Twelve

Description

“Aku menyukai semua keributan yang setiap harinya terjadi di dorm EXO, hyung. Tapi aku tidak menyukai, sangat tidak menyukai keributan kali ini"

 

Menjadi maknae di sebuah grup idol kedengarannya memang menyenangkan. Maknae merupakan posisi member yang paling banyak dibicarakan fans selain posisi leader. Sebagai member termuda, biasanya maknae memang terbilang member terjahil yang suka mengerjai member lain. Namun member lain tak akan marah dengannya. Karena maknae merupakan member yang biasanya paling disayangi dan diperhatikan oleh member lain.

Hal itu dialami oleh Sehun. Maknae dari boygrup SM Entertaiment, Exo. Dia sudah merasakan posisi maknae selama 2 tahun sejak grupnya debut. Yah, sikapnya seperti maknae pada umumnya. Waktu Mama era, dia adalah maknae yang sangat polos dan pemalu. Namun seiring berjalannya waktu, Ia berubah menjadi maknae yang ceria, jahil dan rasa pemalu seolah benar-benar hilang dari sosoknya. Yah, tapi siapa tau dibalik sosok absurdnya itu, dialah member yang paling memikirkan kebersamaan di Exo

.

.

Sehun POV

Aku mengancingkan blazerku cepat. Sebentar lagi kami akan naik ke panggung dan aku belum selesai siap-siap.

“Aigoo Sehuna,  Kau ini lama sekali! Cepat, setelah Fx sunbaenim tampil kita langsung tampil di panggung!” omel Suho hyung.

“Sabarlah hyung! Kau ini cerewet sekali, lihat Kai juga masih belum siap kenapa kau hanya mengomeliku!” belaku.

“Heh anak kecil, aku sudah selesai! Dan satu lagi, aku lebih tua darimu jadi panggil aku hyung!” kata Kai yang baru selesai mengikat sepatunya.

“Shireo! Umur kita sama kenapa kau memanggilku anak kecil?  Dan, aku lebih suka memanggilmu Kai” kataku santai sambil bercermin dan merapikan rambutku sedikit.

Kulihat Kai hanya menahan kesabarannya mendengar ucapanku. Haha, biarkan saja.

Sebelum naik ke panggung seperti biasa kami berduabelas berkumpul membentuk lingkaran dan berdoa supaya penampilan kali ini lancar.

“Exo saranghaja!” setelah mengucapkan slogan kami, kami pun dengan semangat naik ke panggung dan menyapa ribuan fans dengan penampilan kami yang maksimal.

Selalu begini. Aku menyukai saat dimana kami berkeringat bersama diatas panggung untuk memuaskan fans kami.

Kami sudah latihan jauh-jauh hari untuk mempersiapkan acara ini. Lelah? Tentu saja! Apalagi aku salah satu lead dancer jadi aku harus lebih sering latihan dance.

Tapi semua itu tidak terasa jika kami melakukannya dengan kesungguhan. Latihan berat juga jadi terasa ringan ketika kami bersama. Yap, bersama, berduabelas. Kami dari awal terbentuk dengan 12 orang. Dan selamanya aku yakin angka 12 itu tetap utuh.

.

.

Normal POV

Hari ini suasana dorm EXO padat oleh penghuninya. Mereka sedang tidak ada jadwal. Hal itu takkan disia-siakan oleh 12 member.

Kris dan Jongin sedang ada di kamar masing-masing. Suho membaca koran, Kyungsoo dan Yixing sedang berkutat di dapur, Baekhyun bernyanyi diiringi petikan gitar Chanyeol. Minseok, Tao dan Jongdae menonton TV, Luhan dan Sehun selca bersama.

Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing sampai akhirnya suara lantang Kyungsoo terdengar “Semuanya! Cepat ke meja makan! Makanan sudah siap!”

Belum 3 detik member sudah berbondong-bondong memenuhi meja makan.

