Part 5

EXO In The House

“Ingat ya, di kelas nanti kalian jangan melakukan hal yang macam-macam. Berlakulah layaknya anak sekolah biasa. Arasseo? Dengarkan apa yang terangi guru-guru dan kalau bisa cari teman sebanyak mungkin. Itu bisa membantu kalian beradaptasi di sini.” jelas Yeonwoo panjang lebar. “Oh! Ingatkan nama yang kubuat untuk kalian perkenalan diri nanti?” tanya Yeonwoo.

“Kim Jong In?” jawab Kai ragu-ragu. Yeonwoo mengangguk kemudian melirik ke arah Sehun.

“Oh S(th)ehun.” jawab Sehun.

“Apa? Oh Thehun?” tanya Seyeon dengan nada mengejek.

“YA! Diam kau-___- sesama cadel juga.” sahut Sehun kesal.

“Nah, lalu…lalu….”

Seyeon menggelengkan kepalanya. Ia paling malas kalo Yeonwoo udah celoteh panjang lebar seperti itu.

 

“Oh, Minji-ya! Go Minji!” teriak Seyeon begitu melihat Minji yang hendak memasuki loby sekolah. “Onnie, aku duluan ya. Annyeong!” pamit Seyeon pada Yeonwoo kemudian berlari menyusul Minji.

“Ckck… Seyeon itu hyper banget ya-__-” decak Kai. Yeonwoo tertawa kecil mendengarnya.

“Emang begitu dia. Udah yuk, aku tunjukkin kelas kalian.”

 

“Annyeonghaseyo… Kim JongIn imnida.” ujar Kai memperkenalkan dirinya saat ia berada di depan kelasnya. Kai menyenggol lengan Sehun yang tengah memperhatikan seisi kelas.

“Oh..” gumam Sehun sedikit terkejut. “Oh S(th)ehun imnida.” ujar Sehun kemudian.

“Apa? Hun apa?” tanya salah satu murid yang kurang jelas.

“S(th)ehun.” ulang Sehun.

“Thehun?” kini seorang yeoja berkuncir ekor kuda mengerutkan keningnya.

“Ahniyo.. Ahniyo ikuti-”

“Sehun! Oh Sehun namanya!” potong Kai gedek.

“Oh…. Sehun.” kompak seisi kelas. Guru yang menjadi wali kelas 12 itu menahan tawanya kemudian berdeham kecil.

“Oke..oke, JongIn dan Sehun, silahkan duduk di bangku yang kosong.” titahnya. Kai dan Sehun menurut kemudian berjalan menuju bangkunya.

Dan…. Di mulailah hari-hari mereka di sekolah!

 

“Kalian hanya boleh istirahat kalo kalian bisa mengerjakan soal di papan ini!” seru Jo saem.

“Ahhhh…jinjjaaa….” eluh seisi kelas.

“Kai..Kai…kok ini beda sama apa yang kita belajarin semalem ya? Ini matematika kan namanya? Padahal aku udah hafal tambah-tambahan dan kurang-kurangan. Ini apa pula? Log? Peluang?”

“Nah, ayo kita mulai dari Kim Jongin!” seru Jo saem memanggil Kai. “Huh? Oh?” tanya Kai panik. “Kau, katanya kan penerima beasiswa karena juara umum. Jadinya kau pasti bisa mengerjakannya kan? Daripada teman-temanmu yang lain nggak bisa istirahat.” kata Jo saem. Kai menyenggol Sehun. “Sehun-ah..apa yang harus kulakukan?” tanya Kai. Sehun mengangkat kedua bahunya.”Molla. Aku aja nggak ngerti apa yang dia jelasin dari tadi, apalagi suruh ngerjain soalnya.” jawab Sehun. “Arghghh! Ini gara-gara manusia kurcaci itu salah membeli buku.” gumam Kai.

“Kim Jongin!” panggil Jo saem sekali lagi.

“Ne, saem..”

