1st Encounter : Beautiful Song Jieun

Found Her

Damn! Ini namanya aku banting tulang untuk  membayar jam kuliah  kosong. Membuang waktu dan uang saja. Batin barom, menggerutu dalam hatinya. Dia kesal karena selama dua hari berturut-turut jam kuliahnya banyak yang kosong dengan alasan ketidak hadiran dosen. Barom termasuk mahasiswa yang rajin, karena ia berniat kuliah dan ia membiayai kuliah dengan uangnya sendiri, meskipun pada dasarnya dia adalah anak dari keluarga yang cukup mampu, namun dia ingin berusaha menghasilkan uang sendiri tanpa menyusahkan kedua orang tuanya.

Barom mengambil kuliah jurusan seni. Dia senang menari. Dia menggunakan bakatnya sebagai lahannya menghasilkan uang untuk biaya kuliah. Di sela kesibukan kuliahnya, dia menjadi pengajar tari (choreografer) di sebuah sanggar atau komunitas tari. Dari sanalah dia mendapatkan biaya kuliahnya.

“lebih baik aku ke sanggar saja hari ini”  barom memutuskan untuk menghabiskan jam kosongnya dengan mengunjungi sanggar tempatnya bekerja. Namun sebelum itu dia memutuskan untuk mengunjungi coffee shop membeli beberapa minuman untuk beberapa rekannya disana.

 

 

Pintu Kaca Coffee Shop itu terbuka perlahan, barom menemukan dirinya masuk kedalam coffee shop yang cukup nyaman itu.Disambut oleh sapaan pelayan disana “Selamat datang di Secret Coffee Shop”.  Tak banyak meja yang kosong disana. Disini sangat ramai, pasti aku harus mengantri, batinnya.

Barom menuju ke counter tempat memesan. Ah sukurlah counternya kosong, dan aku tak perlu mengantri . Disadarinya banyak pasang mata dari meja para tamu memandanginya.

“look! He’s damn handsome” berasal dari meja sekumpulan gadis SMA yang masih berseragam. Barom samar mendengar ucapan mereka. Anak SMA jaman sekarang seharusnya dikelas mereka malah ditempat seperti ini, ck”

“ya, isn’t he your type darl ?” kali ini berasal dari meja kumpulan para mahasiswi yang terlihat seumuran dengan Barom. If i wasn’t their type, they couldn’t resist my charm either, barom menyeringai. Setiap pria memang memiliki sisi narsis termasuk Barom. Ya dia normal /?

Barom sampai di depan counter, dlihatnya sang penjaga counter sedang asik mengetukkan jari-jarinya diatas mesin cash register.  Merasa handphonenya bergetar, barom mengambil handphone dari sakunya dan memeriksanya saat penjaga counter itu menanyakan pesanannya.

“silakan ada yang bisa saya bantu?” tanya penjaga counter

“aku pesan 3 Iced Americano dan 2 Iced Capucinno untuk dibawa” jawab barom masih sambil mengecek handphonenya.

“mohon tunggu sebentar untuk pesanannya, segera dibuatkan” ujar penjaga counter sambil berlalu membuatkan pesanan barom.

Barom hanya mengangguk  masih belum mengalihkan pandangan dari handphonenya. Sambil menunggu pesanannya barom berbalik sekedar melihat suasana cafe yang ramai namun tetap nyaman. Dilihatnya semakin banyak yang memandanginya kagum, dan terpesona. I knew i’m handsome. Tapi apa perlu mereka memandangiku seperti itu huh? Bahkan mereka sampai melupakan objek utama alasan mereka datang kemari, kopi.

“chogiyo....” terdengar penjaga counter memanggilnya, barom pun berbalik

Barom melihat penjaga counter. Saat itu rasanya dunianya seakan berhenti berputar. Jarum jam berhenti tepat saat Barom melihat wajah manis sang penjaga. Ya, he found her beautiful yet sweet.

“chogi.... ini pesanan anda tuan” suara itu memaksa dunia barom kembali berputar. Damn!

“eh... ah... ne jadi berapa untuk semuanya?” tanya barom tergagap

“5000 won” ujar si penjaga counter, lalu barom mengeluarkan uang 5.000 won dari dompetnya. Saat menyerahkan uang tersebut, mata Barom melekat pada sebuah name tag yang bertengger di seragam penjaga counter tersebut. Song Jieun, namanya.

“gamsahamnida jangan lupa untuk datang kembali” ujar sang penjaga counter yang ternyata bernama Song Jieun itu dengan senyum manisnya, yang sekali lagi membuat jiwa barom melayang meninggalkan jasadnya untuk beberapa detik saja.

“ne.. gamsahamnida” barom berbalik dengan senyum yang tersungging  di wajahnya.

Beberapa orang di meja tamu kembali memandanginya , berbisik tentangnya. Jika tadi barom mendengar bisik-bisik sekumpulan wanita di meja sana, kini dia tak mendengar apapun selain suara hatinya yang berkali-kali menyebutkan sebuah nama “Song Jieun” “Song Jieun” “Song Jieun” “kupastikan kita akan bertemu kembali”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
fantasy92
#1
Chapter 1: update soon!!!:)