Big Thing
Marquee Reflection“Lepaskan aku.”
Usahaku untuk menghindar dari Jongin runtuh seketika saat lengannya menangkap lenganku yang berjalan di depannya. Aku mendelik−yang sama sekali tidak ia pedulikan−padanya, membuat mataku perih karena menahan kesal. Aku melirik Kyungsoo dan Yoomi yang bediri di seberang ruangan memandang ke arahku dan Jongin khawatir, bahkan Yoomi telah beranjak dari tempat duduknya.
“Tidak.” Ucap Jongin tegas.
Aku menggerakkan tanganku, mencoba melepaskan diri dari genggaman tangannya tapi aku tak bisa. Suara gumaman pelan para pengunjung mulai terdengar di sekitar meja di mana kami berdiri, aku melirik cepat pada mereka dan Jongin juga melakukan hal yang sama, lalu detik berikutnya Jongin menarikku keluar dari ruangan dan membawaku ke bagian depan kafe. Aku memandang Yoomi yang mengikuti di belakangku bersama Kyungsoo, memberinya tatapan permintaan tolong.
“Aku hanya ingin berbicara dengan Eunjoo, tolong beri kami waktu.” kata Jongin pada Yoomi dan Kyungsoo saat mereka masih mengikuti di belakang kami. Jongin meyakinkan mereka dan kembali membawaku ke tepi jalan.
“Lepaskan aku, Jongin. Jangan sentuh aku.” Aku berkata ngotot padanya, ia hanya menanggapiku dengan tatapannya yang penuh kekesalan dan frustasi.
“Aku ingin kau mendengarkanku, Eunjoo. Jauhi laki-laki itu! Aku tidak ingin kau bersamanya.”
“Kenapa? Kenapa kau ingin sekali aku berpisah dengannya? Untuk apa, Jongin?” aku menyanggahnya frustasi, terbawa suasana yang dibuat oleh Jongin.
Aku melihat Yoomi bersama Kyungsoo di kejauhan dan merasa sedikit khawatir jika mereka bisa mendengar pembicaraan kami. Aku hanya berharap semoga Jongin tidak menyebut nama Sehun sama sekali atau jika ia mengucapkan nama Sehun, semuanya akan langsung terbongkar.
“Kau.. kau hanya tidak tau dia yang sebenarnya, jadi tolong jauhi dia. Aku tidak ingin kau terus bersamanya.” Jongin menatap mataku serius, memberitahuku melalui kata-kata dan tatapan matanya yang sangat sarat makna. Aku tidak mengerti kenapa Jongin sebegitu ngototnya ingin memisahkan aku dengan Sehun. Tapi itu bukan hal yang benar menurutku, aku tau apa yang aku inginkan, bersama Sehun. Aku tidak bisa mengikuti apa yang Jongin inginkan, lagipula ia tak punya hak sama sekali untuk memgatur hidupku lagi, itu yang menyebalkan.
“Itu urusanku, Jongin. Tidak seharusnya kau merecoki urusanku, ini adalah urusan pribadiku.” Aku menekankan.
Jongin menatapku semakin frustasi, satu tangannya yang bebas mengacak rambutnya kesal. Aku memandanginya garang, marah karena Jongin bertingkah semaunya sendiri.
Frustasi Jongin yang aku tidak tau alasan sebenarnya karena apa akhirnya terlontar dalam teriakan kecil, membuatku sedikit terkejut dan menciut. Aku akan tetap berani jika saja tanganku tidak lagi dalam genggamannya, tapi dalam situasi seperti ini, aku tak bisa berbuat banyak.
Yoomi dan Kyungsoo menatap kami berdua semakin khawatir setelah teriakan Jongin.
“Dia… dia itu brengsek, Eunjoo. Harus ku katakan berapa kali lagi untuk membuatmu mengerti?” geramnya menatapku lurus di mata. “Oke, aku minta maaf karena aku telah merecoki urusanmu, tapi ini demi kebaikanmu. Aku tidak ingin kau…” Jongin menghentikan kata-katanya.
Aku terdiam. Jongin masih menggantungkan kata-katanya.
Lalu Jongin hanya menghela napas panjang dan mengendurkan pegangannya di lenganku. Aku menatapnya bingung.
Saat ia mengucapkan kata-kata selanjutnya, nadanya merendah dan ia maju selangkah lebih mendekati tubuhku.
“Intinya, aku ingin kau menjauh darinya.” Ucapnya.