Kai dengan bimbang berdiri dan berjalan ke depan papan tulis. Dia hanya bisa menatap soal di papan tulis itu dengan tatapan kosong, di otaknya sudah terimajinasi dia sedang berada di ujung jurang dan Jo saem siap mendorongnya jatuh ke bawah sana…

Jika  , maka .

‘INI SOAL DENGAN HITUNGAN DARI PLANET MANAAAAA???!!!!’ batinnya.

 

“Seyeon, kau kenapa sih? Dari tadi cemas terus.” tanya Minji yang tengah memainkan Temple Run dia Ipodnya. Seyeon menggeleng sebagai jawaban.

‘Ukh… Bagaimana aku bisa tenang kalo dari tadi aku kepikiran dua alien itu -_____- Semoga saja mereka tidak melakukan hal yang macam-macam.’ batin Seyeon.

PANG!

Tiba-tiba terdengar suatu benda jatuh yang begitu kencang. Seyeon yang mendengarnya sedikit terkejut, namun ia menghiraukannya. Namun, detik berikutnya koridor sudah di penuhi murid-murid yang hiruk pikuk.

“Ada apaan sih?” tanya Minji bingung.

“KEBAKARAN!!” seru Iseul dari arah luar. Kelas hening sejenak.

“YA! RUANG LAB KEBAKARAN! CEPAT TURUN!” ulang Iseul lagi. Kali ini, seluruh murid berlari tanpa memperdulikan barang-barangnya.

“Minji-ya! Chakkaman!” seru Seyeon karena Minji berlari lebih dulu. Seyeon berlari keluar kelas dan melihat keluar balkon, ia mengeritkan keningnya.

“Itu bukan ruang lab…. Itu ruang band…” gumam Seyeon. Karena merasa ada yang janggal, Seyeon memutuskan untuk menghampiri ruang band yang sudah gosong setengah itu.

“Uhuk..uhuk.. Duh, asepnya.” gumam Seyeon menutupi hidung dengan seragamnya. Baru saja Seyeon ingin melangkah, tiba-tiba seorang namja tinggi keluar sambil memamerkan giginya yang rapi.

“Wah… Giginya rapi amat.” gumam Seyeon melihati namja itu. Namja itu merentangkan tangannya kemudian melirik ke arah Seyeon dan….

“WAAAA!!!!! NEO NUGUYA?!” pekik Seyeon tiba-tiba membuat namja itu terjungkal ke belakang.

“Kau… kau….” Seyeon melihat penampilan namja itu dari atas hingga bawah dan menggeleng. “Maldo andwae….” gumam Seyeon masih tidak percaya.

“Woh? Chanyeol hyung ya? YA! Chanyeol hyung!” Seyeon menoleh ke belakang dan melihat Kai dan Sehun yang sedang berlari kecil ke arahnya.

“Hei, uri maknae!” sapa Chanyeol langsung merangkul Kai dan Sehun. “Aigoo, long time no see.” sambung Chanyeol kemudian.

“YA! KAU! Siapa namamu? Chantik, Chanteng atau apalah, kenapa kau bisa keluar dari dalam sana?!” tanya Seyeon sambil menunjuk ruang band.

“Namanya Chanyeol, kurcaci -_-”

“Yep. Namaku Chanyeol.” angguk Chanyeol. “Dan aku pemilik badge Fire.” sambung Chanyeol dan kembali memamerkan giginya.

myphoto(8)

Seyeon menepuk keningnya pasrah.

“Apapun itu…… CEPAT PADAMKAN APINYA!!!”

 

Seyeon mengurut keningnya yang terasa pening akibat kejadian hari ini. Dan saat ini ia sedang di dalam bus bersama 3 alien itu. Murid-murid terpaksa di pulangkan, sementara Yeonwoo malah kabur ke rumah Raehwa.

“Aish… Lama-lama aku bisa gila kalo seperti ini.” desis Seyeon sambil melihati ketiga namja itu yang sedang bercengkrama.

“Hei, kau! Bocah kurcaci.” panggil Kai di balas tatapan glare dari Seyeon. “Kenapa sih setiap ketemu di antara kita pasti teriak terus. Ckckck… Kaya Yeonwoo kek, alim.” komentar Kai.

“Salah kalian yang muncul secara tiba-tiba.” sahut Seyeon dan beranjak keluar bus karena sudah sampai tujuan. Kai, Sehun, dan Chanyeol hanya bisa membuntutinya.

“Woaah…. Ini gedung apaan?” tanya Chanyeol begitu memasuki lobi apartemen dimana Yeonwoo dan Seyeon tinggal.

“Ini namanya apartemen hyung. Selama ini kami tinggal di sini.” jawab Sehun di balas anggukan Chanyeol. Seyeon hanya bisa menghela napas berat mendengarnya.

Chanyeol mengerutkan keningnya begitu ia memasuki sebuah ruangan kecil (lift) kemudian melihat Seyeon yang menekan salah satu digit angka.

“Woa… Woa… Ini bergerak ya?” gumam Chanyeol takjub.

“Ne hyung. Ini namanya lift, yang membawa kita ke tempat yang kita tuju.” kini Kai yang menjelaskan.

“Aku tidak tau kehidupan kalian di… YA! YA! JANGAN LOMPAT-LOMPAT!” Pekik Seyeon ketika Chanyeol mulai lompat-lompat. “YA! Ya! Aduh….”

“Oh, liftnya berhenti.” gumam Sehun.

“Kita udah sampe ya?” tanya Chanyeol polos.

“ARGH!!!!!” teriak Seyeon tiba-tiba mengacak rambutnya. “Kita terjebak di dalam lift!” sambungnya frustasi.

“Loh? Loh? Kenapa bisa?” tanya Kai. Seyeon melirik Kai ganas.

“Gara-garamu, Chanyeol oppa! Issssh….” umpat Seyeon kesal. Chanyeol hanya menyengir kuda mendengarnya.

“Bakar aja pintunya, biar kita bisa keluar.” usul Sehun.

“Andwae! Jan… HUWAAA!!” Seyeon memundurkan langkahnya karena melihat api yang di depannya. “Babo! Babo! Kenapa malah kau membakarnyaa!! Nanti kalo kita kebakar gimana?” panik Seyeon. Kan nggak lucu, nanti kalo masuk berita ‘Kematian 4 orang anak akibat terpanggang di dalam lift karena api yang di hasilkan dari salah satu anak tersebut’ Bisa-bisa, repotasi Seyeon sebagai sekertaris kelas bisa hancur (apa hubungannya…)

“PPALI PANGGIL SUHO OPPA! HUAAA!!!” seru Seyeon panik melihat api yang makin membesar. “KAI! KAI! CEPAAAAAT TELEPORT BUAT BAWA SUHO OPPA!”

BUFFFF

Kai menghilang dan kembali muncul, membawa Suho. “Suho oppa! Cepat padamkan apinya!” seru Seyeon.

“Arasseo…arasseo…” gumam Suho, dia menggerakkan tangannya, dan seketika itu juga, keluar air yang menyiram api. Untunglah, semakin lama, api itu semakin mengecil.

Tidak lama kemudian, api itu benar-benar padam. Sehun memejamkan matanya, terasa angin berhembus di dalam lift itu dan menghilangkan asap-asap yang memenuhi lift.

“Uhuk! Uhuk!” Seyeon terbatuk.

“Seyeon-ah. Gwenchanha?” tanya Suho. Seyeon menghela napas menatap 4 namja di hadapannya.

“Ya! Jugullae?!” alih-alih menjawab Seyeon malah membentak kesal. “Kalian itu… Argh!” sambungnya menghentakan kakiknya kesal dan berjalan meninggalkan ke4 namja itu yang memandangnya bingung.

 

Seyeon dengan lunglai berjalan membuka pintu apartemen sambil menggosok kedua matanya yang berair.

“Waah… Seyeon-ya!” seru Chen tiba-tiba menghalangi jalan Seyeon. Dengan malas Seyeon mendongak menatap Chen.

“Wae oppa? Aku cape, mau istirahat.” ujar Seyeon berjalan ke arah lain namun Chen menghalanginya.

“Kita cari udara di luar yuk, aku bosan di rumah…” ajak Chen memutar tubuh Seyeon namun Seyeon mengelak.

“Oppa, aku ca….” Seyeon menghentikan ucapannya begitu tau mengapa Chen menghalanginya dari tadi. Di depannya, terlihat Tao dan Baekhyun sedang merapikan serpihan persolen.

“Apa yang kalian lakukan?!” pekik Seyeon menghampiri Baekhyun dan Tao.

“Seyeon, tadi itu Tao tidak sengaja….” ujar Kyungsoo angkat suara begitu suasana menjadi tegang.

“Diam!” potong Seyeon. “Sebenernya apa sih tujuan kalian ke bumi? Kenapa kalian hanya bisa mengacau saja?” tanya Seyeon. Entah kenapa matanya terasa panas.

“Mwoya? Apa maksudmu mengacau? Tentu saja kami ke sini ada tujuannya.” jawab Lay tidak terima.

“Keurae? Kalo begitu kenapa kalian tidak cepat selesaikan masalah kalian dan cepat pergi dari sini?! Atau tidak jangan datang ke kehidupanku dan Yeonwoo onnie!”

“Kami tidak akan bisa menyelesaikan masalah itu sebelum kami lengkap.” sahut Lay.

“Aku benar-benar benci dengan kalian! Aku tidak ingin melihat muka kalian lagi!” teriak Seyeon berlari menuju pintu.

“Seyeon-ya…” panggil Luhan berusaha menahan Seyeon namun Seyeon malah menatapnya sinis. “Bikyeo.” desis Seyeon dingin kemudian keluar dari apartemen.

BLAM!

“Hyung, eottokhae?” tanya Sehun pada Luhan.

“Kita tunggu Yeonwoo pulang aja…” jawab Luhan di setujui member yang lainnya.

“Aish, Tao! Kau sih pake wushu di ruang tengah segala.” celetuk Chen.

“Abis aku kan bosan hyung.”

 

“Dasar Seyeon. Kalau saja kemarin dia tidak salah beli buku, pasti tidak usah beli dua kali.” gumam Yeonwoo sambil melihat buku-buku pelajaran kelas 12. “Kkeut. Ini saja dulu.” gumamnya setelah berhasil menemukan pelajaran-pelajaran yang di anggapnya penting kemudian membayarnya di kasir.

“Aigoo… Sudah masuk musim dingin” Yeonwoo merapatkan jaketnya karena cuaca yang mulai dingin. Ia berdiri di bawah lampu lalu lintas menunggu lampu hijau bagi pejalan kaki.

“Ah… Eomma, eomma… Ada meteor jatuh.” ujar seorang anak kecil di samping Yeonwoo sambil menarik-narik ujung baju ibunya. Yeonwoo iseng mendongak ke arah langit, memang benar ada sebuah meteor jatuh. Yeonwoo mengerutkan keningnya.

“Disanakan… Taman depan apartemen.” gumam Yeonwoo dan langsung berlari menghampiri tempat kejadian.

“Mana meteornya… Ups, aw!” Yeonwoo mengelus hidungnya yang tertabrak punggung seseorang.

“Oh, sorry. Are you okay?” Yeonwoo mendongak dan melihat seorang namja yang bertubuh tinggi. Namja itu tersenyum kecil ke arahnya.

“Are you okay, miss?” tanyanya ulang. Yeonwoo mengangguk sebagai jawaban. “Yes, i’m okay.” jawab Yeonwoo kemudian melihat sesuatu di pergelangan tangan namja itu.

myphoto(1)

“Eh? Kau dari EXO Planet? Pemegang badge Flight?” tanya Yeonwoo.

“Ne, namaku Kris.” jawab Kris dan kembali tersenyum.

“Wah liat ya, itu namjachingunya? Tinggi dan keren sekali…”

“Aigoo! Namjanya sangat tampan…”

Yeonwoo menengok ke sekeliling taman, banyak yang memperhatikan dirinya dan Kris. Ia mendongak dan kembali menatap Kris yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Oppa, ayo ikut aku.” ujar Yeonwoo kemudian berjalan memasuki apartemen.

 

“Semuanya aku pulang… Lihat siapa yang aku bawa..” ujar Yeonwoo.

“Oh. Kris hyung!” seru Tao berhambur kepelukan Kris. “Tao-ya. Annyeong.” sapa Kris mengacak rambut Tao.

“Eh? Kau Chanyeol oppa ya?” tanya Yeonwoo begitu melihat Chanyeol. “Tadi Seyeon memberitahuku.”

“Yeonwoo-ya…” panggil Chen. “Seyeon…”

“Eoh? Seyeon kenapa?” tanya Yeonwoo sambil membuka ponselnya yang bergetar.

From : Kim Seyeon

Onnie, aku tidak akan pulang kalo ke10 alien itu masih ada di sini. Pokoknya tidak mau!!!

“Apa yang terjadi memang?” tanya Yeonwoo ketika membaca pesan dari Seyeon.

“Tadi aku sedang wushu, nggak sengaja tongkatku menyambar porselen itu.” jawab Tao sambil menunjuk porselen yang di lem di meja tamu.

“Pantesan…” gumam Yeonwoo meraih persolen itu dan menimang-nimangnya. “Ini barang kesayangan eomma yang di kasih appa saat 18 tahun mereka menikah, dan bagi Seyeon ini peninggalan berharga satu-satunya.” jelas Yeonwoo.

“Jadi kita harus gimana?” tanya Kyungsoo.

“Biar Seyeon aku yang ngurus” jawab Yeonwoo. “Kai oppa, Sehun oppa. Ini aku belikan buku pelajaran baru untuk kalian.” ujar Yeonwoo sambil menyerahkan buku yang di belinya barusan.

“Yey~ gomawo Yeonwoo-ya!”

 

“Seyeon-ya. Kau mau menghabiskan jatahku ya -__-” tanya Minji melihat Seyeon menyantap jjangmyunnya dengan kesal. Seyeon hanya diam dan tetap memakan jjangmyun milik Minji. Minji yang melihatnya menghela napas dan menopangkan dagunya.

“Wae? Kau berantem dengan Yeonwoo onnie?” tanya Minji. “Akhir-akhir ini kau aneh, Seyeon.” ujar Minji kemudian.

“Aneh bagaimana?” tanya Seyeon sebagai jawaban.

“Tadi saat di sekolah kau kelihatan sangat cemas, terus sekarang kau memutuskan untuk menginap dirumahku, dan kalo aku mau main ke rumahmu kau melarangku.” jelas Minji.

“Itu…” Seyeon merasa kesal jika mengingat kejadian tadi siang. “Eung, sodara-sodaraku dari Busan sedang berlibur di Seoul, jadi mereka menginap dirumahku.” jawab Seyeon asal.

“Oh…” gumam Minji sambil mengangguk.

“Minji-ya. Aku capek, aku tidur duluan ya.” kata Seyeon lalu melompat naik ke ranjang Minji. Minji hanya bisa berdecak-decak heran dengan kelakukan sahabatnya itu.

 

Kedua mata Seyeon terbuka lagi. Udah entah keberapa kalinya dia terbangun. Dia berguling untuk mengganti posisi, melihat Minji yang sudah tertidur pulas. ‘Huh…kenapa aku akhir-akhir ini terus kepikiran soal Kyungsoo oppa ya?’ batin Seyeon. Benar saja, di pikirannya terus tergambar wajah Kyungsoo, dari pertama dia muncul dari dalam tanah, sampai…insiden handuk rilakkuma.

“Hihihi…matanya yang bulat kayak donat itu…” gumam Seyeon tidak sadar. ‘UPS!’ serunya dalam hati. Dia membekap mulutnya dan melirik Minji, untunglah yeoja itu nggak kebangun.

‘UGHH! Tapi tetap saja aku benci dengan mereka!’

Seyeon memaksa kedua matanya untuk terpejam.

 

Yeonwoo membuka kedua matanya, tangannya langsung saja meraba meja di samping tempat tidurnya untuk mencari handphonenya. “Uh..belom ada kabar dari Seyeon. Dia beneran nggak mau pulang?” gumam Yeonwoo. Dia lalu melihati Sehun dan Luhan yang tidur di bawah lantai dengan kasur busa tipis. Yeonwoo terkekeh kecil melihat posisi tidur Sehun yang memeluk Luhan. Kemarin, Sehun merengek-rengek meminta Luhan untuk tidur sekamar dengannya.

“Ckckckck…aegi chorom..” gumam Yeonwoo dengan senyuman kecil.

Dengan malas, Yeonwoo berjalan keluar kamar, melihat Chen yang masih tertidur di sofa. Semalaman, Chen yang paling kalut menunggui Seyeon sampai subuh. Yeonwoo membenarkan selimut Chen, menatapnya dengan tatapan tidak enak hati. “Sebegitu sukanya kah oppa sama Seyeon?” gumamnya.

BRAK!!

DUK DUK DUK

“SALJU TURUUUUN~” seru Chanyeol, Kyungsoo, dan Tao berbarengan, berlari dari dalam kamar mereka ke balkon. “Selamat pagi, Yeonwoo.” sapa Kris. Yeonwoo tersenyum. “Pagi, oppa.”

“Yeonwoo! Yeonwoo! Sini, cepat!” panggil Chanyeol heboh dari arah balkon. Yeonwoo lalu menghampiri keempat namja itu. “Uwahh~ yeppeuda…” gumam Yeonwoo saat melihat hujan salju itu, ditambah dengan pemandangan taman apartemen yang sudah diselimuti salju.

Yeonwoo menatap keempat namja itu dengan tatapan penuh arti. “LET’S PLAY OPPADEUL!”

 

Sekarang, Yeonwoo, Chanyeol, Tao, Kyungsoo, dan Kris sedang membangun boneka salju di taman apartemen. “Ishhh…aku nggak nyampe nih taruh topinya.” kata Yeonwoo kesal. “Sini, biar aku aja.” tawar Kris, mengambil topi yang ada di tangan Yeonwoo dan menaruhnya di kepala boneka salju itu.

BUK!

“ADUH!” ringis Kyungsoo karena ditimpuk Chanyeol bola salju. “Chanyeol hyung! Awas kau!”

“Aku ikut!” seru Tao antusias lalu melempari Kris bola salju.

“Huang Zi Tao! Jugullae?”

Mereka berempat akhirnya bermain perang salju.

“Ayo, Yeonwoo! Ikutan!” seru Chanyeol.

Yeonwoo terkekeh. “Ne!”

Yeonwoo melempar bola salju itu, tapi tidak sengaja, malah mengenai boneka salju yang tadi mereka buat. “UPS!” gumamnya kaget.

Tapi..oh..oh…boneka salju itu ternyata bergerak!

Yeonwoo dan yang lainnya tercengang melihati boneka salju itu yang sekarang malah menari ‘Gangnam Style’ (?) (playing : Oppa Gangnam Style – PSY)

BUF!! BUFFF!!

Perlahan-lahan, boneka salju itu meleleh dan….keluarlah seorang namja dari dalam sana yang masih menari ‘Gangnam Style’. Yeonwoo hanya bisa tersenyum aneh melihat sebuah badge di baju namja itu.

myphoto(10)

“Xiumin hyunggg~!!!”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet