Ch 1 : Di dalam Istana

My Princess

Pagi begitu indah hingga matahari terlihat dengan senang menengok dari kumpulan awan. Seorang pria berjalan tergesa keluar dari sebuah bangunan megah, yang orang sana sering bilang adalah kumpulan dari berbagai apartement mewah yang harganya ratusan juta won. Langkah panjang pria itu begitu cepat sehingga tak lama kemudian ia sudah tiba didepan sebuah mobil SUV mewah berwarna hitam mengkilap dan yang dengan cekatan dibukakan pintu mobilnya oleh seorang pria muda lain yang agak lebih pendek dari pria pertama. Sang pria langsung memasuki mobilnya dan pintu mobil ditutup, kemudian mobil berlalu membelah jalanan pagi kota Seoul.

"Tuan muda, hari ini jadwal anda adalah menemui tuan Siwon untuk membahas pembangunan departement store pada jam 9. kemudian dilanjut bertemu tuan Eunhyuk untuk membahas tentang pembaruan iklan olahraga tahun depan sampai lunch time. Kemudian anda akan makan siang bersama tuan Wobin untuk membahas rencana pembangunan hotel and resort di Jeju. kemudian sepanjang sore akan ada rapat di perusahaan bersama para direktur. dan malam harinya... ada perubahan mendadak, karena tuan besar ingin bertemu anda. Tuan besar bilang ingin mengajak anda makan malam bersama dengan nona Krystal. "

Laporan yang panjang itu sudah menjadi hal biasa yang didengar oleh Minhyuk setiap pagi selama beberapa tahun terakhir ini. Ia mengangguk dan dalam hati sedikit bertanya-tanya bagaimana bisa sekretarisnya itu menghapal semua jadwalnya tiap pagi.

"Apakah ini dokumen untuk hari ini? " Mihnyuk bertanya seraya melihat tumpukan dokumen di sisinya.

"Benar, tuan. Seperti yang tuan perintahkan semalam, porsi dokumen tentang dana bantuan ER School untuk rapat minggu depan juga sudah saya tumpuk disana. "

Minhyuk mengangguk dan mulai mengambil dokumen yang tergeletak di paling atas. Harinya yang berat dimulai.... lagi.

 

 

'Haaaiiii, bro! "

"Hi!"

Minhyuk berjalan santai sambil tersenyum girang mendapati kedua temannya sudah berjejer di bar.

"What's up! Aku kira kamu enggak bisa datang! " seru Jungshin, pria paling tinggi diantara mereka bertiga

"Hahaha... setidaknya rapat dengan para direktur itu tidak memakan waktu lama! Membosankan!" ujar Mihyuk sambil memesan minuman favoritnya.

"Ya ampun.... aku kira kamulah orang yg paling gila kerja diantara kita berempat! Bagaimana mungkin kamu mengatakan itu!" sindir Jungshin lagi.

Minhyuk mengacuhkan sindirannya dan berpaling pada Jonghyun. "Dimana hyung?" tanyanya ketika menyadari mereka kekurangan satu orang.

"Ah, yonghwa hyung sedang keluar negeri. Apakah kamu belum tahu?" jawab Jonghyun.

Mihnyuk menggelengkan kepalanya. "Dia sudah pergi? Bukankah rencananya minggu depan?"

"Dia sudah tidak sabar menemui pujaan hatinya di Vienna... kamu tahu sendirilah bagaimana dia memuja bidadarinya itu! "

"Hahahahahaha.... hyung memang hebat! Aku sendiri heran bagaimana bisa mereka belum menikah sampai sekarang! " lanjut Jungshin.

"Ah, aku pikir bukan di hyung masalahnya, " ujar Jonghyun.

Minhyuk tersenyum sambil mengangguk setuju. "Menurutku hyung pasti sudah mencoba melamar berkali-kali... tapi yah, tahu sendirilah... mungkin hyung ditolak berkali-kali juga... "

"hahahaha.... benar, benar... kalau melihat sifat sister in law, kemungkinan itu besar sekali kemungkinannya! "

"Yup, namanya saja Seohyun... semua yang aneh mungkin bisa terjadi! " dan mereka bertiga menertawakan Yonghwa akan perilaku kekanak-kanakannya bila mengenai Seohyun.

