Chapter 01

Sunshine on Winter

‘kreek’ pintu tua berwarna coklat muda itu berderit cukup keras ketika ia membukanya. Junhyung mendesah pelan. “tidak terlalu buruk..”

Dengan pelan, ia menutup kembali pintu itu dan membersihkan debu di telapak tangannya.

Ia harus segera merapikan rumah kuno ini.. Dan tamannya.. Dan menyelesaikan berbagai administrasi dan.. ah... ia yakin hari ini akan sangat melelahkan. Well, dan menyedihkan.

Dengan sedikit enggan, Junhyung menarik kopernya dan berjalan ke kamar utama di lantai atas. Ia merogoh saku celananya, mencari kunci. Namun...

“tidak ada.. Ya tuhan..”

Lelaki itu berjalan mundur, mencoba mencari kunci di jalan yang tadi dilewatinya. Nihil.

Tanpa memedulikan pintu tua yang berderit dengan sangat keras itu, Junhyung berlari menuju mobilnya. ‘Kunci itu mungkin saja tertinggal di dalam mobil bukan? Siapa tahu’

                                                                                                                                                                                                       

Ia membuka botol cokenya dengan sedikit emosi. ‘Rumah ini benar-benar tidak bisa ditinggali. Bagaimana bisa Steph menyuruhku tinggal di rumah seperti ini?

Pintu depan yang berderit dengan sangat keras, pintu kamar yang harus kubobol, air shower yang tampaknya macet, dan debu. Demi tuhan, kapan terakhir gadis itu kemari?’

Omelannya terpotong dengan bunyi bel yang begitu nyaring. Sebelum  ia sempat mengatakan bahwa ia tidak menerima tamu untuk sekarang, besok, dan selamanya, gadis di hadapannya tersenyum dengan lebar dan membanjirinya dengan kata-kata perkenalan.

Perkenalan.. Junhyung benci kata itu.

Ralat : Ia sangat membencinya

Junhyung baru saja berniat untuk menutup pintu dan mengabaikan gadis itu, ketika disadarinya gadis itu sudah menyusup masuk ke dalam rumah Steph dan berdecak kagum.

“hey kau, baboya!”

“aku merindukan rumah ini.. Apakah Steph menjualnya padamu?” sahutnya tanpa memedulikan Junhyung.

‘Menjualnya? Yang benar saja!’

“Apa katamu? Kau tahu? Pada saat itu rumah ini adalah yang terbaik disini. Cepat jawab aku. Bagaimana kau bisa mendapatkan kunci rumah ini?”

Junhyung terkesiap. Gadis itu bisa membaca fikirannya?

“Steph memberikan kuncinya padaku kemarin. Aku tidak membelinya” ujar Junhyung datar.

“kau saudara Steph?” gadis itu menatapnya sekilas, lalu kembali memerhatikan sekelilingnya.

Hening. Junhyung mengepalkan tangannya di saku dan naik ke lantai atas.

“Pergilah. Sampai jumpa, tetangga”

 

Ia memasuki kamarnya dan mendesah. “aku harus mengungsi untuk sementara” gumamnya.

Setelah memastikan gadis itu telah pergi dari rumah Steph, ia mengarahkan mobil audinya kembali ke Seoul.

 

“hey buddy!” Junhyung tersenyum dan lelaki itu mengizinkannya masuk setelah ia memeluk Junhyung sekilas.

“kau mau mengungsi lagi?” ujar lelaki itu geli.

“berhentilah tertawa Jang Hyunseung. Beri aku coke~”

Lelaki yang dipanggil Jang Hyunseung itu melempar sebuah coke dan menghempaskan diri ke sofa. “Tidurlah di tempat biasa. Aku tak akan membawa gadis manapun minggu ini.. Kau gadisku minggu ini”

Keduanya tertawa.

“Kau benar-benar tinggal di rumah gadis itu?” tanya Hyunseung santai.

Junhyung mendelik. “aku --”

“beri dia kesempatan untuk menjadi noonamu” potong Hyunseung.

Junhyung berkata dingin “tidak”

Dada Junhyung terasa nyeri ketika ia mengatakan hal itu..

Namun ia lebih memilih mengabaikannya.

“jangan tanya kenapa, kau sudah tahu..”

 

 

Setelah menyelesaikan beberapa dokumen, Junhyung berniat kembali ke rumah itu. Mau tidak mau ia memang harus kembali bukan?

Ia memang tidak ingin berlama-lama disana, namun pekerjaannya menyukai tempat itu.

Setiap sudut di tempat itu adalah sebuah mahakarya yang perlu diabadikan. Warnanya, konturnya, angle-nya.. Bahkan ia mampu membayangkan semua itu dengan mata tertutup. Itu sempurna, dan... Steph tahu itu.

Sempat terlintas dalam fikirannya untuk berterimakasih pada Steph, namun niat itu diurungkannya kembali. Jangan sekarang, fikirnya. Waktunya terlalu berharga untuk sekedar mengucapkan terimakasih pada gadis yang dibencinya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lemonsta #1
Batang :)) anjir maafkan selera humor aku