Chapter 3

Waterfall
Please Subscribe to read the full chapter

Previous Chapter

Rasa sakit hati itu masih terlalu dalam untuk bisa disembuhkan hanya dengan airmata pria tersebut. Terlalu lebar untuk bisa direkatkan kembali hanya karena dia masih memiliki rasa sayang meski sedikit kepada pria itu. Tidak, dia masih belum mampu melupakan betapa pria ini begitu mudahnya melepas seseorang yang sangat dia cintai.

Bagi pribadi di ranjang itu, perjuangan Kangin untuk bisa menemukan dan membawa kembali dirinya dan juga ibundanya sama sekali tidak berarti apapun juga. Baginya, Kangin sudah salah sejak awal ketika dia menerima begitu saja kata cerai yang terucap dari bibir Leeteuk.

Baginya, Kangin membiarkan dirinya menjadi anak yang dicap sebagai anak broken home, membiarkan dirinya harus menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya tidak akan lengkap seperti dulu.

Kanginlah yang membuatnya merasa dia tidak pernah memiliki seorang ayah. Kanginlah yang membuatnya membenci pria besar itu. Kanginlah yang membuat dia tidak mau berurusan dengannya apalagi sampai disentuh seperti sekarang. Ya semua karena Kangin. Semua karena pria berstatus sebagai appa kandungnya itu.

( 。・_・。)人(。・_・。 )

Siwon memiringkan sedikit lehernya agar dia bisa melihat jelas pria yang sedang tetrunduk kepalanya itu. Siwon menatap ke arah Kangin lekat sebelum akhirnya membuka mulutnya dan mengucapkan sesuatu.

“Tuan Jung.” Sahut Siwon datar. Tidak ada nada kemarahan di suara pemuda berusia 17 tahun itu meski dalam hati Siwon ingin sekali berteriak kepada Kangin. Akan tetapi, Siwon tahu hal itu hanya akan merugikan dirinya sendiri. Dia tahu dirinya masih lemah dan percuma saja jika dia menggunakan tenaga untuk menghadapi Kangin. Sekarang satu hal yang bisa dia lakukan adalah mematikan semua perasaan yang dia miliki dan Siwon ahli setelah sekian lama hidup dengan ketidak perdulian orang lain kepadanya.

Sedangkan Kangin, pria yang telah menginjak usia 42 tahun itu, langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum. Walau senyum itu belum sepenuhnya terkembang karena Siwon masih saja memanggilnya dengan sebutan tuan Jung, tapi paling tidak dia tidak merasa Siwon keberatan dengan kehadirannya. Oh, betapa salahnya pikiran pimpinan perusahaan Jung tersebut. Kangin sebentar lagi mau tidak mau harus menelan pil pahit kekecewaan karena kalimat selanjutnya dari Siwon adalah,

“Lepaskan tanganku tuan Jung. Kau membuat tanganku sakit. Lagipula apa hakmu untuk menyentuhku.” Ujar Siwon sinis.

“Siwon-ah…” lirih Kangin langsung melepaskan tangan Siwon karena terlalu terkejut dengan perkataan Siwon yang terkesan jijik ketika Kangin memegang tangannya. Hati Kangin menjerit ketika mata hitam itu mulai menunjukkan sinar kebencian yang teramat dalam. Tatapan kebencian dari darah dagingnya tersebut membuat rasa perih dan tertusuk di hati pria kepala empat itu semakin menjadi. Kangin tahu Siwon membencinya, tapi sampai detik ini, Kangin masih belum sanggup menerima rasa benci itu terlebih lagi dari putra pertamanya yang sangat dia sayangi itu. Kangin tidak tahu harus bersikap seperti apa ketika Siwon juga memberikan kesan seolah-olah dirinya adalah orang asing maka dari itu Siwon harus waspada jika saja Kangin bermaksud menyakitinya.

“Lepaskan tuan. Apa tuan tuli sehingga tuan tetap saja meremas tanganku?!” hardik Siwon. Dia mulai berusaha untuk bangkit dari ranjang rumah sakitnya, bermaksud menarik tangannya dari genggaman Kangin. Tapi genggaman Kangin terlalu kuat untuk dirinya yang masih lemah sehingga usahanya sia-sia belaka.