Yixing menghitung member “Kurang 2”

Kyungsoo memperhatikan dengan mata bulatnya. “Aish, Kai pasti masih tidur di kamarnya. Sudahlah, aku akan bangunkan pemalas itu” Kyungsoo berjalan menuju kamar Kai.

“Kris juga dikamarnya” sahut Minseok yang melihat Yixing masih memerhatikan member yang kurang.

“Ah, jadi siapa yang akan membangunkannya?” tanya Suho.

Krik krik.

Mereka memang kurang berani mengganggu leader yang satu itu. Bukan apa-apa hanya saja Kris memang susah dibangunkan. Dan jika mereka menggunakan cara kasar untuk membangunkan tiang bendera itu, death glare akan menanti mereka.

Berbeda dengan Jongin yang siapa saja pasti berani membangunkannya. Entah itu dengan cara dibangunkan secara halus sampai paling ekstrim Kyungsoo pernah menyeret kakinya menuju meja makan, padahal mata Kai masih terpejam.

“Aku akan membangunkannya”

Pandangan semua member tertuju pada orang yang baru saja bersuara itu. Ternyata Sehun.

“Hati-hati Sehunnie” kata Tao yang bersikap seolah Sehun akan pergi ke kandang singa.

.

.

Sehun sampai di depan pintu kamar Kris. Ia pun menghela napas lalu mengetuk pintunya.

“Kris hyung..”

Tak ada jawaban. Pantas saja. Ia agak lirih memanggilnya.

“Kris hyung!” kali ini ia memanggil agak keras.

“Ne?” kali ini ada sahutan dari dalam. Sehun mengelus dadanya. Untung saja hyungnya itu tidak tidur.

“Ayo kita makan! Member lain sedang menunggu” kata Sehun ceria.

“Ah ne. Sebentar lagi..” Sehun mengernyitkan dahinya. Sepertinya ada yang aneh dengan suara Kris. Seperti lebih pelan, ah ani. Maksudnya suaranya seperti bergetar.

Sehun pun berjalan meninggalkan kamar Kris. Ia kembali ke meja makan dan melihat member sudah lengkap meski Kai terlihat masih setengah sadar. Melihat kedatangannya tanpa Kris, member lain tau Sehun pasti gagal membangunkannya.

“Ya! sebentar lagi dia kesini” Sehun yang sadar ditatap oleh hyungnya pun menjadi kesal.

Dan semua itu terjawab ketika mereka melihat sosok tubuh menjulang itu berjalan sambil mengucek matanya ke meja makan.

“Kris hyung, kau tidurkah?” tanya Chanyeol.

“Ne” jawab Kris singkat.

“jinjja? Kupikir kau tidak tidur karena tadi aku membangunkanmu sungguh mudah” kata Sehun.

“Woa jinjja? Kalau begitu lain kali kau saja yang membangunkannya Sehun-a” Kata Luhan.

“Yah terserah, bisa kita makan, aku sudah lapar” kata Kris dengan wajah memelas.

“Baiklah, selamat makan!”

Saat makan, member Exo tetap tak bisa lepas dari keramaian.

Entah itu Baekhyun kesal karena Chanyeol merusak mood makannya, Tao yang protes karena makanannya diambil oleh Xiumin, ataupun Kai dan Luhan yang berebut ayam.

Sementara itu Sehun makan dengan tenang. Tak lain tak bukan karena matanya fokus menatap duizhang, Kris yang makan dengan tenang.

Sehun memerhatikan Kris yang sepertinya tidak sama sekali menikmati makanannya. Ia hanya memaksakan diri untuk terlihat lahap makan.

Sepertinya yang lain bahkan Tao sekalipun yang merupakan member terdekat dengan Kris tidak menyadari gelagat aneh sang leader. Mengapa hanya Sehun yang merasakannya?

.

.

