why you so old-fashioned?

You Don't Know Love

Why you so old-fashioned?

 

You said that I changed, that I don’t mean what I say

 that my love has cooled but that’s not it

 

Sinar mentari yang masuk dari sela-sela tirai kamar kini menimpa wajah Kai. Wajah tampannya tampak terganggu dengan sinar tersebut, tentu saja ia merasa kesal karena harus terbangun dari tidurnya. Dan ia pun membuka matanya.

Ia membalikkan tubuhnya, dan tangan kanannya meraba-raba nightstand kecil disebelah tempat tidur, membawa ponsel –benda yang ia cari- kegenggamannya.

Namja berkulit gelap itu memutuskan untuk duduk, membuka kunci pengaman ponselnya dan mengecek notifikasi dari berbagai social network miliknya yang tertera dilayar.

Tidak ada yang menarik, batinnya bersungut.

Kaipun meletakkan ponselnya ke nightstandnya, bangkit dari tempat tidur dan berjalan kekamar mandi dengan hembusan nafas berat.

 

I’m just tired, will you let me go just for today?

Why are you only thinking of yourself?

 

Matanya terbuka, namja cantik berkulit bersih itu masih terdiam diranjangnya, Menatap kosong kearah kipas angin yang berputar diatasnya. Ia terus terpaku sampai akhirnya tangan lentiknya meraih ponsel yang berada disamping bantalnya. Ia membuka ponselnya, mengecek pemberitahuan dan menghempaskan tangannya kesisi tubuhnya yang terbaring.

Mata sembabnya kembali berkaca-kaca, ia mengangkat ponselnya dan menatap sedih kearah wallpaper yang ia pasang diponselnya.

“sibodoh itu” gerutunya sambil tertawa kecil, mengabaikan airmata yang kembali mengalir dipipi mulusnya. Ia menyeka airmatanya dan meletakkan ponselnya diposisi semula, lalu bangkit dan membereskan tempat tidurnya sebelum melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

 

Will you just be there even if I don’t say anything sometimes?

Is that so hard to do?

 

Pintu kulkas terbuka dengan bunyi berderit. Kai mengambil sekotak susu, menuangnya digelas dan mengembalikannya ke kulkas. Seraya menghabiskan susunya, iapun melihat-lihat seluruh isi dapurnya dengan malas sebelum pandangannya jatuh pada pintu kulkas yang baru saja ia tutup. Matanya menatap nanar kearah foto-foto polaroid yang berasal dari kameranya tersebut.

“ck, merepotkan” ujarnya parau sambil meletakkan gelasnya kekonter dapur. Tangannya meraih salah satu foto tersebut, melepasnya dari kulkas dan membiarkan jarinya menari untuk membelai wajah cantik yang berada disebelahnya pada gambar tersebut. Tersenyum kecil saat ingatannya membawanya kembali pada waktu pengambilan gambar tersebut diambil.

 

Stop bothering me and let me breathe

 

TING!

Mesin pemanggang roti milik luhan berbunyi, maka iapun mengambil roti panggang tersebut dan memakannya bersama segelas susu dingin ditangannya yang lain. ia memandang datar kearah dapurnya yang berantakan.

Piring yang belum dicuci, baju yang belum dilaundry, lantai yang belum disapu, dan kerusakan lainnya, dalam hati ia menghitung kekacauan yang telah ia biarkan sejak berhari hari yang lalu.

“Tidak Lu, kau tidak boleh seperti ini” gumamnya lirih dan berjalan menuju wastafel, memulai membersihkan rumahnya seperti biasa.

 

You don’t know love, you only know yourself,

stop with the childish whining

“Jongin-ah” panggil Luhan dengan lembut, namun tidak direspon oleh Kai yang tengah kalut dalam emosinya. Dengan membuang nafas pelan, iapun menyentuh bahu tegap milik Kai. tapi Kai mengangkat bahunya sehingga tangan Luhan terjatuh dari bahunya.

“Lepaskan aku” kata kata itu terasa begitu dingin ditelinga Luhan yang kini membulatkan matanya tak percaya.

Kai..., pikirnya dengan mata yang mulai berair.

“kau sudah berjanji untuk tidak bertemu dengan Minseok hyung lagi. Tapi kenapa kau melakukannya? Kau tahu bukan bahwa aku tidak menyukainya. Dia masih memendam rasa padamu” Kai mengatakannya dengan nada suara yang tinggi dan tajam, membuat hati Luhan terasa seperti diiris iris.

“aku menemuinya karena aku memerlukan bantuan Jongin-ah! Aku juga sudah meminta bantuanmu kan? Kau bilang kau tidak bisa menemaniku, maka aku mengajaknya! Apa aku salah?” ujar Luhan dengan suara yang bergetar.

 

You still don’t know love, you only know yourself,

do I have to say it for you to know?

 

“mengapa kau harus meminta bantuan kepadanya? Kau bisa menanyakannya pada orang lain bukan? Ah, atau ini semua hanya alasanmu. Jangan jangan kalian bermain dibelakangku. Hah, apa benar begitu?” Namja bersurau honey brown memandang Kai dengan wajah tidak percaya. Bibirnya terbuka dan menutup karena emosi. Dengan tubuh lemas, iapun mencoba sekali lagi untuk menyentuh bahu Kai, tapi kembali ditepis kasar oleh Kai.

Luhan masih terkejut dengan sikap kai. Oleh karena itu, dengan sangat perlahan ia meraih cincin perak yang tersemat dijari manisnya. sambil melepasnya dengan perasaan yang tidak karuan, Luhan menarik tangan kanan kai dengan lembut dan mengembalikan cincin tersebut pada kai.

“terserah, Kim Jongin. Aku sudah lelah” dan dengan itu berakhirlah pertemuan mereka, dengan Luhan yang terlebih dulu meninggalkan Kai yang masih berdiri terpaku.

 

That’s not it, why are you being so old-fashioned? That’s not what I meant

I made you cry without even knowing, I know

 

Dan kai hanya mampu menatap punggung luhan yang kian menjauh dan dengan perasaan yang terpukul, ia melempar cincin Luhan entah kemana dan jatuh berlutut ditanah. Tidak menyadari tatapan pedih dari Luhan

 

Why are you being so old-fashioned? Those words just burst out before I knew it

What do I do, please let me go this once

 

Luhan membereskan kamarnya yang lebih mirip kapal pecah dibandingkan tempat beristirahat. Ia menegakkan gantungan mantelnya yang jatuh dilantai, ia juga mengumpulkan baju baju kotornya yang bertebaran dilantai, mengutipi sampah kudapan yang ia biarkan berhari hari dilantai tempat tidurnya dan membereskan peralatan makeupnya.

Pandangannya jatuh pada jajaran foto polaroid yang tergantung indah disebuah tali tipis yang melintang didinding kamarnya.

Jongin,pikirnya.

Ia memegang foto foto itu dengan takjub. Tertawa kecil saat mengingat kelakuannya dulu terhadap foto foto tersebut. Ia tidak pernah segan segan untuk mengelusi dan menciumi foto foto itu setiap waktunya. Ia juga tidak keberatan jika seharian hanya mampu melihat foto foto tersebut. Dan dengan refleks, tangan kiri Luhan meraba jari manis tangan kanannya yang terasa kosong.

 

Let’s break up, let’s end this – you say those things so easily

I can’t understand, I know you’re just being mad but please stop

Why are you only thinking of yourself?

 

Kai membongkar seluruh isi lemarinya dengan brutal. Ia tetap mencari dan mencari tanpa mengerti mengapa ia melakukan hal bodoh seperti itu. ia menjatuhkan padangannya pada sweater hangat berwarna merah yang dibelikan Luhan pada natal lalu. Dan saat itu yang ingin dilakukan kai adalah menghubungi Luhan dan meminta maaf.

