Abhorrence

Abhorrence

 

“kau merebut segalanya, min ah.. kau merebut semua dari ku… kyung soo, jae suk ahjusshi dan sekarang kim woo bin..”

Ia meremas foto ditangannya. Air matanya keluar tanpa henti. Hatinya terlalu sakit menyaksikan min ah di kelilingi laki-laki yang ia cintai.

--

“lihat, kau dipanggil kepala sekolah lagi.. sudah berapa kali kau mendapatkan nilai buruk hye jin-ah.. semua yang kau minta ahjusshi beri, ahjusshi hanya minta satu, nilai A di setiap mata kuliah, coba kau contoh min ah. Dia selalu mendapat A di kelasnya.. ahjusshi kecewa padamu..”

Laki-laki tua dengan kacamata meninggalkan gadis yang hanya diam menundukan kepalanya. Dia sudah mencoba yang terbaik.

Gadis itu hyejin, ia menghancurkan cermin di hadapannya. Telapak tangannya penuh darah sekarang. Ia lelah dengan nama min ah. Nama yang merebut segalanya itu bahkan tidak ia kenal.

--

Kyungsoo dan hyejin duduk bersama dengan buku tebal dihadapan masing-masing. Kalkulus adalah makanan kyungsoo, tidak heran kalau hyejin berusaha mencicipinya bersama dengan sahabatnya do kyung soo.

Hyejin sibuk menghitung dan menyalin rumus-rumus kalkulus, sementara ia melihat sahabat di depannya, tertawa dengan telepon gengamnya.

Hyejin mendengus kesal.

“kyungsoo-ya.. kau mau mengajariku atau bermain dengan benda bodoh mu itu? Kau mau aku dikeluarkan dari rumah jaesuk ahjusshi karena nilaiku buruk huh?”

Kyungsoo menatap hyejin terkejut. Ia menggaruk-garukan kepala kemudian membereskan semua buku dihadapannya.

“hyejin-ah apa kau sudah selesai? Maaf aku lupa ada janji mengajarkan aljabar pada minah.. aku pergi dulu ya..”

Lalu kyungsoo berlari menjauh meninggalkan hyejin sendiri bersama buku-buku di hadapannya.

Hyejin memutar bola matanya.. minah.. minah.. dan minah..

--

Ketukan jari berderu. Suasana sungguh sunyi. Hanya suara tangan woobin yang memecah keheningan saat itu.

“ah, oppa, maaf aku terlambat.. tadi ada kelas kalkulus.” Hyejin melepas mantelnya dan duduk di kursi mewah restorant besar.

“oppa belum pesan makanan? Mau aku yang pesankan?” hyejin membuka lembar menu.

“hyejin-ah, maaf aku memanggilmu ke tempat ini mendadak, ada hal yang ingin aku bicarakan.” Woobin menatap dalam mata hyejin dihadapannya.

“ah, oppa.. bukankah hari ini hari anniv kita. Sudahlah aku memaafkanmu, tapi bayar uang taksi ku tadi.. haha, aku bercanda oppa.. memang oppa mau membicarakan apa? Jangan bilang omoni mempercepat hari pertunangan kita?” hyejin tersenyum manis.

Sayangnya senyum hyejin berubah menjadi tangis. Ia menangis tepat dengan menatap woobin.

“maaf, aku rasa kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Aku mencintai orang lain hyejin-ah..”

“wae, oppa? Siapa gadis itu?” suara hyejin bergetar seiring dengan tangis.

“maaf kan aku hyejin-ah.. hanya saja aku tidak bisa..”

“siapa oppa? Siapa??”

“minah..”

Nafas hyejin tercekat, matanya membulat penuh amarah mendengar nama yang diucapkan orang yang dia cintai.

“minah..” rahang hyejin mengeras menyebutkan nama yang sekarang ia sangat benci.

“itu bukan salahnya, itu salahku.. aku yang mencintainya hyejin-ah..”

Hyejin mengernyitkan dahinya. Berusaha menahan amarah kekanak-kanakannya.

“oppa membelanya? Baik.. oppa sepertinya sedang jatuh cinta.. aku menyerah oppa.. kau cintailah minah, jangan biarkan dia disakiti sepertiku, jangan biarkan dia menangis karena seseorang yang dia cintai telah jatuh cinta pada oranglain lagi.”

