Chapter 6

Don't Say Goodbye

 

Beberapa hari sudah berlalu sejak semua orang tahu siapa Soojung sebenarnya. Banyak komentar positif dan negatif yang diterima Jung Soojung dan Kang Minhyuk. Sebagian ada yang mendukung, sebagian lagi ada yang menghina, mencaci, dan bahkan merendahkan Soojung. Kini ia bisa menerima dan memahami mengapa mereka bersikap buruk padanya, karena sebagai fans, mereka merasa Kang Minhyuk adalah milik mereka. Terkadang hal ini menjengkelkan, tapi ia belajar memahami dan terus mencoba mengerti. Inilah dunia Minhyuk, pria yang selama ini mengisi hari-harinya dan selalu membuatnya bahagia saat berada di dekatnya.

“Kali ini kita akan kemana?” Tanya Soojung, saat mereka menuju barat kota Seoul.

“Kau lihat saja nanti, sebentar lagi kita akan sampai.” Minhyuk memberikan senyumnya pada Soojung. Senyum yang kini menjadi favorit Soojung dari sekian banyak kelebihan yang dimiliki Kang Minhyuk.

Soojung memeperhatikan jalan yang ia lalui, ia tidak pernah pergi ke daerah sini dan ini pertama kalinya. Melewati taman kota yang hijau, penuh dengan tumbuhan dan pepohonan yang menjadikan kota Seoul terlihat sejuk. Perlu di acungi jempol untuk pemerintah kota Seoul yang selalu mengutamakan tata ruang terbuka hijau untuk berlangsungnya kehidupan di jaman sekarang karena global warming yang semakin parah.

Mobil yang mereka kendarai memasuki area parkir yang sangat luas. Soojung melihat gedung besar dan melengkung seperti sebuah, stadion? Soojung menatap Minhyuk untuk mencari kejelasan disana. Untuk apa mereka pergi ke stadion sebesar ini? Minhyuk hanya tersenyum dan mengajaknya memasuki gedung.

“Wuuuah…oppa, stadion ini besar sekali.” Soojung terkagum-kagum melihat isi gedung yang terlihat mewah. Ribuan kursi berjejer meningkat. Lapangan yang sangat luas terlihat begitu hijau.

“Ini Hanguk Stadium, tempat penyelenggaraan piala dunia pada tahun 2002. Di sinilah aku biasa bertanding.” Minhyuk memperhatikan Soojung yang asyik berjalan menuju lapangan.

“Dan kau sering memenangkan pertandingannya? Di posisi apa kau saat bertanding?” Soojung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Minhyuk.

“Ehmm… sesekali. Aku adalah penyerang. Posisiku menjadi stricker, jadi aku biasa mencetak gol.” Minhyuk membanggakan dirinya.

“Heol, seperti itulah dirimu, oppa.” Soojung memutar bola matanya dan melanjutkan tour lapangannya untuk menghindari syndrome narsis Kang Minhyuk. Minhyuk tertawa melihatnya. “Lagipula, apa enaknya berlari-larian mengejar bola, bahkan kau rela cidera hanya untuk merebutkan satu bola?” Soojung menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Justru aku sering lepas kendali saat bermain. Ketika kau sudah memenangkan bola, seolah kau selalu ingin menjadi yang terdepan, melewati lawanmu adalah tantangan yang menyenangkan. Itulah feel dari bermain sepak bola.” Minhyuk mengimbangi langkah Soojung.

“Aku masih tidak mengerti.” Ujar Soojung.

“Apa kau pernah sekali saja menyaksikan pertandingan sepak bola?” Tanya Minhyuk.

“Belum” Jawabnya singkat.

“Kalau aku memintamu untuk mendukungku ketika aku bertanding, apa kau mau?” Minhyuk mensejajarkan matanya untuk melihat sinar mata Soojung, kali ini dengan raut wajah serius.

“Ehmmm… Sure!” Soojung memberikan senyum terbaiknya, membuat pria dihadapannya tersenyum bahagia.

