Hello october.

Kyungso mencoret-coret bukunya, ia tengah dilanda bosan sekarang. Dosen yang killer, teman sebangku yang berisik, langit yang mendung.

"Apa tidak ada yang istimewa di hari pertama oktober ini?" Geram, ia mencoret abstrak di kertasnya hingga lusut.

Hingga akhir kelas selesai, Kyungsoo tambah jengkel. Di luar nampak salju mulai turun. Ia kedinginan, padahal ia sudah membawa sweater tebal. Ah, bagaimanapun berjalan ditengah salju pasti akan membekukanmu.

Kyungsoo memilih untuk naik bus. Disinilah ia sekarang. Duduk di halte bus, sendirian. 

"Tujuan?" Kyungsoo menatap lebar dengan mata bulatnya yang bertambah bulat saja, 

"well, . Demi Tuhan dia tampan!!" jerit Kyungsoo dalam hati.

"Hello, kau baik-baik saja?" Jongin, kernet bus itu. Menatap heran kearah Kyungsoo.

"Ah, Daejeon,"

Jongin menyeringai sembari menulis karcis bus untuk Kyungsoo. 

Tersentak, Kyungsoo reflek memundurkan wajahnya yang sedari tadi menatap kagum kernet tampan di depannya. 

"Aku tahu aku tampan, tapi matamu itu..." Jongin terus memajukan wajahnya menatap Kyungsoo, dengan pandangan mengintimidasi. 

"Terlalu berlebihan." Sambung Jongin dengan sarkastik, dan berlalu begitu saja. Oh, yang sebelumnya sudah memberikan karcis pada Kyungsoo.

"Ugh tampan sekaliiii," girang Kyungsoo mencoba menetralisirkan degup jantungnya. Sejenak, ia menatap karcisnya. 

Kyungsoo, 21th, inha university, jurusan seni. Aku benar, kan? Temui aku besok di ruang tari. 

Hari ini, memang menyebalkan bagi Kyungsoo, tapi setidaknya Tuhan masih berbaik hati padanya.

End.

Aku tahu ini bener2 aneh, sudah lama gak nulis sesuatu.

Well, hope u like? Lol