indonesian version

The Red Thread

Setiap orang mempunyai benang merah yang terikat di jari manisnya. Benang tersebut menghubungkan seseorang dengan cinta sejatinya. Benang yang tak terlihat dan tidak akan pernah putus walau apapun yang terjadi. Tapi tidak ada yang tahu dengan siapa benang tersebut terhubung. Siapa yang akan menjadi cinta sejatinya. Tak ada seorang pun yang tahu. Begitu juga denganku.

“para penumpang yang terhormat, selamat datang di Seoul. Kita sudah mendarat di bandara international incheon. Berakhir sudah penerbangan kita pada hari ini. Sebelum meninggalkan pesawat, kami ingatkan kembali kepada anda untuk memeriksa kembali bagasi kabin anda agar tidak ada barang yang tertinggal. Selamat menikmati hari anda. Terima kasih.”

“yeyyy! Sudah sampai korea. Junsu oppa, wait for me.” Girangku.

Hari ini adalah hari yang kutunggu-tunggu sejak dolo. Akhirnya aku di Korea juga. Dengan bermodalkan kemampuan bahasa korea yang seadanya, aku nekat pergi ke negeri ginseng ini sendirian. Aku memang penggemar berat korea. Dari K-pop, drama, variety show, makanan, bahasa, dan objek wisata. Selain untuk menikmati keindahan korea, tujuanku ke sini adalah untuk menyaksikan drama musikal xia junsu.

“kyaaa! Oppaaa~!” terdengar suara teriakan-teriakan menuju pintu keluar bandara.

“wuih, ramai sekali disana. Sepertinya ada artis.” Ucapku

“bi seu teu! Bi seu teu! Bi seu teu!”

“oh, ada beast. Punya lagu-lagunya sih, tapi tidak tahu orang-orangnya. Jadi ingin lihat seperti apa beast itu.” Gumamku.

“yeoseobie!!!”

“opppaaa!!!”

“kyaaaa!!!”

“ah, malas ah, gak keliatan apa-apa. Mending ke hotel trus jalan-jalan deh.” Gumamku yang mengurungkan niatku.

“annyeonghaseo ajjushi, skypark hotel” ucapku kepada sopir taksi

“turis ya?” tanya pak sopir

“ne”

“selamat datang di seoul”

“gamsahamnida” ucapku dengan tersenyum.

Taksi itu melewati jalan-jalan besar. Ternyata seperti ini pemandangan di seoul. Banyak gedung-gedung tinggi. Ada juga yang unik-unik bentuk gedungnya. Dimana-mana terdapat papan iklan billboard yang ada gambar artis-artis koreanya. Ada yang kukenal, ada yang tidak. Bahkan di bus dan haltenya juga ada poster atau stiker iklan. Penuh dengan foto artis dimana-mana.

“agassi, kita sudah sampai di skypark hotel.”

“ah, ini uangnya. Gamsahamnida.”

“semoga perjalananmu menyenangkan.”

Sekarang aku sudah tiba di skypark hotel. Hotel yang aku booking via online. Hotel yang bagus, bersih, dan nyaman. Setelah sedikit berbenah, aku sekarang sudah siap untuk bertualang.

“bolang time!”

Pertama-tama jalan-jalan dulu di daerah sekitar hotel, buat mengenal lingkungan sekitar. Jadi bisa tahu ada apa saja di sekitar hotel. Setelah berjalan berjam-jam, aku memutuskan untuk kembali ke hotel. Tidur lebih awal karena besok harus bertualang lagi untuk menuju musical theatre, tempat Junsu oppa pentas.

 

“penampilan udah ok. Kado udah siap. Ayo Jinny, berangkat~” gumamku.

Kado yang kusiapkan ini adalah beberapa kado yang sudah dari dolo aku beli sebagai kado ulang tahun Junsu oppa. Tiap tahunnya aku selalu membelikan sebuah kado untuknya tapi tak bisa memberikannya. Sekarang aku ada kesempatan untuk memberikannya semua. Aku juga membeli hadiah untuk ulang tahun Junsu oppa tahun ini walaupun masih beberapa bulan lagi.

“ughh, dinginnya” gumamku saat diluar hotel.

Udara pagi yang dingin. Mungkin karena sekarang musim gugur jadi angin yang berhembus membawa hawa dingin.

“ah, di dekat sini kan ada toko bunga. Mau beli buket bunga buat oppa, ah”

Setelah berjalan tak jauh dari hotel, ada sebuah toko florist. Begitu banyak bunga-bunga cantik disana. Aku bingung harus memilih bunga yang mana.

“kau sedang mencari bunga apa nona?”

“ah, uhm, bunga...”

“untuk pacarmu?”

“ah bukan, untuk seseorang yang sangat kukagumi”

“ohh, kalau begitu bunga alstroemeria sangat cocok untukmu. Bunga ini memiliki arti kesejahteraan, kemakmuran, dan keberuntungan. Cocok untuk mendoakan orang yang kau kagumi itu.”

“wah, cantik sekali bunganya. Aku ambil ini.”

“terima kasih”

Aku senang bisa mendapatkan bunga yang cantik ini. Selain cantik, bunga ini juga memiliki arti yang cantik juga. Semoga Junsu oppa menyukainya.

Lalu aku menaiki bus umum untuk dapat menuju Seohyeong musical theatre. Tak berapa lama, aku tiba di halte tujuanku. Namun, gedung teaternya masih belum terlihat. Setelah aku periksa, aku tidak salah naik bus dan aku juga tidak salah turun halte. Lalu dimanakah gedungnya?? Berjalan kesana kemari dengan bertanya kepada orang-orang yang ada di sekitar.

“aduh dimana sih gedungnya?? Setengah jam lagi acaranya dimulai nih.” Keluhku.

“permisi, aku mau tanya, gedung Seohyeong musical theatre dimana ya?” tanyaku pada seorang pria. Pria tersebut tak menunjukkan wajahnya dengan jelas. Wajahnya ditutupi dengan kacamata dan masker lalu kepalanya ditutup dengan topi hoodienya. Jalannya juga sedikit terburu-buru.

“itu dia! Oppaaa!!” teriak beberapa pelajar wanita remaja yang tidak jauh dari kami.

Pria itu tersentak. Dengan segera pria itu meraih tanganku dan kemudian berlari.

“a, ada apa ini? Kenapa kau mengajakku lari-larian seperti ini??” tanyaku bingung. Tapi pria itu hanya diam saja.

“oppa!! Tunggu oppa!!” teriak gadis-gadis itu yang masih mengejar di belakang kami.

“ajushii?? Kenapa mereka mengejar kita??” tanyaku lagi yang penuh rasa bingung. Tapi sekali lagi, pria itu hanya terus berlari tanpa menjawab pertanyaanku.

“iihh, siapa sih nih cowok? Apa dia penjahat?? Omo!! Aku pasti lagi diculik!” pikirku.

“YAA!! Mau sampai kapan kau mengajakku lari-larian seperti ini?? Kau pasti mau menculikku kan??” tanyaku lagi. Kali ini nadanya lebih keras. Tapi tetap saja tidak ada jawaban.

“lepaskan! Lepaskan aku!!” berontakku dengan berusaha melepaskan genggaman tangannya.

“tolong!! Pria ini mau menculikku!!” teriakku berusaha lepas dari pria tersebut.

Namun tidak ada yang menolong. Mereka hanya melihat saja. Mereka berpikir kami sedang melakukan syuting sebuah adegan drama. Aku yang tidak bisa melepaskan diri, masih terus berlari bersamanya. Gadis-gadis yang mengejar kami sudah tertinggal jauh. Bahkan sudah tak terlihat lagi.

“haduuhh, aku dibawa kemana ini?? Konser oppa sebentar lagi mulai. Junsu oppa, tolong aku.” Ratapku dalam hati.

“kita sampai” ucap pria itu pada akhirnya.

“hoshh... hoshh.. sampai??” tanyaku dalam napas yang masih terengah-engah.

“inilah gedung Seohyeong musical theatre” jawab pria tersebut.

“oh?! jeongmal?? Terima kasih. Terima kasih banyak.” Ucapku girang sambil membungkuk beberapa kali lalu segera meninggalkan pria tersebut.

“cewek yang unik” pikir pria tersebut sambil memperhatikan tampak belakang Jinny yang sedang terburu-buru memasuki sebuah hall.

“hyung!!” panggil seseorang.

“lama sekali kau, doojoon” ucap junhyung.

Ternyata pria yang menutupi wajahnya tersebut adalah Yoon Doojoon. Salah satu member dari boyband korea yang terkenal yaitu BEAST. Pantas saja gadis-gadis tadi mengejarnya, itu karena mereka menyadari sosok Doojoon.

“kenapa kau berkeringat begini?” tanya Gikwang

“tadi ada sedikit insiden.” Jawab Doojoon

“ayo, pertunjukkannya sudah mau dimulai” ajak Yeseob

Hari ini BEAST meluangkan waktu mereka dari jadwal padat mereka untuk menyaksikan drama musicalnya Xia Junsu. Karena itulah mengapa mereka berada disini.

 

“fiiuhhh.. untung belum mulai pertunjukkannya” gumamku saat duduk dikursi penonton.

Tak lama kemudian, lampu dipadamkan. Tanda pertunjukkan akan segera dimulai. Junsu oppa menjadi tokoh utama di pertunjukkan ini.

“oh my god, suaranyaaa~~ aku merinding” pujiku dalam hati.

Suara Junsu memang benar-benar memukau. Dia mampu menghipnotis seluruh penonton yang ada disitu, termasuk diriku.

Tak terasa 3 jam sudah berlalu. Pertunjukkan telah berakhir. Drama musikal yang menarik tambah dengan suara-suara merdu pemainnya.

“permisi, aku fansnya Kim Junsu, bolehkah aku bertemu dengannya?” tanyaku memberanikan diri kepada salah seorang staff yang ada di lorong ruang ganti para pemain.

“tunggu sebentar disini”

“Kim Junsu-ssi, ada yang ingin bertemu denganmu. Katanya dia fansmu.”

“fansku?”

“iya, dia ada diluar”

“baiklah, nanti aku akan keluar” ucap Junsu

“tunggulah disini. Nanti dia akan keluar.” Ucap staff tersebut.

Lalu tak berapa lama, Junsu pun keluar dari ruangannya.

“annyeonghaseo oppa” sapaku saat Junsu keluar

“annyeonghaseo” balas Junsu dengan senyuman manisnya.

Aku hanya bisa tersenyum. Tidak dapat berkata apa-apa. Senang, gugup, dan malu.

“katanya kamu fansku?” tanya Junsu membuka topik.

“ne. Namaku Jinny.”

“kamu sendirian saja?”

“iya hehehe”

“ini oppa, ada hadiah untukmu. Dramamu tadi sungguh mengesankan. Selamat ya dramanya sukses.”

“hehehe gamsahamnida. Banyak sekali hadiahnya.”

“hehehe oppa, boleh foto bersama?”

“tentu saja”

Akhirnya aku bisa bertemu dengan Junsu oppa. Dia sungguh baik, ramah, dan cakep. Bahkan lebih cakep aslinya daripada difoto atau video. Aku senang sekali.

“makasi oppa. Sekarang aku pergi dolo.” Pamitku

“hyung!” panggil dongwoon saat muncul.

BEAST menemui Junsu di ruang gantinya.

“ouchh”

“so,sorry” ucap Doojoon

Aku, yang sedang sibuk memperhatikan foto-foto tadi di handphone, ditubruk oleh seseorang. Orang itu adalah Doojoon yang juga tadi sedang sibuk memandangi handphonenya.

“cewek yang tadi” pikir Doojoon saat melihat wajahku

“gwenchana??” tanya Doojoon sambil memberikan handphoneku yang jatuh.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka.

 “cewek itu siapa hyung?” tanya Doojoon

“ah, dia fansku. Dia memberiku banyak hadiah.” Jawab Junsu dengan menunjukkan barang-barang yang memenuhi tangannya.

“selamat ya, hyung. Dramanya sukses.” Ucap Yeoseob

“keren, hyung” ucap Gikwang

“chukhae hyung” ucap Doojoon

 

“kyaaa~ senang banget bisa ketemu langsung sama oppa. Aahhh~ fotonya bagus-bagus. Upload ah di twitter hehehe...” gumamku saat di kamar hotel.

”by the way, temennya oppa cakep-cakep juga hahaha” Pikirku dalam hati.

Malam ini aku tertidur nyenyak. Tidur dengan rasa bahagia.

Sementara itu, Doojoon masih belum bisa tidur. Dia masih duduk di depan televisi. Tapi dia tidak menontonnya, melainkan dia larut dalam lamunannya.

“kenapa aku terus memikirkan cewek itu?? Bahasa koreanya yang berantakan. Tingkahnya yang lucu. Dia kira aku mau menculiknya hahaha.. tapi senyumnya manis...” pikir Doojoon.

Doojoon asik dengan lamunannya sehingga dia senyam-senyum sendiri. Bahkan dia tidak menyadari kedatangan Dongwoon dan Junhyung. Junhyung yang iseng malah memotret Doojoon. Setelah mendapat foto yang bagus, dia segera menguploadnya di instagram dengan kata ‘lihatlah wajah bodohnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan.’

“hyung! Doojoon-ie hyuuuunggg!!!” panggil Dongwoon

“apaan sih?!” kesal Doojoon

“hayooo mikirin apaan? Senyam-senyum sendiri” tanya Dongwon berusaha mengorek.

“a, ani. Tidak ada apa-apa.” Elak Doojoon salah tingkah. “udah aku mau tidur” pamit Doojoon lalu pergi ke kamar.

“hmmm... ada yang aneh dengan Doojoonie hyung, ya kan hyung?” tebak Dongwoon

“biasanya sih kalau senyam-senyum sendiri tandanya lagi jatuh cinta” tebak Junhyung sok tahu

Dongwoon segera menoleh ke Junhyung. Dia kaget dengan perkataan Junhyung. Tapi ada benarnya juga sih. Dongwoon menatap Junhyung penuh arti. Junhyung membalasnya dengan senyuman penuh arti.

“YA!!! Junhyung!!! Apa yang kamu upload di instagram??” teriak Doojoon keluar dari kamar. Dia baru menyadarinya setelah mengecek twitter sebelum tidur. Junhyung dan Dongwoon hanya terkekeh lalu berlari ke kamar mereka.

 

“aahh, ini hari terakhirku di Seoul. Puas-puasin jalan-jalannya. Ayo kita bertualang seharian.” Gumamku

Ini saatnya aku bertualang. Pertama-tama aku mengunjungi gedung 3 entertaiment yang terkenal di Korea, yaitu SM, YG, dan JYP. Di tiap gedungnya dihiasi dengan poster-poster besar artis-artis yang mereka naungi. Setelah itu, aku mengunjungi tempat-tempat yang sering muncul di dalam drama korea. Ada namsan tower yang terkenal dengan tembok gemboknya. Tak mau kalah dengan pasangan yang ada disana, aku juga ingin meninggalkan harapan untuk percintaanku. Lalu segera beranjak ke istana-istana pada jaman joseon. Aku serasa masuk dalam drama-drama kolosal korea. Untuk masalah makan, mudah sekali. Begitu banyak makanan yang dijual dipinggiran jalan. Jajanan khas korea yang sering muncul di televisi. Aku mencoba semuanya agar tahu rasanya. Lalu berpindah lagi ke dua tempat yang terkenal sebagai tempatnya berbelanja ria. Dongdaemun dan myeongdong. Aku hilaf. Belanja banyak sekali. Karena lelah, aku beristirahat di pinggir sungai terkenal di Korea, yaitu sungai Han. Menikmati pemandangan. Malam pun tiba. Atraksi rainbow fountain dimulai. Atraksi air pancur yang memancur dari pinggir jembatan Banpo dengan diberi lampu berwarna-warni layaknya pelangi. Air pancur tersebut mengikuti irama musik yang mengalun. Cantik sekali. Suasananya sangat romantis. Itu membuatku betah berlama-lama disana walaupun udara malam kadang terasa dingin.

Ternyata tak jauh dari sana, Doojoon juga sedang menikmati atraksi rainbow fountain tersebut. Untuk melepas penat setelah lelah bekerja. Dia memang sering kesini. Untuk menyendiri, berpikir, refreshing, menenangkan pikiran, mencari ilham, dan sebagainya. Dia duduk sendirian disana. Menikmati pemandangan tapi pikirannya melayang. Kali ini tidak ada yang bisa mengganggunya melamun. karena udara malam yang dingin, membuat sekitar sungai han tidak ramai dikunjungi sehingga tidak ada yang menyadari kehadiran Doojoon.

“kenapa ya aku ingin bertemu dengan cewek itu lagi?” pikir Doojoon “apakah bisa bertemu lagi??”

 

“para penumpang yang terhormat, pesawat akan segara lepas landa. Silahkan duduk di kursi anda masing-masing dan kenakan sabuk pengaman anda dengan benar. Terima kasih.”

“selamat tinggal korea. Selamat tinggal junsu oppa. Semoga kita bisa bertemu lagi. Bye-bye.” Ucapku dalam hati sambil memandangi pemandangan kota seoul dari jendela pesawat. Berat sekali untuk meninggalkan kota ini. Masih belum puas rasanya.

 

“kembali lagi bersama kami dalam acara weekly idol. Bintang tamu kita kali ini salah satu boyband yang banyak penggemarnya.” Ucap MC Hyung Don

“siapakah mereka?” tambah MC Defconn

“annyeonghaseo, beast imnida!! SO AWESOME!!!” sapa beast

Sudah satu bulan aku kembali dari korea. Saat ini aku sedang menonton salah satu variety show korea yang terkenal, yaitu weekly idol. Bintang tamu untuk episode kali ini adalah Beast.

“ohh, seperti ini yang namanya beast. Baru sekarang aku lihat orang-orangnya hahaha. Lumayan juga.” Ungkapku.

Aku memang penggila k-pop tapi tidak semua idola k-pop aku tahu. Aku hanya punya lagu-lagu mereka tapi tidak tahu wajah-wajah mereka seperti apa. Biasanya yang benar-benar menarik buatku baru aku mencari tahu tentangnya. Ada pun aku tahu wajah mereka tapi aku tidak mengingatnya dengan pasti. Begitu banyak idol korea, mana bisa aku mengingatnya semua.

“wkwkwkwk kocak juga nih boyband”

“wahhh~ yang namanya Doojoon jago sepakbola.” Kagumku

Terpana sejenak. Selain penggila k-pop, aku juga penggila sepakbola. Tak jarang aku bermain sepakbola dengan teman-teman priaku. Karena itulah aku sangat mengidolakan Junsu. Selain hebat di panggung, dia juga hebat di lapangan sepakbola. Semenjak itulah, aku mulai mencari tahu tentang Beast. Semakin aku mencari tahu, semakin aku jatuh cinta dengan yang namanya Doojoon. Dia bagaikan xia junsu kedua untukku. Tapi dia belum sehebat junsu. Kebodohannya, skill sepakbolanya, tatapan matanya, jailnya, tidak menjaga image leadernya dengan sikap cool, dll. Akhirnya aku mendapatkan akun twitter dan instagram para member beast, termasuk punya Doojoon. Aku bisa melihatnya update twitter setiap hari. Semakin hari, aku merasakan ada yang aneh denganku.

Deg deg.

“kenapa jantungku berdebar-debar hanya dengan melihat twitt atau fotonya Doojoon??” pikirku heran. Beberapa hari ini, aku sering merasakan getaran aneh di dalam dadaku ini saat melihat tweetnya Doojoon. Apalagi jika melihat fotonya. Rasa yang tak pernah aku rasakan pada Junsu oppa.

Sedangkan Doojoon masih belum bisa melupakan gadis yang mengganggu pikirannya tersebut. Kadang dia suka berharap agar dapat bertemu dengannya lagi.

“Doojoonie, ada apa denganmu?” tanya hyunseung

“aku tidak apa-apa” jawab Doojoon heran.

“akhir-akhir ini kau suka sekali melamun. Apa ada masalah?” tanya Yoseob

“tidak. Tidak ada masalah.”

“lalu ada masalah dengan keluargamu?”

“tidak juga”

“lalu apa yang mengganggu pikiranmu?? Kadang kau suka tersenyum sendiri, kadang kau tampak sedih.” Tanya Gikwang.

“sepertinya aku tahu apa yang sedang dialami Doojoon” ucap Junhyung

“apa? Apa? Apa?” tanya Yoseob antusias

“tanya saja sendiri dengan orangnya. Aku takut tebakanku salah.” Jawab Junhyung

“Doojoonie hyung sedang jatuh cinta” ucap Dongwoon bangga

“MWO??!” pekik Yoseob, Gikwang, dan Hyunseung

“dengan siapa?” tanya Hyunseung penasaran

“molla. Aku tidak tahu ini disebut jatuh cinta atau bukan. Aku bertemu dengan seorang gadis. Gadis yang unik, aneh, tapi manis. Entah mengapa aku selalu mengingatnya. Aku selalu berharap bisa terus bertemu dengannya.” Jelas Doojoon. Pada akhirnya dia curhat dengan yang lainnya.

“siapa gadis itu?? Artis?? Penyanyi?? Anggota girlband?? Atau lawan mainmu di drama??” tanya Gikwang. Kali ini gantian dia yang penasaran.

“bukan. Aku juga tidak kenal gadis ini. Kalian ingat dengan gadis yang aku tubruk saat kita menemui Junsu hyung?”

Mereka menganggukkan kepalanya tanda mereka mengingat kejadian itu.

“dialah gadis itu. Aku sudah bertemu dengannya sebelumnya tapi aku menutup wajahku dengan kacamata dan masker jadi dia tidak mengenali wajahku.”

“tapi sepertinya dia juga tidak mengenali kita. Dia tidak terkejut atau histeris saat bertemu dengan kita. Dia bersikap biasa saja.” Komen Hyunseung

“benar kan tebakanku. Kali ini dia benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama hahaha” ucap Junhyung

 

Setelah mengetahui bahwa Doojoon sering membalas twittt fansnya, aku memberanikan diri untuk menyapanya di twitter. Setiap malam aku mengucapkan good night dan memberikan semangat. Berharap Doojoon akan membalas twittku. Sekali saja. Namun, itu tidak pernah terjadi padaku. Walau begitu, aku tidak menyerah. Aku tetap menyapanya walau tidak ada jawaban.

“gadis ini selalu mengucapkan goodnight padaku setiap hari.” Ucap Doojoon bangga

“enaknya hyung ada fans yang setia mengirimkan ucapan selamat malam tiap hari. Aku juga mau donk.” Ucap Dongwoon iri.

“hahaha.. tapi gadis ini seperti cinderela. Ucapinnya selalu sekitar jam 12 tengah malam.”

“kalau begitu sebut aja dia nona midnight hahaha” usul Gikwang

 

Sudah berbulan-bulan aku seperti ini. Selalu mengucapkan selamat malam atau memberikan semangat kepada Doojoon. Walau nihil.

“ya! Yoon Doojoon! Kamu telah membuatku seperti ini. Tahukah kamu?? Kamu sudah menggeser peringkat Junsu oppa di dalam hatiku. Kau harus tanggung jawab!” keluhku kepada foto Doojoon.

Lalu terpikir dalam benakku untuk mengirimkan surat cinta kepada Doojoon.

“aarggh! Sudah kukirim suratnya. Matilah aku. Mau taruh dimana mukaku ini??” gumamku kalang kabut setelah surat itu terkirim.

“arghhh! Jinny, gila kamu! Ini hal tergila sepanjang hidup kamu Jinny! Jatuh cinta dengan seorang idola korea. Lalu mengirimkannya surat cinta. Kamu benar-benar sudah gila! Tapi aku tidak pernah merasakan hal seperti ini. Rasa sukaku ke Junsu oppa berbeda dengan rasa sukaku ke Doojoon. Ya tuhan, otakku konslet sepertinya.” Gumamku.

 

Piipp Piipp

“pasti si nona midnight yang ngtwitt” ucap Doojoon yakin. “kali ini dia kirim surat” tambah Doojoon.

Mendengar kata-kata Doojoon, semuanya langsung mendekati Doojoon agar dapat melihat secara dekat surat tersebut. Semuanya juga penasaran apa yang tertulis dalam surat tersebut.

“annyeonghaseyo doojoonie, maaf jika aku mengganggumu. Ini hal tergila sepanjang hidupku. Menyatakan cinta kepada seorang idola korea yang digandrungi oleh banyak wanita. Tapi mau bagaimana lagi, aku telah jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Aku menyukai sepakbola dan kamu telah membuatku terpesona karena permainan sepak bolamu. Aku harap kita bisa melihat pertandingan sepakbola bersama atau kita bisa bermain bersama. Selain itu, kamu gokil, bodoh, jail, dan keras kepala. Aku tahu aku hanya gadis biasa, bukan tipemu dan kamu pasti juga sudah sering menerima surat cinta seperti ini. Tapi aku akan membuatmu jatuh cinta padaku. Terima kasih untuk cinta ini. Saranghae Yoon Doojoon.” Ucap Doojoon membacakan isi surat tersebut.

“cieeee~ yang dapat surat cinta dari fans” ledek Gikwang

"surat cinta yang tidak biasa. baru kali ini ada cewek yang suka dengan kebodohannya doojoon." komen junhyung

Doojoon hanya memasang tampang bangga.

“cewek itu suka sepakbola, bukannya itu tipemu?” ucap Hyunseung

“tipenya selalu berubah-ubah” ucap Junhyung, Yoseob, Gikwang, dan Dongwoon bersamaan.

“kalau sekarang ditanya tipenya, pasti jawabanya beda” ucap Junhyung

“pasti tipenya sekarang cewek yang hyung suka itu” tambah Dongwoon

 

Sekarang aku tidak hanya mengucapkan selamat malam, tapi aku juga menanyakan kabar, mengingatkan dia untuk makan, menceritakan hal lucu, atau memberi semangat. Pokoknya tetep berusaha berbicara dengannya. Aku hanya berharap Doojoon membaca suratku itu dan setiap twitt yang aku kirim. Berharap twittku bisa membuatnya tersenyum dan menambah semangat.

Benar saja. Disana, Doojoon selalu membaca twitt si nona midnight. Bahkan kadang dia tersenyum saat membacanya. Tanpa disadari, Doojoon selalu membacanya bahkan menantinya.

“hyung, lihat. Doojoonie hyung senyum-senyum sama handphonenya.” Bisik Dongwoon ke Yoseob

“ehemm. Sepertinya ada yang beralih nih hatinya.” Sindir Yoseob

 

Malam ini, setelah selesai syuting dramanya, Doojoon kembali mendatangi pinggir Sungai Han. Tempat favoritnya untuk merenung.

“fuhhh...” hela Doojoon

“cewek itu sedang apa ya sekarang?? Tapi si nona midnight lucu juga.” Pikir Doojoon

“hm? Sejak kapan aku tertarik dengan si nona midnight itu??

“aarghh” Doojoon mengacak-acak rambutnya, pusing.  Dia bingung sejak kapan dia terjebak dalam dua hati seperti ini.

Lama-kelamaan aku pun merasakan lelah. Lelah berharap. Menurutku selama ini twittku  tidak dihiraukan oleh Doojoon. Dibaca saja tidak, apalagi dibalas. Sedangkan yang lainnya dibalas. Mungkin aku mengganggunya. Mungkin suratku sudah membuatnya tidak enak. Aku telah sampai dimana aku lelah menanti harapan yang sia-sia. Karena itu, aku tidak mentwitt Doojoon lagi.

“ughh..” resah Doojoon

“kenapa kamu? Uring-uringan begitu” tanya Junhyung

“udah 2 minggu si nona midnight gak ngtwitt nih” jawab Doojoon

“sebenarnya kamu suka sama siapa sih?” tanya Junhyung bingung

“molla. Aku sendiri juga bingung. Entah sejak kapan cewek ini mengusik pikiranku juga.” Jawab Doojoon

“dasar maruk” ledek Junhyung

“tahu nih. Kasih aku satu donk hyung. Aku kan juga ingin ada yang perhatian.” Pinta Dongwoon

“masih kecil, tidak boleh” larang Doojoon. Dongwoon hanya dapat memanyunkan bibirnya.

“mungkin dia sudah capek kamu cuekin” tanggap Gikwang

“sok jual mahal sih hyung” celetuk Dongwoon

“tahu ah” kesal Doojoon

“kata-kata mereka ada benarnya juga. Pasti capek ngtwitt tanpa dibalas sedikit pun. Seperti ngomong dengan tembok.” Pikir Doojoon

 

“oppa, cowok itu masih belum membalas twittku. Aku capek. Jadi aku tidak twitt dia lagi.” Curhatku kepada Junsu oppa

Sejak pertemuan kami waktu itu, hubungan aku dan Junsu oppa semakin dekat. Kami berteman bahkan sudah kuanggap Junsu oppa seperti kakakku. Aku menceritakan kisahku dengan Doojoon. tapi tidak menyebut nama Doojoon.

“hmm.. mungkin memang dia tidak tertarik denganmu. Ya sudahlah jangan bersedih.” Balas Junsu

“tapi hatiku tidak mau menyerah. Hatiku bilang kalau Doojoon juga mempunyai perasaan yang sama walaupun dia tidak merespon. Tapi jika dipikirkan lagi, jika memang dia juga suka padaku, dia pasti akan coba mendekatiku apapun caranya agar fansnya yang lain tidak mengetahuinya.” Keluhku

“Jinny, ikutilah kata hatimu. Percayakan semuanya pada Tuhan. Jika kamu benar mencintainya, kamu akan tetap bahagia saat melihat dia bahagia walau dia bukan milikmu.” Saran Junsu

Aku hanya bisa menarik napas panjang dan menghembuskannya. Kupasang earphone di kedua telingaku. Kumainkan lagu Xia Junsu yang berjudul ‘foolish heart’. Kupejamkan kedua mataku. Dadaku sesak. Penuh dengan perasaan yang bercampur aduk. Aku sangat mencintai Doojoon tapi aku hanya bisa pasrah. Aku merindukan Doojoon tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan terhadap perasaan ini. Tanpa disadari, air mataku mulai mengalir.

 

“maaf. Aku hanya bisa mengatakan maaf untuk saat ini. Maafkan aku yang telah mengabaikanmu. Aku tidak tahu harus memilih siapa. Gadis itu atau kau, si nona midnight.” Renung Doojoon.

Malam ini Doojoon pun kembali ke sungai Han. Pikirannya mumet sekali. Rasa sesak memenuhi dadanya. Kedua telinganya disumbat dengan earphone. Memutar lagu beast yang berjudul i’m sorry. Doojoon kembali membaca surat dari Jinny. Kemudian membaca twit-twit yang dikirim oleh Jinny. Kadang disertai dengan senyuman getir. Matanya mulai berkaca-kaca. Baru kali ini dia merasakan cinta yang menyesakkan ini.

“aku harap aku tidak terlambat membawamu kembali. Aku harap kau belum pergi jauh dimana aku tak bisa menggapaimu lagi.” Ucap Doojoon yang merupakan bagiannya saat di lagu i’m sorry tersebut.

 

Kini aku benar-benar sudah tidak mentwit Doojoon lagi. Sudah 2 bulan lamanya. Hanya memperhatikan update-annya saja. Sedangkan doojoon sering sekali memeriksa akun twitternya, berharap orang yang ditunggu-tunggu mengirimnya twitt. Malah dia jadi sering update twitternya. Namun, dia harus kecewa karena tidak ada twit dari Jinny. Hanya ada dari penggemar lainnya.

“belakangan ini muka doojoon muram sekali. Aku kangen kejahilannya.” komen Yoseob

“sepertinya kali ini dia benar-benar sudah jatuh cinta” tambah Hyunseung

“sekaligus patah hati” tambah Junhyung

“kita harus menghiburnya supaya dia tidak muram lagi. aku kangen dengan kebodohannya.” Usul Gikwang

“kita pergi makan diluar saja” usul Hyunseung

Mereka setuju dengan usul Hyunseung. Lalu Dongwoon mendekati Doojoon yang sedang menonton televisi.

“hyung, kita makan diluar yuk” ajak Dongwoon

“boleh” ucap Doojoon cool

Lalu mereka menuju restoran 24 jam yang ada di dekat asrama mereka. Karena sudah hampir larut malam, restoran tersebut sepi pengunjung. Jadi tidak masalah buat mereka makan disana tanpa harus mengkhawatirkan fans yang mengenali mereka. Setibanya, mereka memesan beberapa menu makanan menurut selera mereka masing-masing. Sambil menunggu makanan tiba, mereka sibuk berfoto dan menguploadnya di akun sosial media mereka masing-masing. Setelah itu, barulah mereka menyantap makanan mereka sambil ngobrol. Sudah lama mereka tidak santai seperti ini. Makanan pun terasa sangat nikmat.

“Bruuttt!!!! Uhuk! Uhuk Uhuk!” tiba-tiba doojoon tersedak.

“YA!!!” teriak Junhyung yang ada di hadapan Doojoon. Dia terkena semburan air dari mulut Doojoon.

“kalau minum tuh pelan-pelan. Junhyung, kau tidak apa-apa?” ucap Hyunseung sambil membantu membersihkan Junhyung

“ada apa hyung?” tanya Dongwoon yang duduk di samping Doojoon.

Doojoon tidak menjawab pertanyaan Dongwoon. Dia sibuk mencari kontak di handphonenya.

“halo? Hyung! Sedang dimana?” tanya Doojoon

“di restoran pizza ayahku. Waeyeo??” tanya Junsu bingung mendengar suara Doojoon yang kalang kabut di seberang sana. Anggota beast yang lain hanya bisa diam terheran-heran. Sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan Doojoon.

“kau sedang bersama dengan seorang gadis kan?? Gadis yang ada difoto twitter itu, ya kan??” tanya doojoon untuk memastikan. Junsu menjawab dengan anggukan kepalanya walau Doojoon tidak dapat melihatnya.

“tolong jangan biarkan gadis itu pergi hyung. Jebal.” Pinta Doojoon

“waeyeo?? Halo? Halo??” Junsu bingung. Belum sempat dijawab pertanyaannya, teleponnya sudah ditutup oleh Doojoon.

“ada apa oppa?” tanyaku yang dari tadi memperhatikan Junsu yang ada di hadapanku.

Kali ini aku bisa ada di korea karena undangan dari Junsu oppa. Dia mengundangku untuk liburan di korea. Aku beruntung sekali bisa jadi sedekat ini hubunganku dengan Junsu oppa. Benar-benar tidak pernah kusangka.

“molla” jawab Junsu.

“ada apa ya Doojoon mencari Jinny?” pikir Junsu

“sorry aku duluan. Urgent.” Pamit Doojoon secepat kilat kepada anggota beast yang lainnya.

“YA! Doojooon!!!” panggil Junhyung

“hyung!!!” panggil Dongwoon

“ada apa ya?” tanya Hyunseung

“kita ikutin dia” usul Yoseob

Lalu dengan segera mereka menyusul Doojoon.

“taksi!” panggil Gikwang

“pak tolong ikuti taksi yang ada di depan itu” pinta Gikwang

“babo! Babo! Ternyata aku menyukai gadis yang sama. Gadis yang kutemui di musical theatre dan si nona midnight adalah gadis yang sama. Arghh!! Babo!!” pikir Doojoon di dalam taksi.

Tak berapa lama, taksi yang ditumpangi oleh Doojoon tiba di depan sebuah restoran pizza 24 jam. Restoran yang dikelola oleh ayahnya Junsu. Disusul oleh taksi yang ditumpangi oleh beast. Doojoon lari secepat kilat menuju ke dalam restoran. Beast juga lari secepatnya menyusul Doojoon.

“hyung! Hosh.. hoshh...” panggil Doojoon saat tiba di dalam restoran.

“Doojoon?? Waeyeo??” Junsu benar-benar telah dibuat bingung oleh Doojoon.

“hyung” sapa anggota beast yang menyusul.

“ada apa sih sebenarnya?” tanya Junsu tambah bingung melihat kedatangan beast dengan suasana yang tidak seperti biasanya.

“mana gadis itu hyung? Dia pergi kemana??” tanya Doojoon setelah dia mampu mengatur napasnya kembali. dia panik karena tidak melihat keberadaan Jinny.

“di, dia di wc” jawab Junsu

“ada apa?” tanyaku bingung. Tiba-tiba Junsu oppa dikelilingi oleh beberapa pria.

Serentak semuanya menoleh ke belakang mencari sosok pemilik suara tersebut. Doojoon berjalan menerobos barisan beast.

“Doo... joon... ???” ucapku terputus-putus. Terkejut. Tidak percaya dengan apa yang kulihat sekarang.

Doojoon langsung memelukku dengan erat. Aku hanya mematung. Mataku terbelalak saking kagetnya dengan apa yang Doojoon lakukan saat ini. Begitu juga yang lainnya. Anggota beast yang lainnya sedang menebak-nebak siapa gadis ini. Rasanya pernah melihat wajahnya. Sedangkan Junsu yang tidak mengerti sama sekali dengan apa yang sedang terjadi hanya diam saja.

“saranghae” bisik doojoon yang masih memelukku.

Aku tidak mampu berkata-kata. Air mataku mengalir begitu saja saat mendengar ucapan Doojoon. Bagaikan mimpi, aku bisa mendengar kata-kata itu dari mulut Doojoon sendiri.

“mianhae” ucap Doojoon lagi. Kali ini dia melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang mengalir di pipiku. Lalu menciumku. Sekali lagi aku membelalakan mataku. Tapi tak lama kupejamkan mataku. Kurasakan kehangatan dan kelembutan yang mengalir dari bibir ini ke hatiku.Rasanya semua perasaan yang ada dihati meleleh jadi satu. Aku sangat bahagia sekali. Jika ini hanya mimpi, aku tidak ingin bangun dari mimpi ini. Aku ingin terus seperti ini.

Doojoon melepaskan ciumannya. Dia menatapku dengan lembutnya dan aku segera memeluknya. Tak ingin kulepaskan lagi. Kupeluk dengan sangat erat. aku takut jika dia harus pergi lagi.

“ugghh.. aku tidak bisa bernapas” keluh Doojoon

“mianhae” ucapku lalu melepaskan pelukanku

“hahaha” tawa Doojoon sambil mengacak-acak rambutku

“ehemm... serasa dunia milik berdua aja nih, kita disini cuma kontrak” sindir Gikwang

“hehehehe” kekehku dan doojoon setelah sadar bahwa kami jadi tontonan buat mereka.

“Jinny, cowok yang kamu maksud itu dia?” tanya Junsu setelah mengerti apa yang terjadi.

Aku hanya mengangguk malu-malu.

“namamu Jinny??” tanya Doojoon. Aku hanya menjawab dengan senyuman.

“ah! Aku ingat! Dia gadis yang kamu tabrak di musical theatre kan?” tebak Yoseob saat melihat Jinny tersenyum.

“iya dan dia juga si nona midnight. Mereka adalah orang yang sama.” Jawab Doojoon senang.

“kamu tabrak??? Nona midnight??” tanyaku bingung

“kamu ingat tidak dengan cowok aneh yang mengajakmu lari-larian saat kamu tanya dimana musical theatre seohyeong??” tanya Doojoon balik

“koq kamu tahu?”

“ itu aku hahahaha... dan aku juga yang menabrakmu saat kamu menemui Junsu hyung” jelas Doojoon “sejak saat itu aku tidak bisa melupakanmu karena itulah aku tidak membalas twitmu. Aku tidak ingin memberikan harapan kosong padamu. Tapi ternyata kalian adalah orang yang sama. Mian.” Tambah Doojoon

“aku juga minta maaf karena tidak mengenalmu dari awal. Mian.” Ucapku

“jadi saling minta maaf begini. Idul fitri udah lewat woyyy...” komen Dongwoon

“dasar, babo couple” ucap Junhyung

“hahahaha” tawa yang lainnya

 

=============================================== THE END =====================================================

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DoubleJ
thanks to all my readers ^^ love you all~ ^^

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet