The Beads Club 3

The Beads Club!

 

Sorry for typos, enjoy :D



'Apa aku masih pantas untuk ada di sisinya?'

'Apa dia masih menganggapku penting?'

'Apa dia masih mempedulikanku?'

'Apa benar dia menyayangiku?'

'Atau dia memang benar-benar telah membenciku?'


Semua pertanyaan tadi berasal dari pikiran seorang namja berambut merah yang ternyata masih berada di samping pintu ruang kesehatan, siapa lagi kalau bukan Junho?!

 

Apa yang harus kulakukan?

Apa aku harus berterimakasih?

Apa aku harus masuk dan menemuinya?

Lalu.. bicara dan minta maaf?

Apa aku bisa jadi temannya lagi?

Oh, tidak mungkin.. Dia hanya mengasihaniku...

Jangankan mengharapkan dia menjadi teman, bisa bertengkar dengannya setiap hari bagiku adalah anugrah yang indah dari Tuhan..

Tuhan, kalau kau masih bisa mendengarku, kumohon lakukan apapun yang Kau anggap baik untukku dan untuknya..

 

Semua pertanyaan dan pernyataan dalam hati Junho itu tiba-tiba diganggu oleh getaran tertentu di sakunya, sebuah telepon? Mungkin Junho memang harus mengecek telpon genggamnya itu..
Ah. Tertera nama "Nichkhun" di ponsel Junho!

"Ada apa khun?" Ucap Junho dengan nada malas..
"Dimana kau??"
"Di depan ruang kesehatan.. ada apa?"
"Temani aku makan di kantin.." Tentu saja alasan yang dikatakan Nichkhun ini adalah kebohongan...
"Tidak, aku tidak lapar.."
"Terserah kau saja, aku tak menyuruhmu makan, aku hanya menyuruhmu menemaniku makan.."
"......" Tak ada jawaban dari Junho. Malas? tentu saja ia sudah malas meladeni kata-kata Nichkhun yang tak terlalu penting saat ini..
"Kenapa kau tak menjawab? Tunggu aku, aku ke tempatmu sekarang!"
"Tut tut tuut.."

Junho yang menyadari percakapan telepon itu sudah berakhir hanya bisa sedikit mengumpat karena kebiasaan Nichkhun yang suka mengatur dan menyuruh seenaknya.
Sekarang niat Junho untuk diam dan tidak diganggu oleh siapapun telah gagal karena teman yang menurutnya menyebalkan, yaitu Nichkhun.

Di sela-sela kegiatan mengumpat karena Nichkhun dalam hati yang dilakukan Junho, ternyata Nichkhun telah sampai di depan Junho yang masih saja terlihat berantakan, rambutnya acak-acakan, dengan posisi terduduk di lantai dan menatap lantai yang tak akan mengerti arti tatapan kesedihan Junho.

Nichkhun memijit pelipisnya.. Bingung memikirkan semua kejadian ini, dan tentu saja melihat Junho yang terlihat depresi membuat Nichkhun semakin bingung. Tapi Nichkhun juga sedikit senang, tentu saja karena dia berhasil menemukan Junho.

"Sampai kapan kau berdiri di sana khun?" tanya Junho memecah keheningan. Mungkin Junho telah merasa risih karena ditatap Nichkhun terus menerus.
"Siapa yang melakukan semua ini? " kata Nichkhun sambil duduk di depan Junho.
"....." tak ada jawaban dari Junho
"Bagaimana bisa kau jadi seperti ini? Seluruh sekolah sedang membicarakan murid teladan yang mengalami perkelahian, apa kau tahu??"
"....." Masih tak ada jawaban dari Junho
"Kenapa kau diam saja? Kau harus ke ruang kesehatan, setidaknya gantilah bajumu yang robek itu.."
"....." Masih juga tak ada jawaban dari Junho, Junho terlalu malas untuk meladeni perkataan nichkhun saat ini.
"Ayo, masuk dulu ke ruang kesehatan. Jangan duduk disini, kau tak ingin menarik perhatian kan? Sudah cukup rambutmu yang menarik perhatian, jangan ditambah dengan wajah yang terlihat habis menangis dan penampilanmu yang acak-acakan ini.."
"Bisakah kau diam? Kau ingin makan bukan? Pergilah ke kantin.." kata Junho yang terlanjur tenggelam dalam kesedihannya..
"Masuklah,  setidaknya lukamu itu juga harus diobati."
"Tidak mau.."
"Aku memaksa" kata Nichkhun yang langsung menarik Junho masuk ke ruang kesehatan..

--------------------------------------------------------------------

-Di dalam Ruang Kesehatan-

Rasa senangku terlalu besar sampai-sampai lukaku ini tidak terlalu kurasakan, aku benar-benar bahagia
.......................
Aku senang karena 'orang itu' kembali memandangku setelah sekian lama dia membenciku.....
.......................

'Apa maksudnya??'

Itulah yang dipikirkan Wooyoung, karena Wooyoung masih saja dibingungkan dengan kata-kata Chansung..

 

"Wooyoung-ah? kenapa kau diam saja?" kata Chansung yang berusaha memecah lamunan Wooyoung
"Oh tidak apa-apa.. Panggil saja aku Woo, agar kita lebih akrab" kata Wooyoung yang kembali memasang wajah cute.
"Baiklah Woo, Panggil saja aku Chansung" kata Chansung dengan senyumannya yang indah.
"Tapi... Bolehkah aku tahu... emm.. tentang ceritamu tadi.." kata Wooyoung yang merasa canggung karena berusaha mencampuri urusan orang, namun rasa penasaran telah mengalahkan rasa canggung yang dia rasakan.
"Kau mau aku menceritakannya? Boleh saja.."
"Benarkah??"
"Ya, meskipun kita baru kenal, tapi menurutku kau bisa dipercaya Woo.."

 

Terdengar suara pintu yang terbuka, tentu saja Wooyoung dan Chansung refleks menoleh ke arah pintu masuk. Wooyoung kaget, ia melihat seorang iblis yang masuk bersama Junho. Kalian tak tahu siapa iblis itu? Tentu saja itu Nichkhun..

 

'Ayolah!!! Ini hari pertamaku masuk sekolah!! Kenapa aku harus bertemu dengan orang yang menyebalkan itu lagi?? Padahal belum ada setengah jam aku bisa lega karena dia menjauh dariku!!' rutuk Wooyoung dalam hati

 

"Junho??" kata Chansung dengan lirih, kata-kata Chansung ini sanggup mengalihkan perhatian Wooyoung yang hanya tertuju pada wajah Nichkhun yang menurut Wooyoung menyebalkan.
"Chansung, kau harusnya di Rumah Sakit, kenapa masih disini? Dan kenapa kau... bersama Wooyoungie??" kata Nichkhun yang pura-pura tidak tahu sambil melangkah mendekat pada Chansung dan Wooyoung, tentu saja masih menarik tangan Junho untuk ikut mendekat.
"Wooyoungie?? Sejak kapan aku mengijinkan orang lain memanggilku dengan nama yang aneh seperti itu?" Kata-kata Wooyoung ini beralasan juga, jangan lupa jika dulu Wooyoung itu tomboy dan tentu saja tak pernah dipanggil dengan panggilan imut, contohnya 'Wooyoungie' yang barusan diucapkan oleh Nichkhun.
"Bukankah aku tak perlu izinmu?! Ini kan mulutku, Wooyoungie~"
"Khun kau benar-benar menyebalkan!! Kenapa masih diulang??"
"Karena aku menyukai Wooyoungie~" kata Nichkhun yang juga sedikit menunjukkan seringai jahilnya.
"Bisakah kalian diam? Berisik!" kata Junho sambil berjalan menuju tempat tidur di samping kiri tempat tidur Chansung, lalu membaringkan diri di atas kasur tersebut.

 

