Part 9

EXO In The House

“Eoh, semuanya… Aku pergi kerja dulu ya” pamit Lay pada yang lain.

“Hati-hati hyung! Jangan gagal praktek lagi!” pesan Kai. Lay hanya menatap Kai sinis sebelum menutup pintu apartemen.

“Pfft…” Seyeon meniup poninya sambil menatap pintu apartemen yang sudah tertutup. “Kenapa Seyeon?” tanya Kris bingung. Seyeon melirik ke arah Kris sekilas. “Lay oppa kerja di rumah sakit mana sih?”

“Dekat sungai Han” jawab Xiumin. Seyeon mengangguk. “Aku jadi pengen ke sana” kata Seyeon kemudian.

“Untuk apa? Yang ada nanti kau mengganggu Lay hyung” sahut Kai. Seyeon hanya memutar kedua bola matanya tanda tak peduli. “Udah ah..” sambungnya kemudian dan bangkit berdiri. “Aku mau ke rumah Minji dulu. Kalian jangan macem-macem, sebentar lagi Yeonwoo onnie pulang” kata Seyeon sambil mengenakan mantelnya.

“Eo! Hati-hati ya, Seyeon!” pesan Sehun. Seyeon hanya mengangguk kecil kemudian keluar dari apartemen itu. “Rumah sakit dekat sungai Han ya..” gumam Seyeon pelan.

 

“Ini daftar obatnya, bisa di ambil di apotik ya” kata Lay sambil memberikan resep obat kepada salah satu pasiennya. Lay mengerutkan keningnya karena pasien itu tidak kunjung menerima resep darinya.

“Aga….sshi” Lay menggantungkan kalimatnya karena pasien perempuannya itu terus menatapnya, sesekali pasien itu mengedipkan sebelah matanya genit.

Lay berdeham pelan. “Choisonghaeyo… Pasienku masih banyak, silahkan anda keluar…” ujar Lay pelan. “Eoh? Eoh?” pasien itu tersadar lamunannya. “Keurae, jeongmal gomawo Lay ui…-Huish!” pekiknya begitu seorang anak remaja mendorongnya. Lay hanya meringis melihatnya. “Ada yang bisa kubantu?”

“Oppa… Dari kemarin fluku tidak sembuh-sembuh. Eottokhaeyo?” tanya anak remaja itu dengan nada manja. Lay menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Silahkan sebelah sini” ujarnya kemudian sambil menuntun gadis itu ke ruang periksa.

 

“Duh, Minji… Nyari bukunya lama amat sih..” gerutu Seyeon sambil mengikuti Minji yang sedang memilih-milih buku. Minji menoleh ke arah Seyeon dan tersenyum kecil. “Iya sebentar… Tanggung nih” sahut Minji. “Nah… Selesai” ujar Minji tak lama kemudian. Seyeon tersenyum puas. Pasalnya sudah hampir dua jam ia menemani Minji mengelilingi toko buku ini.

“Habis ini ke cafe dulu yuk” ajak Seyeon. “Ayok”

“Hot milk chocholate, Hot greentea, blueberry cheese cake dan tiramisu.” kata seorang waiter sambil mengantarkan pesanan Minji dan Seyeon ke meja mereka. Waiter sedikit membungkuk sebelum meninggalkan meja Minji dan Seyeon.

“Nggak berasa ya udah tahun baru…” gumam Seyeon di sahuti anggukan Minji. “Ya, Seyeon. Kapan aku bisa bermain ke rumahmu lagi? Sepupumu masih ada di rumah?” tanya Minji membuat Seyeon hampir tersedak greenteanya. “Iya masih” jawab Seyeon menyengir.

“Emangnya kenapa sih kalo aku main ke rumahmu. Kan bisa sekalian kenal dengan sepupu-sepupumu” tanya Minji lagi. Seyeon menggeleng cepat. “Jangan… Sepupuku itu udah di atas umur semua, pada ngebetein dan…. Gitu deh” jawab Seyeon asal. Minji mengerucutkan bibirnya. “Seungri oppa kapan pulang ke Seoul?” pertanyaan yang terlontar dari mulut Minji membuat Seyeon terdiam. “Aku….” Seyeon menggantungkan kalimatnya. “Nggak tau deh, udah lama ini nggak kontakan sama dia. Diakan sibuk kuliah” jawab Seyeon kemudian. Minji menggeleng pelan. “Kau itu masih suka nggak sih sama Seungri oppa? Harusnya terima aja waktu Seungri oppa nembak ka…”

“Diamlah, Go Minji-__-” potong Seyeon kesal. Minji mengatupkan mulutnya dengan menyantap tiramisunya. Seyeon menopangkan dagunya sambil melihat keluar jendela. “Oh!” pekik Seyeon begitu melihat seseorang. “Minji-ya, kita di daerah mana?” tanya Seyeon pada Minji.

