Shadow Warrior Ch 6

Shadow Warrior
Please Subscribe to read the full chapter

 

Shadow Warrior Chapter 6 . “Ugh!” Kyuhyun menarik napas lega ketika Ksatria Jujak mencabut pedang yang tertancap di kakinya. Namun hal itu hanya sekejap. Ksatria jujak kembali menyabetkan pedang untuk mengenainya, hingga membentuk sebuah garis api. Kyuhyun berhasil berguling sekali untuk menghindar. Ksatria Jujak tidak tinggal diam. Dikerahkannya tenaganya untuk mendorong garis api itu menjauh, mengejar Kyuhyun yang terus berguling. Garis api baru berhenti bergerak setelah mengenai Kyuhyun yang langsung terpental hingga beberapa meter. Meski seluruh tubuhnya terasa sakit dan napasnya semakin memendek, Kyuhyun langsung berbalik menghadap Ksatria Jujak. Ia tahu, setiap saat serangan bisa kembali datang. Sambil meringis menahan sakit, Kyuhyun berusaha bangkit berdiri. Hanbok yang ia kenakan sudah compang-camping akibat sabetan pedang. Ia tidak tahu berapa lama mereka sudah bertarung. Yang ia tahu, tubuhnya mulai tidak bisa ia kendalikan untuk terus bergerak menyerang. Aku tidak boleh kalah. Jika aku kalah, bukan hanya Sungmin hyung, tapi Siwon dan Zhoumi akan mengalami hal yang buruk…. Kyuhyun berdiri dengan kaki yang goyah. Digenggamnya pedang dengan kedua tangan, berusaha mengumpulkan tenaga yang tersisa. Bagaimana….bagaimana caraku mengalahkan Ksatria Jujak? Ksatria Jujak membuat dua kali sabetan pedang, sehingga terbentuk 2 garis api yang bersilangan di antara mereka. Kyuhyun menahan napas. Jika ksatria Jujak mendorong garis api itu ke arahnya seperti serangan-serangan yang tadi, ia tidak yakin bisa menghindar dengan semua lukanya saat ini. Apalagi kakinya yang tadi ditikam mulai terasa berat untuk digerakkan. Hanya bisa satu serangan, setelah itu aku tidak tahu apakah masih sanggup bertarung. Kyuhyun memandang ksatria Jujak. Ia tertegun ketika sebuah kesadaran menghampirinya. Bolehkah…aku mempercayai instingku saat ini? Kyuhyun memastikan pengamatannya  sekali lagi sebelum memejamkan kedua  matanya. Perlahan napasnya yang memburu mulai  mereda dan terdengar pelan. Ia mencoba mengumpulkan konsentrasi untuk serangan terakhir. Begitu Kyuhyun merasa udara di sekitarnya berubah karena kedua garis api bergerak, ia kembali membuka matanya. Dipaksanya tubuhnya bergerak maju dengan tangan kanan memegang pedang. Begitu pedang mulai melewati garis api, tangan kirinya ikut menggenggam pedang agar tidak terlepas ketika tubuhnya terbelah oleh garis api yang menyilang itu. Darah berhamburan tetapi Kyuhyun terus maju hingga pedangnya berhasil menikam tepat di perut Ksatria Jujak. Namun pedang Ksatria Jujak yang terayun, menebas tubuh Kyuhyun menjadi dua. Kyuhyun sempat mencabut pedangnya sebelum jatuh tersungkur. . . Shindong duduk di tangga yang terdapat di belakang bangunan utama sambil memandang langit dengan wajah muram. Setiap selesai menyendiri di gunung yang terdapat di belakang kediaman mereka, Kyuhyun selalu masuk ke bangunan utama melewat tangga bagian belakang, menghindari pandangan para pelayan maupun penjaga gerbang. Karena itulah Shindong sejak semalam menunggu di sana, dengan keyakinan Kyuhyun akan melewati jalan itu saat kembali. Hari sudah menjelang pagi dan Kyuhyun belum juga muncul. Shindong teringat senyum Kyuhyun sebelum berangkat menuju kuil Jujak. “Jeonha, ternyata kau sudah benar-benar menerimanya…,” gumam Shindong sedih. Pikirannya melayang ke masa lalu, saat Kyuhyun berusia 12 tahun…. “Aku tidak mau belajar lagi! Aku tidak mau berlatih lagi!” Kyuhyun dengan berang menghamburkan semua buku dan kertas yang ada di mejanya. Ia juga menghampiri tempat menggantung pedang dan membantingnya dengan keras.  Shindong saat itu hanya diam memperhatikan Kyuhyun meluapkan semua kemarahannya. “Ajussi…segel itu…hanya Sungmin hyung yang bisa melakukannya. Benar kan?” Kyuhyun memandang Shindong menuntut jawaban. “Appa dengan jelas menuliskan semua di buku yang ia berikan untukku. Apakah itu benar?! Jawab aku, ajussi!!!” Shindong memandang Kyuhyun beberapa saat sebelum mengangguk. “Itu benar, Jeonha…” “Jadi, untuk apa aku harus belajar setiap hari? Untuk apa aku berlatih pedang setiap hari? Apapun yang aku kerjakan, tidak akan membuatku bisa menyegel jenderal Agma! Jadi sebenarnya aku ini berusaha untuk apa?!” Kyuhyun bersandar ke dinding dengan wajah pucat pasi ketika Shindong hanya membuka mulut namun tidak mengeluarkan kata-kata apapun. Kegugupan pengasuhnya itu membuat Kyuhyun menyadari kalimat-kalimat yang selama ini membingungkan dirinya. kalimat yang Leeteuk tulis berulang kali di dalam buku, namun hanya berupa sebuah puzzle di dalam  benak kecilnya. Dan kini kepingan-kepingan puzzle itu bergabung membentuk sebuah gambar; Gambar yang membuat tubuhnya bergetar dengan hebat detik itu juga. “Jeonha!” Shindong berlari menghampiri Kyuhyun yang kini terduduk di lantai dengan tubuh gemetar. Majikannya itu memeluk lutut begitu kuat sehingga buku-buku jarinya memutih, sementara air mata sudah mengalir dengan begitu cepat. “Jeonha…” Shindong berusaha memeluk Kyuhyun, namun Kyuhyun mendorongnya dengan keras dan kembali memeluk lututnya sendiri. Untuk beberapa lama Shindong hanya bisa terdiam dan melihat Kyuhyun menangis, hingga Kyuhyun mengangkat wajahnya ke arah Shindong yang terus memperhatikannya. “Ajussi…apakah…apakah aku akan mati?” tanya Kyuhyun lirih, namun kata-kata itu sanggup merobek hati Shindong sehingga matanya mulai tertutup oleh air mata. “Apakah…aku hidup…belajar…dan bertarung…hanya untuk mati?” Shindong terisak mendengar kata-kata Kyuhyun yang diucapkan dengan nada ragu, takut, dan bingung. Bagi anak seusia Kyuhyun, ia tahu pasti hal seperti itu tidak pernah terlintas dalam bayangan mereka. Namun Shindong hanya bisa menangis. Ia tidak tahu harus mengatakan apa, sementara yang Kyuhyun katakan adalah sebuah kenyataan. “Itukah sebabnya aku tidak boleh bersekolah… Aku tidak boleh memiliki teman… Bahkan tidak ada yang mengetahui namaku… Karena aku hanyalah ‘pengganti’ Sungmin hyung? Aku berperan sebagai Jeonha untuk menutupi keberadaannya?” Shindong terdiam, hanya tangannya yang sesekali menghapus air mata yang mengaburkan pandangannya. Ia menautkan kening ketika Kyuhyun bangkit berdiri dan menghampirinya yang masih berlutut di lantai, sehingga Shindong terpaksa menengadahkan wajahnya karena jarak mereka begitu dekat. “Ajussi, jadi siapa aku sebenarnya? Siapa yang berdiri di hadapanmu saat ini? Siapa yang kau sebut Jeonha seumur hidupnya?” “Jeonha….” Shindong memandang Kyuhyun sejenak untuk kemudian hanya tertunduk. Melihat hal itu, Kyuhyun menggeram marah. Ia menuju lemari kayu dan mulai mengeluarkan kaos, kemeja, dan celana panjang miliknya, juga beberapa pakaian dalam dan sepatu. Ia sibuk mencari-cari tas untuk membawa semuanya itu ketika Shindong menahan tangannya. “Jeonha! Apa yang kau lakukan?” Kyuhyun memandang Shindong dengan tajam. “Aku mau pergi dari sini. Aku tidak mau mati begitu saja tanpa arti apa-apa! Aku ingin punya mimpi! Aku ingin pergi ke manapun yang aku suka! Aku akan berteman dengan banyak orang yang akan mengingatku sebagai Kyuhyun!” “Jeonha!” Kyuhyun menepis tangan Shindong dan kembali mencari tas, namun ia tak memiliki satupun. Akhirnya anak berusia 12 tahun itu menarik sebuah kain lebar yang biasa digunakan sebagai selimut di musim panas, dan mulai membuntal semua pakaian yang ia pilih. Shindong-ah…berjanjilah bahwa kau akan mendidik Kyuhyunie hingga menjadi guardian Jujak yang baik dan hebat. Berjanjilah padaku, Shindong-ah… karena aku… tidak bisa membimbingnya lagi…. Kata-kata Leetuk sebelum meninggal, membuat Shindong tersadar dari kebimbangannya. Ia menghampiri Kyuhyun yang sedang mengangkat buntalan pakaian, lalu mengambil alih buntalan itu sehingga Kyuhyun memandang marah kepadanya. “Jeonha, jangan membawa dengan cara seperti itu. Kita akan membeli sebuah tas ransel, sehingga Jeonha bisa pergi membawanya dengan nyaman.” Shindong tersenyum ketika Kyuhyun memandang curiga kepadanya. “Jeonha, setelah Jeonha pergi, mungkin kita takkan bertemu lagi. Sebelum membeli tas, aku ingin mengajak Jeonha ke suatu tempat.” “Ajussi, kau merencanakan apa?” tanya Kyuhyun masih dengan nada curiga. Shindong mencoba tersenyum setulus mungkin. “Kita hanya akan berjalan-jalan. Anggap saja ini acara perpisahanku dengan Jeonha. Jeonha bersedia bukan?” Kyuhyun mempertimbangkan hal itu sejenak. Ia ingin sekali menolak, namun wajah Shindong tampak begitu sedih. Ia sendiri sebenarnya sangat berat untuk berpisah dengan Shindong dan rumah yang selama ini ia tempati. Ia tak kenal siapapun dan tak tahu bagaimana keadaan di luar. Namun tinggal diam sebagai kagemusha juga bukan hal yang ia inginkan. “Baiklah. Tapi sore nanti kita berpisah, ajussi.” Kyuhyun mengajukan syarat. “Kau harus berjanji tidak akan menghalangiku.” “Aku berjanji, Jeonha.” Shindong membungkuk hormat. . . Seperti yang Shindong duga, Kyuhyun berteriak kegirangan setibanya di tempat yang mereka tuju. Keluar dari mobil, Kyuhyun langsung melonjak-lonjak penuh semangat. Sementara Shindong membeli tiket masuk, Kyuhyun sibuk mengagumi pemandangan di sekelilingnya. “Ajussi, setiap aku minta ke taman bermain, Ajussi tidak pernah membawaku ke sini. Mengapa sekarang…..” “Jeonha, ayo kita masuk.” Shindong memotong pertanyaan Kyuhyun dan menyerahkan tiket kepada petugas. “Ajussi! Aku mau mencoba roller coaster itu!” seru Kyuhyun dengan mata berbinar. “Whoaaaa ini jauh lebih hebat dari yang aku lihat di buku!” Sepanjang hari Kyuhyun sibuk menyebutkan jenis-jenis wahana yang ia kenal lewat buku dan film, mencoba dan mengulangnya jika Kyuhyun sangat menyukainya. Shindong tersenyum melihat semua itu. Ia selalu siap dengan makanan dan minuman ketika Kyuhyun menghampirinya untuk beristirahat. “Aku tahu kenapa semua orang menyukai komidi putar.” Kyuhyun menyeruput jus jeruknya sambil tersenyum lebar. “Meski kuda asli lebih gagah, tapi berkuda berputar-putar dengan banyak orang, itu sangat menyenangkan, ajussi. Bagian yang paling menyenangkan adalah menemukan sosok ajussi setiap putaran berulang. Ajussi melambai sambil tersenyum di antara begitu banyak orang. Hanya untukku. Itu sangat menyenangkan.” “Itu karena Jeonha selalu melambaikan tangan penuh semangat.” Shindong terkekeh. “Aku hanya mengikuti mereka semua.” Wajah Kyuhyun bersemburat merah. “Aku lihat, semua melambai seperti itu setiap melihat keluarga mereka. Ternyata memang menyenangkan…” “Sekarang aku mengerti mengapa Jeonha mengulangnya hingga 5 kali.” Shindong tergelak. “Aku sebenarnya ingin naik lagi. Tapi penjaga memintaku berhenti.” Kyuhyun menggembungkan pipinya, membuat Shindong terkekeh. “Aku ingin bersekolah, dan belajar cara membuat wahana permainan. Aku akan membuat wahana yang disukai semua orang sehingga semua yang menaikinya bisa merasa berbahagia.” “Itu impian yang bagus,” puji Shindong tulus. “Aku akan membuat wahana yang cocok untuk orang lanjut usia juga, sehingga ajussi bisa menaikinya nanti.” Shindong kembali terkekeh mendengarnya. Keduanya beristirahat di sebuah meja berpayung besar. Kyuhyun mengisi kembali perutnya sambil melihat-lihat pemandangan sekitar. Komidi putar merupakan wahana yang paling jelas terlihat dari tempat mereka. Di bagian belakang, tampak kincir raksasa yang dipenuhi lampu warna-warni tengah berputar perlahan dengan ujungnya bagai menyentuh langit. “Ajussi, ayo kita naik kincir itu bersama!” Tanpa menunggu persetujuan Shindong, Kyuhyun menariknya untuk mengantri di wahana kincir raksasa. Semua taman bermain mulai diwarnai lampu-lampu yang semarak karena hari mulai menjelang sore. Kyuhyun memaksa sang penjaga untuk mengijinkannya memilih gerbong yang biru, warna kesukaannya, ketika giliran mereka tiba. “Ajussi, kita bergerak naik!” seru Kyuhyun dengan wajah cerah. Ia bergumam riang sambil melihat ke pemandangan di bawah. Ia juga menunjuk wahana-wahana yang tampak kecil di kejauhan. “Seandainya Appa masih hidup, aku ingin ke sini bersama Appa….” Kyuhyun memandang wahana komidi putar kesukaannya yang berbinar indah di bawah sana. Shindong menghela napas panjang, mencoba memantapkan hatinya sebelum melakukan apa yang ia rencanakan sejak semula. Ia merasa kalimat Kyuhyun tadi merupakan pembukaan yang tepat. “Jeonha, apakah hari ini sangat menyenangkan?” tanya Shindong, berusaha menahan getaran dalam suaranya. “Tentu saja!” seru Kyuhyun cepat. Wajah sedihnya akibat teringat sang Appa langsung menghilang. “Gomawo, ajussi. Gomawo sudah mengajakku ke sini.” Shindong nyaris mengurungkan niatnya melihat mata yang berbinar penuh terima kasih itu. Namun ia teringat janjinya kepada Leeteuk. “Sepertinya semua yang datang ke sini sangat berbahagia.” “Ajussi, kau ini aneh.” Kyuhyun tertawa lebar. “Tentu saja. Semua bisa bersama-sama dengan keluarga mereka, menghabiskan waktu dengan macam-macam permainan menyenangkan, sambil makan dan minum bersama. Aku juga ingin ke sini lagi bersama teman-temanku nanti. Aku akan membuat banyak teman. Setelah aku berhasil menjadi orang sukses, aku akan menjemput ajussi untuk tinggal bersamaku. Lalu kita akan ke sini lagi berdua.” Kyuhyun memandang Shindong dengan wajah cerah. “Ajussi, kau mau tinggal bersamaku nanti bukan? Meski aku hanya orang biasa bernama Kyuhyun?” Shindong tersenyum getir. Wajahnya sangat murung sehingga Kyuhyun menautkan alisnya dengan bingung. “Ajussi, apakah ajussi tidak mau bersamaku jika aku bukan seorang Jeonha?” tanya Kyuhyun sedih. “Ajussi jangan khawatir. Aku akan bekerja dengan giat sehingga sukses. Aku akan membangun hanok yang besar untuk kita berdua.” “Mana mungkin aku menolak?” Shindong mencoba tersenyum. “Bagiku, Jeonha tetaplah Jeonha. Tidak ada yang akan mengubah hal itu.” “Lalu, kenapa ajussi bersedih?” tanya Kyuhyun penuh selidik. “Karena…karena semua impian Jeonha tidak mungkin terwujud….” jawab Shindong sambil tertunduk. “Mwo? Bagaimana mungkin?” Kyuhyun merasa tersinggung. “Impianku pasti terwujud, ajussi. Aku akan bekerja dan bersekolah dengan giat. Aku akan…” “Jeonha…” Shindong memotong ucapan Kyuhyun dengan mimik yang membuat Kyuhyun terdiam. “Bagaimana Jeonha bisa belajar dan bekerja hingga sukses? Jenderal Agma dan para gaekgwi akan mengacau semua ini, menguasai dunia manusia dan menjadikan manusia makanan mereka untuk menjadi semakin kuat. Tidak ada lagi anak-anak yang ke taman bermain bersama orang tuanya. Tidak ada lagi kincir angin dan komidi putar, juga wahana lain karena para gaekgwi akan menghancurkannya.” “Setiap hari anak-anak akan menangis ketakutan, menunggu giliran mereka dimakan oleh para gaekgwi, begitu pula orang tua mereka. Mungkin saja selama menunggu, mereka sudah dipisahkan dari orang-orang yang mereka sayangi. Selain itu….” “Tidak mungkin!” Kyuhyun bangkit berdiri dengan marah sehingga gerbong yang mereka naiki sedikit berguncang. “Sungmin hyung tidak akan membiarkan hal itu terjadi! Sungmin hyung akan menyegel Jenderal Agma sehingga ia terpasung di sungai Henggi selamanya!” “Itu jika Sungmin-sshi berhasil menguasai jurus Jujak tertinggi….” Mata Kyuhyun melebar sejenak sebelum akhirnya memicing. Ia mencoba mencerna kata-kata Shindong. “Jika Sungmin-
Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ROLEMODEL #1
THIS IS AMAZING ^^
nuryanidewi123 #2
Chapter 25: sungmin akhirnya tau apa yg dilakukan kyuhyun selama 4 hari ini dan

akhirnya kyuhyun bisa merasakan bagaimna suasana sekolah dn teman yg menyenangkan seperti changmin.

eunhyuk dalam bahaya...
apa yg mengikuti nya dan kyuhyun kemarin adalah jendral agma atau hanya anak buah nya...
semoga ada yg menolong eunhyuk.
kyuhyun sudh mengetahui siapa keluarga yg sebenarnya jgn sampai dia kehilangan anggot keluarga nya lagi. sedih rasanya....

ditunggu lanjutan nya ya
dan makasih sudah update...
nuryanidewi123 #3
Chapter 23: kyuhyun cepat lah sadar karena kekuatan yg kau miliki lrbih besar dari jujak yg asli...
nuryanidewi123 #4
Chapter 22: euhnyuk berusaha menjadi hyung yg baik bagi kyuhyun...
lalu siapa yv mengukuti kyuhyun dan euhyuk ya.. apa dia sosok yg jahat...
lanjut
nuryanidewi123 #5
Chapter 21: donghae hehehe dia benar2 lucu sedih aja makan nya banyak banget hehehehe
membayangkan kyuhyun dengan heechul aja seperti kakak dan adik yg berdebat hehehe...

heechul kenapa ga diceplosin aja siaoa kyuhyun dan donghae sebenarnya aku kan jg penasaran heheheh
nuryanidewi123 #6
Chapter 20: ngakak jg pas donghae bilang dia tidak dalam pengaruh anak buah jendral agma,dia melakukan nya dgn sadar hehehehe...

kyuhyun adalah salah satu dari guardian....
guardian yg kelima dan kyuhyun tidak menyadari nya...
kenapa jg pas kepala pendeta bilang guardian terakhir bisa berbicara dgn binatang kyu udh kabur aja...

suka oas kyuhyun dan heechul mereka musuh tp seperti bukan musub saja...
lanjut ya
nuryanidewi123 #7
Chapter 16: sepertinya rahasia siapa kyuhyun sedikit terbuka.apa mungkin guardian yg kelima adalah kyuhyun...
karena kepala kuil bilang klo guardian yg terakhir jg unik karena dja bisa berbicara dengan binatang,kyuhyun bisa berbicara dengan binatang kan ketika dia melarikan diri...

hendry kenapa jahat banget meracuni kyuhyun dan membuat kyuhyun tersiksa karena kekuatan nya sendiri...

donghae jg kenpa dia jg bisa terpengaruh oleh anak buah jendral agma semoga kyuhyun akan baik2 saja
lanjut ya
nuryanidewi123 #8
Chapter 15: kyuhyun siapa sebenarnya dia ya...
apa dia benar demon atau sesuatu yg lebih lebih daripada jujak...
donghae kenapa dengan dia apa dia sudah terhasut oleh salah satu anak buah jendral agma... lanjut ya
nuryanidewi123 #9
Chapter 14: Lucu pas kibum yg penasaran kenapa kyuhyun bisa mendengar percakapan mereka sedang dia sedang bertarung hehehe...
penasaran banget siapa kyuhyun sebenarnya apa dia lebih spesial dibanding dengan guardian jujak itu sendiri..
menyembunyikan matahari dengan matahari lain nya...
binggung jd nya...
lanjut ya
nuryanidewi123 #10
Chapter 13: aku cengo baca nya kalo kyuhyun ga tau jalan pulang ke rumah hehehee.. kibum,donghae dan para pengawal semoga mereka cepat menemukan kyuhyun dan menolong nya...
lanjut ya