Waktupun berlalu mereka bertiga terus tertawa sambil mengobrol sampai langkah terburu dari sekretaris Minhyuk mengalihkan perhatian mereka.

"Maaf tuan muda, ini sudah waktunya untuk makan malam bersama tuan besar dan nona muda. Maaf, apakah tidak sebaiknya kita memulai perjalanan kesana? "

"Huh? Kamu mau bertemu Tuan Jung? Kenapa tidak bilang? " ujar Jongshin setengah sadar setengah mabuk.

"Apakah kamu tidak terlambat untuk makan malam? Hemm... jam berapa ini?? " ujar Jonghyun mabuk sambil meraba pergelangan tangannya untuk melihat jam.

Minhyuk meminum habis air di gelasnya dan berdiri. Tampak fine dan tak terlihat sedikitpun efek bergelas-gelas alkohol yang tadi diminumnya. "Aku duluan. " ujarnya sambil berpesan pada waitress disana untuk memanggilkan supir untuk mengantar kedua temannya pulang.

"Berapa lama waktu yang kita punya sebelum makan malam dimulai?"

"30 menit, tuan. "

"Baik, kalau begitu mampir dulu ke toko biasa, aku perlu mengganti bajuku. "

"baik tuan. "

 

"Waaahhh... tuan muda memang benar-benar tampan! Semua yang anda pakai pasti selalu tampak bagus! " puja Ny. Seoyun, wanita paruh baya yang berdandan chic namun tak bisa menghilangkan ekspresi memuja diwajahnya ketika memanang Minhyuk yang baru saja keluar dari kamar ganti.

Minhyuk mengacuhkan pujian berlebih Ny. Seoyun dan melirik pada sekretarisnya sebelum berlalu keluar. Saat ia berjalan keluar dan menunggu sekretarisnya untuk membukakan mobil, sebuah panggilan dari hp-nya membuatnya berhenti mengagumi angin malam. Ia mengambil hp di sakunya dan mengernyit ketika mendapati nama yang tertera di layarnya.

The Princess. Ia melihat ke sekitar dan agak terlihat menimbang, sebelum kemudian berdeham dan menjawab panggilan itu. Suara bersemangat dari seberang yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun menyapa telinganya.

"Hei! Kok kamu lama banget sih baru angkat teleponnya?? Kamu kira aku enggak kesel apa nelpon kamu! "

Minhyuk menganggkat salah satu alis matanya dan seketika berusaha menjauhkan telinganya dari hp-nya. Dalam hati dia berpikir bagaimana bisa seorang gadis memiliki suara sekeras itu. "Sorry. Aku ada keperluan tadi. Kenapa? " jawabnya santai.

"Iiighhh... keperluan apa sih? kamu pikir aku juga enggak ada keperluan? kamu pikir aku lagi senggang lenggang makanya nelpon kamu?! "

Biasa... sudah biasa... gadis manja satu ini memang begini sifatnya... "Ya, sorry, Krys. Ada apa? " jawabnya lagi masih tenang.

"Ugh! Whatever! Pokoknya sekarang kamu jemput aku! Aku ada di studio yang kemarin aku datengin. Kita berangkat bareng buat dinner sama daddy! " seru krystal dengan nada memerintah. "Jangan lupa juga bawain aku bunga! " DAN TIIIT... sebelum Minhyuk sempat berkata apa-apa telpon disana sudah dimatikan.

Minhyuk tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya tanda heran dan tak percaya dengan nasibnya karena harus berurusan dengan gadis manja seperti tunangannya itu. Sekarang saja dia sudah gerah dan sebal apalagi nanti bila mereka jadi menikah. Bisa meledak kepalanya bila harus meladeni dan mendengarkan omelan princess-nya itu.

"Tuan muda... ada apa? " pertanyaan sekretarisnya membuatnya sadar bahwa si sekretaris sudah ada disisinya dari tadi.

Ia menggeleng. "Kita ke studio tempat kita menjemput Krystal kemarin. Jangan lupa mampir sebentar ke toko bunga. " ujar Minhyuk malas sambil berjalan menuju mobil.

"Baik, tuan muda.

 

 

"Tuan muda, kita sudah sampai. "

Minhyuk melirik keluar dan melihat bahwa mereka sudah sampai di depan toko bunga.

"Apakah anda ingin saya yang membelikannya? "

Minhyuk berpikir sebentar. Setengah hati malas untuk keluar di cuaca yang dingin dan malas pula untuk memilih bunga, tapi... kalau dia tidak memilih sendiri.... bisa ada perang dunia ketiga.... "Tidak, biar aku saja yang membelinya. " ujar Minhyuk akhirnya.

Sang sekretaris membukakan pintu mobil dan Minhyuk segera melangkah menuju sebuah toko bunga kecil yang dari luar tampak hangat dan nyaman. Setidaknya didalam hangat, ujar Minhyuk dalam hati.

Kringgg---ketika Minhyuk membuka pintu toko bunga itu, bunyi itu terdengar. Kehangatan langsung merayapi tubuh Minhyuk. Ia memandang berkeliling dan mendapati sebuah ruangan kecil yang dipenuhi dengan many kind of flower disatu sisi. Tapi agak kebelakang di dekat rak tinggi menjulang sampai langit-langit yang banyak diletakkan tanaman pada pot kecil, ada sebuah meja bundar dari kayu yang dikelilingi oleh sofa rendah empuk berwarna beige yang tampak nyaman.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu? " tiba-tiba terdengar suara perempuan dari arah belakangnya. Minhyuk sempat kaget walau seperti biasa, ia bisa menyembunyikannya dengan baik. Ia berbalik dan mendapati seorang perempuan mungkin seumuran dengannya atau bahkan beberapa tahun sedikit muda sedang tersenyum ramah memandangnya. Ia memakai gaun putih selutut berenda dengan rambut panjang berponi depan dan di kucir menjadi dua yang ia letakkan masing-masing di bahu kanan dan kiri.

Minhyuk balas tersenyum secukupnya dan berjalan ke konter tempat gadis itu berada.

"Bunga. Aku perlu sebuket bunga. " ujar Minhyuk cepat.

Gadis itu menganguk. "Bunga apa yang anda inginkan? "

"Terserah, " ujar Minhyuk sambil tersenyum---tanda ia tak peduli dengan bunga apa yang dibelinya.

Gadis didepannya tersenyum membalas senyuman Minhyuk. "Untuk siapa? "

Minhyuk terenyum sinis mendengar pertanyaan gadis itu. Sok ikut campur! ujarnya dalam hati.

"Just give me one bouqet of rose, "

Gadis itu tersenyum dan mengangguk. "Warnanya? "

"Just give me any colour! "

"Tapi... apakah sang penerima tidak memiliki warna kesukaan? "

"No, she has not. Terserah saja, aku sedang tak punya waktu banyak, " ujar Minhyuk sudah agak kehilangan kesabarannya.

"Okeee... kalau begitu... white rose? or maybe red rose? "

Minhyuk memutar bola matanya. "...pink, just give me pink rose! "

 

 

BRUKKKK

Minhyuk menghempaskan tubuhnya di jok belakang mobil dengan kesal. Ia memandang kesal buket mawar merah muda ditanggannya dan memutar bola matanya.

"Lain kali, kamu saja yang membeli bunganya!!  What a crazy woman!" ujar Minhyuk kesal pada sekretarisnya. Sementara sang sekretaris hanya bisa bingung menatap wajah kusut tuan mudanya.

 

"Kalian terlambat. Bagaimana mungkin kalian berdua datang lebih terlambat dari orang tua. " Seru Mr. Jung menegur pada dua anak muda didepannya.

"Maaf, ayah. Tadi ada beberapa keadaan saat diperjalanan. Kami berdua benar-benar minta maaf. " ujar Minhyuk sopan.

"Hahahaha... tidak apa-apa, anakku. Tidak apa-apa. Ayahmu yang sudah tua ini dapat memaklumi kelakuan anak muda jaman sekarang. Ayah senang kalian berdua masih sering bersama-sama. Aku tahu kamu sangat sibuk, Minhyuk. Tapi kamu harus tetap rajin untuk bertemu dengan Krystal. Ajak dia makan atau jalan-jalan berdua. Tidak ada yang paling ayah inginkan selain melihat kalian berdua bahagia bersama! " jelas Mr. Jung dengan wajah berbinar-binar. "Dan manis sekali kamu sudah membelikan bunga untuk Krystal. "

Minhyuk tersenyum dengan lembut. "Terima kasih ayah. Tapi kami tetap harus meminta maaf atas keteledoran kami membiarkan ayah menunggu. "

"Hahaha, Minhyuk! Kamu memang pria yang sopan dan pengertian. Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Sesama keluarga mana boleh kita saling meminta maaf begini, menantuku! Hahaha... Krystal, harusnya kamu bisa lebih pengertian seperti Minhyuk! Belajarlah dari calon suamimu dan jangan malas-malasan berkeliaran di satu studio ke studio yg lain, jalan-jalan... harusnya kamu punya goal untuk dirimu sendiri! Apa guna gelarmu di bidang hukum kalau kamu sama sekali tak mau bekerja! "

Seorang gadis cantik yang duduk disamping Minhyuk, menganggkat wajahnya dari sup seafood yang dari tadi dimakannya. Ia menganggkat wajahnya dan memandang ayahnya---agak dengan pandangan kesal. "Daddy, apakah daddy lihat baju apa yang aku pakai sekarang? Apa daddy lihat bagaimana rupaku sekarang? "

"Eh--? " ujar Mr. jung sambil memerhatikan penampilan anak kesayangannya itu. "Kenapa? Kamu masih secantik biasanya... tidak ada apa-apa... "

"APA? Haaah~~! Daddy! Masa daddy enggak melihat ada yang beda denganku sekarang! Lihat dong! Rambutku berantakan! Wajahku kusam karena make up dari pagi! Dan bajuku!.... karena aku terburu-buru aku enggak sempat menggantinya! Daddy tahu kenapa? Karena aku juga sibuk, daddy! Aku harus melakukan tiga photoshoot hari ini! Belum syuting ad untuk acara amal! Daddy tahu betapa capeknya aku?"

Mulut pelayan yang datang untuk memberikan wine yang tadi dipesan oleh Mr. Jung sudah melongo lebar---lalat sudah dipastikan dapat masuk ke dalamnya dengan mudah. Dalam hati Minhyuk menertawai perilaku pelayan itu. Kasihan, dia pasti baru pernah menemui gadis seaneh Krystal! ujar Minhyuk dalam hati, sementara ia dengan santai dan anggun mengiris steak di depannya---bersikap biasa dengan segala keanehan dan kemanjaan Krystal.

"Krystal! Itu berbeda dgn apa yang ayah bilang ke kamu! Ayah tidak pernah setuju dengan aktivitasmu yang seperti artis. Kamu anak ayah dan tidak pantas kalau kamu bersikap seperti itu. Ayah tidak mau kamu jadi seperti Jiyeon anak dari Mr. Han. Setiap hari kerjanya hanya ke pesta-pesta! Benar-benar memalukan! Entah Mr. Han sadar atau tidak bahwa selama pertemuan anaknya itu sudah menjadi bahan perbincangan. "

"Daddy~ aku enggak mungkin se-level dengan Jiyeon! Aku tidak pernah menjadi penggila pesta seperti dia! "

"Tentu saja, ayah percaya padamu, sayang. Apalagi sekarang kamu sudah bertunangan dengan Minhyuk. Kamu harus lebih menjaga pergaulanmu. Sebentar lagi kamu akan menjadi nyonya besar dan mewarisi semua ini bersama Minhyuk. Artinya wajah perusahaan adalah cerminan dari sikapmu juga, sayang. "

"Oke, Daddy! I get it. "

"Good! itu baru anak ayah! Walau akan lebih membuat ayah bahagia lagi kalau kamu mau memakai gelarmu, supaya itu tak hanya jadi pajangan saja. Bekerjalah, sayang. Kamu akan mendapatkan pengalaman lebih, benarkan Minhyuk?"

"Benar, ayah. Akan lebih baik bila begitu. " ujar Minhyuk tenang sambil tersenyum menatap Mr. Jung.

Krystal menyaksikan sikap Minhyuk pada ayahnya dan memutar bola matanya tanda ia tak setuju. Minhyuk, dalam hal ini, juga menyadari respon Krystal padanya. "Tapi semua memang harus didasari dengan kemauan, ayah. Bila dari awal Krystal masih merasa belum berminat, maka lebih baik tunggu sampai dia siap dulu. Karena hanya dengan kemauan semua pekerjaan akan jadi sukses. " lanjut Minhyuk.

Mr. Jung menatap calon menantunya dengan kekaguman yang luar biasa. "Hahahaha.... benar, benar, Minhyuk. Kamu memang selalu benar! Pemaksaan tak akan berbuah baik! Benar-benar menantu yang sangat luar biasa! Hahahahaha.... " ujar Mr. Jung gembira.

 

"Benar-benar mengesalkan! " ujar krystal tiba-tiba, memecah keheningan mobil yang sedang mereka tumpangi.

Minhyuk yang sudah terbiasa dengan sikap putri yang satu ini bahkan tak berusaha melirik kearahnya. Ia masih saja terus membuka tab didepannya dan membaca beberapa berkas dokumen yang ia simpan disana. Sementara sang sekertaris hanya sedikit melirik ke belakang lewat kaca sebelum merasa tidak sopan dan kembali mengemudi.

"Hey! Hey! Aku bilang HEEEYYY!!! " teriak krystal marah sambil menghadap ke pria disebelahnya yang dari tadi sibuk dengan tab ditangannya. Dasar sok sibuk! cowok menyebalkan! ujar krystal dalam hati dengan pandnagan membara.

Minhyuk pura-pra menutup telnganya. Kemudian berbalik dengan wajah malas-malasan. Melihat wajah malas dan semasa bodoh dari Minhyuk, api didalam diri Krystal berkobar tambah dashyat. Dengan satu sentakan keras, ia mengambil buket mawar pink yang tadi diberikan oleh Minhyuk dan menganggkatnya tinggi-tinggi, lalu dengan kuat memukulkannya pada setiap senti tubuh pria disampingnya yang bisa ia capai. Terjadilah kericuhan dimana Minhyuk yang tidak menyangka akan dipukul meringis kesakitan.

"Aaaauww.... Ah... Awww.... " rintih Minhyuk ketika pukulan krystal semakin kuat sehingga kelopak mawar itu jatuh berguguran ke tubuhnya dan mengotori mobil. Ia benar-benar sudah gila dan tak tahan lagi menerima perlakuan nona satu ini.

"Stop, krys. stop... stop... STOP!" bentaknya dan dengan cepat ia segera meraih kedua tangan krystal untuk menghentikannya memukul dirinya memakai buket mawar.

krystal menatap minhyuk dengan benci. "Dont ignore me! Dont act like a boss! and dont make me hate you more! " ujar krystal.

"then... dont be such a spoiled brat, princess! I'm sick of you and your spoiled act! "

"APA?! Beraninya....!" ujar krystal marah sambil berusaha untuk menampar minhyuk. tapi cowok didepannya sangat kuat memegang pergelangan tangannya sehingga ia tak bisa berbuat apa-apa.

"Huh! jangan terlalu sombong! memangnya kamu pikir siapa kamu? kalau bukan karena daddy baik hati untuk membawamu ke rumah dan memberi mu segala, kamu tidak akan jadi seperti sekarang! tahu diri! kamu itu bukan siapa-siapa dibandingkan aku! hanya karena aku perempuan sehingga daddy tidak mewariskan semua padaku. harusnya kamu bersyukur sudah diberi segalanya oleh daddy!" ujar krystal sengit.

seketika itu juga suasana mobil berubah. semua hal sepertinya tersedot keluar sehingga yang ada didalam mobil hanya keheningan, bahkan sang sekretarispun dalam posisi beku sekarang.

krystal sebenarnya tahu dia sudah melewati batas. benar-benar melewati batas kali ini. tapi dia tidak peduli. salah sendiri cowok itu membuatnya kesal, salah sendiri cowok itu mengacuhkannya, salah sendiri cowok itu mengambil hati daddy. toh memang yang dikatakannya tadi memang kebenaran.

minhyuk melepas pegangan di tangan krystal. "berhenti, " perintahnya dengan jelas pada sekretarisnya. Bingung, sang sekretaris mengikuti perintah minhyuk dan menepikan mobilnya. 

begitu mobil berhenti, minhyuk langsung meraih ganggang pintu dan membukanya. sebelum ia keluar ia memandang wajah krystal lekat-lekat.

