Permohonan

Magia

Tuan putri dari kerajaan Lucis pun telah tiba, bersama pasukanya, Raja Arcadia menerima pertemuan tersebut, di hadapan Raja Arcadia Ratu dari kerajaan lucis Ratu Emi, Raja Arcadia pun mempersilahkan ratu emi untuk duduk.

"Yang Mulia Paduka Raja Arcadia, Saya dari kerajaan Lucis, mungkin anda sudah mendengar, bahwa kerajaan Lucis sekarang berada di bawah kerjaan Alexandria atas perintah langsung dari Raja Alexandros VI" Emi dengan nada sedih

"jadi apa yang membawa anda ke kerjaan Arcadia ?" tanya Raja Arcadia

"hamba di utus oleh Almarhum yang mulia paduka raja Lucis, saya mendengar cerita di luar istana bahwa disini banyak rakyat dari kerajaan Limbum yang anda selamatkan, dimana dari pada itu saya meminta perlindungan dari kerajaan Arcadia, di samping itu disini juga ada seorang Dark Magia" Ratu Emi dengan nada lirih

"atas hukum baru Arcadia, aku sebagai raja Arcadia, memberikan perlindungan terhadap seluruh orang di wilayah Arcadia, entah dia dari negara manapun, tapi sebagai gantinya aku ada sedikit permintaan" raja Arcadia menawarkan syarat

"apa permintaan anda yang mulia?" tanya Ratu Emi

"Bantu kami dengan ke ahlian yang kalian miliki, kemudian, kalian harus berjanji untuk membantu kerajaan Arcadia" ujar Raja Arcadia

"baik saya berjanji, saya akan menaati seluruh peraturan di kerajaan Arcadia" balas ratu Emi

Raja pun memanggil pengurus berita kerajaan, untuk menyampaikan berita tersebut ke seluruh rakyat Arcadia lewat koran harian Arcadia.

"yang mulia bisakah hamba bertemu dengan seorang Dark Magia ?" tanya ratu Emi

"Hiroto ?, hmm dia sedang melakukan misi kerajaan untuk penyelamatan bangsa yang tertindas" Raja Arcadia tersenyum

"hah.. harusnya Dark Magia selalu di dekat raja" Ratu emi terkejut

"dia itu orang yang bebas, dia juga selalu membantu kami, jadi jangan khawatir, dia orang yang kuat dan hebat serta tidak mudah tertipu atau terpengaruh" Raja Arcadia tertawa

"jika beliau sudah datang saya mohon , saya ingin bertemu" Ratu Emi dengan nada serius

Ratu emi pun di bawa ke sebuah ke diaman, di luar istana, karena Istana pun masih dalam tahap pembangunan, dan tidak ada seorang pekerja pun yang memperbaiki istana, Ratu Emi heran dengan sikap raja tersebut, dalam perjalanan menuju ke diamannya, Ratu Emi melihat berbagai simbol kerajaan di baju jirah tentara yang berja, berbagai warna kulit yang berbeda serta ras mereka terlihat sangat senang, dalam membangun rumah buat penduduk, dan ada juga rumah sakit, para wanita hanya melakukan pekerjaan rumah tangga, mereka benar benar bahu membahu, pemandangan yang sangat menyenangkan, orang orang disana menyapa putri Emi layaknya sebuah keluarga, seorang wanita menghampirinya, dan menawarkan makanan, Putri Emi yang sudah 2 hari tidak makan ia pun menerima tawaran tersebut, tuan putri makan seperti layaknya seorang bangsawan.

