Itu tidak mungkin dia!!

A Step Closer to You Part (Light my Love INA Version)

A Step Closer to You (2PM FF) Part 2

 


 

 
A Step Closer to You
By: Rati 최고(Cheigo)
junk1.jpg
 


 
Sugohasyossoyo! (terimakasih atas kerja keras kalian)” ujar Danny Anh, seorang penyiar radio senior yang baru saja menyelesaikan sesi siarannya bersama 2PM. Setelahnya 2PM pun meninggalkan studio tersebut dan bergegas mengejar jadwal mereka selanjutnya.
“Kita akan pergi ke Dongnamdo, jika semua lancar kita akan tiba disana dalam satu jam, tapi sekarang agak mendung, semoga hujan tidak akan turun hingga kita tiba nanti.” Ujar Minjae, manajer 2PM itu terlihat khawatir melihat awan mendung yang menggulung-gulung di tepi langit.
Hyeong, tidak bisakah jika kita mampir makan siang terlebih dahulu? Aku lapar sekali.” Ujar Chansung, si bungsu atau didalam bahasa Korea disebut Magnae, ini memang selalu kelaparan.
Matjyo Hyeong, jinjja baegophayo~ (benar Hyeong, kami lapar sekali)” Junho menimpali.
Sin gani eopseo! Iltan kaja (kita tidak punya waktu untuk itu, masuklah dulu)” Minjae menggeser pintu tengah dan membiarkan seluruh anak 2PM masuk kedalam van berukuran besar untuk menampung ke-enam personil tersebut.
“Aku akan mengusahakan sesuatu, agar kita bisa makan siang didalam perjalan, kalian tidak keberatan dengan makanan China, bukan?” lanjut Minjae terburu-buru masuk dan duduk dibelakang kemudi.
Ne Hyeeong~ (baiklah Hyeong)” Jawab mereka begitu saja, walau terdengar tidak bersemangat tapi hal itu sudah cukup sebagai tanda persetujuan bagi manager mereka.
“Oo? Jun.K Hyeongie oddisoyo? (dimana Jun.K Hyeong)” Ok Taec bertanya pada Wooyoung.
“Eng? Dimana dia? Bukankah dia baru saja ada disini?” Wooyoung rupanya juga baru menyadari bahwa Hyeong tertuanya itu tidak ada disana.
“Ashh jinjja!! Odiga?! (ahh yang benar saja! Kemana dia?)” Minjae terpaksa membuka kembali sabuk pengamannnya.
“Kalian tunggu disini, jangan keluar dari mobil ini!!” Minjae memperingatkan 2PM, ini tahun ke-4-nya menjadi manager 2PM, hal ini sering terjadi, jika salah satu dari mereka menghilang, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menjaga yang lainnya untuk tetap bersama. Jika dibiarkan, satu-satu dari member akan ikut menghilang dan butuh berjam-jam untuk menemukan mereka kembali.
Minjae pernah merasa begitu frustasi dan hampir menangis ditengah jalan ketika mereka yang seharusnya menghadiri jadwal penting, tiba-tiba harus direpotkan untuk mencari Chansung__ si magnae yang ternyata masih terlalu asik menghabiskan ddokbukki disalah satu warung pinggir jalan. Dan ketika berhasil menemukan Chansung, Minjae justru kehilangan lima member lainnya dan baru satu jam kemudian berhasil menemukan mereka di tiga tempat berbeda. Wooyoung dan Junho di Game Centre, Jun.K dan Nichkhun di toko kaset dan Taec ___tertidur di seat belakang van mereka __ _#
“Jun.K!!” panggil Minjae kembali masuk kedalam gedung studio.
“Jun.K!!” kali ini mencoba melihat kesalah satu ruangan disana, namun Minjae masih juga belum menemukan Jun.K.
“Ashh,, dimana anak itu? Jun___” Minjae hampir kehilangan kesabaran,ketika ia melihat Jun.K diujung koridor. “Yahh!! Jun.K-ah, dari mana saja kau?”
Jun.K menatap Manajernya keheranan. “Wajangsil, waeyo? (kamar mandi, memangnya ada apa?)”
Minjae menarik nafas lelah. “Aniya, palli kaja (sudahlah tidak apa, ayo cepat pergi)” ujarnya menarik tangan Jun.K.
Arraseoyo Hyeong! (baiklah Hyeong)” Ujar Jun.K, walau terdengar lelah ia tetap berusaha mengikuti langkah panjang Minjae yang menyeretnya kedalam mobil.
Nickhun yang melihat mereka tiba langsung membukakan pintu tengah, sementara Minjae kembali berputar menuju belakang kemudi.
Isseo? (apa dia ada disana)” tanya Nickhun begitu Jun.K duduk disebelahnya.
ANJON BELTHE! (sabuk pengaman)” teriak Minjae tiba-tiba.
NE!! (baik)” teriak semua member.
Jun.K orang terakhir yang menarik sabuk pengamannya. Ia lantas menatap Khun. “Mwoga? (apanya)” ujarnya berpura-pura bodoh.
Nichkhun menatap Jun.K dan berbisik. “Ashh.. naega ta arayo Hyeong. (aku tahu semuanya Hyeong) kau pergi mencari Kimmi, bukan?”
Jun.K menatap Khun dengan tatapan galaknya. “Museun mariya neo!? Geunyang cha! (apa sebenarnya yang kau katakan, sudahlah tidur saja sana)” Jun.K melemparkan bantalan leher pada Nichkhun dan menolak untuk mengatakan yang sebenarnya.
Khun mengambil bantalan leher berbentuk ulat kaki seribu itu. Ia mengenakannya dilehernya dan bergeser menjauh, namun ia masih sempat mengoda Jun.K dengan mengatakan bahwa ia mengetahui segalanya sekali lagi.
Jun.K tidak menghiraukan Nichkhun, dialihkannya tatapannya keluar jendela. Ia lantas menatap jam tangannya, 02. 15. “Seharusnya gadis itu sudah ada disana, kenapa dia tidak muncul juga?” rutuk Jun.K pelan pada dirinya sendiri.
Jun.K memalingkan wajahnya. Rintik-rintik air hujan mulai berjatuhan, semakin lama semakin banyak dan berubah menjadi hujan lebat. Mobil mereka merangkak perlahan melewati jalanan Seoul yang licin, sebagian besar member memutuskan untuk tidur kecuali para magnae yang masih betah menikmati makan siang mereka di seat belakang.
Hyoeng anmogkoyo? (apa kau tidak ingin makan)” Junho bertanya.
“Aniyo, neo man mogkora~ (tidak perlu, kalian makan sajalah)” jawab Jun.K asal-asalan dengan logat Daegu-nya yang kental. Dengan bosan ia kembali menyandarkan kepalanya diatas kaca jendela. Dan dalam waktu yang bersamaan matanya menangkap sesorang disebuah sudut dijalan raya. Gadis itu sedang berdiri dibawah atap pemberhentian bus, sepatunya basah kuyup, gadis itu memeluk tubuhnya yang bergetar karena terguyur tetesan hujan.
Pabo katha! (dasar gadis bodoh) apa yang dilakukannya disana?! Bagaimana mungkin ia membiarkan dirinya basah kuyup seperti itu?!” Jun.K bergumam kesal pada dirinya sendiri, sebisa mungkin ia mencoba untuk tidak menatap kebelakang lagi.
Jun.K menarik nafas panjang, ia membenarkan posisi duduknya dan memutuskan untuk tidur. Ia lantas menutup matanya dengan cepat, berusaha tidak memikirkan bayangan-bayangan Kimmi yang melintas cepat di pelupuk matanya.
Jun.K masih berusaha untuk tidak peduli, jemarinya mencengkram jok mobil, jantungnya berdetak begitu cepat, berbanding terbalik dengan laju kendaraan mereka yang dirasa Jun.K semakin lambat, lambat dan akhirnya benar-benar berhenti.
Seketika itu juga Jun.K membuka matanya, ia melihat lampu lalu lintas bersinar merah dihadapannya. Tanpa berfikir lagi, Jun.K menggeser pintu disampingnya, ia meraih sesuatu dibawah jok mobil.
Manajernya adalah orang pertama yang menyadari aksinya. “Jamkanman gidarilkeyo Hyeong. (tunggu sebentar Hyeong)” Jun.K berkata cepat dan detik kemudian berlari menerobos hujan deras.
Minjae benar-benar tidak habis fikir, ia mencoba mencegah Jun.K, namun pada saat yang bersamaan lampu dihadapannya berganti warna, mobil dibelakang mereka mulai menekan klakson panjang, mau tidak mau Minjae menginjak pedal gas dan menepikan mobilnya beberapa meter setelahnya.
Ia membuka sabuk pengamannya dengan kesal. “I jjasik mwohaneungkoya!!!? (apa yang anak itu lakukan?)” teriaknya membangunkan seluruh member.
Nichkhun menjadi satu-satunya member yang tidak terganggu, ia menarik jaketnya menutupi tubuhnya sebatas leher dan tersenyum. “Naega ta aratagu! (aku sudah bilang, aku tahu semuanya)” ujarnya pada dirinya sendiri. “Jarhaesso Hyoeng, wanjon jarhaesso! (kerja yang bagus Hyeong, sangat bagus)” ia bergumam dan memilih kembali tidur.
Sementara itu Jun.K berlari melewati satu blog, ia berbelok diujung tikungan dan berhenti ketika ia melihat gadis yang ditujunya itu masih berdiri ditempat semula.
Jun.K menarik nafas panjang. Ia masih tidak mengerti mengapa ia mau bersusah payah berlari menerobos hujan dan berdiri disini seperti orang tolol hanya karena seorang gadis buta___ bukan, lebih tepatnya seorang gadis buta asing yang sama sekali tidak dikenalnya, praktis Jun.K tidak mengetahui apa-apa tentang gadis ini selain namanya. Mengapa ia mau melakukan semua ini?! Jun.K benar-benar berfikir bahwa ia adalah pria tolol, namun langkah kakinya menghianatinya. Sementara hatinya mengutuk dirinya habis-habisan, langkah kakinya justru bergerak maju, perlahan tapi pasti menuju gadis tersebut dan berhenti tepat disampingnya.
Kimmi serta merta memalingkan wajahnya, ketika ia merasa kehadiran seseorang disampingnya. “Apa ada orang disana?” tanyanya terdengar begitu bodoh dan tidak berdaya.
Jun.K sekali lagi mendesah lelah, ia kesal__ entah pada siapa__ bagaimana mungkin seorang gadis rapuh seperti ini bisa berkeliaran kesana kemari seorang diri seperti ini! Bukankah ini terlalu berbahaya untuknya!? Tidakkah ia memiliki orang tua___ atau siapa saja untuk menjaganya? Menemaninya?! Rutuk Jun.K didalam hatinya.
“Apa ada or___” Kimmi gagal melanjutkan kalimatnya ketika ia merasa seseorang menyentuh tangannya. Kimmi terlonjak kaget, namun detik berikutnya ia sadar bahwa benda ditangannya ini adalah sebuah payung, orang ini bermaksud membantunya, tapi___ siapa dia?
Jun.K tidak mengatakan apapun, ia meremas tangan Kimmi sekilas sebelum melepaskannya, namun itu justru membuat Kimmi bertambah bingung. Kimmi mendengar orang tersebut melangkah mundur dan itu membuat Kimmi berkata cepat. “Ja.. Jamkanmanyo? Nu... Nuguseumnikka? (tunggu sebentar, siapa kau?) apa aku mengenalmu?”
Jun.K masih bertahan dalam diam, ia hanya menatap Kimmi lekat-lekat, menatap langsung kedalam matanya yang bersinar namun terlihat hampa, tiba-tiba ada segurat rasa perih yang menabrak dadanya. Jun.K tidak berkenan untuk berdiri dan merasakan rasa perih itu berlama-lama, ia menundukkan tubuhnya sekilas pada Kimmi, seolah gadis itu bisa melihat gerak tubuhnya. Ia lantas berjalan meninggalkan Kimmi seorang diri.
Kimmi mendengar langkah kaki yang berjalan menjauh darinya, deru hujan yang mengantam aspal membuat langkah kaki itu terdengar semakin menyedihkan, seolah seseorang yang sangat berarti untuknya baru saja mengkhianatinya, meninggalkannya ditengah keputus asaan, ketidak tahuan.
Kimmi meremas tangannya sekali lagi, ia masih bisa merasakan kehangatan yang ditinggalkan orang tersebut pada jemarinya. “Neon nuguya? Hoeksi neo ____ (siapa kau sebenarnya? Mungkinkah kau____)” Kimmi menghentikan pemikiran liarnya, ia menolak untuk mempercayai apa yang tengah dibisikkan hatinya padanya.
Andwae,, maldo andwae (tidak,, itu tidak mungkin)”
***

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KimHyejeong #1
Chapter 2: part 3 donk lanjutin lumayan bagus ceritanya di tambahin konflik lebih banyak