Pada saat itu pula, dengan terburu buru, Kai kembali membuka semua laci pada lemarinya. Hingga ia menemukan beberapa lembar foto miliknya saat ia bersama Luhan beserta sebuah cincin perak. Dengan senyum terkembang, Kai memakainya dengan bahagia.

I may seem indifferent but in my heart,

 it’s only you, only you

 

Luhan melangkahkan kakinya menuju taman, Ia tidak tahu mengapa kakinya membawanya kesana, yang jelas kini ia telah berada ditempat terakhir kali ia bertemu dengan Kai.

Matanya mencari-cari benda lingkaran berwarna perak disekitar tanah kering taman tersebut. Ia sudah tau bahwa kai telah membuang cincinnya dan kini ia bertekad untuk menemukannya kembali.

Ia merunduk seraya meraba-raba tanah kering disekitarnya, tangannya berhenti bergerak saat syarafnya merasakan sesuatu diujung jarinya. Matanya membesar saat melihat cincin miliknya yang kini tampak kotor dan berpasir, tapi yang membuatnya terkaget adalah ujung jari milik orang lain yang berada disisi lain cincinnya. Ia mengangkat wajahnya dan manik coklatnya bertemu dengan manik hitam lain yang sangat familiar.

“Kai..” pemilik jari itu tersenyum hangat padanya, mengalahkan sinar mentari yang mengambil celah diantara dedaunan pohon yang tinggi. Kai mengambil cincin itu sebelum Luhan, tangannya yang bebas memegang lengan luhan untuk mengajaknya berdiri. Setelah ia melepaskan pegangannya, ia segera membersihkan cincin luhan yang kotor dan berdebu itu dengan lengan bajunya hingga cincin itu kembali bersih dan bersinar.

“maafkan aku” ucapnya parau dengan senyuman yang selalu membuat hati Luhan berdesir. Luhan tidak bisa mencegah pipinya bersemu saat senyuman maut milik Kai ditangkap matanya, ia hanya bisa mengangguk dan balas tersenyum.

Kai meraih tangan kanan Luhan dan menyelipkan cincin tersebut kejari manis Luhan, ia tidak mengindahkan alis Luhan yang terangkat karena tindakannya.

“aku mencintaimu” Senyuman Luhan semakin mengembang saat kata tersebut keluar dari bibir kai yang tebal. Luhan menurunkan alisnya dan terus tersenyum sampai matanya menyipit membentuk bulan sabit.

“aku minta maaf atas kekasaranku waktu itu. aku terlalu emosi, karena aku tidak suka dengan Minseok Hyung. Aku tahu harusnya aku mempercayaimu, tapi yah, aku terlalu takut kehilanganmu jadi---“ perkataan panjang itu terpotong saat bibir tipis milik Luhan membungkam Kai.

“aku mencintaimu” bisik Luhan dibibirnya, dan Kai dengan senang hati kembali menyatukan mereka dalam ciuman manis untuk lebih lama lagi.

I’m always here where I can reach you

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KikyKikuk #1
Chapter 1: Lestarikan ff KaiLu indo thor ..
:*
seideer #2
Chapter 1: Ohohkkkk ohhookkkk awal yg sedih..
Akhir yg riang..
Duhhhh aduhhhh kailu sweet gini..
clairenoona_887 #3
Chapter 1: KAILU KAILU KAILU!! *Bwabannerkailu
so sweet... bkin diabetes ini #Plakk
nice ff..
bkin pair kailu yg bnyk thor *ups
keep writing ^^
lightseeker
#4
Chapter 1: Nice fanfict!; fanfiksi KaiLu pertama yang aku baca hehe. Gaya bahasanya bagus, cuman penggunaan huruf kapitalnya diperhatiin lagi._.v keep writing!♥
etha_echa #5
Chapter 1: huaaww . . .
Kailu sweet banget . . Bikin lg dong kailu . . .
parknaya #6
Chapter 1: kailu kyakya~~~
sediihh awal2ny,,tp syukurlah berakhir maniss..
tmbah bgus lg kl smbil dngrin lguny k.will,,cocok dah.. >.<