Baekhyun menatap bayangan dirinya di cermin. “Wah, aku terlihat keren” katanya pede sambil merapikan rambutnya.

Saat ini Exo sedang ada di lokasi syuting MV terbaru mereka, Overdose.

Begitu juga dengan member-member lain yang sibuk mempersiapkan diri untuk syuting MV terbaru mereka ini.

Ketika member lain mempersiapkan diri, ada seorang member yang sudah siap daritadi. Saat ini ia tengah membawa kamera. Behind the scene Overdose memang ditayangkan di Mnet Xoxo, jadi mereka sekalian syuting program itu.

Dan kini Kris, member yang membawa kamera itu berpura-pura menjadi MC dan mewawancarai beberapa member yang sedang berdandan.

“Luhan-sshi, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Kris sambil tetap memegang kamera.

Luhan yang sedang melihat ponsel pun menoleh kearah kamera. “Oh, aku membaca buku.”

“Aku tak melihat buku disini” kata Kris lagi.

“Aku membacanya di internet. Aku belajar kau tau, haha” kata Luhan.

Dan Kris pun mengalihkan kamera kearah Chen.

“Whoa, kau tampak tampan Chen-sshi” kata Kris.

“Ah, jinjja?” kata Chen tersenyum.

“Ne, aku iri dengan wajahmu” Kris pun mengarahkan kamera kearah dirinya yang ada di samping Chen. Dan bagi siapa pun yang melihat mereka berdua, ini tampak cute.

“Tao-sshi” Kris pun mengarahkan kamera kearah Tao

“Kau memotong rambutmu untuk album ini, right?” tanya Kris.

“Ne, aku memotongnya dan.. mewarnainya menjadi putih” kata Tao.

“Ada yang ingin kau katakan?”

“Mm.. album kali ini, EXO mempersiapkannya dengan baik”
“Ah geurrae?”
“Ne..” sembari Tao berbicara, Kris menggodanya dengan memutar-mutar lensa kamera.

“Ya!” Tao dan Kris pun tertawa bersama.

“Jadi lihatlah kedepan dan beri kita semangat.. dan untuk..” lagi-lagi Kris berbuat jahil dengan akan memotong omongan Tao yang belum selesai, membuat makane itu agak kesal dengan Kris.

Dan setelah bermain-main seperti itu, Kris pun mengakhiri recordingnya.

EXO berkumpul untuk diberi pengarahan tentang MV ini agat hasilnya sesuai harapan.

Setelah itu mereka menjalani syuting one take, dan semua member pun puas dengan hasilnya, begitu pula Sehun. Ia berharap MV ini berhasil memuaskan fansnya dan EXO akan terus sukses kedepannya.

.

.

“Whoa? Jinjja? Konser perdana?” Kai begitu bersemangat setelah manager mereka mengatakan konser perdana yang mereka idam-idamkan akan segera dilaksanakan di bulan Mei ini.

“Ne, sekitar tanggal 25-27 Mei di Seoul, setelah itu akan diselenggarakan di negara lain. Maka dari itu mulai sekarang kalian akan latihan lebih padat untuk memersiapkan konser ini. Kalian tak keberatan bukan?” tanya manager.

“Aniyo..” jawab member kompak.

“Geurrae, kalau begitu selamat berlatih, ok?” manajer pun keluar dari ruang latihan member EXO.

“Ah, jinjja daebak!” kata Chanyeol bersemangat.

“Aku tak sabar kita semua berada diatas panggung besar bersama dan panggung itu menjadi milik kita sendiri! Ahh.. mimpiku akhirnyaa” tambah Chen.

Semua member tampak girang membicarakan konser perdana mereka. Sehun pun juga membicarakannya dengan wajah bahagia.

Namun kebahagiaannya sedikit memudar ketika ia menoleh kearah Kris yang diam saja sambil bersandar di tembok.

Sehun pun keluar dari kerumunan hyung-hyungnya dan duduk disamping Kris.

“Ah, Sehun-a..” kata Kris yang menyadari maknae itu berada di sebelahnya.

“Hmm.. hyung, bagaimana perasaanmu?” tanya Sehun.

“Perasaan mengenai apa?” tanya Kris.

Sehun membenarkan posisi duduknya, “Tentu mengenai konser kita. Kau tau hyung, bukankah ini yang dari dulu kita idam-idamkan? Dan sekarang itu sudah berada di depan mata. Bagaimana menurutmu?”
Kris diam sejenak, lalu menjawab, “Tentu saja aku senang”

“Jinjja?” tanya Sehun.

Kris pun menoleh kearah Sehun dan manik mata mereka bertatapan. “Ya, mana ada artis yang tidak senang jika konser mereka akan berjalan huh? Apalagi ini konser pertama. Tentu aku senang. Sungguh senang..”

“Kalau begitu.. fight!” Sehun pun tersenyum dan mengepalkan tangannya di hadapan Kris.

Kris pun menatap kepalan tangan Sehun dan meninjunya dengan kepalan tangan miliknya, ia menunjukkan senyumnya pada sang maknae.

.

.

Tanggal 25 Mei semakin dekat. EXO dan kru konser merencanakan konsep-konsep diatas panggung.

EXO pun terus latihan keras demi konser mereka. Mengingat ini konser pertama, mereka sedikit grogi.

Member juga saling support satu sama lain agar mereka tidak down karena terlalu memikirkan konser.

Akhirnya, kini tinggal seminggu konser ini diadakan. Hari ini EXO diberi sedikit kelonggaran untuk libur latihan.

Libur satu hari yang seharusnya mereka manfaatkan untuk istirahat dengan tenang, tapi nyatanya tidak begitu.

Malam ini, 14 Mei. Suasana dorm EXO tidak tenang. Suasananya begitu mencekam. Semua member kini ada di ruang tengah. Mereka berkumpul bukan karena sedang menonton TV bersama atau bermain sebuah permainan.

Raut wajah mereka tegang, keringat dingin perlahan mengalir di tubuh mereka. Tangan mereka mengepal.

Ini semua karena seseorang yang sedang berdiri di tengah-tengah mereka.

Seseorang yang membawa koper besar di tangannya.

“Jadi..begini akhirnya?” Suho bersuara memecah keheningan. Sekuat mungkin ia berusaha membuat nada suaranya datar meski di dalam dirinya emosi terus saja ingin memuncak keluar.

Seseorang yang membawa koper itu—Kris, menghela napas panjang. “Aku sudah memikirkannya.”

“Kau tau sekarang tanggal berapa? Berapa hari lagi konser berjalan? Dan.. kau tau bagaimana kita latihan beberapa hari terakhir..”

“Aku tau. Seminggu lagi bukan? EXO The Lost Planet akan diadakan. Latihan? Kita semua latihan sampai kita lelah dan—“

“Lalu itukah yang kau sebut berpikir?! Pergi seminggu sebelum konser, apa kau pikir itu perbuatan yang bertanggung jawab?!” Suho mengangkat wajahnya menatap Kris dengan nada suara meninggi.

Kris hanya bisa diam. Begitu pula member lain.

D.O dan Baekhyun memejamkan matanya kuat-kuat berusaha menahan sesuatu yang ingin keluar dari matanya. Member lain menundukkan kepalanya. Sehun hanya menatap kedua leader itu dengan tatapan datar.

“Jika kau berpikir seharusnya kau tak melakukan ini! Kau selama ini tak pernah membicarakan apapun pada kami, kau selalu tertutup sehingga kami pun tak tau alasan jelasmu yang besok akan mengajukan tuntutan pada agensi! Kau sebetulnya menganggap kami apa, hah? Jika kau menganggap kami saudaramu—adakah saudara yang seperti ini?! Menyembunyikan masalah besar di belakang saudaranya, saudara apa itu?” cecar Suho.