“Siwon-ah, kau belum boleh bangun nak. Kau masih lemah. Istirahatlah dulu. Biar appa yang menjagamu.” Bujuk Kangin sekali lagi, berusaha agar Siwon mau kembali berbaring. Akan tetapi, Siwon yang sama keras kepalanya seperti Leeteuk, tidak mau mendengar bujukan Kangin. Pemuda itu justru melepas jarum infus yang tertusuk di punggung tangannya dengan kasar sehingga bekas tusukan tersebut mengeluarkan darah. Dia bahkan mengerahkan semua kekuatannya untuk menyentakan genggaman Kangin sehingga tangannya bebas dari genggaman tangan Kangin.

“Siwon!” teriak Kangin panik saat Siwon terus saja berusaha bangkit dari ranjangnya meski tubuhnya berontak untuk tetap berbaring. Akibatnya, begitu kaki Siwon menjejakan telapaknya di lantai rumah sakit yang dingin dan mencoba berdiri, kaki-kaki tersebut tidak kuat menahan beban tubuh Siwon. Siwon pun langsung terjatuh dan kepalanya mengenai meja dengan laci rumah sakit yang dekat dengannya.

Dahi Siwon terluka sedikit, namun luka itu tidak menyurutkan niat Siwon untuk segera menjauh dari Kangin. Dia tidak tahan berada satu ruangan dengan ayah kandungnya itu. Tidak sekarang dan tidak juga nanti.

“Siwon-ah, appa mohon. Kembalilah ke ranjangmu. Appa tahu kau membenci appa, tapi sekarang kau perlu dirawat. Tubuhmu lemah dan kau kekurangan gizi. Kau bissa mati jika kau memaksakan diri untuk pergi.”

“Kalau begitu biarkan aku mati. Itu lebih baik karena aku bisa bertemu dengan umma. Itu lebih baik karena akhirnya aku tidak lagi menderita. Itu lebih baik daripada aku harus melihatmu tuan Jung.”

Plak!!!

Tamparan itu terjadi begitu saja tanpa bisa dicegah oleh Kangin. Ayah Siwon tersebut menatap nanar telapak tangannya sendiri yang telah dia pakai untuk menampar putranya sendiri. Putra yang sedang dia usahakan untuk bisa kembali bersamanya. Putra yang sekarang justru terduduk menyandar pada dinding sambil tersenyum menatapnya. Hanya saja senyum itu terlihat sangat sedih dan hati Kangin semakin diremas tatkala bulir airmata jatuh membasahi pipi Siwon.

“Ayo tampar aku lagi tuan Jung. Tampar. Bahkan pukul saja aku. Pukul aku sampai mati. Pukul aku sampai kau puas menyakitiku. Memang hanya itu bukan yang membuatmu puas. Ayo pukul aku. Pukul aku!!” teriak Siwon diakhir perkatannya. Airmatanya memburamkan pengelihatannya sehingga Siwon tidak mampu menghindar ketika Kangin dengan cepat memeluk tubuh kurus itu dengan erat.

“Maafkan appa, nak… Maafkan appa… Appa tidak bermaksud menamparmu…”

“Lepaskan aku… Jangan sentuh aku… hiks… hiks… Umma… Bawa Siwon umma, bawa Siwon…”

“Ya Tuhan, Siwon-ah… Jangan seperti ini nak… Appa mohon…”

Kedua lelaki tersebut menangis tersedu-sedu. Yang lebih muda, menangis karena dia sudah tidak sanggup lagi menanggung beban hidup yang terlalu berat untuk remaja seusianya. Sedangkan yang lebih tua, menangis karena rasa bersalah, marah kepada dirinya sendiri dan sedikit kepada Leeteuk yang telah memisahkan dirinya dengan putranya sendiri. Meski dia tahu Leeteuk melakukan itu karena dia juga. Kangin menangis karena dia juga tidak tahan melihat putranya sendiri begitu ingin menyusul sang umma.

