fic_3. EXO

A FIC_s DUMP (bahasa ver)

 

Drabbles pt.2

 

>>  Hyung, I Love You (Hunhan)

Summary : "Hyung, aku mencintaimu."

 

Alkisah, terdapat saat-saat seperti ini...

 

Hyung, aku mencintaimu.”

Luhan terkekeh, melanjutkan kegiatannya mengelus-elus rambut adik tirinya. “Jangan konyol, Sehun-ah. Tentu saja, sesama saudara harus saling mencintai...”

Malam itu, Luhan sedikit mempertanyakan jawabannya.

---

Hyung, aku mencintaimu.”

Sambil tersenyum, Luhan menepuk bahu adiknya. “Jangan sekarang. Aku harus pergi. Kai sudah menunggu.” Ia meraih tasnya dan berkata, “Kunci pintu, sikat gigimu, dan pergi tidur. Jangan menungguku, okay? Aku akan pulang agak larut.”

---

Hyung, aku mencintaimu.”

“Aku tahu!” Luhan tertawa pada Sehun yang lugu, yang tak mengedipkan matanya barang sedetik pun. Mengapa kalimat itu dikatakan berulang-ulang? Apa Sehun tengah berlatih mengutarakan cinta pada taksirannya? Sehun sudah cukup dewasa untuk hal-hal romantis semacam itu—delapan belas tahun ini. Tuhan, tolong berikan Sehun gadis yang baik. Jangan biarkan ia mengikuti jejak kakaknya, Luhan menggumam pada dirinya. “Sekarang, habiskan makananmu.”

---

Hyung, aku mencintaimu.”

Luhan menghela napas. Sungguh, apa yang terjadi pada Sehun?, pikirnya. ‘Pengakuan’ saudaranya ini mulai terdengar menyebalkan. Bahkan di depan Kai? Apa yang ingin ditunjukkannya? “Sehun-ah, PR-mu menunggu dikerjakan, ingat?” Ia memerintahkan Sehun kembali ke kamarnya, lalu melotot pada Kai. “Apanya yang lucu, uh?”

“Apa?” Kai masih tertawa keras. “Adik kecilmu itu sungguh menggemaskan. Manis sekali.”

Manis? Luhan memukul wajah Kai dengan bantal. “Diam dan bergegaslah... cium aku sekarang!”

 

Waktu-waktu ini juga...

 

Hyung, aku mencintaimu.”

“Aku...” Luhan tersedak kata-kata sendiri. Air matanya semakin deras menetes saat memalingkan wajah ke arah sebaliknya. Tidak, ia merasa begitu menyedihkan dikasihani Sehun. Ini semua salah Kai. Atau Kyungsoo. Atau mungkin dirinya sendiri. Begitu naif, berpura-pura tak melihat jika Kai menunjukkan perhatian berlebih pada teman Baekhyun itu. “Kembalilah ke kamarmu, Sehun-ah. Tinggalkan aku sendiri.”

---

Hyung, aku mencintaimu.”

Luhan menutup matanya rapat-rapat, berpura-pura tidur.

Dan Sehun kembali ke kamarnya tanpa suara.

---

Hyung, aku mencintaimu.”

Luhan merasa lingkar lengan Sehun di tubuhnya mengerat. Menenangkannya. Menyamankannya. Sepanjang malam itu, Sehun menegaskan bahwa Kai tak pantas berada di samping Luhan. Kai itu bajingan. Ya, Sehun mengatakan itu dengan emosi. Hyung-nya selalu berharga dan tak ada orang lain yang akan mencintainya tanpa henti selain Sehun.

Hyung, aku mencintaimu, selalu...” Sehun membisikkan kalimat itu lagi, dengan lebih berbisik. Terdengar begitu manis dan indah.

Luhan bernapas, menarik dan menghembuskan isi paru-paru lambat-lambat. Ia menelan ganjalan kerongkongan susah payah dan mengangkat pandangan ke mata Sehun. Tak ada yang perlu dipastikan dua kali. Perasaan yang selalu tergambar di sana, masih berada di tempatnya. Menunggu bersambut. Tumbuh semakin kuat.  

Hyung...”

Apa ini cinta?

Yah, apa pun itu..

“Sehun-ah, aku juga mencintaimu...” Luhan memeluk Sehun balik.

---

Inilah cinta.

Salah, namun begitu benar di saat bersamaan.

 

==

 

>>  Hyung, I'm Sorry (Hunhan)--

sequel to Hyung, I Love You.

Summary : "Hyung, aku mencintaimu."

 

Hyung, maafkan aku.”

Luhan mendesah seraya menepuk-nepuk kepala adik tirinya yang berumur 19 tahun, Sehun. Cintanya. “Tidak, Sehun-ah. Ini bukan salahmu.” Tapi salah temannya. Sial kau, Tao. Tidak bisakah kau menutup mulutmu sedikit, bukannya mengumbar rahasia kecilku ini pada semua orang?, ia mengumpat.

Sekarang Luhan kehilangan pekerjaan. Kris memecatnya, karena ia tak suka melihat anak buahnya terlibat skandal memalukan.

Sememalukan hubungan terlarang dengan saudara sendiri.

---

Hyung, maafkan aku.”

Luhan berdiri dan batuk cukup keras. Dadanya berasa sakit namun ia menguatkan diri. “Diamlah! Aku tak apa-apa, hanya sedikit kurang tidur. Aku tak selemah itu, tahu? Sini, bantu aku.” Ia membagi sebagian kertas brosur di tangannya pada Sehun. Bukan pekerjaan yang bagus namun bayarannya cukup besar. “Kita selesaikan ini lalu kita beli bubble tea! Ayo!”

---

Hyung, maafkan aku.”

Pemilik rumah mengusir mereka. Rumor sialan itu menyebar. Semuanya berantakan.

“Kemari...” Luhan menarik Sehun dalam pelukan. Membagi kehangatan. “Tenang saja. Inilah dunia, Sehun-ah. Beberapa orang tak memahami kita. Tak apa. Selama kita bersama, aku tak peduli apa yang orang-orang pikirkan.”

Malam itu, mereka tidur di pelataran stasium. Sama sekali tak memedulikan dunia seitar.

---

Hyung, maafkan aku.”

Luhan mengerutkan alisnya kebingungan. Apa ini berkaitan dengan kejadian sebelumnya?

“Tidak, Sehun-ah, tidak. Jangan berkata begitu. Kau mengalami kecelakaan dan sudah jadi tugasku untuk memastikan dirimu baik-baik saja. Lagi pula, itu hanya sebuah interview, kan?”

Ya, dan ia baru saja melewatkan sebuah kesempatan emas untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang mumpuni. Tidak, Sehun adalah priritasnya, kan? Jadi, Luhan tak berpikir panjang saat mendengar adiknya masuk rumah sakit akibat kecelakaan mobil meski Sehun terlihat baik-baik saja tanpa luka apa pun.

Luhan tersenyum susah payah. “Itu bukan masalah. Bukan pekerjaan yang begitu menarik. Aku akan mendapatkan yang lebih bagus nanti.”

Ia tak menyadari bahwa Sehun dapat mendengar gemetar di suaranya.

---

Hyung, maafkan aku.”

 “Hentikan!” Luhan menyerobot kata-kata Sehun lalu menyesalinya. Tunggu dulu, kenapa ia harus merasa demikan? Ini semua salah Sehun. “Kenapa kau pergi dari rumah, uh? Apa yang kau pikirkan, sialan? Tidakkah kau mencintaiku?”

Ia melihat Sehun menangis lagi. Tiba-tiba, ia merasa tak berdaya.

 Mendesah, ia bertanya dengan lembut, “Sehun-ah, apa kau menyesali ini? Sungguh-sungguh menyesal?”

Sehun lamat-lamat mengangguk.

---

Hyung, maafkan aku.”

“Um...” Luhan menanggapi, sambil mencuci piring. Ia tak melihat senyum sedih Sehun.

---

Hyung, maafkan aku.”

Luhan tak mengatakan apa pun. Kekesalannya belum hilang benar.

---

Hyung, maafkan aku.”

Masih, Luhan tak mengatakan apa pun.

---

 

Pagi itu...

 

Hyung, maafkan aku.”

Luhan ingat bagaimana Sehun dulu mengatakannya.

Kata itu sekarang tertulis di kertas di tangan Luhan, bersama permohonan maaf Sehun lainnya.

Maaf untuk cintanya yang membelenggu saudara tirinya itu.

Maaf untuk membuat hidup saudara tirinya berantakan.

Maaf untuk segalanya.

Tertinggal di samping tubuh Sehun.

Sehun yang terbujur kaku.

“Sehun-ah...” Luhan menggumam di dada adiknya, sejuta permintaan maaf. “Maafkan aku, Sehun-ah. Maafkan aku...”

==

 

 

>>  Hyung, Thank You Very Much (Hunhan)

Summary : "Hyung, terima kasih banyak."

 

“Terima kasih banyak.”

