Runaway

Marquee Reflection
Please Subscribe to read the full chapter

Diam tak berkutik, tertangkap basah oleh Sehun yang telah membaca pesan antara aku dengan Yoomi. Mungkin yang sebelumnya juga telah ia baca.

Ia memandangiku menanti jawaban. Aku berpaling, merasa tergoyah saat keputusanku justru terombang-ambing. Penjelasan Sehun sebelumnya benar-benar membuatku terkejut, melewati batas imajinasiku tentang hubungan kami berdua. Kulihat lagi percakapanku dengan Yoomi, lalu tahu mana yang harusnya kutempuh. Sekarang bukan saatnya untuk menimbang-nimbang lagi, keputusanku sudah hampir matang sebelumnya.

Sebentar lagi. Bukan sekarang.

Masih ada beberapa hal yang perlu kuketahui sebelum keputusanku semakin bulat. Kepalaku penuh dengan pertanyaan-pertanyaan selama ini, saat inilah waktu yang tepat untuk mengetahui kenyataannya.

“Sebelumnya… apa aku boleh tahu sesuatu… kenapa kau… bersama wanita lain di belakang Junhee?” Aku memulai. “Dan menurut apa yang Junhee katakan, kau menceritakan wanitamu pada Junhee? Itu kan aneh Sehun.” ucapku jujur.

Bukankah itu tidak masuk akal? Hubungan Sehun dan Junhee memang tidak masuk akal, aku tidak mengerti dan aku ingin tahu kenapa.

“Kau benar-benar ingin tahu?” ia bertanya ragu-ragu.

Aku mengambil jeda, memikirkan resiko yang akan kutanggung. “Yep.” Aku mengangguk mantap, di dalam hati aku mengantisipasi apa saja yang bisa Sehun katakan dan mungkin… akan menyakitiku.

Sehun menghela napas untuk yang kesekian kalinya. “Aneh, ya? Kurasa juga memang begitu. Tapi… beginilah kami menjalin hubungan. Aku mencintainya, ia mencintaiku, kami saling percaya dan memegang kepercayaan itu dengan sungguh-sungguh. Tak ada rahasia di antara kami, kecuali memang itu sangat perlu untuk dirahasiakan,” ia melirikku cepat, “kami menjalani waktu bersama-sama dalam waktu yang lama, tapi itu masih belum cukup untuk mempelajari kami masing-masing.”

Sedikit terluka saat ia dengan gamblang mengatakan ia mencintai Junhee begitu mudah. Kata-kata yang ingin kumiliki.

“Kami tidak terikat begitu ketat. Ia mengizinkanku berhubungan dengan wanita lain−selama masih dalam batas wajar, aku juga memberikan kesempatan yang sama untuk Junhee. Kami bebas, tapi kami bersama. Kami terlalu muda untuk berkomitmen, tapi kurasa untuk saat ini kami pantas untuk meresmikannya. Tapi masalah yang kami hadapi hanya satu hal.” ia berhenti.

Aku tahu seluruh kata-katanya memang menyakitiku, tapi itu tidak masalah untukku selama aku ingin mengetahuinya. “Apa itu?”

“Orang tuanya masih belum menyetujui hubungan kami. Bahkan ayahnya terang-terangan membenciku.” Katanya dengan suara rendah, penuh kesedihan.

“Kenapa?”

“Masalah teknis, perusahaan kami dulu terlibat kesalahpahaman, ayah Junhee menuduh ayahku telah menjatuhkan saham mereka, padahal kenyataanya tidak begitu. Junhee tahu yang sebenarnya, tapi ayahnya sudah terlanjur membenci ayahku sehingga ia membenciku juga.”

Oh, tentu aku tahu seperti apa rasanya dengan tepat, tidak diinginkan oleh orang tua lelaki yang kita sayangi. Menyakitkan.

Aku beringsut lebih dekat ke tubuhnya, ia merespon dan membenarkan posisi lengannya agar aku bisa bersandar dengan nyaman.

“Orang tua Junhee beberapa kali menjodohkannya dengan lelaki lain, tapi Junhee tetap bertahan. Aku juga ingin tetap bertahan. Awalnya Junhee pesimis dengan hubungan kami, maka dari itu hubungan kami menjadi bebas, ia berharap aku menemukan wanita lain yang lebih baik darinya, aku juga berharap ia akan menemukan lelaki yang ayahnya sukai. Tapi kami tetap kembali seperti sebelumnya.”

Kau dengar, Eunjoo? Kau dengar, kan?! Tubuhku lemas, kakiku bergetar, hatiku bagaikan tertohok benda tajam dan kepalaku seperti di pukul benda tumpul. Merinding mendengarnya.

Aku ingin marah, ingin mengamuk, ingin berteriak sekencang-kencangnya, meluapkan seluruh emosi yang kutahan-tahan. Tapi Sehun…. ia jujur padaku, seperti biasa. Seharusnya aku tak perlu merasa tersakiti karena sebelumnya Sehun telah menanyakan konsekuensi yang perlu kuterima. Dan aku menerimanya.

Benar-benar bukan saatnya untuk tergoyah lagi. Aku tahu apa yang harus kulakukan.

Aku mengangguk-angguk mengerti tanpa tau harus bagaimana merespon kata-katanya. Itu terlalu menyakitkan, tapi itulah kebenarannya. Sehun membuka mataku tentang bagaimana hubungan mereka berdua, dan ada satu hal yang terdengar ganjil, kalau memang mereka saling mencintai, kenapa tidak berjuang bersama? Kenapa justru saling ingin melepaskan? Kurasa mereka berdua memang aneh.

Hening menyeruak, meninggalkan suara gemerisik dari selimut kami saat aku mengaitkan kakinya dengan kakiku mencari kehangatan.

“Sekarang giliranmu..” tutur Sehun mengingatkanku untuk memberinya penjelasan tentang pesan Yoomi.

Tanganku memainkan ruas jari-jarinya yang sedang kugenggam, kutatap tangan kami berdua, tak berani menatap langsung ke matanya.

Sudah waktunya, Eunjoo.

“Sebenarnya… sebenarnya aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.” Kutarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya, mengumpulkan tekad. “Dengan semua yang telah terjadi, aku… aku tidak yakin untuk melanjutkan hubungan kita, Sehun. Maksudku… maksudku, kau tahu kan hubungan kita seperti apa, aku tidak yakin semua ini akan berjalan seperti sebelumnya setelah… setelah Junhee… dan mungkin orang lain mengetahui yang sebenarnya…”

Sehun masih menatapku dengan sabar, menungguku melanjutkan kata-kataku yang masih belum selesai. Aku menggigit bibir. Kuremas tanganku yang lain, gemetaran.

“Jujur saja aku pernah berada di posisi Junhee dan aku tak bisa membayangkan seperti apa rasanya jadi Junhee. Mungkin Junhee memang lebih bisa mengontrol perasaannya daripada yang kulakukan dulu, tapi tetap saja aku… tak ingin melihatnya di posisi ini.” Kutatap matanya, menelusuri ekspresi wajahnya yang tidak banyak berubah. “Aku tahu kau sangat menyayangi Junhee. Jadi… aku tidak ingin membuatnya… terluka…”

Dan lebih baik aku melukai diriku sendiri. Aku tersenyum mengakhirinya.

Lama terdiam… Butuh lebih dari satu menit bagi Sehun untuk menjawabnya.

“Jika memang itu yang kau inginkan, aku bisa mengerti.” Katanya tanpa melepas pandangannya dariku.

Aku tak kuasa mengucapkan ‘Baiklah kita akhirir saja sampai di sini’ secara gamblang, aku tak punya keberanian sebesar itu. Lalu aku tahu, semuanya sudah berakhir sekarang, kuharap semuanya akan kembali seperti semula, seolah ceritaku dengan Sehun hanyalah hembusan angin lalu. Mungkinkah?

Tidak, karena Sehun akan selalu bertahan di dalam ingatanku. Ia akan selalu kukenang dan tak akan pernah sedikitpun mencoba un

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
marumero
My current on going story; Second Third. Luhan and OC in action, pls give me your support guys :)

Comments

You must be logged in to comment
irnacho #1
Chapter 20: yaelaaah si eunjoo knp ga bunuh diri sekali aja ya. harusnya dia sadar, secintanya sehun sama dia, tapi cintanya sehun ke dia ga lebih besar dari rasa cintanya ke junhee. buktinya sehun ga sedikit pun ngehalangin niat eunjoo pas dia mutusin buat mengakhiri hub mereka. sehun langsung bilang iya tanpa mikir lagi. gila, nyesek meeeeen waktu sehun bilang "baiklah, jika itu yg kamu mau." ih aku klo jd eunjoo udah nangis darah. dan udah fix ga mau ngarepin dia lagi. duh eunjoo nyakitin diri sendiri aja sih. dia mah pusing di buat sendiri.
irnacho #2
Chapter 18: dan sekali lagi aku harus bilang, eunjoo bodoh bgt klo dia masih mau pertahanin sehun setelah apa yg dia tahu dari mulutnya junhee. trus sukaaaa banget pas bagian moment eunjoo-jongin. duhduhduhduh pokoknya sukalah
irnacho #3
Chapter 17: yailah jongin, sepele bener ya alesannya wkwk
tapi mungkin itu jadi batas kekecewaannya dia kali ya, udah mah bete sama sikap eunjoo trus di tambah dia ga inget sama ulang tahunnya. iya sih pasti bakal kesel, sedih, marah, kecewa dan sebagainya. kayaknya jongin bener2 udah ke apus ya dari hatinya eunjoo? atau jangan2 selama ini yg eunjoo rasain ke sehun itu cuma sekedar pelarian. karena kan pas sehun dateng eunjoo blm bener2 bisa ngelupain jongin. bisa jadi bisa jadi. aku harap sih gitu ya. makanya eunjoo susah ngelepasin sehun karena ya emang sehun yg bikin dia nyaman setelah dua tahun itu dia berkutat dgn keterpurukannya. tapi ya tetep aja caranya salah.
irnacho #4
Chapter 15: aku mau komen tapi ga tau harus mau komen aku. terlalu gemes sama semua tokohnya aaarrrgh
irnacho #5
Chapter 12: Aaaarrrgh knp eunjoo oon bgt siiiih
Heuuuu gemes bgt deh pengen nyakar dia
irnacho #6
Chapter 11: Aduuuh baru ini aku baca ff dan ga suka sama tokoh utamanya. Eunjoo tuh ya, trlalu bodoh. Sangking bodohnya pengen bgt unyeng2 rambutnya dia heuheu
irnacho #7
Chapter 10: Eunjoo bikin penyakit doang. Nyakitin diri sendiri aja, udah tau salah masih di terusin ckck
irnacho #8
Chapter 9: Trus sehun jawab : "ga bisa, karena aku udah mau nikah sama junhee." Jederrrr
Knp eunjoo ga cb berpikir ke masa lalu ya? Dia kan prnh di selingkuhin, harusnya dia bs lbh bijaksana. Karena dia pasti tahu gmn sakitnya di selingkuhin. Sekarang dia yg jd selingkuhannya dan ibaratnya dia mau ngerebut sehun dari pacarnya yg udh kenal sehun jauh lbh lama dr dia. Jd keliatan egois.
irnacho #9
Chapter 8: Aduuuuh knp eunjoo jd bodoh bgt ya. Dulu dia bs ninggalin jongin yg udh pacaran lama, knp sama sehun yg baru kenal, istilahnya deketlah, beberapa bulan susah bgt buat ngelepasin?
irnacho #10
Chapter 7: Sehun kacaaaauuu
Dan entah knp aku malah pengen eunjoo balik sama jongin. Rada sebel aja gitu pas dia tau klo slama ini dia jd selingkuhan sehun tp si eunjoo bukannya marah malah nyium sehun. Ya Apa pun alasan sehun, apa yg dia lakuin tetep salah. Klo di terusin justru itu semakin bikin eunjoo sakit sendiri. Jd mending udahin aja. Msh ada jongin, ya walau pun dia jg prnh ngelakuin hal yg sama tp senggaknya jongin sekarang nyesel sama perbuatannya dan yg pasti dia cinta sama eunjoo. Di banding sehun yg nganggep eunjoo ga lbh dr cewe yg cuma di datengin klo lg butuh doang. Berasa kayak tempat sampah.