“Meski aku tak membicarakannya pada kalian. Aku punya alasan yang kuat”

“Heol, aku tidak peduli sekuat apapun alasanmu. Konser akan berjalan seminggu lagi, apa kau tak menghargai keringat kami selama latihan?” suara Suho mengecil.

“Kita berlatih bersama, berkeringat bersama untuk dance di ruang latihan, menghadiri berbagai jadwal acara yang padat bersama.. apa sekarang itu tak ada artinya?”

“Kita membuat slogan We Are One, membintangi acara Showtime untuk menunjukkan pada fans betapa akrabnya kita, apa arti itu semua sekarang?” suara Suho kini bergetar hebat.

Beberapa member kini sudah ada yang menagis dalam diam.

“Sekarang kutanya lagi padamu. Apa kau serius meninggalkan kami?”

Napas beberapa member tercekat. Ini adalah harapan terakhir mereka sebelum menghadapi kenyataan.

Mereka berharap ini semua hanyalah akting Kris, atau mungkin ini hanyalah mimpi dan mereka ingin segera bagun.

“Maafkan aku”

2 kata yang terlontar dari pria tinggi itu membuyarkan semua harapan-harapan member. Kris benar-benar pergi.

Saat Kris hendak menggeret kopernya ada sebuah lengan yang menahannya.

“Ge..” tanpa menoleh pun Kris sudah tau pemilik suara itu adalah adik kesayangannya, Tao.

“Jika kau datang pada kami tapi pada akhirnya kau pergi seperti ini..” Suho menggantungkan ucapannya.

“Lebih baik dari awal kau tak usah ada di EXO.”

Brak!

Suara itu bukan berasal dari amukan Suho ataupun Tao. Tapi itu berasal dari member yang sedari tadi hanya menatap datar kejadian ini. Sehun, ia menendang meja yang ada di depannya lalu bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya.

Luhan yang menatap kepergian Sehun hanya memandang lirih pada 2 leader itu.

“Aku kecewa..” lirihnya lalu menyusul Sehun.

.

.

Sehun POV

Aku membanting pintu kamarku lalu duduk di pinggir tempat tidurku. Aku memandang kearah jendela.

Apa ini? Apa yang mereka lakukan, mereka tidak memikirkan apa yang kurasakan sekarang?

“Sehun-a, aku masuk..” kudengar suara Luhan hyung yang mengetuk pintu lalu memutar kenopnya.

Aku tidak menoleh kearahnya, tapi aku tau ia duduk disampingku sekarang.

Kami duduk tanpa berbicara. Kami tenggelam dalam pikiran masing-masing hingga beberapa detik.

“Aku tak mengerti” kataku.

Luhan hyung menoleh kearahku.

“Aku menyukai semua keributan yang setiap harinya terjadi di dorm EXO, hyung. Tapi aku tidak menyukai, sangat tidak menyukai keributan kali ini” ucapku tanpa menoleh padanya.

Normal POV

“Aku menyukai semua keributan yang setiap harinya terjadi di dorm EXO, hyung. Tapi aku tidak menyukai, sangat tidak menyukai keributan kali ini”

Luhan hanya diam.

“Aku menyukai teriakan Baekhyun hyung karena ia kesal diganggu Chanyeol hyung, aku menyukai kecerewetan D.O hyung yang mengomel setiap kali dorm kotor, aku suka ketika Suho hyung berbicara panjang lebar pada kita memberi nasehat sampai kita mengantuk mendengarnya. Aku suka ketika main vocal latihan menyanyi dengan suara melengkingnya sampai membuat semua member yang tidur terbangun. Itu semua memang menyebalkan, tapi aku menyukainya karena dorm menjadi ramai oleh kejadian-kejadian itu.. dan kini untuk pertama kalinya aku tidak menyukai keramaian yang terjadi sekarang..”