“Di daerah sungai han… YA! Kim Seyeon! Mau kemana?!” seru Minji begitu Seyeon berlari keluar. “Aku ada urusan Minji-ya! Aku duluan ya!” jawab Seyeon sebelum keluar dari cafe.

“Aish.. Anak itu selalu saja sesukanya” gerutu Minji kemudian melihat pesanan Seyeon yang baru termakan setengah. “KIM SEYEON! KAU BELUM MEMBAYAR MAKANANMU!”

 

“Lay oppa! Lay oppa!” seru Seyeon berlari mengejar Lay. Namun sepertinya Lay tidak mendengarnya. Seyeon menambah kecepatan larinya. “LAY OPP..WUAAAH!”

BUK!

“Appo…” ringis Seyeon begitu ia tersungkur ke jalanan. Seyeon meringis merasakan pergelangan kakinya terasa ngilu. “Loh? Seyeon?” Seyeon mendongak melihat Lay yang berdiri di hadapannya. “Jadi kau yang memanggilku?” tanya Lay berjongkok. Seyeon mengangguk kecil.

“Tadi kebetulan aku di cafe sana… Terus aku liat oppa jadi aku ikutin oppa deh. Tapi aku panggil-panggil, oppa nggak nyaut-nyaut” jawab Seyeon menjelaskan.

“Ah mianhae… Aku tidak mendengarmu” sahut Lay kemudian melihat kaki Seyeon. “Keseleo ya? Bisa berdiri nggak?” tanya Lay. Seyeon mengangkat bahunya. “Sakit..” ringis Seyeon. Lay menggaruk kepalanya. “Aku harus ke rumah sakit secepatnya lagi” gumam Lay. Seyeon menggembungkan pipinya. “Gini aja, naik ke punggungku, nanti aku obati di rumah sakit” kata Lay kemudian. Seyeon mengerutkan keningnya. “Eoh? Nggak apa nih?” tanya Seyeon pada Lay yang sudah siap menggendongnya.

“Udah, ayo cepet” jawab Lay. “Errh…Mianhae ya kalo aku berat” gumam Seyeon kemudian mengalungkan tangannya ke leher Lay.

“Hup! Ya-__- kau berat juga. Makan nasi sekalian sama piringnya ya–Ehek! Jangan di cekek” Lay memukul-mukul tangan Seyeon yang mencekeknya.

 

Seyeon masih digendong Lay saat memasuki rumah sakit. “Ehem….” Seyeon berdeham-deham karena merasa disepanjang jalan banyak orang yang melihatinya dengan tatapan sinis.

“Siapa sih yeoja itu? Bisa digendong Lay uisa kayak gitu.”

“Iya ya, mana pendek kayak kurcaci lagi.”

“Hahahaha, seharusnya aku tuh yang digendong Lay uisa.”

“Oy! Lay uisa punyaku! Aku yang harusnya digendong L-ADUH!”

Seyeon terkekeh ketika melihat dua yeoja yang sedang bertengkar itu sekarang saling jambak-jambakan. “Wihihi aku nggak nyangka kalo oppa se terkenal ini di rumah sakit.”

“Pasti dong, kan aku dokter yang paling ganteng di rumah sakit ini.”

“Pede amat -_____-.”

“Apa? Apa?” tanya Lay, siap-siap menjatuhkan Seyeon dari gendongannya.

“Ahnieyo, oppa…hehe-HYAAA OPPA JANGAN DILEPAS GENDONGANNYA!”

 

Seyeon menggembungkan pipinya sambil melihati Lay yang sedang melayani pasien-pasiennya. Tak jarang pasien-pasien itu melirik Seyeon dengan tatapan bingung. Seyeon menggeleng pelan menyadari kebanyakan pasien Lay adalah yeoja.

“Ckck.. Padahal Lay oppa kan biasa aja…” gumam Seyeon. “Udah gitu nyebelin lagi”

“Aku mendengarmu Kim Seyeon” sahut Lay melirik ke arah Seyeon yang hanya bisa menyengir. “Fiuh… Selesai juga” sambung Lay merentangkan kedua tangannya di udara. “Kakimu masih sakit?” tanya Lay pada Seyeon. “Sedikit…” jawab Seyeon.