Hyejin beranjak pergi meninggalkan woobin di tempat istimewanya. Tempat dimana woobin menyatakan perasaannya sekaligus memutuskan hubungan yang sudah dijalin selama 3 tahun.

--

Hyejin berjalan dengan penuh emosi menuju perpustakaan. Mata tajamnya tertuju pada seorang gadis dengan pita di rambut coklatnya. Duduk bersama sahabatnya do kyungsoo. Ia menjambak keras rambut minah dan menyeretnya hingga ia terbangun dari kursinya.

“song hyejin apa yang kau lakukan?” oceh kyungsoo.

“kau jangan ikut campur..”

Hyejin menarik minah menjauhi perpustakaan.

“apa yang kau inginkan hyejin-ah..” minah berusaha melepaskan jambakan rambut hyejin.

Hyejin menyeret minah menuju aula yang tidak terpakai, dan menguncinya. Menghempaskan tubuh minah sehingga ia tejerembab dan membuat lututnya tergores.

Kyungsoo berusaha membuka pintu aula, berulang kali memutar knop pintu dan mendorongnya, tapi usahanya nihil.

“apa yang kau lakukan kyungsoo-ya?”

“woobin hyung? Minah dan hyejin di dalam..” ujarnya panik.

Woobin dan kyungsoo bersamaan mencoba membuka pintu aula.

“hyejin-ah.. buka pintunya..” teriak woobin dari luar aula.

Hyejin menatap kyungsoo dan woobin dibalik kaca pintu tersebut. Ia menyunggingkan senyumannya. Sahabat dan mantan kekasihnya membela untuk seorang gadis dei hadapannya.

Hyejin berjalan mendekati minah, menarinya untuk berdiri. Lalu ia menampar pipi minah.

“itu untuk mengambil kepercayaan jaesuk ahjusshi padaku.”

Hyejin kembali menampar pipi minah, 2 kali berturut-turut.

“itu untuk merebut sahabat ku kyungsoo, dan merebut woobin oppa.”

Minah menatap hyejin dengan tatapan tajamnya. Memegangi pipinya yang berubah merah. Ia tersenyum mengejek menatap hyejin.

“sekarang kau merasakannya bukan..”

Hyejin mengernitkan dahinya. “mwo?”

“7 tahun, aku berdiri dibelakangmu. Setiap orang selalu memujimu.. bahkan kau dengan mudah tinggal di rumah mewah keluarga yoo. Sekolah dan merebut teman-temanku. Baekhyun, chanyeol, luhan, semua menyayangimu.. lalu aku temannya bagaiamana? Hanya sekejap kau menjadi penerus tahta keluarga yoo aku? Butuh bertahun-tahun untuk berjalan beriringan dengan mu. Ayahku selalu memimpikan putrinya menjadi salahsatu penerus keluarga yoo yang terkenal, lalu kau dengan jalan mudah, hanya karena laki-laki bernama woobin mencintaimu si tua jaesuk menerimamu menjadi penerus keluarga yoo? Aku belajar dengan sungguh-sungguh dan kau hanya bermodalkan cinta? Kau tau apa yang terjadi setelah keluarga yoo menerimamu? Ayahku membuangku.. ia memukuliku dengan papan kayu di depan banyak orang.”

Tangis minah menderu seisi aula. Sementara hyejin masih berusaha mempercayai semua ucapan minah.

kau? Apa kau merasakan penderitaanku? Aku rasa tidak..” minah mengusap kasar airmatanya. Ia berdiri menatap hyejin.

“asal kau tau, aku tidak merebut segalanya dari mu, mereka yang datang padaku..” tambahnya lagi dengan senyuman puas.

Airmata hyejin menetes.

“kau? Siapa? Siapa sebenarnya kau?” mata bulat hyejin menatap minah tajam.

“lama tidak bertemu, hyejin unnie..”

 

-END-

 

 

#nb: sorry for this short story

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
damncuteluhan
#1
Chapter 1: Kereeennnnnn
Actually i was expecting kim woo bin more than this but the story is really alluring and unexpected in the endd!

Good job, author-nim!!!