Tak lama kemudian ada rombongan remaja berseragam sepak bola memasuki lapangan. Soojung dan Minhyuk duduk di kursi deret paling bawah agar bisa melihat mereka dari dekat.

“Itu para akademi sepak bola U19, umur mereka dibawah 19 tahun, dan terkadang mereka mengadakan pertandingan persahabatan atau latihan tanding di stadion ini sebagai pembelajaran mereka.” Minhyuk menjelaskan.

“Oh, benarkah? Apa dulu oppa juga berlatih di umurmu yang masih sangat muda disini?”

“Eoh, saat aku masih seumuran mereka, aku berlatih keras untuk bisa menjadi diriku yang sekarang.” Soojung memperhatikan Minhyuk menerawang mengingat masa lalunya.

“Kang Minhyuk?” Seorang pria menyapanya membuat Soojung dan Minhyuk membalikkan badan untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Tiba-tiba Minhyuk berdiri menggandeng tangan Soojung dan berjalan ke tempat pria yang memanggilnya. Soojung hanya mengikutinya dari belakang.

“Annyeonghaseyo, manajer Kim, kau melatih mereka sekarang?” Minhyuk menjabat tangan pria yang dipanggilnya manajer Kim.

“Eoh, apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau ada di Amerika sekarang?” Tanya manajer Kim.

“Ne, saya sudah kembali ke Korea, mulai minggu ini ada sesi latihan.” Jawab Minhyuk.

“Siapa dia?” Manajer Kim melihat Soojung.

“Annyeonghaseyo, saya Jung Soojung.” Soojung membungkukkan badan.

“Kau kah yang ada diberita itu?” Tanya manajer Kim dengan raut wajah yang aneh.

“Ne, dia kekasihku.” Jawab Kang Minhyuk tegas. Soojung hanya meliriknya sekilas.

“Eoh, begitukah? Pantas saja Jiwoniie jadi pendiam akhir-akhir ini. Apa kau tidak ingin ikut bermain? Bermainlah sebentar dengan anak asuhanku ini, untuk pemanasan.” Minhyuk hanya diam. Tapi Manajer Kim menyuruhnya mengganti pakaian untuk ikut latihan tanding bersama para akademi U19.

Minhyuk berlarian di tengah lapangan menikmati permainannya, mulai dari menggiring bola, mengumpan dan mencetak gol. Anak-anak terlihat antusias bisa bermain bersama Kang Minhyuk.

Soojung hanya melihatnya dari kursi penonton dekat lapangan, sesekali ia tersenyum melihat betapa lihai-nya Minhyuk menguasai bola. Di situlah, Minhyuk terlihat berbeda. Seolah ada aura yang terpancar yang selama ini belum pernah Soojung lihat. Semakin ia memperhatikan Minhyuk, rasa itu semakin dalam dan hatinya semakin jatuh.

“Minhyuk oppa!!!” Soojung mendengar ada wanita yang berseru meneriakkan nama kekasinya. Wanita itu berdiri dekat manajer Kim dan melambaikan tangannya pada Kang Minhyuk.

Minhyuk melihatnya dan menghampirinya. Soojung menyimpitkan matanya. Wanita itu tinggi dengan rambutnya yang panjang dan cantik. Perasaan Soojung semakin tak karuan. Siapa gadis itu? Hatinya semakin kecewa melihat Minhyuk hanya diam saja ketika gadis itu memeluk lengan Kang Minhyuk. Dan apa yang Minhyuk lakukan? Ia tersenyum? Soojung semakin geram, rasanya ia ingin lari dari tempat ini sekarang juga. Tapi otaknya menahannya. Soojung melihat Minhyuk, manajer Kim dan gadis itu terlihat akrab. Ia hanya menunduk memainkan ponsel miliknya agar tidak terlihat kesepian.

Sekalinya Soojung melirik ke arah mereka, ia berserobok mata dengan gadis itu. Tatapan gadis itu menakutkan. Seolah gadis itu membencinya hanya dengan melihatnya dari jauh. Hal ini membuat Soojung semakin marah. Bisa-bisanya Kang Minhyuk meninggalkannya sendirian seperti ini.

“Sudah kubilang aku sudah mengetahuinya di televisi, tidak usah kau kenalkan padaku, aku sudah mengenalnya oppa.” Suara gadis itu semakin mendekat. Akhirnya Soojung berani menatap mereka yang semakin mendekati Soojung.

“Soojungaa, perkenalkan, ini Kim Jiwon, putri manajer Kim.” Minhyuk memperkenalkan mereka berdua. Gadis itu terlihat angkuh dan tidak melihat Soojung saat ia menyapanya.

“Annyeonghaseyo, Soojung imnida.” sapa Soojung kaku. Ia melihat tatapan tajam dari gadis itu. “Oppa, sepertinya kepalaku sakit. Aku ingin pulang.” Soojung mengalihkan pandangannya pada Minhyuk. Ia tidak tahan, bukan karena ia takut pada gadis itu, tapi ia marah pada Minhyuk, ia ingin segera meninggalkan tempat ini dan meminta penjelasan dari kekasihnya setelah apa yang ia lakukan. Apa Minhyuk tidak sadar gadis itu sangat membencinya tapi sikapnya berbanding terbalik bila bergelung di dekat Minhyuk.

“Benarkah? Kau sakit Soojungie?” Minhyuk memegang dahi Soojung dan menatapnya lekat, mencari dimana Soojung merasa kesakitan.

“Kwenchana, aku hanya ingin pulang oppa.” Soojung menegaskan kemauannya. Gadis itu semakin tajam melihat Soojung, tatapannya seperti tatapan evil. Soojung menikmati tatapan itu. Seolah ia telah memenangkan pertandingan. Minhyuk adalah miliknya dan hanya menyukainya. Pikir Soojung.

“Baiklah, aku ganti baju dulu, setelah ini kita pulang. Tunggulah sebentar.” Dengan segera Minhyuk berlari ke kamar ganti dan meninggalkan mereka berdua.

“Sepertinya kau tidak jauh dariku, melihat caramu memikat Minhyuk oppa.” Apa? Apakah sekarang gadis ini berbicara dengannya? Tatapan itu semakin meremehkan. “Oh, aku belum memperkenalkan diri dengan benar.” Gadis itu mengulurkan tangannya. “Namaku Kim Jiwon. Pacar pertama Kang Minhyuk.”

 

 

---- 0 ----

 

 

“Kau tidak apa-apa Soojung, dari tadi diam saja. Apa masih sakit?” Minhyuk terdengar khawatir.

“Sangat!” Jawab Soojung singkat.

“Kau marah?” Minhyuk meliriknya sekilas.

“Tidak!” Tapi hatinya bilang iya.

“Tapi nada bicaramu mengatakan kau sedang marah sekarang. Soojungaa, jika kau mengkhawatirkan tentang Jiwon, kau membuang-buang energi. Aku sama sekali tidak ada apa-apa dengannya.” Minhyuk menatap Soojung.

“Benarkah? Kupikir kita memang belum saling mengenal, oppa!” Kini Soojung tidak menutupi kemarahannya.

“Apa maksudmu?” Minhyuk sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Soojung.

"Pertama, kau tidak pernah menceritakan padaku jika masa liburanmu telah habis dan sebentar lagi kau akan melaksanakan sesi latihan bersama clubmu. Apa lusa aku akan kembali ke Amerika tanpa dirimu oppa?” Ia berharap bisa kembali ke Amerika bersama Kang Minhyuk, tapi mengetahui bahwa Minhyuk sudah harus memulai pekerjaannya di sini tanpa sepengetahuan Soojung, itu membuatnya kecewa.

“Kedua, apa yang kau lakukan bersama gadis itu tadi? Kau tidak menganggapku ada disana? Kau membiarkan wanita itu memelukmu seenaknya, padahal jelas-jelas aku berada disana!!” Soojung mengatur nafasnya setelah berteriak dalam mobil. Hal ini justru membuat Minhyuk tersenyum. Soojung cemburu?

“Ketiga, dia adalah cinta pertamamu oppa?” Kini Minhyuk tercengang, senyumnya hilang. Ada kesedihan terpancar dimata indahnya. Mata itu semakin berkaca-kaca saat melanjutkannya. “Aku sama sekali tidak tahu dia adalah mantan pacarmu, dan melihat sikapmu dan sikapnya. Aku semakin yakin bahwa kau salah jika aku menghabiskan energiku sia-sia untuk menkhawatirkanmu dengan gadis itu! Karena kau memang masih mencintainya.” Mendadak Minhyuk menghentikan mobilnya. Hal ini dijadikan kesempatan Soojung untuk kabur dari situ. Ia membuka pintu mobil dan berjalan menjauh. Lari ke tengah taman kota untuk mengambil jalan pintas menuju halte bus.

Minhyuk terkejut dengan keluarnya Soojung dari mobil. Ia mematikan mesin mobil dan lari mengejar Soojung yang semakin mejauh.

“Soojungaa…!! Jung Soojung!!” Ia berhasil mengejarnya, menarik lengan gadis itu dan membalikkan badan Soojung agar menghadapnya. Sekali lagi Minyuk dikejutkan dengan wajah yang dipenuhi air mata. Soojung tidak menyadari air matanya menetes begitu saja.

“Aku membencimu oppa!” Soojung melepaskan diri dan lari secepatnya meninggalkan Kang Minhyuk. Tapi percuma saja, Minhyuk adalah altit, mudah saja baginya untuk menyusul gadis itu.

“Soojungaa, dengarkan aku! Yah, dengarkan aku sebentar!” Minhyuk berusaha menahan Soojung yang semakin meronta. “Jung Soojung!!” Kini nada Minhyuk tegas, membuat Soojung berhenti melepaskan diri dan membiarkan Minhyuk memeluknya erat.

“Kumohon berhentilah kabur dariku dan dengarkan aku baik-baik.” Soojung hanya berdiri kaku di tempat. Minhyuk menatap matanya. “Aku akan menanggapi tiga hal yang kau benci dariku. Pertama, kau tidak akan kembali sendirian karena aku masih meninggalkan barang-barangku disana. Ini semua karena aku mengejarmu sampai Korea sehingga aku tidak sempat membereskan barang-barangku yang kubutuhkan untuk kembali ke Korea. Aku tidak menceritakannya karena memang aku tidak akan membiarkanmu kembali ke Amerika sendirian, aku akan ikut denganmu dear.” Minhyuk menghapus jejak air mata di pipi Soojung.

“Kedua, aku sama sekali tidak tahu, tiba-tiba Jiwon menggandeng lenganku, aku mencoba melepaskannya, mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mengenalkanmu padanya. Apa kau tidak memperhatikannya?” Soojung masih cemberut memandangnya.

“Ketiga, memang benar dia pacar pertamaku, tapi bukan berarti dia-lah cinta pertamaku. Apa aku harus menceritakanmu satu persatu siapa saja wanita yang pernah bersamaku? Maafkan aku Soojung..” Minhyuk terdengar tulus.

“Heol, jadi kau menjelaskan bahwa kau adalah seorang playboy sekarang?” Soojung kembali marah dan mencoba melepaskan cengkraman Minhyuk di lengannya.

“Yah, tidak inginkah kau mengetahui siapa wanita yang berhasil mendapatkan cinta pertamaku?”

Soojung terdiam… Ia sama sekali tidak ingin mengetahuinya jika hal ini justru membuatnya semakin sakit.

“Kau Jung Soojung, kau alasanku menjadi uring-uringan saat aku tidak mengetahui kabarmu, kau alasanku terbang ke Korea tanpa mengemasi barang-barangku terlebih dahulu dan mengambil penerbangan pertama, kau yang berhasil menggetarkan hatiku saat kau berada di sisiku, kau yang membuatku menjadi gila Soojung! Tak bisakah kau mempercayaiku?”

Soojung tercengang, antara percaya dan tidak. Benarkah Minhyuk begitu mencintainya? Benarkah ia mengorbankan segalanya hanya demi dirinya? Benarkah hanya dirinya satu-satunya yang bisa menggetarkan hati Kang Minhyuk?

“Jangan menatapku seperti itu, aku mengakui bahwa dulu aku adalah orang yang buruk, yeah kau boleh menyebutnya playboy. Tapi hanya ada satu wanita yang menarik perhatianku dan membuatku sadar jika aku sedang jatuh cinta. Kau Jung Soojung… Aku mencintaimu...”

Kata-kata itu membuat kupu-kupu dalam perut Soojung bertebaran. Membuat jantungnya berdegup semakin kencang.

“Oppa, benarkah itu?” Soojung tidak ingin segera bangun jika ini hanya mimpi.

Dalam sekejap Minhyuk menjawab pertanyaan Soojung tanpa menggunakan kata-kata. Soojung terkesiap ketika bibir itu menyentuh bibirnya. Nafasnya tercekat. Ia merasa seperti tersengat listrik berdaya ringan, jantungnya berhenti berdetak detik itu juga. Tubuh hangat Minhyuk menularkan kehangatan di tubuh Soojung yang menimbulkan rasa nyaman diantara mereka berdua.

Sekali lagi, Soojung tidak ingin bangun jika ini adalah mimpi. Di saat itu juga, kicauan burung dan suara pohon yang dihempas angin, menjadi lagu pengiring kemesraan mereka.

 

 

tbc


How? How?
Jangan dibaca aja ya.
Komentarnya, kritiknya, dan sarannya selalu aku tunggu, biar ada semangat buat bikin chapter berikutnya.kekeke...
Maaf kalo banyak typo.

Hope you like it ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dean_Pure
Maybe I'll make english version for my ff DON"T SAY GOODBYE in the near future. Just wait for it ^^

Comments

You must be logged in to comment
ayuayu #1
waaaaa daebakkk eonnie ><
gpp b.indo aja.. b.ing ngga enak :D
ak mw baca the next chap'a klo gt..
Flameraein
#2
Chapter 15: hey i'm a new reader, dan q suka krysmin couple, sayangnya q baru ketemu ff ni pas udah slese, jadi bru coment ga papa kan ya author nim?
ff ni mau part seneng ato sedih semuanya bikin gregetan. and for the last part seriously minhuk-ah kringetan begitu kamu ngelamar cewe?oh my god
vvytri #3
Chapter 16: waaaahhh daebakk !!!!! Aku sampe nangis baca ff ini. Yeah i mean, this is very cool
Hitomie #4
Chapter 15: only asking: is it perhaps possible to translate this FF in english and post this version here too?? that would be great :D since i saw some engl comments it really seems to be a great story :D hope it will be possible in the future :D
Citraysm #5
Chapter 16: Sumpah , this is the best minhyuk krystal fanfict I've read... Keep writing . Make another amazzing fanfict ne n,n
jungjojung
#6
coba ini dibuat pakai bhs inggris... pasti makin banyak readernya, akhirnya nemu ff krysmin yg berkualitas lagi :))
walau kecewa bgt sama minhyuk yg trus2an nyakitin soojung, banyak bgt bersakit2nya hahaha
piipii
#7
Chapter 14: ESL maybe its not english but england dear. Hhhe. Just correcting. :)
Ohh, akhrnya udah baikan. Ihh smoga itu manajer kim nyesel buat minhyuk kluar dari timnas... Updateee
bluesky1290
#8
Chapter 14: It would be great if it's in english... you'll definitely get lots of subscriber and comments.

I love your storyyyyyyy... just update soon, okay? sooooon!!!!!!
I love the way Minhyuk sacrificing his dream for a a girl he loves.
bluesky1290
#9
Chapter 13: Minhyuk got his lesson...
Ah thanks. he needed a hard slap too. kekekek.
I hope Yonghwa would punch him as well? Ouch mian~
*terbawa suasana*
And I love that picture...
Minhyuk is... ah, Mr. Perfect Jaw Line. XD
Update soon, okay?
piipii
#10
Mampus kan... Here! Comes trouble.... Ohhhh ohohoeooooo
Aduh jgn sampe pisah dong hyukstalnya... Update soon