"anda tidak perlu menahan, penuhilah perut anda, meja panjang ini kami menyebutnya meja tanpa status, dari antara kami bangyak seorang raja, pangeran, bangsawan dan lainya kami makan di meja yang sama, duduk di bangku yang sama, tidak ada perbedaan jadi makanlah" Ujar wanita tersebut

"iya" Putri Emi makan dengan lahapnya

"kalian semua juga harus makan, jangan melihat tuan putri kalian saja" wanita tersebut tersenyum

"kalian semua makan lah gak apa kok" perintah putri Emi

para tentara pun melepas Helm baju jirah mereka, orang orang pun berdatangan membawa makanan, dan meletakan makanan yang banyak di atas meja, terlihat dari wajah mereka, air mata pun menetes saat mereka menyantap makanan. Tidak lama kemudian setelah mereka selesai makan, Putri emi pun berdiri dan mengucapkan terimakasih banyak.

"atas nama kerajaan lucis, aku memberikan perintah kepada kalian semua wahai tentara kerjaan Lucis, mulai sekarang kalian semua, bantu mereka dengan ke ahlian kalian, tapi sebelum itu istirahatlah hari ini" perintah tuan putri Emi

Mereka pun menuju ke rumah yang di berikan kepada mereka, hari pun menjelang malam, putri Emi melihat orang orang sedang bergembira mereka tertawa bersama, ada yang bermain musik, ada juga yang menari nari, Emi mengerti apa yang sedang terjadi mereka sedang membangun hidup mereka yang baru, mereka mencoba menghilangkan rasa perih dan luka di hati mereka, Emi berterimakasih kepada alarhum ayahnya dan raja Arcadia serta orang orang yang ada disini, ke esokan paginya putri emi berjalan ke tengah kota, saat itu terdengar suara terompet dimana mana, orang orang pun menghentikan pekerjaan mereka dan melihat ke arah castil Arcadia. putri emi tidak dapat menghentikan airmatanya, saat melihat di antara bendera bangsa yang ada di sana, bendera kerajaan Lucis berkibar dengan gagahnya, semua orang disana menghormati bendera mereka yang berkibar, tidak hanya putri Emi yang meneteskan airmata, orang orang di sekitarnya pun ada yang meneteskan air mata mereka, raja Alexandria pun muncul dan ia menyerukan nama nama kerajaan yang ada di Arcadia, ia juga memberikan penghormatan kepada seluruh bendera disana.

kemudian tiba tiba ada yang pingsan di samping putri Emi, dia adalah seorang tentara Limbum, dengan logo di baju jirahnya, Putri Emi pun melepas helm bajanya, ia memeriksa dengan cekatan, dokter dari kerajaan limbum menghampiri putri Emi.

"dokter dia menderita demam, suhu tubuhnya sangat tinggi" ujar Emi

"kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang, oh iya nama ku, Dela" dokter dela memperkenalkan diri

"hei kalian berdua, buat tandu darurat sekarang, ambil kain tersebut dan 2 buah batang kayu disana, kemudian ikatkan kain ke dua sisi, dan jangan hanya 1 kain saja, buat dengan beberapa helai kain dan kencangkan ikatanya agar semakin kuat" perintah putri Emi

"baik dokter" prajurit limbum memanggil Emi Dokter

"kita harus membuka baju jirahnya" ujar Dela

mereka pun membuka baju jirah prajurit limbum yang sakit tersebut, dan terlihat ada bekas luka yang terinfeksi, Dela dan Emi pun terkejut.

"dokter maafkan aku menyusahkan kalian" ujar prajurit tersebut

"kenapa kamu gak bilang, menderita luka ini di bagian perut mu" tanya Dela

"soalnya wanita, orang tua dan anak anak harus di dahulukan, itu sudah kewajiban tentara kerajaan bukan" dengan nada terbata bata prajurit limbum tersebut berbicara

"kau memang tentara kerajaan yang luar biasa, aku sebagai putri dari kerajaan Lucis memberikan penghormatan tertinggi untuk mu" Emi tersenyum

prajurit tersebut pun di letakan ke tandu, dengan hitungan dari dokter Dela, mereka pun membawa prajurit tersebut ke rumah sakit, setelah tiba disana ia pun di letakan di atas tempat tidur.