"maaf, tuan putri, sepertinya rakyat jelata seperti saya tidak pantas duduk berdampingan---bahkan satu mobil dengan tuan putri. Saya akan turun. Level kita berbeda. " ujar minhyuk pelan. "tolong antarkan nona ke rumahnya. " perintah minhyuk pada sekretarisnya sebelum menutup pintu mobil.

 

Minhyuk berjalan keluar. Ia berusaha acuh pada mobil hitam yang tadi ditumpanginya, yg melaju cepat beberapa saat kemudian. Merasa kesal, ia melepaskan jas yg tadi dipakainya dan menaruhnya di atas bahu sambil mulai berjalan melewati trotoar tepi jalan. Setidaknya ia bisa menikmati angin malam walau keadaan sedikit dingin. Ia berjalan dengan kepala kosong. Memikirkan hidupnya sekarang dan perlakuan krystal padanya sudah bukan prioritas baginya. Sudah bertahun-tahun ia memutuskan untuk melupakan masalah satu itu dan berusaha untuk tak pernah memikirkannya lagi atau merasa sedih mengenai hal itu. tapi apakah itu pride atau perasaan yg membuatnya keluar dari mobil malam ini. setidaknya untuk saat ini ia sedang tak ingin melihat wajah gadis itu.

Merasa agak kedinginan, ia berhenti didepan sebuah cafe yang terlihat hangat. Ia memutuskan untuk masuk ke cafe kecil itu yg bertulisakn 24 jam didepannya. Setidaknya, kalau dia masih malas untuk pulang, dia bisa menghabiskan waktu disini, batinnya. Ia memasuki cafe mungil itu.

Didalam cafe terlihat agak penuh dengan berbagai sofa besar, kursi, dan meja. Bahkan ada rak berisi buku dan musik. Tapi keadaan terlihat warm. Ia meihat berkeliling. Saat itu sedang tak ada orang lain selain dirinya, seorang pria di sofa coklat yang sedang sibuk dengan laptopnya dan dua orang gadis yang sedang bercengkrama. Tak buruk, nilainya. Setelah memesan minuman yg dapat menghangatkan tubuhnya ia memposisikan dirinya untuk duduk di sofa paling dekat dengan jendela.

Tak berapa lama, seorang gadis berambut panjang berantakan dengan atasan putih dan celana jeans biru datangmenghampirinya sambil membawakan pesanan. "Pesanan anda.... " ujarnya pelan. Sepertinya gadis itu adalah salah satu gadis yg tadi sedang bercengkrama sambil bermain gitar. Tadi dia tidak melihat wajah gadis itu namun dapat melihat sosok dan rambut serta bajunya. Minhyuk mengangkat wajahnya.

"Huh? " serunya tanpa sadar ketika melihat gadis didepannya telah memakai nampan yg tadi dibawanya untuk menutupi sebagian wajahnya. Gadis itu tersenyum, mungkin menyadari betapa bodohnya tindakannya itu, dan segera berbalik. tapi kalah cepat dengan Minhyuk yg langsung memanggil namanya dan menghentikan langkahnya. "Suzy? .... Bae Suzy? " tanyanya setengah heran.

"Ah... hahaha... maaf, anda salah, saya bukan Suzy... hehe, memang sih saya sering dibilang mirip dia tapi saya bukan.... " belum sempat Suzy selesai berbicara, minhyuk yg sudah penasaran berjalan kedepannya dan berusaha memandangnya lekat-lekat.

"Hahahaha... benar, kamu memang Suzy! Hei! Yang benar saja, apakah kamu mau berbohong padaku?" seru minhyuk sambil tertawa ketika benar-benar menyadari bahwa gadis didepannya itu adalah temannya sejak SMA.

Suzy menyerah. Ia menurunkan nampannya dan langsung me-smack perut minhyuk. "YAAAA! Stop tertawa! " ujar Suzy.