Aku masih tidak habis pikir kenapa Jongin ingin sekali memisahkan aku dengan Sehun, aku tidak ingin ia terus berharap padaku dan membuatku mencintainya lagi dengan merecoki urusanku dengan lelaki lain selain dirinya. Aku benci Jongin yang terus mendesakku menjauhi Sehun. Sehun lelaki pertama yang dekat denganku setelah kami putus, apakah jika aku dekat dengan laki-laki lain selain Sehun, Jongin juga akan melakukan hal yang sama? Merecoki urusan pribadiku?
Aku membuang muka, tidak ingin menggubris apa yang Jongin katakan.
Di tepi jalan, saat itulah terdapat taksi yang melintas tertangkap oleh mataku dan pegangan Jongin yang terus mengendur memberiku kesempatan untuk kabur darinya. Lalu saat taksi itu melintas di depanku, aku menghentikannya.
“Jongin, aku tidak ingin mendengarkanmu lagi.” Ucapku padanya saat aku menyentakkan lenganku dari genggamannya dan terlepas.
Jongin meneriakkan namaku saat aku masuk ke dalam taksi. Mengetuk-ngetuk kaca mobil tapi aku memberitahu kepada si sopir untuk melaju. Jongin tidak bisa mencegahku pergi dan dalam saat yang sama Yoomi memanggil Jongin, Kyungsoo menahannya untuk tidak pergi mengejarku. Bahkan aku melihat Minseok juga ikut keluar di ambang pintu. Jongin selalu membuat onar.
Aku membanting tasku keras-keras sesampainya di apartemen, amarahku memuncak seiring dengan ketakutanku yang meningkat, kenapa Jongin membuatku seperti ini?
Aku tidak suka kehadirannya yang sangat mengganggu hidupku sekarang. Dan juga, kenapa Jongin datang lagi ke hidupku sekarang? Ketika aku sedang membangun hubungan baruku bersama lelaki lain? Apa Jongin benar-benar berencana menghancurkan hidupku yang sudah sangat hancur ini, membuatnya semakin tak berharga? Tegakah Jongin melakukan itu padaku, sungguhkah ia melakukan semua ini untuk lebih menyakiti hatiku?
Kenapa Jongin ingin merecoki hubunganku dengan Sehun? Itu yang membuatku sebal, kesal dan jengkel sampai ke ubun-ubun. Jongin tidak punya hak lagi untuk mengatur hidupku, tapi dengan apa yang ia lakukan akhir-akhir ini, membuatku semakin muak padanya. Membuat hubungan baik yang ingin ku bangun bersamanya hancur lebur. Tak ada kesempatan lagi bagi Jongin untuk dekat dengan kehidupanku, menutup kemungkinan aku bisa menganggapnya sebagai teman dan aku semakin membencinya.
Aku terenyak di atas sofa di tengah ruangan, merosot ke lantai, menahan diri untuk mengontrol diriku sendiri dari serangan kesakitan yang muncul di dada. Aku tidak suka membayangkan−ataupun mengulas kembali potongan-potongan episode saat hubunganku berakhir dengan Jongin. Bagaimana ia membuatku sangat berdarah-darah dan… aku tidak ingin merasakannya lagi. Tidak saat aku baru saja menemukan kebagiaan lain. Kesakitan ini tidak pantas muncul di antara hubungan baruku yang bahagia, Jongin tidak pantas hadir di tengah-tengah hubunganku dan Sehun. Tapi Jongin telah melakukannya.
Kenapa ada orang berhati seperti Jongin, ya Tuhan? Kenapa ada orang yang sangat ingin membuatku hancur berkali-kali seperti Jongin? Tidak bisakah ia membiarkanku bahagia dengan orang lain? Aku tau ia mungkin masih mencintaiku, tapi tidak bisakah ia merelakanku bahagia juga, dengan orang lain? Ini hidupku, kenapa Jongin membuat susah hidupku?
Kuseka wajahku yang akhirnya basah karena air mata, segala tentang Jongin pada akhirnya membuatku selalu kesakitan, tidak peduli dengan kebahagiaan dan kesenangan yang dulu kami buat, akan terabaikan seketika saat mengingat apa yang terjadi di penghujung hubungan kami.
Kenangan yang Jongin tinggalkan dalam lembar hidupku menjadi menghitam dan sekarang dengan perbuatannya yang seperti ini membuatnya semakin hitam.
Ponselku berdering dari dalam tas, aku menyambarnya dan melihat siapa si pemanggil dari layar
Comments