SEOHYUN's POV

    Aku melamun di kursi taman, sendirian. Angin musim gugur berhembus dengan lembut membelai pipiku. Suhu di saat ini memang cukup dingin, namun dadaku terasa sangat panas dan sesak. Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku. Berkali-kali kucoba untuk membuang pikiran itu, namun semakin keras aku berusaha, pikiran itu malah semakin menempel di benakku. 

  "Oppa!"

Luhan Oppa menghampiriku, "annyeong, Seohyunnie. Gimana ujiannya?" Tanyanya. Aku mengangguk, "rumus yang Oppa ajarkan berhasil! Gomawo, Oppa!"

Luhan Oppa tersenyum puas lalu mencubit kedua pipiku, "haa~ sudah Oppa bilang akan berhasil, kan? Makanya jangan sok tahu!"

"Kyaa~ Sakit, Oppa!!"

Ia tertawa dan melepas cubitannya. Aku mencibir sembari mengelus pipiku. Yah.. cubitannya memang sakit. Tapi jujur saja, hatiku sedang berbunga-bunga...

Xi Luhan, dia adalah seniorku. Temanku sejak aku menginjak SMA ini pada pertama kali. Dia adalah sahabatku, bahkan ia seperti kakakku. Tidak, dia lebih dari itu. Aku menyukainya.

Xi Luhan, namja yang memiliki senyuman yang menawan. Namja yang dapat membuat jantungku berdebar-debar hanya dengan tatapan matanya. Namja yang membuatku merasa bahagia lebih dari apapun setiap kali ia mengelus rambutku dengan lembut. Dia adalah sosok yang sangat berharga bagiku. Dia adalah namja yang kucintai.

"Hei, jadi tidak?" Tiba-tiba Minseok Sunbae, teman Luhan Oppa datang. "Oh.. Minseok-ah, tentu.." jawab Luhan Oppa, "Seohyunnie. Aku pergi dulu ya?" Ucapnya padaku. Aku tersenyum, "ne.."

Minseok sunbae menyadari keberadaanku, "wah.. halo." Aku membungkuk hormat, "annyeong haseyo, Sunbae." Sapaku sopan.

Minseok sunbae tersenyum ramah, "yah, kami duluan ya?" Aku mengangguk dan mereka pun pergi.

"Itukah Seohyun? Cantik juga.. pacarmu kah?"

"Eh? Ani~ dia adik kelasku. Aku menganggapnya sebagai adikku sendiri.."

Senyumku memudar saat mendengar itu. Jantungku serasa berhenti berdetak. Hatiku yang tadinya berbunga-bunga, seketika menjadi hancur berkeping-keping..

Sebelum aku dapat menyadarinya, sebutir air mata bergulir di pipiku. Segera aku menyekanya sebelum seseorang dapat melihatnya..

LUHAN's POV

"itukah Seohyun? Cantik juga. Pacarmu kah?"

"Eh? Ani~ dia adik kelasku. Aku menganggapnya sebagai adikku sendiri.." ujarku cepat.

Tidak, itu tidak benar, aku tidak hanya menganggapnya sebagai adik. Aku menyukainya bahkan sejak pertama kali kami bertemu. Dia adalah Gadis yang selalu menatapku dengan mata indahnya, yang selalu menghiasi wajahnya dengan senyum manisnya, yang selalu mewarnai hariku dengan tawa riangnya. Ia adalah satu-satunya gadis yang dapat membuatku merasakan perasaan yang bercampur aduk. Aku mencintainya, namun aku belum berani menyatakan perasaanku padanya. Aku mengatakan itu kepada Minseok karena aku tak ingin Seohyun tahu. Aku takut ia akan menjauhiku jika ia mengetahui itu. karena itu aku rela untuk menyembunyikan perasaanku asalkan aku bisa bersamanya..

***

"Wah.. tadi menyenangkan! Duluan ya, Luhan-ah!" Seru Minseok yang sudah berlari menjauh. Aku tertawa kecil dan kembali berjalan. Namun langkahku terhenti ketika melihat sosok yang ku kenal sedang duduk di sebuah kursi taman. Ya, itu Seohyun.

Aku hendak menyapanya. Lalu kusadari bahwa ia tidak tersenyum seperti biasanya. Ia tampak sedih. Hmm.. ada apa dengannya? Sebaiknya aku menghampirinya..

SEOHYUN's POV

"kau kenapa, Seohyun-ah?" Tanya sebuah suara. Suara yang lembut, sekaligus familiar. Aku bisa merasakan sumber suara itu duduk di sampingku.

Luhan Oppa.

Aku hanya menatapnya sekilas lalu kembali menatap kakiku dengan kosong..

"Sedang sedih, ya?" Tanyanya lagi. Perlahan aku mengangguk.

"Aigoo.. ada apa, Seohyun-ah? Mengapa kau bersedih?" Ia menggenggam tanganku, dan aku tak kuasa untuk menahan air mataku. Tangisanku meledak.

Kini aku berada di pelukannya, "ssh.. jangan menangis, Seohyunnie.." hiburnya. Tangannya mengelus rambutku seperti yang biasa dia lakukan. Dan itu membuat tangisanku semakin keras. Mengetahui bahwa ia hanya menganggapku sebagai adik kelas yang seperti adiknya sendiri, mengetahui bahwa pelukan ini hanya sebatas 'kakak-adik', membuat hatiku semakin sakit. Perasaanku tidak terbalas bahkan sebelum aku dapat menyatakannya.

"Ssh.." kedua tangannya kini berada di pipiku. Dirinya mengecup keningku dengan lembut. aku sedikit terkejut sekaligus bingung. Apakah.. ini masih sebatas 'kakak-adik'?

"Apapun itu masalahnya, aku akan selalu berada di sisimu. Jadi jangan menangis.." ujarnya. Suaranya, tatapannya, kedua ibu jarinya yang menghapus air mataku. Semua begitu lembut.. menenangkanku..

Aku menatapnya dengan berurai air mata. Ia tersenyum.. dan mataku terbelalak ketika ia melakukan sesuatu yang betul-betul mengejutkan.

Ia menciumku.

Aku tak menyangka Luhan Oppa melakukan ini. Ini tidak mungkin hanya sebatas teman ataupun 'kakak-adik'. Rasanya seperti mimpi, tapi nyata di saat yang sama. Apakah aku bermimpi?

Kedua ibu jarinya membelai pipiku. Ciumannya sangat lembut, memberiku rasa tenang dan hangat. Aku.. tidak mungkin bermimpi, kan?

Perlahan ku pejam mataku. Rasa sakit itu berganti menjadi kebahagiaan..

LUHAN's POV

Aku memang belum menyatakan perasaanku secara lisan. Tetapi tangisan Seohyun begitu pilu sehingga membuatku sedih. Dan aku tak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi. Aku tak peduli seberapa bodoh tindakanku. Biarlah Seohyun menjauhiku, biarlah dia membenciku. Namun aku akan selalu berada di sisinya, aku akan selalu ada untuknya apapun yang terjadi. Aku hanya ingin menyatakan perasaanku padanya. Aku tak butuh jawaban..

Aku mencintaimu, Seohyun...

Fin