"Hehehehe... sorry, sorry...aku hanya---eh? kamu enggak pakai make-up? "

"Huh! Memang kenapa? "

Minhyuk menggeleng. "Enggak... enggak kenapa-napa, kamu masih cantik kok walau tidak pakai make up! " goda minhyuk.

Suzy terlihat agak merona dibilang seprti itu. "Huhu... aku memang cantik, itu tak perlu dipertanyakan! " ujar Suzy. "by the way, ngapain kamu disini? sendirian lagi! "

"Huh? Ah, aku sedang menikmati kesendirian.... "

"Apa? Yang benar saja. biasanya kamu menikmati kesendirianmu dengan bekerja. kamu kan gila kerja! " ujar Suzy

"Yah, kali ini sedikit istriahat tak akan merusak kan? Kamu sendiri? ngapain kamu disini? berpenampilan seperti ini? apakah kamu tidak takut kakak-kakakmu akan mengomelimu? "

"ah... aku juga perlu membebaskan diri dari cengkraman mereka sekali-sekali. Ini cafe ku, by the way. aku dan temanku mengelolanya. karena cafenya kecil dan tak terlalu banyak orang datang, aku bisa menghabiskan waktuku dengan santai tanpa harus takut ada yang mengenaliku. "

"Oh, ternyata kita berdua memang butuh waktu untuk sendiri.... "

Akhirnya malam itu dihabiskan minhyuk berbincang dengan Suzy. Bae Suzy. Dia adalah anak keempat dari Ny. Bae. Sejak bercerai dengan suaminya puluhan tahun yg lalu, Ny. Bae yang memang keturunan chaebol di korea semakin menjejakkan dirinya dalam bisnis fashion. Mulai dari jewrly, accesoris, baju, sepatu, tas, hingga make-up dan parfum, semua menjadi prioritas Bae corp. Ny. Bae memiliki empat orang anak perempuan, yg semuanya memiliki andil yg cukup besar dalam perusahaan walau saat mereka masih muda. Termasuk Suzy. Selain terkenal cantik, ia juga sangat berbakat dibidang fashion. Ia tak hanya menghabiskan waktunya untuk bermain atau jalan-jalan atau shoping tapi juga sudah bekerja di perusahaan ibunya. Dan karena bidangnya adalah fashion, Suzy selalu telrihat menawan dimanapun dan kapanpun. Karena dia adalah icon perusahaannya bersama tiga kakaknya. Makanya minhyuk heran melihat Suzy dengan no make up dan penampilan sederhana ini.

  <----- ini yg dilihat minhyuk saat di cafe, padahal biasanya penampilan suzy selalu seperti dibawah

Yah, tapi setidaknya kakak-kakak suzy tak tahu hal ini. Karena mereka benar-benar devil bila dalam hal fashion. Cantik, namun mematikan.

eunhye: the first daughter. very fierce. everyguys can fall easly for her. because she can be cute and y at the same time. she has a lot scandal in her life. but until her age now, she likes to play around with boys. lebih mementingkan pekerjaan dan ambisinya dari pada percintaan. se kyung the second daughter. really famous for being y. she has a mature vibe. and despite her y image, she has a kindergaten certificate because her dreams is being a kindergaten teacher. walaupun dia tak bisa memenuhi mimpinya sebagai guru tk, namun dia sudah bertunangan dengan Song Seung hun---yang memiliki banyak sekolah dari playgroup sampai dengan universitas. anak ketiga adalah shin hye, the cute and adorable one:

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
shortlegged
#1
Chapter 1: aku suka sama ide ceritanya.
tapi, kalo boleh saran, untuk penggunaan bahasa di percakapannya kalo bisa diperhatiin lagi.
aga janggal dibacanya, saran aku penggunaan kata kamu diganti sama kau. soalnya kesannya aneh pake kamu.
dan penggunaan kalimat yang lainnya juga, kesannya kurang fleksibel, dan tanggung.
kalo mau pake bahasa percakapan kita biasa (sehari-hari) oke ko, atau pake gayanya percakapan kaya di buku2 terjemahan juga oke, asal jangan diantaranya.
hehe..
maaf yaa~~
cuma saran aja, supaya lebih enak dibaca. ide ceritanya udah oke soalnya ^^