“Makanya jangan lari-lari” kata Lay sambil meraih kaki Seyeon. Ia mengusap kaki Seyeon dan menarik napas dalam seberkas cahaya keluar dari tangannya. Seyeon yang melihatnya hanya terdiam.

“Oppa..” panggil Seyeon membuat Lay bergumam. “Sebenernya tujuan kalian ke sini untuk apa?” pertanyaan itu terlontar dari bibir Seyeon membuat Lay terdiam. Lay melirik Seyeon yang sedang melihatinya.

“Nanti aja ya dirumah”

 

“Woooh…sebanyak..ini?”

“Hahaha…nggak lah oppa, nggak semua ini yang bakal kupajang.” jawab Yeonwoo sambil memilih-milih foto mana yang akan dipajang. “Oh, Yeonwoo-ya! Inikan foto kita kemarin di Rose Garden.” kata Luhan sambil melihat foto itu. Wajah Yeonwoo memerah. “WAAAA OPPA! APA YANG KAU LAKUKAN?!” seru Yeonwoo karena Luhan menempel foto itu di kaca kamar.

“Aku ingin memajangnya.” Jawab Luhan sambil terkekeh iseng.

“Tapi…tapi…”

Tiba-tiba saja, Luhan memeluknya dari belakang. (playing : I Think Of Your Face – Byul ft. Shorry J) . “Aigoo~ pipimu memerah lagi tuh. Kyeopta..” Luhan mencubit pipi Yeonwoo gemas.

“O…oppa…”

Luhan meletakkan dagunya di bahunya dan mengeratkan pelukannya. “Biarin aja, kita kan jarang punya waktu buat berduaan. Selalu aja diganggu sama 12 virus itu.” canda Luhan. “Babo…” gumam Yeonwoo.

Yeonwoo mulai menempel foto-foto itu dan sengaja menyusunnya seperti berbentuk hati, membuat Luhan tersenyum melihatnya. Kumpulan foto yang berisi Yeonwoo, Seyeon, dan 12 namja itu seperti melayang di tengah-tengah langit  sore yang mulai bertabur bintang.

“Luhan hyung! Kesini deh! Ada F(x) di MuBank!” teriak Sehun dari luar. “Oh iya ada F(x) ya. Bentar-bentar. Huaaa Sulli!” seru Luhan lalu berjalan cepat keluar kamar. “Huh..dasar, giliran ada Sulli aja aku ditinggal -__,-.”

Yeonwoo lalu duduk di meja belajarnya, mengeluarkan buku diary-nya, dan mulai menulis sesuatu disana..

He looks at the sky. He blows on his cheeks. He yawns. He close his eyes. He falls asleep when i’m singing a lullaby to him. My head must have gone crazy. Even though you are right next to me, I think of you.

CKLEK

“HUAAAA!!” seru Yeonwoo kaget.

“Yeonwoo? Ada apa?” tanya Luhan seraya berjalan mendekati Yeonwoo yang buru-buru menutupi buku diary-nya. “Eoh? Itu apa?” tanyanya sambil mencoba mengambil buku itu. “Andwae! Ya, ya, oppa!”

 

Sementara itu di luar…

“Kami pulang…”

Lay dan Seyeon berjalan memasuki apartemen. “Seyeon-ah! Ayo kita main dare or dare (?) lagi.” kata Chanyeol. “Truth or dare -___-.”

“Ya, ya, apalah itu.”

Seyeon duduk di sebelah Kyungsoo. “Ini giliran siapa mutar botolonya?” tanya Seyeon. “Giliran Kris hyung.” jawab Kyungsoo.

“Aku put-” “Huaaa~ oppa! Kembalikaaaan T_T”

Kris bergidik karena mendengar suara Yeonwoo yang melengking. “Silheo….huahahahha….I like-Ya!” Luhan gagal melanjutkan membaca diary Yeonwoo karena direbut si pemiliknya itu. “Oppa nappa!” seru Yeonwoo sambil memukuli Luhan dengan buku diary-nya. “Adaw! Ya! Appo! Kok kamu sekarang jadi brutal kayak Seyeon sih?”

Lay menghela napas. “Suho-ya….”

“Eoh?” Suho yang sedabg memakan tteokbokkinya menyahut. “Apa nggak sebaiknya kita kasih tau tujuan kita ke bumi sama Seyeon dan Yeonwoo sekarang?” tanya Lay. “Seyeon lagi-lagi menanyakan hal itu padaku.”

“Tapi…” gumam Suho.