Kangin terus memeluk Siwon di lantai rumah sakit yang dingin itu. Tak memperdulikan pukulan-pukulan Siwon di punggungnya. Bagi Kangin pukulan itu tidak seberapa sakit ketimbang pukulan ke hatinya yang diberikan oleh Siwon ketika dia menatap Kangin dengan kebencian.

“Appa salah nak, appa tahu itu. Maka dari itu, appa mohon Siwon mau memberikan appa kesempatan untuk memperbaiki kesalahan appa.” Ucap Kangin setelah dia merasakan Siwon sudah mulai tenang. Tangan Siwon yang sedari tadi memukulnya sudah terjatuh di sisi tubuhnya. Siwon sendiri sudah terlalu lelah karena emosi dan tubuhnya yang memang sedang tidak fit. Pemuda itu membiarkan saja Kangin terus memeluknya dan membisikan kata-kata penyesalan.

“Siwon-ah… Siwon-ah…” kata itu yang terus dilantunkan Kangin, mengiringi Siwon yang lambat laun mulai kehilangan kesadarannya kembali. Di saat terakhir Siwon menutup matanya, pemuda itu masih sempat mengucapkan satu kata yang membuat Kangin membulatkan kedua bola matanya dan semakin mengencangkan pelukannya di tubuh Siwon. Kata itu adalah,

“Appa…”

Kantin

Sungmin sedang menunggu pesanan makanan untuk Kangin ketika bahunya ditepuk seseorang. Sungmin langsung berbalik dan ketika iris matanya melihat siapa yang sudah menepuk bahunya, segera Sungmin membungkuk sedikit menunjukkan rasa hormatnya dan menyapa orang tersebut.

“Heechul eonnie.” sapa Sungmin sopan membuat wanita cantik yang masih  terlihat anggun walau usianya sudah mencapai empat puluhan tahun itu mengangguk pelan, menerima sapaan dari Sungmin.

Kim Heechul, wanita karir yang sangat sukses melebihi kesuksesan Kangin, sekarang menatap istri kedua Kangin tersebut dengan tatapan datar. Heechul tahu benar seperti apa kisah antara wanita mungil dihadapannya ini dengan Kangin dan bagaimana mereka berdua membuat Leetek sahabatnya menderita karena hubungan keduanya.

Sampai saat ini Heechul belum bisa memaafkan Jung Kangin dan Lee Sungmin karena telah membuat sahabatnya harus menanggung hal menyedihkan dalam kehidupannya tersebut. Namun Heechul bukanlah wanita yang mudah terhanyut dengan emosi dan perasaan pribadinya. Meski dia membenci Kangin dan juga Sungmin, Heechul tidak secara langsung menunjukkan ketidak sukaannya tersebut. Heechul lebih memilih membalaskan dendam Leeteuk dengan menggunakan seluruh kekuatannya dan kekuasaanya dan menekan keluarga Jung sampai ke titik terendah mereka.

Heechul sudah bersumpah sejak Leeteuk mendatanginya sambil menangis dan menceritakan semua sebelum dia pergi setelah bercerai dengan Kangin tujuh tahun yang lalu, bahwa dia akan menghancurkan Kangin dan keluarganya. Heechul akan membuat Kangin dan Sungmin menyesal karena melukai hati sahabatnya yang menjadi penompang Heechul ketika kedua orang tuanya mengusirnya dari rumah karena memilih menikah dengan lelaki biasa. Sahabatnya yang terus mendukungnya saat lelaki yang dia anggap cinta sejati dan akan selalu bersamanya, pergi meninggalkan dirinya karena wanita lain. Sahabatnya yang kini telah tiada meninggalkan luka mendalam di hati Heechul dan rasa bersalah karena tidak mampu membalaskan dendam Leeteuk sampai saat terakhir Leeteuk ada di dunia ini.

Heechul bersumpah bahwa dia tidak akan membiarkan Kangin hidup tenang demi Leeteuk. Heechul akan memastikan bahwa hal terakhir yang Leeteuk miliki tidak akan pernah jatuh ke tangan Kangin dan Heechul sudah memastikan hal itu terjadi. Choi Siwon, anak dari Choi Leeteuk tidak akan pernah menjadi milik seorang Jung Kangin apalagi sampai diasuh oleh wanita perebut suami orang yang masih berdiri dihadapannya ini dengan gelisah.