Luhan menatap pemuda di depannya. “Te-terima kasih kembali.” Ini bukan hari pertamanya bekerja di kafe sehingga menemukan dirinya terbata karena perilaku sopan pelanggan adalah menggelikan. Memalukan. Tapi apa yang bisa dilakukannya?

Pemuda ini adalah ciptaan Tuhan yang terindah.

---

Namanya, Sehun. Sekarang, mereka memiliki hubungan hyung – dongsaeng sejak Sehun selalu datang kemari untuk segelas bubble tea dan mengobrol sedikit dengannya. Usia mereka berjarak 4 tahun.

Hyung, terima kasih banyak.”

Luhan menggeleng dan tersenyum. “Bukan apa-apa, Sehun-ah. Aku sudah janji akan mentraktirmu, kan? Ini dia.” Ia bersikeras menggenggamkan bubble tea gratis kepada Sehun. “Nah, sekarang aku harus kembali bekerja. Nikmati harimu!”

---

Hyung, terima kasih banyak.”

“Ya, terima kasih banyak seperti aku memberimu emas dan berlian? Ayolah, Sehun-ah, ini bukan apa-apa.” Luhan menepuk-nepuk bahu Sehun. Segelas bubble tea gratis lagi? Bukan masalah besar! Hei, Luhan, kenapa kau tersipu seperti itu?

Saat ia melihat ke belakang, ia melihat Sehun bertukar senyum dengan pemuda di meja 8.

Sesuatu, menusuk hati Luhan.

---

Hyung, terima kasih banyak.”

Luhan mendesah sambil menggaruk ujung alis. “Kau ingin aku menanyai orang di meja 8, kan? Nama, umur, pekerjaan, semuanya...” Luhan menyebutkan itu sambil menjentikkan jarinya. “Ayolah. Itu bahkan lebi mudah dari mencuci cangkir kopi. Percaya pada Hyung. Aku akan mendapat apa yang kau inginkan. Kau akan berhutang seluruh dunia padaku, Sehun-ah!”

Sehun tersenyum lebar.

Hati Luhan berasa ditusuk dua kali.

 ---

Hyung, terima kasih banyak.”

“Diam dulu, biar kuulangi lagi. Namanya Kai—Kim Jongin tepatnya. Berusia sekitar 20 tahunan dan menjadi penari profesional sejak 2 tahun lalu. Dan...”

Sehun membungkam Luhan dengan tawa, mengatakan semua itu sudah terpatri di benak.

Kim Jongin. Kai. 20 tahun. Penari profesional. Gay.

Luhan merasa seperti idiot. “Kau tahu, aku hanya...”

Sehun menggedikkan bahu. “Hyung, terima kasih banyak.”

Kalimat itu semakin menyiksa sekarang.

---

Hyung, terima kasih banyak.”

Luhan menahan diri dari tangis. “Sudahlah. Pergilah. Jangan biarkan ia menunggu lebih lama. Pergilah!” Ia melihat Sehun melambaikan tangan seraya bergegas menemui Kai. Mereka bertukar tawa, siap pergi ke kencan pertama mereka, meninggalkan Luhan seorang diri.

Berpikir, apa yang telah disia-siakannya selama ini.

 

===

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
aiista #1
Chapter 4: hiiiaaaa ini knp cuma summary aja -.-
update soon ya author-nim~ ;D
yg versi U-KISS sma INFINITE kpn diupdate?
aku tunggu ya ;;))
nunadk #2
Chapter 3: Kkk- awalnya sih ngeship Hunhan,
tp skrg moment mereka sedikit. :(
nunadk #3
Chapter 2: YaLuhaaaaannn....
Asdfghjkll
#gaknyante#

tetep aja ngakak, senyum2 gaje, n terharu meski dibaca berulang kali...
Clovexo
#4
Chapter 7: update soon, author-nim~
amalia91
#5
Hi. Your request is ready to pick up~
http://www.asianfanfics.com/story/view/464748/26
seideer #6
Chapter 3: hunhan nya nano2 gini, sedih, seneng... tapi aku suka...
seideer #7
Chapter 2: aduhhh layyy... daku padamu dahhh
puppyyeol
#8
Chapter 3: paling demen nih chapter xD walaupun couple favnya kaisoo. update soon!
kimharra #9
Chapter 3: Suka cerita'yy. :-):-)
tapi yg mw aku tnyaib. kn baca komen chap 1 isinya baeksoo. tapi chap 1 lay? trus ini skrg di bca mlh hunhan??
sansando #10
Chapter 2: Wuaaaaa Lay~ kamu manis banget :*
WE ARE ONE!

Pukpuk Chen :((