"gawat kita ke habisan obat untuk membersihkan luka" ujar Dela

"apakah tidak ada obat obatan lagi ?" tanya Emi

"aku adalah dokter tapi aku bukan seorang peracik obat" ujar Dela dengan nada sedih

"aku bisa meracik obat, aku akan membuat obatnya" Emi dengan nada serius

"syukurlah, aku akan memberikan pertolongan pertama dan membersihkan lukanya dengan air hangat, dan memberikan sihir penyembuh, memang dalam kasus ini sihir penyembuh tidak dapat menyembuhkanya setidaknya dapat menunda infeksi, karena luka ini sangat serius" air keringat menetes dari wajah Dela sambil merawat prajurit tersebut

Putri Emi pun berjalan menuju hutan di dekat benteng Arcadia, Putri emi di bantu oleh 2 orang perempuan yang bertugas sebagai perawat. untung saja hutan ini tidak ada salju abadi tapi sangat lembab, ini karena sihir yang di ciptakan, sungguh sangat membantu, Emi dengan cekatan pula membedakan tubuhan yang bisa di makan,tumbuhan beracun dan tumbuhan obat. Kurang lebih 4 jam mereka memetik tumbuhan obat, Emi pun mulai mengolah tumbuhan tersebut menjadi obat Herbal. Kemudian setelah selesai ia pun memberikan kepada dokter Dela, dokter Dela sangat terbantu dengan obat obatan herbal.

Kemudian Emi pun bertanya kepada salah seorang yang sedang membangun rumah, ia pun menyuruh emi bertemu dengan Mark.

"maaf apa anda yang beranama Mark" tanya Emi

"benar sekali, ada yang bisa saya bantu ?" tanya Mark

"begini bolehkan saya meminta buatkan saya rumah kaca, dan 1 hektar lahan pertanian ?" pinta Emi

"boleh saya tau, itu untuk apa ?" tanya Mark

"saya akan menggunakan rumah kaca untuk menanam tumbuhan yang dimana tubuhan tersebut tidak dapat hidup di cuaca seperti ini, kemudian lahan 1 hektar saya akan menanam tumbuhan obat, dan beberapa alat dimana saya akan memintanya" Emi menjelaskan dengan singkat

"wah sekarang kita memiliki seorang ahli obat obatan, di tambah seorang dokter, baik saya akan menyetujuinya" Mark tersenyum

Mark Pun memanggil beberapa orang, untuk membangun rumah kaca dan membuka lahan, mereka mengerjakan dengan cepat, termasuk para tentara, dan orang orang yang ingin menjadi seorang perawat dan dokter, Emi juga membuka kelas terbuka, mengajarkan cara mengobati dan merawat, para wanita muda pun sangat tertarik begitu juga laki laki, Raja Arcadia pun berjalan melihat perkembangan kota Arcadia dari segi infrastruktur, dan ia kagum dengan Putri Emi serta dokter Dela, Putri emi tidak lagi menggunakan Mahkotanya, dan pakaianya juga tidak menggunakan pakaian seperti bangsawan dengan menggunakan gaun, ia benar benar berbaur, raja pun menghampiri kelas yang di buka putri Emi

"selamat datang yang mulia paduka raja Arcadia" Emi memberikan Hormat

"Tuan Putri Emi sangat membantu kami, aku pribadi sangat berterimakasih, kita memiliki banyak calon tenaga ahli disini" Raja Arcadia tersenyum

"yang mulia panggil saja saya Dokter Emi, atau Emi sudah cukup, saya disini sebagai dokter percaik obat obatan, sekaligus menjadi guru, saya akan memberikan pelajaran buat mereka semua yang ada disini" Dokter Emi tersenyum

"aku sangat senang, teruskanlah " Raja Arcadia memberikan semangat

Raja Arcadia juga melihat, Mark dan para tehnical membuat bangunan rumah kaca, dengan struktur yang sangat mengesankan.

.....................

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet