Escape

You and Me ?

 “Bagaimana bisa?” aku bertanya tanpa menjawab pertanyaannya. “Baek Hyu..” belum selesai aku berbicara tangan kanannya segera menutup mulutku. “Diamlah” bisiknya. Aku mengangguk lalu dia melepaskan tangannya.

 

“Aku sebenarnya ingin menemani mereka, tapi sajangnim tidak mengijinkanku. Jadi aku ingin menemani mereka dari sini. Meskipun aku sangat menemani mereka diatas panggung dan berjuang bersama.” Wajahnya putih pucat, badannya juga panas. Aku merasakannya ketika tangannya menutup mulutku tadi. “Bukankah oppa sedang sakit?” aku bertanya dengan suara yang sangat pelan. Dia menggelengkan kepalanya pelan.

 

Aku segera melepaskan topinya, menyingkap poninya, lali menyentuh dahinya. “Apa yang kau lakukan?” tanyanya sedikit keras. Untung saja penonton disekitar kami sedang memandang ke arah panggung dan tidak mendengarkan percakapan kami. “Diamlah.” Aku mengangkat tanganku yang satunya ke dahiku lalu membandingkan suhu tubuhnya dengan suhu tubuhku. “Kau panas sekali oppa.” Ujar ku tetap meletakkan tanganku diatas dahinya.

 

“Lepaskan.” Gumamnya pelan dan mendorong tanganku menjauh dari dahinya. “Kau sedang apa?” dia kaget melihatku yang mengeluarkan handphone dari saku ku. Tidak mendengarkan pertanyaannya, aku membuka room chat dengan Sena.

 

To : Hong Sena

Ya! Baek Hyun oppa ada dimana sekarang?

 

Tak lama kemudian ada balasan.

 

From : Hong Sena

Bukankah dia ada di rumah sakit. Ada apa? Apa kau akan menjenguknya?

 

Aku mengalihkan pandanganku ke arah Baek Hyun oppa. “Kau melarikan diri dari rumah sakit?” tanyaku pelan. Ia menjawab dengan menganggukkan kepalanya. “Sial” umpatku.

 

From : Hong Sena

Ya! Kau mendengarku?!

 

 Handphone ku berbunyi. Sepertinya Sena jengah karena aku tidak membalas pesan terakhirnya.

 

To : Hong Sena

Eoh! Tidak aku hanya bertanya saja. Mungkin aku akan mengunjunginya. Nanti.

 

Setelah membalas pesan Sena aku segera memasukkan handphone ku ke dalam saku celana. Aku kembali menyelipkan telapak tanganku ke bawah poninya. “Apa yang kau lakukan??” dia menatapku nanar. “Kau demam oppa, kau harus dikompres, aku tidak punya es batu ataupun air dingin. ” jawabku sepelan mungkin. “Lalu apa hubungannya dengan tanganmu?” dia menunjuk tanganku. “Aku memanfaatkan tanganku yang dingin untuk mengompres dahi mu.” Ku gantikan tangan kananku dengan tangan kiriku. “Jangan begini aku tidak bisa melihat konsernya.” Keluhnya. “Kau kesini untuk menemani mereka dari sini kan? Kau sudah disini menemani mereka jadi tak perlu kau menikmati kosernya bersandarlah. Nanti ketika konsernya selesai akan ku antar kau ke backstage.” Dia menuruti perkataanku lalu menyandarkan kepalanya dikursi dan menutup matanya.

 

Aku terus mengganti-ganti tanganku untuk mengompresnya. Ketika tanganku sudah hangat, aku mengangkat tangan ku ke arah lubang AC yang ada diatas ku dan menggantinya dengan tangan yang lain. Begitu seterusnya.

 

Ketika konser akan berakhir aku hendak membangunkannya tapi sepertinya oppa tidur sangat pulas. Dengan perlahan ku senggol bahunya untuk membangunkannya. “Ada apa?” suara seraknya sangat lucu. “Ayo kuantar ke backstage.” Aku memasang kembali topi hitamnya kemudian membantunya berdiri dan menggandeng tangannya untuk berjalan keluar dari kerumunan orang.

 

“Mau kemana?” seorang pengawal mencegahku masuk ke backstage. Tanpa banyak bicara aku mengangkat ID card milikku. Pengawal tersebut mempersilahkanku masuk tapi menahan tangan Baek Hyun oppa. “Kau siapa?” tanyanya. “Salah satu kru tapi ID card nya hilang. Dia datang bersamaku.” Pengawal itu lantas melepaskan tangannya.

 

Aku mendudukkannya di sebuah kursi di ruang ganti, lalu aku pergi meninggalkannya. “Ada apa ?” aku menoleh ketika tangannya menahan tanganku. “Bagaimana aku harus membalasmu?” tanya Baek Hyun. Aku berpikir sebentar, aku kan penggemarnya apa harus aku meminta tanda tangannya? Tapi sangat tidak berarti sepertinya, Menyuruhnya men-follow ku di instagram? Aku takut pada fansnya yang lain.

 

“Boleh aku meminta nomormu?” tanyaku iseng. Tak lama kemudian ia meyobek sebuah karton dan menuliskan nomornya. “Untukmu” jawabnya sambil tersenyum. “Gomawo” aku tersenyum lalu meninggalkannya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet