chapter 1/?

We are One?

‘we are one?....... ‘

desahan kecewa keluar dari seorang remaja berambut hitam pekat yang kini tengah duduk sendiri di kursi meja makan. Satu minggu.. sudah satu minggu.. Tatapan matanya mengitari kursi kursi yang masih kosong. Sampai kapan seperti ini? Sampai kapan dia harus makan sendirian? Ia meletakkan kembali sumpit dan sendok yang ia gunakan, napsu makannya terlanjur hilang hingga membuat ia memilih untuk kembali ke kamar. Namun langkahnya terhenti ketika ia melihat anak seumurannya yang baru keluar dari sebuah ruangan sambil membawa panah. “jongin.. kau mau kemana?” cicit anak berambut hitam itu.

 

Anak yang seumuran dengannya menoleh “menambah skill—kurasa, sekaligus berburu—mungkin” jawab anak yang di panggil jongin itu ragu sambil melihat ke panahannya dan anak berambut hitam pekat bergantian. Matanya kini menatap fokus ke rambut anak itu “mood buruk uh? Sehun.. kau bisa cerita jika ingin..” ia menatap kembali ke panahannya “aku akan simpan ini untuk nanti, kyungsoo-hyung pasti punya simpanan daging untuk nanti—kurasa ”

 

Sehun menundukkan kepalanya, ia memutar tangan kanannya di sekitar rambutnya, seketika rambutnya berubah menjadi coklat. “terlalu jelas—eh, tidak, terimakasih. Aku hanya sedikit lelah kau tau.. suhu belakangan ini..” ia menampakkan senyumnya dan kembali melanjutkan saat jongin menatapnya ragu “hey ku bilang tidak apa apa, pergilah aku tau suho-hyung selalu melarangmu berburu, dan sekarang dia sedang pergi kan, jadi jangan sia siakan kesempatanmu.. aku akan jaga rahasia” tutupnya dengan senyum lagi

 

“er… baiklah, tapi ingat Hun kalau kau merasa butuh aku, panggil saja ne?”

 

Sehun menganggukkan kepalanya, tanpa bersuara ia masuk ke kamar dan menutupnya pelan. Tangannya bermain lagi di udara dan secara singkat sebuah figura foto sudah sampai ditangannya. Jemari panjangnya mengelus foto yang tertempel dalam figura itu.

 

“aku merindukan kalian..”

 

***

 

Percikan api yang menari nari di sekeliling lelaki itu bisa membuat orang awam bergidik namun tidak dengan lelaki bermata sipit yang sedari tadi memperhatikannya sambil menyender santai di pohon. “akhirnya.. tiga hari persis aku mencarimu kemana mana. Sebesar apa energi yang kau gunakan hingga bisa menutup ikatan kita huh .. park chanyeol sialan” desis lelaki itu sebal.

 

Kaget dengan suara yang tiba tiba muncul, percikan api tadi mendadak jatuh ke daun kering disekitarnya. Dan tiba tiba ada air yang memadamkan percikan api tadi. Cukup sigap untuk mencegah kebakaran hutan dadakan.

 

“fiyuh… untung saja” desah lelaki yang tadi mengeluarkan air.

Lelaki bermata sipit tadi mendecak sebal . “Chanyeol, seriously.. harusnya kamu pilih tempat kayak rawa rawa kalo mau main sama api, disini ga banyak air”

 

“kalian?” lelaki yang ternyata bernama chanyeol tadi akhirnya bersuara. “aku tidak akan pulang kalau orang sombong itu masih di rumah”

“yeah aku juga tidak mau”

“baekhyun! Jangan menambah masalah” respon lelaki yang memadamkan api

“suho hyung.. orang itu memang keterlaluan. Kau disalahkan hanya karna menolong orang? Ayolah! Jangan terlalu baik jadi orang, tidak lelah apa ditindas orang orang seperti mereka” balas lelaki bernama baekhyun dengan nada tinggi.

“baek.. mereka keluarga kita!” nada bicara suho mulai meninggi.

 

Setelah semua hal yang mereka lalui bersama, setelah mereka berhasil mengembalikan keadaan dunia seperti semula. Apa hal seperti ini harus di ungkit lagi? Kenapa sampai saat ini masih ada sisi di hati mereka yang membenci satu sama lain hanya karena dulu mereka terpisah. Jujur hal ini menyakitinya. Sangat. Menyakitinya.

 

“kalau kalian mau bertengkar juga sana.. jangan ganggu aku” hardik chanyeol lalu melenggang pergi.

 

Baekhyun menatap suho kesal “……………chanyeol tunggu aku ikut!” katanya dan ia meninggalkan suho sendiri.

 

….

 

“suho hyung!”

 

Suho berbalik dan menemukan salah satu adik kesayangannya berdiri dengan wajah khawatir “tao..” ia tersenyum. Senyum lelah yang membuat lelaki yang berdiri di belakang Tao mendecih sebal.

 

“hyung pulang lah, biar tao yang bujuk mereka” ujar lelaki bermata panda itu. namun, melihat wajah suho yang melirik lelaki dibelakang tao ragu membuat tao melanjutkan “jangan khawatirkan kris-ge” tao tersenyum, “dia jinak kepadaku” tawanya kecil.

 

Suho ikut tertawa walau terkesan dipaksakan, ini yang pertama setelah satu minggu ini suho tertawa lagi. Keadaan belakangan ini terlalu menyakitkan untuk membiarkannya tersenyum walau hanya sedikit. Semua ini kesalahannya. Itu yang selalu terngiang ngiang di pikirannya, andai.. andai saja dia menahan keinginannya andai saja ia menurut.. andai saja..

 

!

Tiba tiba sebuah pelukan hangat menutupi tubuh suho “hyung jangan salahkan dirimu sendiri, ini hanya salah paham dan emosi sesaat mereka, mereka hanya perlu waktu untuk menenangkan diri” tao melepaskan pelukkannya dan menatap suho lembut “sekarang kembali lah, sudah malam..”

 

“tapi tao…”

 

“pulang saja kondisimu tidak baik, aku juga leader biar aku yang membawa mereka kembali” kris akhirnya bersuara, “dan jangan coba coba berpikir mencari minseok, karna dia terlalu tua untuk di bujuk.. pulang dan istirahatlah” kris mengakhiri ucapannya dengan mengganggam tangan tao.

 

Tanpa aba aba kris menjejakkan kakinya, membuat ia dan tao melayang di udara “jaga sehun dan kai untukku hyung!” teriak tao sebelum akhirnya menghilang dibalik pepohonan.

 

***

 

Malam tiba, tapi rumah bertingkat itu masih terdengar sepi. Sehun keluar dari kamarnya ‘sudah malam lagi…’ pikirnya. Kakinya membawa ia menuju dapur, suara perutnya tidak dapat di kendalikan lagi. Menolak makan untuk 24 jam lebih memang sangat tidak baik. Namun angkahnya yang terlalu ringan itu cukup megejutkan lelaki yang kini tengah asyik dengan penggorengannya.

 

“oh.. sehun!”

 

“yup itu nama ku” cengiran nakalnya keluar dan seketika rambutnya berubah menjadi warna warni. Berbanding terbalik dengan keadaan lelaki di hadapannya

 

Lelaki itu menghela napasnnya antara kesal dan senang. “aku kaget, bukan memanggil nama lengkapmu” katanya sambil kembali fokus ke masakan yang ia buat.

 

“jongin dapat rusa? Whoa kemajuan pesat!” kata sehun, tangannya bermain di udara dan seketika gelas sudah di tangannya yang lain “kau pasti sangat senang kyungsoo-hyung”

 

Lelaki bernama kyungsoo itu tersenyum “yeah aku sudah bosan makan ikan dan daging beku, biasanya jongdae dan luhan-hyu—“ ucapan kyungsoo terhenti, ia langsung menatap kaca di hadapannya. Kaca itu menampakkan raut wajah sehun yang mendadak berubah begitu juga rambutnya yang kembali menghitam”—ng urm.. maksud ku yeah…”

 

Tangan kanan sehun kembali memutar di sekitar rambutnya, dan warna hitam itu berubah lagi menjadi coklat “hyung gwenchana..” sehun menampakkan senyumnya “aku tunggu di meja makan ne!” suara riangnya menggema di dapur luas itu. riang? Untuk kyungsoo itu terdengar menyakitkan.

 

 

“kukira kau akan membuat samgyupsal lagi ternyata…. BULGOGI~~ KAU TAU HYUNG SUDAH LAMA AKU MERINDUKAN BULGOGI” dan jongin memeluk kyungsoo erat.