Heechul tersenyum sinis melihat kegelisahan Sungmin. Bagi Heechul sudah sepantasnya dia bersikap tidak tenang seperti itu jika berhadapan dengannya. Biar bagaimana pun Heechul adalah orang terdekat dari Leeteuk. Terlebih lagi Heechul tahu hubungan seperti apa antara dirinya, Kangin dan juga Leeteuk.

Meski Sungmin selalu bersikap hormat kepadanya dan memanggilnya dengan sebutan ‘eonnie’, tapi tidak pernah satu kali pun Heechul menganggap dirinya sebagai kakak untuk Sungmin. Dia bersikap biasa saja kepada Sungmin hanya karena dia bukan orang yang lemah dan bersikap seperti wanita gila yang histeris karena sahabatnya telah meninggal karena Sungmin. Heechul adalah wanita bermartabat yang tahu bagaimana bersikap terhadap musuh sekalipun. Lagipula sikap Heechul yang datar, selalu membuat Sungmin salah tingkah dan Heechul puas dengan itu. Baginya, biar wanita itu selamanya tidak tenang dan selalu cemas jika harus berhadapan dengannya.

“Kau membeli apa?” tanya Heechul tiba-tiba, membuat Sungmin sedikit tersentak dan mengangkat kepalanya.

“Eh? Oh. Han…hanya… Makan siang untuk Kangin oppa, eonnie.”

“Oh.”

“Um, eonnie mau aku belikan juga?”

“Apa aku tampak seperti orang yang tidak sanggup membeli sendiri makan siangku Lee Sungmin?”

“Ah… bu…bukan begitu eonnie… aku… aku…”

“Sudah. Tid

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
elfviliebe #1
Chapter 12: Huh akhirnya updates.... lanjut
bebbie #2
Chapter 12: Aku tgg ff ini d FFN.. Malah muncul d sni.. Tp gp lah, yg penting update..
Lama banget nunggu nya ..
Next chap donk.. Mw liat momen wonkyu..
BabyBugsy
#3
Chapter 12: akhirnya setelah berbulan-bulan nih FF diupdate juga ;))))

cuman kyu yg bikin siwon bahagia, bener kata joongie, ga ada gunanya misahin kyu sm won karna yg bikin won senyum cuman kyu. Seneng akhirnya mreka ketemu lgi.. Mmmm sweett :o
Wonmincho #4
Chapter 12: Ah setelah sekian lama akhirnya dilanjut juga... Makin asyik nih.. Ayo author dilanjut lagi... #fighting
TheresiaNatalia #5
keren ff nya wkwk
BabyBugsy
#6
Chapter 11: seneng lihat siwon udah sadar dari komanya trus hubungannya sama yunho dan kangin appa juga baik tapi dilain sisi sedih lihat kyu kek gitu. U,u
yunho nyebelin, siwon ajah ga keberatan ketemu kyu.. Tp km kenp halang"in..??
Smoga dgn kyu ikut k rumh siwon merka bs baikan :D

update soon nao, ditunggu FF yg lainnya jg.kkk fighting!
Wonniebabykyu
#7
Chapter 11: Kesian deh Kyuhyun. Moga aja next chapt WonKyu bersma lagi. Ngak sanggup eon bca nya klo wonkyu lgi berpisah. Siwon bangun pasti karna Kyu bilang ' aku mencintaimu'.. So sweet. Kyu teruskan berjuang ne. Luluhkan hati heechul and Yunho. Dan buktikan klo dia msih mencintai Won..
lovefull #8
Selamet berjuang kyu,, atuhor quick update ya
reyliana #9
Chapter 11: selamat berjuang baby kyu...siwon masih cinta mati sama kamu koq
choinitha #10
Chapter 11: Ahhhh....chulli meski sikapmu jutek yapi hayimu lembut dan lurus
paling jg nanti luluh sama kyu
kyu harus brrjuang keras buat dapetin won lagi
itu haga yg hatus dia bayar