Luhan memerhatikan wajah Sehun. Wajahnya tetap datar. Tapi dia tau ada kesedihan disana, kesedihan yang tidak mampu Sehun ekspresikan dengan baik sehingga ia hanya memasang wajah cueknya.

Prangg!

Suara benda berjatuhan berasal dari lantai bawah. Luhan hendak beranjak melihat apa yang terjadi namun ia melihat Sehun yang tetap tak bergeming.

Luhan menghela napas panjang, ia tak mau meninggalkan Sehun. Maka ia putuskan untuk melihat kejadian itu dari balkon kamar saja.

Ia melihatnya. Tubuh itu berjalan dengan langkah gontai keluar dorm. Dengan koper yang digeretnya ia berjalan ditengah dinginnya hawa malam.

Ia juga melihat Tao yang hendak mengejarnya namun ditahan oleh beberapa member.

“Kris ge kau penghianat! Aku membencimu! Penghianat penghianat!!” seru Tao dengan amarah memuncak.

Melihat itu mata Luhan memanas. Tapi ia tak akan menangis, sebagai salah satu hyung tertua, ia harus kuat.

Bahkan Tao yang paling menyayangi Kris dan selalu memihak pada leader itu kini berani mengatakan penghianat padanya.

Tanpa Luhan sadari Sehun sudah berada disampingnya. Ternyata wajahnya sudah sembab oleh air mata.

Luhan pun memeluk adik kesayangannya itu, tanpa tau harus berkata apa.

“Aku sekarang tidak tau apa itu saudara. Seseorang tolong beritahu aku apa arti saudara sebenarnya? Karena saat ini aku kehilangan arti dari kata itu”

.                            

.

Keesokan harinya, 15 Mei. Kabar itu dengan cepat menyebar, tak hanya di Korea tapi di Negara lain juga. Fans bahkan membuat hashtag #WeBelieveInYouKris, mereka sekarang pasti terpukul dengan berita yang tiba-tiba ini.

Hari ini EXO-K ada perform di MCoutdown. Kalau boleh memilih mereka ingin tidak menghadiri acara itu mengingat kondisi mereka yang kurang baik. Namun, mereka harus professional sehingga sekarang mereka ada di backstage, bersiap tampil.

Menunggu tampil, suasana backstage yang biasanya akan ramai oleh guyonan member, kini sepi senyap. Mereka hanya diam, dan sebagian member juga memainkan hp masing-masing termasuk Sehun.

Ia membuka internet dan mencari tau apakah kabar Kris sudah menyebar. Ia benci mencari tau hal ini, tapi ia harus tau. Dan ia juga harus menerima hal pahit ketika ia mengecek instagramnya, sudah banyak fans yang berkomentar di foto-fotonya tentang berita ini.

“Oppa, katakan ini tidak benar!”
“We Are One, ingat itu oppa..”

“Aku menjadi gila karena berita ini. Aku terus berada di depan laptop untuk melihat perkembangan berita ini dan semakin sakit saja  rasanya”

.

.

Ribuan lightstick memenuhi kawasan Seoul Gymnastic Hall. Di gedung itu juga dipenuhi oleh teriakan histeris fans yang dominan para yeoja.

Mereka makin memekik ketika satu persatu namja keluar dari backstage, menunjukkan ketampanan mereka.

Mereka—11 namja itu menampilkan performa terbaik diatas panggung megah yang mereka pijak kini. Mereka menari dan menyanyi dengan enerjik, berlari dari sudut panggung satu ke sudut panggung lain, menyapa ribuan fans dengan semangat.

Sehun POV

Hari ini tanggal 25 Mei, tanggal yang kami tunggu pun tiba. Woa, aku tidak menyangka banyak sekali fans yang datang di konser pertama kami ini. Saat kami naik ke panggung, mereka langsung histeris menyambut kami.

Sungguh, aku tidak bisa mengartikan rasa bahagia ini. Aku dan hyungdeul sudah berkali-kali naik ke sebuah panggung, tapi aku belum pernah merasakan naik ke panggung kami sendiri. Ya, hanya milik kami.

Konser hari pertama sukses digelar dan fans sangat menyayangkan kenapa berakhir begitu cepat, haha.

Apa kalian bertanya-tanya bagaimana kami mempersiapkan ini? Awalnya memang sulit. Semua konsep, koreografi, dan part menyanyi mengalami banyak perubahan. Kami hampir gila karena harus menghapalkan semua yang baru hanya dalam seminggu.

Tapi.. ah, aku sudah mengatakan ini sebelumnya. Semua tidak akan terasa begitu berat ketika kami melakukannya dengan kesungguhan. Ya, kami melakukan ini untuk kalian, fans kami. Kami tidak akan mungkin membatalkan konser ini karena fans pasti sudah berusaha menabung untuk menonton kami, iyakan? Mana mungkin hanya karena 1 member tidak ada bersama kami, semuanya menjadi batal.

Kami tidak mungkin mengubur mimpi kami untuk menggelar konser perdana karena masalah ini.

Semuanya, semua member. Mereka adalah kekuatanku. Aku memang terpukul beberapa hari, dan menjadi tidak niat latihan untuk konser ini.

Tapi aku masih mempunyai 10 hyung yang selalu menyemangatiku. Kami latihan bersama, dan jika suatu hal dilakukan bersama, pasti menjadi lebih ringan, bukan?
untuk apa juga kami terus terpuruk, kami tak bisa lama-lama bersedih karena jadwal padat sudah menanti kami.

Kami sudah bangkit lagi, namun bukan berarti kami melupakan  dia, seseorang yang membuat kami kerepotan karena tiba-tiba meninggalkan kami.

Selama Kris hyung tidak ada, kami akan menjalani semuanya dengan 11 member, dan kami berharap fans tetap setia pada kami.

Meskipun sekarang kami tidak bersama Kris hyung, tapi kami tetap menganggapnya bagian dari EXO. Kami masih menyayanginya sebagai saudara. Jika nanti dia akan kembali pada kami, tentu kami akan senang. Ah tidak, bahkan kami tak bisa membayangkan kesenangan kami ketika ia hadir kembali di tengah-tengah kami. Namun jika ia tidak kembali, kami harap ia bahagia dengan pilihannya itu.

Dan aku kini kembali mengerti apa arti saudara. Saudara tidak harus orang-orang yang lahir dari ibu yang sama. Tapi saudara adalah orang-orang yang hidup bersamamu dalam waktu yang lama, selama itu mereka memberimu kasih sayang yang tulus. Orang yang saling membangun, saling melengkapi, dan yang terpenting selalu ada. Bersamamu.

Mungkin aku dan member lain sering menyebut EXO11. Namun itu adalah EXO jika diatas panggung, namun jika dihati kami..

EXO itu 12.

END

Foreword

Hello everyone, this is my first FF in Asianfanfics:))

aku gaktau ini FF kayaknya bakal absurd banget. ini terinspirasi dari kasus Kris sih.

aslinya mau aku post di blog pribadi (www.lightandmiracle.wordpress.com), blog itu masih kosong--" tpi modem lemot, bisanya disini yaudah deh. Enjoy yea, mian untuk typo, no bash! this FF really from my imagination. tolong hargai itu:))

ini untuk pertama kali aku ngepost, jadi masih belum ngerti sepenuhnya ttg asianfanfics hehe..

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
humm~~~sudah end, padahal kukira ini bkalan berlanjut sampe insiden keluarnya luhan sama tao juga...
HyoraKim91 #2
ahh!
Tanpa sadar airmataku menggenang.. Aku kangen exo ot12.. Sangat..
Nice fic!
kimichi93 #3
Waaaah daebak ini keren bangeeeeeeet !!! Cuma sayang hanya oneshoot hahaha