Sehun menatap itu sambil tertawa “ya kim jongin.. kau bisa membunuh kyungsoo-hyung”

 

Jongin melepaskan pelukannya, tanpa repot repot mengucapkan maaf ia langsung menyantap hidangan di depannya dengan penuh napsu “fya! Sefun! Kau jugha harus makan banyak! Berterima kasihlah padaku kita bisa makan daging segar hari ini!” katanya masih dengan mulut penuh makanan, ia menambahkan nasi di mangkuk sehun, membuat mangkut itu terisi dengan nasi yang membumbung tinggi.

 

“ne ne kim jongin terimakasih” jawab sehun setengah serius, ia pun ikut mnyantap makanannya seteelah mengembalikan nasi yang terlalu banyak tadi ke wadahnya.

 

Cklek

“aku pulang” seorang lelaki masuk ke rumah itu dan langsung menuju dapur “whoa kalian tidak menungguku? Tega sekali” katanya dengan nada bercanda

 

“suho hyung! Kupikir kau baru pulang besok, tapi tenang saja aku sudah menyiapkan bagianmu juga kok ini hasil berburu dari jo—“ucapan kyungsoo terhenti begitu sadar jongin dan sehun menatapnya tajam “in..ups”

 

Namja bernama suho itu menatap jongin tajam “kau berburu kim jongin?” ujarnya dengan nada serius. Sementara yang di panggil hanya dapat menunduk. Suho mendesah “sendiri?” tanya nya lagi.

 

Jongin menjawab dengan anggukan “mian..” cicit nya.

Tanpa memberi respon apapun suho hanya duduk di samping sehun. Membuat jongin semakin merasa bersalah. “jangan di ulang” kata suho singkat, ia menatap jongin “jongin, kita sekarang hanya sedang ber-empat.. tidak ada yang menjagamu, jangan membuat masalah.. setidaknya sebelum kita kembali” nada suaranya melembut, sedikit terdengar sedih namun penuh kebijaksanaan.

 

“ne hyung..”

 

Suho tersenyum “yasudah ayo kita lanjutkan makan”

 

***

 

“hyung ini semua sudah berakhir kan?”

“tentu saja hun..sekarang kita bisa hidup bersama lagi”

 

“aku sudah bilang jangan membantu siapapun kenapa kalian lakukan?”

“aku tidak sanggup melihatnya hyung”

“memang kenapa kalau kita membantu? Tidak akan mati juga!”

“kau…!”

“sudah.. yeol.. minseok aku minta maaf. Aku janji tidak mengulangi nya lagi”

“lihat! Dia sendiri mengakui kesalahannya”

 

“KALIAN BERJANJI TIDAK LAGI MENGGANGGU TAKDIR SIAPAPUN KITA HANYA MENUMPANG DISINI!!”

“KALAU MEMANG SUDAH TAKDIRNYA KITA MENOLONG MEREKA APA SALAHNYA HYUNG! SUHO HYUNG TIDAK BERSALAH, DIA BUKAN KAU YANG BISA TENANG MELIHAT HAL SEPERTI ITU DI DEPAN MATAMU SENDIRI”

 

“chanyeol! Hentikan!”

“oh jadi kau menantangku? Baik!”

 

“hentikan!”

 

“SEHUN!”

 

“hun… Sehun… SEHUN!”

 

‘..uh…’ sehun membuka matanya. Pandangannya sangat kabur, ia mengangkat tangannya untuk mengusap mata dan mendapati wajah khawatir jongin di depannya. “jong.. bagaimana kau masuk..” ujarnya dengan suara serak.

 

“kau mimpi buruk lagi sehun, ini masih jam satu dan kau membuatku takut kau berteriak di dalam kepalaku dan kau bertanya bagaimana aku masuk? Kembalikan kesadaranmu hey!” jawab jongin panjang lebar.

 

Sehun tersenyum lemah “maaf aku lupa kau bisa teleportasi..” katanya dengan suara kecil. Ia menggeleng gelengkan kepalanya dan terkejut melihat pantulan dirinya di cermin, dengan cepat ia memutarkan tangannya di sekitar rambutnya, membuat jongin curiga.

 

“aku tidur disini, tidak terima penolakan” sehun menatap jongin bingung. “ kau memang tidak berteriak secara langsung tp teriakanmu di kepalaku membuat kepalaku sakit jadi daripada kau mengganggu tidurku lebih baik diam dan tidur denganku” jelas jongin sambil menarik selimut dan memeluk sehun yang terasa hangat.

 

“maaf mengganggumu.. “

 

“tao juga pasti merasakannya yeah walaupun aku ragu .. kalau dia merasakannya harusnya dia kembali”

“jongin… diam lah aku mengantuk” sehun meletakkan kepalanya di dada jongin “jaga aku” dan detik berikutnya sehun langsung kembali terlelap

 

“ne” jawab jongin singkat. Ia menatapi wajah sehun yang terlihat lelah, rambutnya kembali berwarna abu abu, ‘bodoh.. sok kuat’ batin jongin setengah kesal , tertekan batin dan situasi yang penuh dengan unsur negatif membuat sehun semakin mudah lelah. Hal seperti ini harusnya tidak dengan mudah menyerang orang orang seperti mereka.

 

Sehun memang cukup sensitif dengan keadaan, saat mereka bertengkar sebelumnya juga sehun pasti yang kena imbasnya tapi tidak pernah separah ini. Sesuatu yang sangat menjanggal di hati jongin adalah rambut sehun terlalu sering berubah dan dia terlalu banyak menggunakan energi untuk menutupinya. Ini tidak baik, jelas. Terakhir kali hal ini terjadi yaitu sebelum mereka berhasil menyatukan pohon kehidupan. Sehun terlalu banyak menggunakan energinya untuk memasang tameng saat malam padahal saat itu kondisinya sedang tidak baik karena tertekan suasana perang, efeknya cukup buruk, warna rambut sehun perlahan memudar dan hal tersebut tentunya bukan sesuatu yang pernah dibayangkan mereka untuk terjadi lagi.

 

Ia yakin ini bukan Cuma karna ikatannya yang terlalu erat dengan sehun. Berpikir sedikit positif, jongin berusaha meyakinkan dirinya sendiri. ‘Sehun hanya sedang sensitif.. dia akan kembali seperti biasa kalau orang orang tolol itu sadar dan kembali..’ pikirnya lalu ikut terlelap

 

***

 

Suasana hutan saat malam memang sangat dingin, ditambah lagi dengan aura dingin yang tidak biasa. Orang awam mungkin sudah terkena hipotermia jika terus terusan di daerah itu. tapi untuk orang orang ini sepertinya mereka cukup santai dengan suhu minus sekian derajat itu.. setidaknya sampai pohon yang mereka jadikan senderan tenda membeku dan jadi rapuh.

 

“kim minseok! Kalau kau mau membuat pohon es jangan dekat tenda kita, kalau rubuh bagaimana” ujar lelaki yang baru memasuki tenda ia memeluk boneka unicorn miliknya.

 

Lelaki bernama minseok membalas “ tidak ada yang menyuruhmu megikutiku! Knp tdk tinggal di rumah saja atau ikuti orang yang bisa membakar hutan itu”

“menyebalkan! Kenapa kau jadi egois begini sih”

“terserah!”

 

Dengan emnghentakkan kakinya lelaki yang meemeluk boneka unicorn tadi masuk ke tenda satunya dan masuk ke kantung tidurnya. Huft ia sangat merindukan kasur empuknya. Ia ingin pulang, tapi dia lupa arah pulang… kalau saja minseok tidak sekeraskepala itu untuk mempertahankan egonya, membuat dua temannya tidak tega meninggalkannya sendiri.. dia sudah lama pulang, tidur di kasur empuknya bersama kekasih tersayangnya.

 

...

 

“hyung apa tidak sebaiknya kita kembali? Kasihan yixing hyung” tanya lelaki bernama jongdae.

 

Lelaki yang memiliki kesan seperti rusa itu menjawab “kau masih merasakan dinginnya disinikan? Kau dan yixing bisa pulang duluan jongdae, biar aku yang menunggui minseok sampai emosinya reda”

 

“apa hyung tidak khawatir pada sehun? Kau tau kan hyung.. saat itu—“

 

“jongdae..kekuatan kita tidak berpengaruh dengan kaum kita, lagipula sehun sudah dewasa, dia pasti mengerti keadaan ini, kita hanya butuh waktu” jawabnya dengan nada lembut “dan lagi..” luhan mendekati telinga jongdae dan berbisik “harusnya kau yang membujuk minseok, pasti lebih berpengaruh”

 

Wajah jongdae memerah seketika, tangannya terangkat dan memukul luhan manja “hyuung!”

 

“pffft hahahahahaha” tawa luhan meledak.. nyaris membangunkan yixing. Untungnya yixing kembali terlelap sambil memeluk boneka dalam kantung tidurnya nyaman “—ups”

 

“aku tidur duluan!” kata jongdae menutupi wajahnya yang memerah.

 

Luhan tidak memberi respon apa apa, yeah mungkin memang hanya jongdae yang bisa meluluhkan hati pangeran es itu, sayang sekali jongdae terlalu pemalu untuk mencoba sedikit mengungkapkan dirinya..

 

Trekk

 

.. luhan meraba raba lehernya.. ‘kalungku..?’ luhan berdiri dan mulai mencari cari benda kesayangannya itu. tidak, kalung itu tidak boleh hilang.. setelah menyingkirkan banyak dedaunan kering yang membeku ia akhirnya menemukan kalung nya, kalung itu terkesan sangat biasa, tidak memiliki liontin sama sekali, tapi karna kalung itu dibuat endiri oleh seseorang, luhan sangat menyukainya.

 

“loh.. kok bisa putus..”

 

***

 

Dingin sekali…

 

Jongin meraba raba selimut nya, masih terpasang tapi kenapa sangat dingin?

 

Dengan enggan jongin mendudukkan dirinya, mengusap matanya yang sedikit kabur, sambil mengumpulkan kesadarannya kembali ia memutar pandangannnya ke sekeliling ruangan ‘sudah jam tujuh.. uh’ jongin memutar badannya, berniat membangunkan sehun. Namun, baru saya telapak tangannya menyentuh pundak sehun, rasa dingin langsung menyengat tangannya, terlalu dingin bahkan seorang jongin tidak tahan memegangnya. Refleks, jongin mengangkat tangannya.

 

Kesadarannya langsung terkumpul, dan..

 

“astaga! Sehun! Sehun! Bangun! Sehun!!”

 

Jongin mencoba mengguncangan tubuh sehun, mencoba melawan dingin yang cukup menyengat itu. Sayang, jangankan bangun, tubuh itu tidak bergerak sedikitpun. Dan yang lebih mengejutkan jongin adalah warna rambut sehun.. rambutnya nyaris berwarna putih dan beberapa helai sudah rontok di bantal yang sehun gunakan.

 

 

Tidak, jangan panik.

 

Tapi ini Sehun!

 

“SUHO HYUNG!! KYUNGSOO HYUNG!!!!!”

 

TBC~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
woogyuyie #1
Chapter 6: kenapa baru nemu ino ff sekarang? ini ff keren serius! tp lebih keren lg kalo ada sequelnya kkkkkk
woogyuyie #2
Chapter 6: kenapa baru nemu ino ff sekarang? ini ff keren serius! tp lebih keren lg kalo ada sequelnya kkkkkk
SehunnieBaby
#3
Chapter 6: Omg im tearingㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜ

SEHUNㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜㅜ
clairenoona_887 #4
Chapter 7: ga bsa dibuka :3
clairenoona_887 #5
Chapter 6: ehh. . udahan ini??
jdi itu reinkarnasi sehun or??
hemehh.. agak gantung.. tp ak ckup ngrti sii sm isi Ff ini. #sotoy xD
ending ny mcem film holywood aj yg tiba2 nongol karakter lain :3
thedjvagon #6
Chapter 6: apa ini?!! kok nggantung sih?!! Aaa!! bikin sequelnya thor! gk rela ff ini tamat dgn ending nggantung gini, udh terlanjur cinta sih sm ni ff! sequel please!
btw you did an amazing job author-nim!
clairenoona_887 #7
Chapter 4: Jongin anak.buangann??
trus knp dy tiba2 pukulin chanyeol..??
aaaaa... Tbc nya ganggu.. :3
okesipp ditunggu next chapt nya author-ssi ^^
thedjvagon #8
Chapter 4: huaaa! ini msh membingungkan!
jd makin penasaran sm inti mslh dr crita ini... itu si sehun sm taemin sebnrnya apaan? tlg dijelasin lg ya author-nim! pokoknya wajib lanjut!
thedjvagon #9
Chapter 1: ini author ParkHyunRee dr ffn bkn?? soalnya di ffn ada ff ini jg. Btw critanya keren nih! suka bgt liat sehun tersiksa(?)
Please update more author-nim
clairenoona_887 #10
Chapter 3: aku msi ga paham sehun knp jd bgtu ap emg blm diceritain yaa? aisshh lemotnyaa :3
brothership plisss (˘ʃƪ˘)
klo bkin kailu aja,kan kekuatan mereka brhubungan tuhh
#Plakkk xD
#reader bnyk maunya
okdehh.. wait for update :))