Part 3

Never Ending Song
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

***

Tak seperti hari-hari sebelumnya, kali ini matahari bersinar cukup cerah, membuat suhu udara pagi itu terasa lebih hangat. Suara bising kendaraan membaur dengan deru angin musim dingin yang berhembus. Tidak terlalu kencang, namun mampu membuat para pejalan kaki menarik mantel lebih erat untuk membungkus tubuh mereka. Jalanan mulai dipadati oleh orang-orang, bersiap untuk memulai aktifitas mereka hari itu. Termasuk dua orang namja yang berjalan beriringan ditengah keramaian itu.

“Ada apa Chanyeol-ah?” tanya salah satu namja itu sambil menatap heran pada seorang namja tinggi disampingnya yang tiba-tiba mengghentikan langkahnya. Tangan mereka yang saling menggenggam, membuat langkah namja yang bertubuh lebih pendek  itu juga ikut terhenti.

“Aku melupakan sesuatu!”seru namja tinggi itu panik, sebelah tangannya meraba rambut coklat gelapnya.“Lay, tunggu disini! Sebentar lagi, aku kembali. Jangan kemana-mana, arasso?”

Namja tinggi bernama Chanyeol itu melepas tautan tangan mereka, bersamaan dengan bibirnya yang mendarat di pipi Lay. Memberikan sebuah kecupan manis untuk kekasihnya, sebelum dia berlari menjauh. Tas gitar yang menggantung dibahunya ikut bergoyang bersama derap langkah kakinya.

Mata Lay memandang bayangan Chanyeol yang mulai menghilang ditengah kerumunan manusia. Untuk beberapa detik, namja manis itu masih berdiri ditempatnya. Tangan Chanyeol yang tidak lagi menggenggam tangannya, membuat sasa dingin mulai mengalir di telapak tangannya, sementara rasa panas seperti membakar pipinya yang telah disentuh oleh bibir Chanyeol beberapa detik yang lalu. Dua sensasi berbeda itu dirasakan oleh tubuhnya disaat yang bersamaan. Dan siapa sangka perpaduan keduanya menimbulkan rasa hangat yang luar biasa didalam dadanya. Dia hanya bisa pasrah ketika jantungnya kembali menjadi korban oleh perasaan itu.

‘Park Chanyeol bodoh!’ dan sebelum dia benar-benar menjadi tontonan orang-orang disekitarnya karena perbuatan Chanyeol barusan, namja manis itu berjalan menuju halte bis yang terletak tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Ia duduk disalah satu kursi sambil menutup kedua wajahnya yang masih terasa panas. Ini bukan kali pertamanya Chanyeol berbuat seperti itu. Namun tetap saja Lay tidak bisa menahan jantungnya yang kembali berdebar kencang tiap kali namja tampan itu menyentuhnya.

Terhitung sudah dua minggu berlalu sejak pertemuan mereka malam itu, dan seminggu sejak peristiwa di depan café. Wajah Lay senantiasa bersemu merah tiap kali mengingat kejadian itu. Sebelumnya, ia tak pernah punya bayangan tentang perasaan yang kini mengikat dirinya dan Chanyeol. Apalagi, yang membuatnya merasakan hal baru itu adalah seorang namja asing yang tidak dikenalnya sama sekali. Ia tidak tahu kenapa dia terlihat begitu pasrah pada namja itu. Apakah karena namja itu telah menolongnya? Atau karena namja itu telah memberinya sebuah nama baru, mungkin? Atau ada alasan lain yang tidak sempat terpikirkan olehnya?

Tidak berbohong, dia merasa nyaman ketika berada didekat Chanyeol. Dia pun menyadari kalau perasaannya pada Chanyeol bukanlah sebuah perasaan semu yang timbul hanya karena kebersamaan mereka ataupun karena didasari rasa saling membutuhkan. Perasaannya pada Chanyeol lebih dari itu semua, dan dia yakin akan hal itu. Tapi, apakah Chanyeol juga memiliki perasaan sebesar itu?

Sedetak keraguan menghantam sanubarinya. Dirinya sudah dilimpahi dengan rasa cinta dari orang-orang sekitarnya, bahkan saat dia belum mengenal perasaan seperti apa itu. Sayangnya, semuanya tidak lebih dari sebuah kebahagiaan semu. Melambungkannya ketitik puncak, setelah itu menghempaskan dirinya jauh ke titik terdalam bumi. Dia sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Hingga dia tidak peduli lagi dengan semua hal yang datang menghampirinya. Apakah itu palsu atau tidak, atau apakah itu omong kosong atau bukan.

Termasuk Chanyeol. Dia tidak bisa menjaminkan apapun pada namja tampan itu. orang yang telah dianggapnya sebagai keluarga bisa saja mengkhianatinya, apalagi orang yang sama sekali tidak diketahuinya. Peluangnya akan semakin besar, bukan?

Ah, secepatnya Lay menghalau berbagai kelebatan praduga sebelum semua itu kembali mengepungnya. Tidak, Chanyeol berbeda. kalimat itu ia tanamkan kuat-kuat dalam dadanya. Baginya, Chanyeol bukan salah satu dari orang-orang bertopeng yang selama ini berkeliaran dilingkungannya. Chanyeol tidak mungkin memberikan kebahagiaan semu padanya.

“Lay…”

Suara berat itu memecah lamunan Lay. Kepalanya menoleh ke arah sosok yang menjulang di sampingnya.

“Maaf membuatmu menunggu…”ujar Chanyeol, lengkap dengan senyuman lebar khasnya. Tetesan keringat mengalir di wajahnya. Deru nafasnya yang terputus-putus menandakan namja itu telah berlari dalam waktu yang cukup lama.

Tidak mungkin. Lay menggeleng pelan sambil tertawa kecil. Dia menertawakan dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia meragukan namja tampan itu, sementara setiap memandang mata besar itu yang bisa dilihat hanyalah sebuah ketulusan?

Lay berdiri dari kursinya, lalu menyeka keringat di wajah Chanyeol dengan tangannya.“Apa yang kau lupa, hingga kau harus kembali ke rumah?”tanyanya pelan.

“Ini…”ujar Chanyeol sambil menunjuk topi pemberian Lay yang membungkus kepalanya.

“Kau kembali hanya untuk mengambil itu?” Lay menunjuk topi yang dikenakan Chanyeol dengan tatapan tidak percaya.

Namja tinggi itu mengangguk sambil mengelus topi berbulu itu. senyuman tidak lepas dari wajah tampannya.

Lay menghela napas, “Kau tidak akan mati meski tidak menggunakan topi itu sehari, Chanyeol-ah. Apa kau tidak bosan selalu memakainya?”

“Tidak. Karena topi ini adalah pemberian darimu. Aku tidak akan pernah melepasnya…” jelas Chanyeol.

Sesaat, Lay terpana. Tak menyangka kalau Chanyeol akan berkata seperti itu. Ia lantas menatap lurus ke sepasang mata Chanyeol yang besar. Sorot mata itu kembali menampar Lay. Membuatnya tersadar akan satu hal penting. Aku tidak boleh melukainya, apapun yang terjadi.

“Baiklah, kalau kau berpikir seperti itu. jangan sampai kau menghilangkannya, atau aku akan memukul kepalamu sampai hancur…”ancam Lay dengan mata menyipit.

Chanyeol bergidik mendengar ancaman kekasihnya,”Kau tidak perlu khawatir. Aku lebih memilih kehilangan ingatanku dari pada topi ini” ujar Chanyeol seraya mengelus topi itu dengan lembut, layaknya topi itu adalah benda yang sangat berharga untuknya.

“Eh…kalau kau kehilangan ingatanmu, berarti kau akan melupakanku…”tukas Lay cepat.

Chanyeol tersenyum lembut, seraya menatap wajah Lay yang seperti ingin menangis. Dia kemudian meraih sebelah tangan Lay.

“Aku tidak akan melupakanmu, Lay. Karena aku tidak menyimpanmu disini” Chanyeol mengarahkan tangan Lay untuk menyentuh kepalanya. ”Tapi disini…” Kini tangan Lay menapak didada kiri Chanyeol. “dan kau akan tetap berada disini…selamanya”

Lay menatap Chanyeol lekat-lekat.”Chanyeol-ah…”

“Aku mencintaimu, Lay…”

Kalau kalimat itu bisa membunuh, maka Lay akan mati saat ini juga. Jantungnya yang memompa dengan cepat, membuat darahnya mengalir dengan deras, hingga nyaris merobek pembuluh darahnya. Seluruh otot dan tulang yang menopang tubuhnya mendadak lemas seketika. Tangan Chanyeol yang sedang menggenggam tangannya mengalirkan rasa panas kesekujur tubuhnya.

Meskipun dirinya terlihat seperti orang sekarat, dia tetap ingin merasakan sentuhan Chanyeol dikulitnya. Dia tetap ingin mendengar kalimat itu keluar dari mulut Chanyeol. Dia tetap menginginkan suara berat itu mengucapkan namanya. dia tetap ingin menatap sepasang mata besar yang selalu memancarkan rasa cinta yang tulus untuknya. Tak ada kebohongan ataupun kepura-puraan. Sungguh, dia ingin merasakan itu semua dengan segenap jiwa dan raganya.

Lay segera menarik tangannya dari genggaman Chanyeol. “Le-lebih kita pergi sekarang, sebelum terlambat…”ucapnya lalu melangkah dengan cepat.

“Ya! Lay…Tunggu aku!!” seru Chanyeol, kemudian mengejar Lay yang berjalan agak jauh didepannya. Tas gitar yang menggantung dipundaknya, tidak memberikan efek apapun pada kecepatan langkah kakinya. Hanya beberapa langkah dia sudah berjalan di samping Lay.

‘Aku juga mencintaimu, Chanyeol-ah’

 

***A_V***

 

XOXO. Nama café yang sedang hangat dibicarakan saat ini, utamanya bagi kaum wanita. Selain bisa memanjakan perut dengan berbagai menu yang tersedia, ditempat ini mereka juga bisa memanjakan mata mereka, dengan namja-namja tampan yang berlalu lalang siap untuk mencatat dan mengantar pesanan mereka. Tidak hanya itu, menunggu antrian untuk membayar makanan tidak akan lagi membosankan, karena seorang namja y telah menanti dibalik meja kasir. Mereka tidak akan mengomel ataupun menggerutu saat pesanan mereka terambat untuk diantarkan, karena dua orang namja diatas panggung sudah siap untuk mengenyangkan mereka dengan alunan akustik lagu-lagu romantis. Bisa dikatakan, semua yang bekerja di tempat itu mampu membuat para wanita rela untuk duduk berlama-lama hingga kursi mereka berasap. =_=!

Bahkan café itu masih terlihat ramai, meskipun sebentar lagi waktu buka akan segera habis. Tampaknya mereka memanfaatkan tiap detiknya dengan sangat baik.

“Argghh…aku benar-benar lelah!” jerit Chanyeol. Kepalanya sudah terkulai lemas diatas meja. Entah sudah berapa album dia nyanyikan, hingga membuat tenggorokan seperti tercekik. Suaranya yang terdengar serak, menggema di dalam café. Suasana tampak lengang, tidak lagi berisik seperti beberapa menit yang lalu.

“Kau masih lebih baik, hyung. Hanya duduk dan bernyanyi. Sementara aku, kakiku rasanya sudah mau lepas karena terus bolak-balik mengantar pesanan. Belum lagi kalau mereka memintaku untuk foto bersama…”ujar seorang namja yang kini duduk disamping Chanyeol. Wajahnya putihnya terlihat sangat lelah.

“Kenapa kau tidak menolak, kalau kau memang tidak suka, Sehun-ah…”tanya Lay yang berdiri dibelakang Chanyeol. Jemarinya sibuk memijit bahu namja tinggi itu. sesekali dia memukul kepala Chanyeol, ketika namja itu mengeluarkan suara-suara aneh.

“Kalau aku menolak, mereka akan merengek sambil memasang wajah sok imut yang membuat kepalaku pusing…”keluh namja bernama Sehun itu.

Lay tertawa pelan. Dia tidak menyangka Sehun yang selalu memasang wajah dingin, bisa bersikap seperti anak kecil saat berada didekat hyungnya. ”Itu karena mereka menyukaimu, Sehun-ah…”

“Kalau mereka menyukaiku, seharusnya mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak aku sukai, hyung… Itu membuatku kesal!” Sehun mengerang frustasi. Wajahnya menampakkan ekspresi tidak suka. Awalnya dia tidak terlalu menanggapi sikap pengunjung yang terlihat berlebihan. Tapi, lama kelamaan sikap mereka semakin liar. Bahkan ada yang sampai mengikuti Sehun hingga ke rumahnya. Itu benar-benar hal tergila yang pernah dialaminya. Bayangkan kalau salah satu dari mereka berhasil masuk kedalam rumah Sehun. Tidak. Lebih baik aku tidur dipenjara, itu lebih aman.

“Oh Sehun, terima saja nasibmu apa adanya. Mungkin kau memang ditakdirkan untuk dibully oleh mereka. Lagi pula wajahmu itu sangat mendukung niat mereka…”

Sehun mendongak menatap dua orang namja yang berjalan mendekat. “Ya! Kim Jongin…! Kau pikir nasibmu lebih baik dariku, eoh?!” ujarnya tidak terima.

“Tentu saja. Kau pikir mereka segila itu, hingga mau melompati meja kasir kemudian berfoto bersama denganku? Hei, mereka masih waras. Hanya saja, wajahmu yang terlalu menggoda untuk dibully…”ejek Jongin sambil melemparkan lap bekas ke wajah Sehun.

“Aish! Dasar Kkamjong…! Akui saja kalau aku lebih tampan darimu…”balas Sehun, seraya melempar lap itu ke wajah Jongin. Dan sayangnya lemparan itu…tidak meleset.

“Kalau kau memang tampan, seharusnya saat ini kau sudah punya kekasih. Bukannya berkeliaran seorang diri seperti anak hilang…!!”sembur Jongin. Kali ini dia tidak melempar lap ke wajah Sehun. Karena benda itu sudah berada ditangan pemiliknya. Do Kyungsoo. *dibekep pake lap ama Kyungie*

“Siapa bilang aku tidak punya kekasih…”elak Sehun. “Ini kekasihku…”

Sehun kemudian berdiri, dan menarik pinggang Lay agar namja manis itu merapat padanya. Sehun tersenyum lebar melihat ekspresi Jongin yang menjiplak ekspresi wajah Kyungsoo yang berdiri disampingnya.

Namun senyuman itu tidak bertahan lama, ketika tiba-tiba aura hitam pekat menguar disekitar mereka. Sehun menegak ludah dengan kasar, saat merasakan bulu kuduknya berdiri.

“Oh Sehun, apa kau ingin aku memukulkan gitar ini ke wajahmu, agar para yeoja itu tidak lagi mengganggumu?” suara berat itu seperti menusuk telinga Sehun.

“Atau kau ingin senar gitar ini yang mencekik lehermu?” Chanyeol kini duduk tegak dikursinya. Tangannya meraba gitar miliknya yang tergeletak diatas meja. “Pilih saja, dengan senang hati akan aku lakukan untukmu…” Chanyeol menoleh menatap Sehun. Wajahnya sedang tersenyum. Tapi matanya, tidak sama sekali. Tatapannya itu seperti sedang melubangi kepala Sehun.

Sehun menggeleng keras. Dengan cepat dia menarik tangannya yang melingkar dipinggang Lay. Dan dengan pelan dia mendorong tubuh Lay ke arah Chanyeol.

“A-aku hanya bercanda, hyung…”ujarnya takut seraya tersenyum kecut.

Sementara Jongin dan Kyungsoo hanya bisa menggigit bibir mereka kuat-kuat. Sungguh, wajah Sehun saat ini seperti anak kucing yang habis kecebur di got. Mengenaskan. Dan kalau saja wajah Chanyeol tidak seperti penjaga kuburan, mungkin tawa mereka akan meledak saat itu juga.

“Lain kali pakai saja Kyungsoo, kalau ingin bercanda…”ujar Chanyeol datar, lalu menarik Lay merapat padanya. Sambil tersenyum namja tinggi itu membenamkan wajahnya diperut Lay, seperti anak kucing yang minta disusui ama induknya.#plakkk…

Dan bukan Lay namanya, kalau dia tidak mengelus kepala Chanyeol dengan lembut. Namja manis itu benar-benar menyayangi binatang kekasihnya.*ditabok pake gitar ama Channie*

Sehun tidak sanggup melihat sikap Chanyeol yang membuat perutnya terasa mulas. Dia lantas menoleh ke arah Kyungsoo. Menyadari tatapan Sehun, Jongin segera memeluk kekasihnya itu.

“Tidak boleh. He is mine. Pakai saja Suho hyung, He is free…”ujar Jongin.

Kyungsoo menatap Jongin dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena tersentuh, melainkan Jongin akhirnya bisa berbahasa Inggris, walau hanya empat kata. Itu berarti, kemampuan otak Jongin sudah meningkat 0,000001%. Aku harus memberinya hadiah malam ini.

“Siapa yang memanggil namaku tadi?”

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xingiefan #1
Chapter 7: Bakal ngira happy ending ama chanyeol
Ternyata sama kris
Daebakk lah ceritanya buat ane ampe nangis
JauziaYusiHN
#2
Chapter 7: ah, pliss... jgn pisahkan ChanLay couple... T_T suer, aku nangis beneran ngebaca ni ff. keren dah ceritanya. walau agak kecewa karena berakhir dgn KrAy couple. tp nggak papa lah. biar Chanyeol buat Hyoyeon eonni #HyoChanShipperjuga atau nggak buat aku #Plakk , hehe... nice story! thank you, thor for this fanfiction. kami selalu mendukungmu! muah :* <3

*NB:sering2 buat ff chanlay couple ya thor. atau sekali2 buat HyoLay sama HyoChan couple, hehe #readerngelunjak :v
MaiXingYeol1027 #3
Chapter 7: Wow,sedikit terlambat untuk membacanya.sebenernya aku udh baca sampe chapter 4 di blognya kak author tp karena chapter 5 nya di password jadi gk tek lanjutin,hehe..
Untuk endingnya menurutku masih sedikit menggantung,karena menyisakan cukup banyak pertanyaan,seperti 'kenapa kris dulu ninggalin lay?' 'Bagaimana bisa chanyeol selamat?''apa yg membuat lay kabur waktu itu?'.harapanku sih dibikin sequel biar semuanya jelas,tuntas,dan tdk ada kesalahpahaman yg berkelanjutan/?.yg terakhir good job kak author,keep writing ya.sering2 aja bikin ff pair nya ChanLay,mereka bias aku semua soalnya,hehe.. :D
Tikakyu #4
Chapter 7: Hah??? Kenapa LAY malah balik ke kris, pdhal aku harap selamanya bersama CHANYEOL.

Hah sangat disayangkan mereka bubar......:(:(:(
styleunicorn #5
Chapter 7: chapter 7 : nice story...
padahal aq berharap yixing truz bareng ma chanyeol..tp trnyta sma kris ya.
hilwani #6
Chapter 7: tak adakah niat untuk membuat sequelnya??? sungguh...saya penasaran kenapa yixing jadi benci gitu ama kris??? apa alasan kris meninggalkan yixing dulu?? knapa yixing kabur dari rumahnya.....masa lalu kris ama yixing itu gimana....ah....terlalu banyak yah pertanyaan saya ^__^
lukailukai8
#7
Chapter 7: TuhanKu....ini Nyesek lho demi Apa -,-

sequel thor :D
florezzta #8
Chapter 7: verita nya bagus . gag nyangka ending nya bakalan kray bukan nya chanlay .. sempet nangis juga ..
XiahKy #9
Chapter 7: jadi.. ttp kray kan.. kan udh ada baekkie gantiiin lay.. xD nice story
sorahsorah
#10
Chapter 7: Mama.... Ceritanya bagus.
Aku selalu bilang kalo aku suka gaya bahasa tulisan kamu.
Rasanya beda gitu, kaya' punya kelas sendiri, singkat kata nggak kacangan.
Bagus bagus. Aku suka.
Semangat ya! Makasih