“Hyung, menurutku kita emang harus memberitahu mereka.” celetuk Tao. “Aku rasa ini udah nggak bisa ditunda-tunda lagi.”

“Aku takut mereka nggak siap, apalagi sekarang keadaannya seperti ini.” kata Suho melirik ruang tamu, disana ada Seyeon dan Kyungsoo yang masih bermain, dan Yeonwoo sedang berbaring di pangkuan Luhan di sofa. “Mianhae hyung..ini salahku yang meminta kalian menundanya karena terlalu keasikan di bumi.” kata Sehun.

“Ahni…ini bukan salahmu. Aku juga merasakan hal yang sama.”

“Lay, kau yakin mereka siap?” tanya Suho. “Yah, mau gimana lagi? Siap nggak siap mereka harus bisa menerimanya. Cepat atau lambat kita juga akan-HUISH!” Lay meringis karena kakinya diinjak Suho. “Shhtt..kecilkan suaramu, nanti mereka mendengarnya.” kata Suho. Lay mengatupkan bibirnya. “Hhh…baiklah, ayo kita bicarakan soal itu dengan yang lainnya.”

“Aedeul-ah, ada yang ingin kubicarakan…” kata Suho, memecah suasana yang sedang ceria itu. “Apa hyung?” tanya Chen. “Tentang tujuan kita kesini.” jawab Suho.

“Su…Suho hyung?” tanya Kai kebingungan. Kris lalu bangkit berdiri. “Aku tau kalian suka berada di bumi, tapi kita nggak bisa melupakan tujuan awal kita kesini.” jelas Kris yang mendadak ikutan serius. Yeonwoo mendengar Luhan menghela napas dalam. Yeonwoo lalu menatapnya dengan tatapan ‘wae?’. Luhan yang mengerti kode itu, menggeleng dan memainkan poni Yeonwoo sambil tersenyum lembut. “Yeonwoo, kau ingat apa yang ada di dalam buku itu tentang kedatangan kami?” tanya Kris. Yeonwoo bangkit duduk, “Eoh? Sesuai ramalan, keduabelas alien itu akan datang ke bumi bersama dengan titisan bulan dan matahari.”

“Untuk?”

“Menemukan HiddenStar dan menyembuhkan tree of life.” sambung Yeonwoo.

“Kau mau tau siapa titisan matahari dan bulan itu?” tanya Suho.

“Nu..gu?” gumam Yeonwoo menuntut jawaban.

“Titisan matahari, Kim Seyeon. Dan kau, Noh Yeonwoo, titisan bulan.” jawab Kris.

“HAH??” tanya Seyeon dan Yeonwoo berbarengan.

“Kami membutuhkan kekuatan titisan matahari dan bulan itu untuk menyempurnakan kekuatan kami. Itu disebut 14 elemen suci yang lengkap.” jelas Suho. “Jadi maksud oppa, aku dan Seyeon itu…alien dari EXO Planet juga?”

“Aniyo, bukan begitu. Kalian tetap manusia, tapi kalian dipercayakan untuk menjaga kekuatan matahari dan bulan.” kali ini Kris yang gantian berbicara. Seyeon menganga.

“Aku tetap saja tidak mengerti” celetuk Seyeon memasang wajah cengo.

“Dasar lemot” sahut Kai.

PLUK!

“YA!! Kenapa bonekanya di lempar?!” seru Kyungsoo begitu Seyeon melempar Kai dengan boneka rilakkuma pemberiannya.

“Maaf deh maaf, lagian namja mesum ini sih…” gerutu Seyeon melirik Kai kesal.

“Stop memanggilku namja mesum!” kesal Kai melempar kembali boneka rilakkuma ke belakang.

“A..ah! Lemparnya kejauhan-3-” cibir Seyeon bangkit berdiri hendak mengambil boneka rilakkumanya, namun..

Plak!

“Hueee, kenapa tanganku di tepok. -__,-” rengek Seyeon begitu Kyungsoo menepuk tangannya dan mengambil alih boneka rilakkuma.

“Aku memberikanmu ini bukan berarti buat di lempar-lempar tahu” sahut Kyungsoo sebagai jawaban. Seyeon mencibir, menendang pantat(?) Kai sebelum kembali ke tempat duduknya.

“Pelecehan-_-”

“Oppa…” Panggil Seyeon pada Kyungsoo sambil menarik-narik kaki rilakkuma. “Bonekanya..” sambung Seyeon.

“Shireo, nanti di lempar-lempar lagi” sahut Kyungsoo. “Nggak akan deh~” bujuk Seyeon. “Andwae, nanti aja” ujar Kyungsoo tetap pada pendiriannya(?) Seyeon mencibir mencoba merebut boneka rilakkuma dari Kyungsoo namun malah dirinya yang terpental hingga mendorong tubuh Kai.

“YAA! KAU MENDUDUKKI TANGANKU!!”

“Ups… Sorry”

Kris dan lainnya hanya menghela napas berat melihat pemandangan yang terjadi di depannya. “Kapan mereka bisa serius sih-__-”

 

“Huaaaa…” seru Seyeon pelan sambil merentangkan kedua tangannya untuk merenggangkan otot-ototnya. Ia mendongak menatap langit yang sudah gelap. Pikirannya terus melayang ke ucapan Kris tadi sore.

“Yang lain udah siap-siap tidur. Kenapa kau masih di sini?” “Oh.. Kyungsoo oppa” gumam Seyeon begitu melihat Kyungsoo berdiri di sebelahnya. “Nggak dingin?” tanya Kyungsoo di jawab gelengan Seyeon. “Udah biasa”

Kyungsoo menghembuskan napas panjang sebelum menyodorkan sekaleng lemon tea hangat pada Seyeon. “Igeo, untukmu” Seyeon menatap Kyungsoo yang tengah tersenyum kepadanya sebelum menerima kaleng lemon tea itu. “Go…gomawo” ujar Seyeon gugup. Seyeon menggigit bibir bawahnya merasakan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan. ‘Perasaan ini lagi…’ batin Seyeon.

“E..eh..” pekik Seyeon pelan ketika Kyungsoo mengambil alih kaleng lemon tea yang di pegangnya. “Kalo nggak bisa bukanya bilang. Jangan diliatin doang” ujar Kyungsoo mengambalikan kaleng lemon tea pada Seyeon. Seyeon terdiam sejenak karena pengait kaleng itu sudah terbuka. “A..aku bukannya tidka bisa membuka, tapi aku akan minum nanti” jawab Seyeon kemudian meminum lemon tea tersebut membuat Kyungsoo tertawa kecil melihatnya.

Puk!

“Aegi chorom” kata Kyungsoo sambil menepuk Seyeon dengan boneka rilakkuma.

“Waaah~ D.O” pekik Seyeon senang. Kyungsoo mengerutkan keningnya. “A..apa? D.O?” tanya Kyungsoo. Seyeon mengangguk dan tersenyum. “Nama oppa’kan Do Kyungsoo, aku kasih nama boneka ini D.O di ambil dari marganya oppa” jawab Seyeon menjelaskan. Kyungsoo tersenyum menepuk kepala Seyeon. “Keurae, kalo gitu di jaga ya bonekanya. Jangan di lempar-lempar lagi.-___-”

“Hehe… Iya..iya” angguk Seyeon.

“Ya, Seyeon. Kau benar-benar tidak kedinginan?” tanya Kyungsoo tiba-tiba.

“Nggak. Kenapa? Oppa kedinginan?” tanya Seyeon balik. Kyungsoo bergumam pelan. “Masuk ke dalam aja–Oppa..” Seyeon terdiam ketika Kyungsoo memeluknya dari belakang.

“Shireo… Lebih enak kaya gini” ujar Kyungsoo. Seyeon menutupi wajahnya yang memerah dengan boneka rilakkuma membuat Kyungsoo yang melihatnya tertawa kecil.

“Aigoo… Mukamu merah, Seyeon” ledek Kyungsoo. “Aish! Diam” elak Seyeon membuang muka.

“Dia menyukaimu, Kyungsoo.”

Kyungsoo terdiam mengingat ucapan Chen beberapa hari lalu.

“Makanya aku pinta kau untuk menjaganya… Setidaknya selama kita masih berada di sini”

Kyungsoo menghela napas pelan kemudian membenamkan wajahnya di pundak Seyeon “Ngh? Oppa kenapa?” tanya Seyeon. “Diam sebentar, Seyeon… Sebentar saja” pinta Kyungsoo sebagai jawaban. Detik berikutnya, Seyeon bisa mendengar senandung lagu yang di nyanyikan oleh Kyungsoo. Ujung bibir Seyeon terangkat membuat sebuah lekukan mengetahui arti dari lagu tersebut.

Aju jageun geoshirado neol himdeulge haji motage
Hangsang jikigo shipeo I’m eternally love

I alway want to protect you
So that even the small things won’t tire you out, I’m eternally in love

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet