanku tadi tidak salah.

Aigoo...dia benar-benar sangat tampan. Tidak pernah aku melihat seseorang setampan dia. Terlalu berlebihankah? Aku rasa tidak, jika kalian melihat bagaimana mata coklat itu memandangmu dengan sangat lembut.

Entah apa yang terjadi padaku saat mata kami saling menatap, aku merasa beasiswa yang kudapat untuk bisa masuk AIS bukan apa-apa jika dibanding dengan tatapan lembut itu. Hingga kurasakan nyeri di dahiku. Dan dapat kulihat jika Kyuhyun baru saja menyentil dahiku dengan tangannya.

“Puas melihat dan mengagumi wajah Donghae hyung eoh?” tanyanya sarkastik.

“Apa maksudmu?” tanyaku berusaha mengelak seraya mengelus dahiku yang masih agak sakit.

“Cih, apa kau tahu yang baru saja kau lakukan itu sungguh memalukan Yunhee” kata Kyuhyun. Jujur aku bingung dengan yang dimaksud Kyuhyun.Memang apa yang telah kulakukan tadi. Ommo, bagaimana jika lelaki disebelahku ini tahu kalau aku mengaguminya. Mati aku. Aku benar-benar takut melihat kearahnya, ditambah tatapan mengintimidasi dari Sungmin sunbae.

“Mianhe sunbae aku tidak bermaksud seperti itu” kataku meminta maaf.

“Hehehe, gwenchana Yunhee-ah. Dan jangan memanggilku seformal itu, kau bisa memanggilki oppa” katanya dengan senyum indah terukir. Aigooo dia benar-benar sangat tampan.

“Ne opp...oppa” kataku gugup. Mimpi apa aku semalam hingga bisa berkenalan dengan lelaki yang kusuka. Tapi tunggu aku belum tahu nama lengkapnya. Aishh...Yunhee pabbo. Bukankah tadi Kyuhyun juga sempat menyebut namanya.

Karena terlalu kesal aku jadi tidak begitu memperhatikan Kyuhyun tadi. Aigoo... Aku benar-benar malu dihadapan para sunbaenim, untung bel berbunyi dan itu menyelamatkanku.

“Baiklah sampai jumpa Yunhee-ya, Kyuhyunie” katanya seraya tersenyum dan pergi meninggalkan kami.

“Ne oppa” jawabku terlalu bahagia. Melihat sikapku yang seperti anak kecil ‘Hae’oppa hanya bisa tersenyum, sementara Hyukjae oppa kembali tertawa dan jangan tanyakan ekspresi Sungmin oppa.

“Aku menepati janjiku bukan?” tanya Kyuhyun sebelum kami juga berpisah.

“Ne Kyu, gomawo”kataku, meski kejadian yang baru saja terjadi bisa dikatakan sebuah kebetulan. Dan kami pun bersiap kembali ke kelas. Karena teringat jika aku belum tahu nama ‘Hae’ oppa tanpa ragu aku berteriak kepada Kyuhyun, tapi sepertinya dia tidak mau melakukan cara yang sama untuk memberitahuku. Dapat kurasakan jika ponselku berbunyi dan ada satu pesan dari Kyuhyun.

 ‘Donghae, namanya Lee Donghae’

Dan aku kembali ke kelas dengan senyum lebar, tak lupa pula melompat-lompat kecil sebagai kebiasaanku jika terlalu bahagia. Aku benar-benar tidak peduli jika orang yang melihatku menganggapku gila. Aaa....aku benar-benar bahagia. Sepertinya gadis di bus itu benar, seandainya tadi aku tidak langsung memaafkan Kyuhyun mungkin aku belum mengetahui nama Donghae oppa. Dan siapapun dirimu terima kasih.

 

*Yunhee pov end*

 

Setelah seharian berkutat dengan pelajaran dan tugas yang membosankan, jam pulang adalah hal yang paling diinginkan para siswa. Tak terkecuali dengan Park Yunhee. Meski dia sangat senang karena bisa menjadi bagian dari sekolah seelite AIS, tetap saja dapat merasakan bosan jika hanya disuguhi tanyangan tentang jaman joseon yang monoton.

Dan mendengar bel tanda pulang berbunyi dia dan seluruh temannya tampak bersemangat merapikan buku-buku yang beberapa waktu yang lalu beralih fungsi menjadi bantal. Setelah sang guru keluar, mereka berebut untuk segera meninggalkan kelas secepatnya.

Merasa tidak akan bisa melewati temannya yang berdesakan, Yunhee memutuskan untuk keluar setelah tidak ada yang berebut lagi. Tapi dia sama sekali tidak menyadari jika keputusannya saat itu akan membawanya kepada sebuah tragedi yang tidak akan pernah dilupakannya.

Ketika keadaan lebih tenang, Yunhee mulai beranjak dari bangkunya. Dia tidak mau membuat Kyuhyun semakin lama menunggunya. Tak berapa lama kemudian dirasakannya cengkreman di lengan kanannya. Dia tidak mengenal gadis-gadis yang menyeretnya ke koridor yang paling sepi. Berhubung ini adalah hari pertama sekolah, maka kegiatan ekstra belum dilaksanakan. Dihempaskannya tubuh Yunhee di dinding dengan lumayan keras, dan itu membuat gadis manis itu sedikit mengerang.

“Apa-apan ini? Siapa kalian?” tanyanya kepada tiga gadis dihadapannya.

“Cih, gadis miskin sepertimu tidak pantas mengenal Donghae, Sungmin, dan Hyukjae”kata gadis berambut blonde, Park Yuura seraya menarik rambut panjang Yunhee kebelakang.

“Memang apa urusan kalian?” tanya Yunhee dengan menahan rasa sakit dikepalanya.

“Karena mereka adalah milik kami” sahut gadis berambut pendek, Lee Jisuk dingin. Tak lupa tangan lentiknya mencengkeram pipi Yunhee hingga memerah.

“Jika Donghae oppa milik kalian seharusnya kalian tidak melakukan hal menyedihkan seperti ini” kata Yunhee marah, dia benar-benar tidak peduli jika akan berakhir saat ini juga. Dia bahkan tidak mengerti kenapa dia sangat marah ketika tiga gadis itu mengklaim Donghae sebagai miliknya.

“Beraninya kau...” geram gadis berambut brunete, Song Hyori dengan tangan bersiap untuk memukul Yunhee.

“Hentikan...” teriakan seorang gadis lain dari ujung koridor. Gadis itu menghampiri keempatnya.

“Aku tidak menyangka jika gadis yang dikenal baik hati mapu melakukan hal sekeji ini kepada anak tingkat pertama” lanjut gadis manis bersurai madu yang baru saja menghentikan aksi Song Hyori, Kim Hyeyeon dingin. Tidak ada balasan yang bisa dilontarkan oleh ketiga yeoja yang membully Yunhee.

“Sebaiknya kalian pergi jika tidak ingin hal ini diketahui seluruh anak AIS besok pagi ” lanjutnya.

“Urusan kita belum selesai” bisik Yuura kepada Yunhee sebelum meninggalkan kedua gadis itu bersama temannya.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Hyeoyeon kepada gadis manis didepannya.

“Ne, gwenchana. Gomawo sunbaenim,” jawab Yunhee, dia benar-benar bersyukur atas kedatangan sunbaenya itu.

“Tak masalah. Lagipula aku juga tidak begitu menyukai mereka. Dan sebaiknya jangan membuat masalah lagi dengan mereka.” Kata Hyeoyeon.

 “Kim Hyeoyeon, jurusan tari grade kedua” lanjutnya seraya mengulurkan tangan kepada Yunhee.

“Park Yunhee, jurusan design” sahut Yunhee seraya menerima uluran tangan sunbae manisnya.

“Mianhe sunbaenim aku harus pergi,temanku telah menunggu, Annyeong” lanjutnya. Setelah mendapat persetujuan dari sunbae penolongnya Yunhee langsung berlari.

“Sekali lagi gomawo sunbaenim” teriaknya yang hanya dibalas debgan lambaian tangan. Setelah sosok Yunhee menghilang dibalik belokan koridor, tiga lelaki yang menyaksikan kejadian itu keluar dari tempat persembunyiaanya. Mereka adalah lelaki yang menjadi sumber kemalangan yang menimpa juniornya barusan.

“Gomawo, Hyeoyeon-ah” kata lelaki bermata teduh, Lee Donghae.

“Cheonmaneyo Hae,”jawab gadis itu dengan senyum terukir di wajah manisnya. Dan mereka berempatpun meninggalkan sekolah yang mulai sepi.

Sementara itu,diparkiran AIS terlihat seorang lelaki yang sedang kesal karena menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Dia berpikir jika orang yang ditunggunya masih marah, dan akhirnya memilih menghubungi seseorang yang selalu menjadi tempatnya mencurahkan semua kegundahan hatinya tanpa takut rahasianya akan terbongkar.

“Mian...hosh...hosh...Kyu” kata seorang gadis tersengal-sengal dibelakangnya.

“Baiklah, sampai nanti”kata Kyuhyun mengakhiri pembicaraannya dan mematikan ponselnya.

“Kau lama”kata Kyuhyun dingin dan langsung masuk kedalam mobilnya ,menyadari temannya yang ditunggu cukup lama belum masuk Kyuhyun kembali keluar.

“Yakkk…Park Yunhee sebenarnya kau ingin pulang atau tidak eoh?”tetiak Kyuhyun .

“Tentu saja aku mau pulang, tapi... ” perkataannya langsung dipotong oleh Kyuhyun.

“Cepat masuk ke dalam mobil atau aku akan semakin marah padamu” kata Kyuhyun dan kembali masuk kedalam mobil. Tak lama kemudian Yunhee juga menyamankan diri disamping Kyuhyun, dan merekapun meninggalkan pelataran parkir AIS. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Yunhee takut jika dia menceritakan akibat keterlambatannya tadi Kyuhyun akan marah dan membuat perhitungan dengan ketiga sunbae yang menggencetnya tadi.

“Gomawo Kyu”kata Yunhee setelah sampai di depan rumahnya.

“Hmm, sampai jumpa ”balas Kyuhyun dan langsung menjalankan mobilnya meninggalkan kediaman sederhana keluarga Park.

 

*****

 

Di kediaman mewah keluarga Lee, tampak sang kepala keluarga sedang berbincang dengan kedua sahabatnya. Meski mereka sudah berumur, tapi ketampanan seolah enggan meninggalkan wajah ketiganya.

Mereka membicaraka banyak hal, mulai dari bisnis yang mereka geluti sampai rencana kedepan untuk putra putri mereka. Sementara sang nyonya rumah dan juga kedua sahabatnya juga sedang bergosip diruang keluarga membicarakan artis-artis tampan yang sangat banyak bermunculan di layar kaca.

Kedatangan putra bungsu keluarga Lee dan kedua temannya menghentikan kegiatan para nyonya bergosip. Tapi itu tidak berlangsung lama, setelah mengucapkan salam kepada ibu dan sahabat ibunya lelaki tampan itu langsung beranjak menuju kamarnya diikiuti sahabatnya. Dan topik bergosip para nyonya beralih menjadi membicarakan putra putri masing-masing.

Disebuah kamar yang didominasi warna biru, seorang remaja leleki yang baru saja memasuki ruangan itu langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang yang tersedia.

“Ahh nyamannya” kata lelaki pemilik gummy smile itu.

“Kau belum menjelaskan pada kami Hae?” kata lelaki manis yang duduk disamping temannya yang tengah tiduran.

“Menjelaskan apa Ming?” kata pemilik kamar itu.

“Jangan mengelak Hae, atau kau akan tahu akibatnya ”kali ini temannya yang tadi tiduran langsung terduduk manis dengan seringaian yang sama sekali tidak cocok diwajah tampannya.

“Tidak ada alasan apa-apa. Lagipula tidak ada salahnya bukan menolong junior kita? Dia jug teman Kyuhyun” jawab Donghae.

“Kami tidak percaya”jawab Sungmin dengan cueknya.

“Yup” lanjut Hyukjae berhigh five dengan Sungmin.

“Whatever” balas Donghaae. Dia benar-benar malas menanggapi keingintahuan kedua temannya. Tanpa peduli dengan pandangan tajam yang diterimanya, Donghae segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sebenarnya dia juga tidak habis pikir kenapa tadi dia merasa cemas ketika mengetahui gadis yang baru dikenalnya tadi pagi diseret oleh tiga orang fans gilanya. Dan tanpa pikir panjang dia langsung menyeret Hyeoyeon yang saat itu sedang berlatih tari dengan kedua temannya untuk menolong Yunhee.

‘Mungkin karena dia adalah teman Kyuhyun’ batinnya. Dia benar-benar tidak menyangka jika suatu saat nanti hatinya akan terpatri untuk gadis manis itu.

 

******

 

“Cerry aku merindukannya” kata seorang gadis cantik kepada seseorang disebelahnya. Tapi karena terlalu fokus dengan benda panjang ditangannya dia mengacuhkan seseorang yang tengah berbicara padanya.

“Yakkk!!! Berhenti fokus pada benda ini” katanya seraya merebut kekasih setia sahabatnya itu.

“Aishh... kau ini, jika kau rindu kau bisa mendatanginya bukan” sahut gadis berambut hitam seraya merebut kembali kekasihnya.

“Lagipula ini juga yang kau inginkan bukan? Tetap berlatih balet dan melanjutkan mimpimu huh?” lanjutnya seraya kembali fokus pada gamenya.

“Ne, tapi aku tidak bertemu dengannya beberapa hari ini” rengut Mari masih sedikit kesal.

“Hn” balasan tak jelas dari temannya yang masih terfokus dengan gamenya semakin membuatnya kesal. Untung gedung tempatnya berlatih balet telah terlihat, jadi dia bisa sedekit menghilangkan rasa kesalnya dengan melakukan suatu hal yang menjadi bagian dari hidupnya sejak kecil.

 

TBC

 

Akhirnya punya kesempatan buat post cerita ini. Semoga tidak mengecewakan :)

Kritik dan saran sangat doharapkan untuk kedepannya

 

Salam

 Opie^^

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet