Finish

Give It!!!

Give It!!!

 

-:-:-

 

Katanya sekolah ini menyeramkan. Tidak di semua tempat, sih, hanya di satu tempat itu saja.

 

Sebelum pintu gerbang, belok kanan, dan BAM! sampai.

 

Aku tak pernah lewat sana. Malah akan berlari kencang dan membiarkan sepatu baru dari ibu rusak dibagian sampingnya.

 

Temanku bilang seorang siswa pernah mencoba lewat sana, dan walhasil ia tidak masuk selama tiga hari.

 

Menurut gosip yang beredar memang seperti itu dampaknya jika berani melewati jalan 'keramat' itu. Paling cepat dua hari mengurung diri di kamar dan bergelung dalam selimut.

 

Penasaran tidak, sebenarnya ada apa disana?

 

Kalau tanya aku, ya tentu aku penasaran setengah hidup!

 

Para 'korban' tak pernah mau menceritakan kronologi kejadiannya.

 

"Berani bercerita, maka kau akan mati." katanya.

 

Ah, terlalu banyak katanya. Tak ada yang pasti. Siapa tahu saja mereka hanya membual. Atau berbohong karena disana ada harta yang tersembunyi.

 

Maka hari ini, sebagai siswa pindahan, aku akan mencoba lewat sana.

 

Wah, pasti kalian berpikir aku berani, ya?

 

Tidak! Aku takut sampai lututku berubah menjadi jelly. Aku terpaksa melewatinya karena entah datang darimana, segerombolan preman --hanya dua-- datang dan aku sebagai target mereka.

 

"Sial!" Tubuhku merapat tembok bata oranye. Derap langkah mereka masih terdengar.

 

Dengan terpaksa --lagi-- aku semakin memasukkan diri ke ujung gang kecil. Tepat saat itu terdengar suara gemerisik dedaunan dari atas pohon.

 

Dan, BRAK! Seorang pemuda berdiri dihadapanku.

 

Rambutnya berantakan, bajunya sedikit lusuh, dan celana sobek dibagian lutut.

 

"Kau siapa?"

 

Matanya menatapku lekat. Seakan mengeluarkan laser hijau yang menghipnotisku agar terus menatapnya balik.

 

Lama kami diam seperti ini. Dan aku baru ingat kalau penampilannya tidak jauh beda dengan dua preman yang mengejarku tadi.

 

Pasti dia...

 

"Cepat berikan!"

 

'Tuh kan, apa kubilang. Dia juga preman.

 

"Aku tidak punya uang." Suaraku lirih. Meski tubuhnya tak kekar atau tato diman-mana, tapi matanya menyeramkan. Sungguh.

 

"Cepat berikan!!" titahnya lagi sedikit menaikkan volume suara.

 

Uang aku tak punya, lalu apa yang dia minta?

 

Mungkin, "Aku sedang tidak membawa ponsel. Benar. Periksa saja tasku."

 

Aku bodoh atau apa ya? Menyuruh preman memeriksa tasku? Tak sekalian saja aku suruh ia membawanya kabur? Bodoh!

 

Pemuda itu sedikit memundurkan diri lalu mengacak rambut kusutnya sambil berdecak. "Ish! Susah sekali sih." Ia bergumam, tapi cukup keras.

 

"Kau baik-baik saja?"

 

"Kubilang, cepat berikan!"

 

"Yak! Berikan apa?! Dari tadi bilang 'cepat berikan!' terus. Memang kau mau apa, hah?!"

 

Ups. Aku banyak bicara sepertinya. Kenapa menantang preman? Punya nyali darimana? Dan ada benteng setinggi apa hingga pemuda brandalan kutantang begini?

 

"Pokoknya, cepat berikan!!!"

 

"Astaga! Berikan apa?! Aku tak bawa uang, ponsel, dan aku tak pakai emas. Kau mau sandal jepitku?! Atau kau mau--"

 

"CEPAT BERIKAN HATIKU!!!"

 

"HAH?!"

 

.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Katanya disana menakutkan. Tempat menyeramkan dimana semua siswa bahkan beberapa guru enggan melewatinya.

 

Tapi tidak bagiku. Karena disana aku bertemu pemuda aneh yang meminta 'hatinya' dengan paksa.

 

Pernyataan cinta yang aneh dan sedikit atau kukatakan sangat...cheesy!

 

.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

"Kamu mencuri hatiku seminggu yang lalu saat membuang sampah di halaman belakang sekolah. Sejak itu aku menunggumu lewat sini. Aku ingin menanyakan namamu kepada orang yang lewat tapi mereka malah ketakutan. Mereka aneh!"

 

"Kau yang aneh, Kim Taehyung."

 

 

 

 

fin.

 


 

Yuph seleai~

Pendek kan? Aneh kan?

Ya udah gpp ya, dimaklumi aja. Tapi aku tetep nunggu respon dari kalian ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ybaby95
#1
Chapter 1: Wahahahahaha aduh lucu banget bayangin tampang taehyung yang marah-marah minta hatinya xD :3 <3