Setelah suara Junho yang terdengar dingin itu, kondisi Ruang kesehatan menjadi sepi.
Nichkhun memikirkan, apa yang sebenarnya terjadi pada Chansung dan Junho setelah kasus itu? Mereka tidak saling menampakkan wajah bermusuhan seperti biasanya, namun justru kesedihan yang terlihat dari wajah mereka.
Sedangkan Chansung akhirnya berdiri sambil membawa kotak obat yang sudah ia gunakan sebelumnya, lalu melangkah, dan akhirnya duduk di sisi tempat tidur Junho.
"Junho... Kau terluka juga kan? Obatilah lukamu.." kata Chansung pada Junho yang sontak membuat Nichkhun kaget, tidak biasanya Chansung menyapa Junho dengan nama. Biasanya Chansung akan memanggil Junho dengan sebutan bodoh, pendek, sipit, pabo, dan lain-lain..
"Tidak, aku tidak apa-apa.." Kata Junho sambil memutar badannya untuk membelakangi Chansung
"Buka bajumu, aku tahu punggung dan bahumu terluka..."
"Urus dirimu sendiri, urus luka-lukamu itu, jangan pedulikan aku" kata Junho dengan nada datar, membuat Nichkhun kembali kaget karena biasanya nada Junho akan meninggi saat bicara dengan Chansung
"Kau tahu aku tak pernah bisa melakukannya kan? Duduklah, buka bajumu, aku akan mengobati lukamu.."
"Jangan pedulikan aku.."
"Sudah kubilang aku tak pernah bisa melakukannya.. Sekarang kau mau membuka bajumu sendiri atau.. bajumu harus dibuka dengan paksa?"
"Baiklah! Kau boleh mengobati lukaku!!" kata Junho sedikit berteriak. Junho sudah terlanjur kacau-balau hari ini, dan dia terlalu lelah untuk berdebat dengan Chansung.

 

Dan akhirnya Nichkhun makin kaget setelah melihat luka yang dialami Junho.. Tidak parah, tapi saat ini sang ketua Beads Club sedang menahan amarah karena sahabat-sahabatnya terkena luka-luka seperti itu..

 

"Woo, apa kau mau mendengar ceritaku yang tadi belum sempat ku ceritakan??" kata Chansung sambil mulai mengobati luka-luka Junho yang sudah duduk di atas tempat tidur, sesuai kata Chansung sebelumnya.
"Haah? Bolehkah? Disini kan ada orang lain selain kita.." Kata Wooyoung yang sebelumnya hanya menonton percakapan 3 pria di depannya.
"Tak apa, mereka bukan orang lain buatku.."
"Ayo, mulailah" kata wooyoung sambil menyunggingkan senyumannya

 

"Kau tau siapa yang 'seseorang' yang kumaksud tadi?"
Wooyoung menggelengkan kepala.
"Dia sahabatku.. Kau tau rasanya dibenci oleh orang yang kau sayangi, Woo?" tanya Chansung yang akan memulai ceritanya
"Mungkin menyebalkan?" kata Wooyoung ragu
"Bukan, rasanya menyakitkan.. Seperti itulah aku.. Setiap hari terasa menyakitkan karena aku dibenci oleh sahabatku sendiri."
"Menyakitkan?? Tapi kenapa kau bisa dibenci?" kata Wooyoung yang semakin penasaran dengan cerita Chansung.
"Itu salahku.. Karena perkataanku yang menyakiti hatinya. Sejujurnya, saat paling bahagia di hidupku adalah saat aku bersamanya, tapi dengan bodohnya aku lebih memilih orang-orang yang menyebut diri mereka temanku, tapi nyatanya mereka tak lebih dari sekedar sampah.."

 

Bagaimana keadaan Nichkhun saat terjadi percakapan antara Wooyoung dan Chansung? Tentu saja Nichkhun memiliki sedikit rasa penasaran yang dibumbui rasa cemburu karena kedekatan antara keduanya.
Sedangkan Junho? Junho hanya menggigit bibirnya, berusaha menahan rasa perih di punggungnya, dan berakting menjadi kuat seperti biasanya. Disamping itu, Junho juga sedikit berpikir tentang cerita Chansung yang di dengarnya.

 

"Setelah dia membenciku, apa kau tahu kehidupanku setelahnya? Aku menjadi manusia yang seperti robot. Belajar tanpa henti, meraih banyak prestasi sesuai keinginan ayahku, bahkan menjadi sosok manusia sempurna di mata banyak orang."
Suasana hening saat ini.. Entah apa perasaan yang dirasakan oleh Wooyoung, Nichkhun, Junho, bahkan Chansung sendiri.
Chansung melanjutkan ceritanya..
"Tapi nyatanya semua itu palsu. Hidupku tidak sempurna jika aku masih dibenci oleh 'orang itu'.. "

 

"Emm.. Sejak kapan kalian saling membenci??" kata Nichkhun yang mulai menaruh rasa penasaran dalam cerita Chansung. Mungkin mereka bersahabat selama kurang lebih 1 tahun, tapi Chansung tak pernah menceritakan masa lalunya pada Nichkhun
"Sejak acara kelulusan SMP.."
"Menurutku itu tidak mungkin bagi 2 orang yang telah sangat dekat seperti kau dan temanmu itu.." kata Wooyoung menyela
"Aku dan sahabatku itu adalah dua orang yang sangat berbeda. Aku sangat berkuasa di sekolah, sedangkan sahabatku itu sering di bully oleh siswa lain. Aku selalu melindungi dia dari siswa lain, dan dia selalu bergantung padaku. Tak jarang aku juga terluka karena melindunginya. Aku mengajarinya banyak hal, dan dia mengajariku tentang kebahagiaan yang sesungguhnya. Saat bersama dia, aku bisa tertawa lepas, bercerita apapun yang mengganjal di hatiku dengan sangat nyaman, aku bisa jujur pada diriku sendiri.."

 

Junho mulai mengerti siapakah orang yang membenci Chansung itu. Perasaan Junho mulai campur aduk.

 

"Lalu, bagaimana kalian bisa saling membenci?" Tanya Wooyoung dengan nada
"Saat kami menghadiri acara wisuda kelulusan SMP, saat itu aku masih memiliki beberapa luka setelah  bertanding taekwondo. Lalu aku ngobrol dengan seorang siswi yang sekelas denganku, dan ada beberapa teman lainnya.  Pada awalnya dia hanya menanyakan luka-lukaku, tapi akhirnya setelah dia mendengarkanku yang selalu menceritakan sahabatku itu, dia mulai marah-marah padaku. Dia mengira bahwa aku merebut sahabatku darinya, dan menuduhku sebagai alasan mengapa sahabatku menolak cinta siswi itu.
Setelah itu apa kalian tau yang kukatakan pada siswi itu? Aku berkata bahwa aku hanya 'kasihan' pada sahabatku itu karena dia selalu di bully dan selalu lemah dalam melakukan banyak hal. Lalu aku juga berkata aku sama sekali tak menganggap dia sebagai sahabatku, dan meminta siswi itu memacari sahabatku agar sahabatku itu menjauh dariku. Semua kata-kataku itu didengar olehnya, dan dia langsung membenciku mulai saat itu. Tapi entah kenapa aku sedikit senang karena sahabatku itu tak pernah menerima cinta siswi genit itu." kata Chansung sambil kembali tersenyum dengan wajah bodoh
"Kurasa mantan sahabatmu itu telah melakukan hal yang benar. Dia membencimu dengan alasan yang tepat" kata Nichkhun dengan nada sakratis
"Kenapa kata-katamu jahat seperti itu??? Chansung-ah, jangan dengarkan orang bodoh ini!" kata Wooyoung berapi-api sambil menunjuk Nichkhun
"Sekarang sahabatmu itu kan sudah kau lindungi dan kau juga mengorbankan dirimu untuk dipukuli sampai babak belur, aku yakin sahabatmu itu akan melihat ketulusanmu, Chansung-ah!!" lanjut Wooyoung.

 

Nichkhun sekarang mulai menemukan titik terang atas penyelidikan yang dilakukannya. Nichkhun seharusnya mengucapkan terima kasih pada Wooyoung 'calon anggota baru' klubnya itu. Nichkhun yang tahu latar belakang seluruh siswa akhirnya sadar bahwa Chansung dan Junho itu berasal dari SMP yang sama.
Jadi yang dilindungi Chansung adalah mantan sahabatnya.
Dan sekarang sepengetahuan Nichkhun, Junho adalah orang yang dilindungi Chansung, terlihat dari luka junho yang sangat sedikit, padahal mereka ada di waktu dan kejadian yang sama dan dalam durasi waktu yang sama.
Kesimpulan sementara yang didapat Nichkhun adalah Chansung dipukuli karena melindungi mantan sahabatnya, yaitu Junho.
AHA!
Jadi, orang-orang itu bukan mengincar Chansung, tapi mereka mengincar Junho karena Junho lah yang dilindungi!

 

Lalu.. siapa yang ingin melukai Junho? Bukankah Junho yang tak terlalu suka bergaul itu tak memiliki masalah dengan orang lain?
Pertanyaan itu belum bisa dijawab Nichkhun, tentu saja karena Nichkhun masih sedikit bingung

 

Dan fakta paling mencengangkan yang tak bisa dipercayai Nichkhun adalah.. Chansung dan Junho dulunya bersahabat.
Tapi nampaknya Wooyoung terlalu lamban hingga tak menyadari fakta-fakta yang diketahui Nichkhun tadi.

 

" Meskipun memaafkan, itu tak akan mengubah masa lalu" kata Junho yang mulai menunjukkan wajah yang sedih sekaligus menyisipkan kemarahan di dalamnya
"Tapi aku akan sangat menderita jika aku tak mampu mendapatkan kata maaf itu" kata Chansung menyanggah perkataan Junho.
"Itu hukuman bagimu, Chansung bodoh"
"Ya, aku memang pantas mendapatkannya."
"Kau tak akan mendapatkan kata maaf karena kau telah menghancurkan kepercayaan seseorang"
"Aku harus mendapatkannya, aku ingin kata maaf itu"
"Anggap saja mantan sahabatmu adalah bagian dari masa lalu yang harus kau kubur dalam-dalam" kata Junho yang mulai menunjukkan emosi yang terlihat di ekspresi wajahnya
"Aku tak ingin mengubur kenangan tentangnya, dia terlalu berharga" kata Chansung yang membuat Junho semakin terlihat sedih sekaligus menahan amarah.
"Mantan sahabatmu itu tak akan pernah berhenti membencimu. Dia telah lebih kuat dari sebelumnya, dia tak membutuhkanmu"
"Aku tak peduli. Meskipun dibenci, aku membutuhkan dia, aku menyayanginya"
"Dia tak memperdulikan perasaanmu"
"Meskipun dia tidak peduli, aku akan terus peduli"
"Kenapa kau harus peduli? Luka-lukamu ini tak akan mengubah kebenciannya padamu!"


"Ada apa sih? Kenapa kalian jadi berdebat seperti ini??" Kata Wooyoung yang mulai merasakan kembali rivalitas antara Junho dan Chansung.
"Kau yang harusnya bertanya pada si rambut merah yang suka berbohong ini!" kata Chansung sambil menunjuk kepala Junho
"Kapan Junho berbohong?" tanya Wooyoung yang mulai menunjukkan wajah pabo nan bingung.
"Kau kira aku berbohong? Berbohong soal apa?" tanya Junho sambil membalikkan badannya lalu berhadapan dengan Chansung
"Ini mulutku, terserah kalau aku mau mengucapkan kebenaran atau kebohongan" Lanjut Junho sambil menatap mata Chansung, menunjukkan bahwa dirinya tak takut menghadapi perkataan Chansung.
"Junho, sahabatku yang kukenal bukan Junho yang suka menipu perasaannya sendiri!"

 

Junho terdiam. Junho memang sudah membohongi perasaannya. Bagaimana hatinya sedikit merasakan kebahagiaan saat mendengar kalau Chansung menyesali kesalahannya di masa lalu. Tapi Junho terlalu angkuh untuk mengakui semua kebahagiaan yang berasal dari telinganya itu dan masih ingin melihat masa lalu yang membuatnya terus terluka selama ini.

 

Dan wooyoung yang lamban akhirnya menyadari siapa mantan sahabat Chansung. Sedangkan Nichkhun saat ini sedang memikirkan korelasi antara kasus ini dengan persahabatan Chansung dan Junho

 

"Kau terluka karena wanita itu dendam padamu! Apa kau tak menyadarinya?? Dia yang menyuruh siswa-siswa itu menghajarmu. Aku mendengarnya, jadi aku langsung mengikutimu!"
"Jangan sok tahu!!!" Teriak Junho yang saat ini sudah berdiri dan menatap Chansung dengan tatapan penuh kemarahan
"Aku selalu tahu segalanya! Wanita itu dendam karena kau selalu menolak dia!! Dia Menyuruh siswa-siswa itu untuk membuatmu terluka!"
"Sudah kukatakan jangan sok tahu!!! Aku tak percaya padamu!!" teriak mencengkram kerah baju Chansung. Chansung pun ikut berdiri sambil menatap Junho dengan mata yang menunjukkan kemarahan sekaligus kesedihan

 

Wooyoung dan Nichkhun yang sedari tadi hanya duduk menonton kini refleks menahan kedua orang yang berkelahi itu, Wooyoung menahan Junho untuk tidak memukul Chansung, Begitupun Nichkhun menahan Chansung.
"Cukup! Jangan berkelahi disini!" kata Nichkhun yang telah menahan Chansung sekuat tenaga karena tenaga Chansung yang menurutnya sangat besar.
"Kau kasihan padaku karena aku lemah? Aku bisa melawan mereka!" lanjut Junho
"Aku tak pernah mengasihanimu! Aku tulus menyayangimu!"
Ucapan Chansung tadi membuat Junho terdiam. Mungkin Junho sudah mendengar hal itu saat Chansung bercerita, tapi kini mata Chansung menyiratkan ketulusan yang dalam.

"Kau boleh memukulku sesuka hatimu nanti, tapi bisakah kita bicara berdua sekarang?" kata Chansung yang mulai putus asa setelah melihat keangkuhan Junho.
"..." tak ada jawaban dari Junho.
"Kami akan keluar jika kalian ingin bicara. Nichkhun-shii, kau juga keluar bersamaku!" perintah wooyoung ini sanggup membuat Nichkhun  mengikuti langkah Wooyoung yang meninggalkan Ruang Kesehatan.

 

 


 

Saat ini ada dua orang mahluk bodoh yang sama-sama duduk di sebuah bangku taman sekolah. Saling mendiamkan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Siapa lagi kalau bukan Wooyoung dan Nichkhun??

Nichkhun kini memilih memecah keheningan di antara keduanya.
"Aku sungguh tidak tahu mereka dulunya bersahabat, padahal ini sudah setahun lebih aku mengenal mereka berdua" kata Nichkhun yang mulai membahas Junho dan Chansung
"Mereka berdua aneh" kata Wooyoung dengan nada yang lesu. Wooyoung terlalu meratapi nasibnya yang harus duduk berdua dengan Nichkhun dan mengetahui masalah tentang persahabatan Chansung dan Junho yang rumit
"Ya, memang aneh, tapi mereka baik 'kan?"
"Tentu saja"
"Kalau aku?"
"Sama sekali tidak." jawab Wooyoung datar

 

Sebelum sempat menjawab, handphone Nichkhun bergetar, setelah dilihat, ternyata telepon itu berasal dari Suzy, anggota klub anehnya itu.
"Ya, Suzy-ah, ada apa?" jawab Nichkhun dengan nada sedikit malas.
"Aku sudah mencari tahu! Aku menemukan beberapa orang yang sepertinya terlibat dan juga orang yang memukuli Chansung!" jawab Suzy dengan semangat.
"Benarkah? Suruh yang lain berkumpul di ruang klub kita sekarang!"
"Baiklah, aku akan menghubungi mereka. Bye"
sambungan telepon pun terputus pertanda berakhirnya percakapan Suzy dan Nichkhun di telepon.

 

"Aku akan kembali ke kelas, sepertinya kau ada urusan." Wooyoung yang mendengar perbincangan Nichkhun dan Suzy yang wajahnya belum diketahui oleh si yeoja chubby yang agak lamban ini.
"Tidak, kau harus ikut Wooyoungie, ini masalah klub kita"
"Apa??? Aku sudah bilang aku tak mau masuk klub mu yang tak jelas itu!" ucap Wooyoung yang kembali merasa 'diserang' oleh Nichkhun dengan teror Beads Club yang memang tidak jelas
"Percuma. Kau diterima sebagai anggota, kau jadi tak bisa mundur. Ayo ikut aku!"

 

Nichkhun pun langsung menggandeng tangan Wooyoung untuk menuju Ruang Beads Club. Wooyoung pun tidak mau melawan, takut jika dirinya lepas kendali dan menghajar Nichkhun saat itu juga. Sepertinya Wooyoung mulai belajar cara mengendalikan diri lewat Nichkhun.

 

Dan hal kedua yang perlu diperhatikan adalah... Wooyoung bergandengan tangan dengan seorang pria? Hal ini sama sekali tak terlihat mesra bagi Wooyoung. Justru Wooyoung melihatnya sebagai sebuah aib baru. Kenapa? Karena di sepanjang jalan selalu ada banyak orang yang sekedar menunjuk ke arahnya hingga berbisik-bisik karena Nichkhun dan Wooyoung yang bergandengan tangan. Semua bicara dan ada beberapa yeoja yang menghentakkan kakinya, memasang wajah sedih atau bahkan ada yang matanya terlihat berkaca-kaca, ada juga yang mengutuki Wooyoung sambil menatap Wooyoung dengan tajam.
'Seterkenal itukah Nichkhun?' kata Wooyoung dalam hati.

 

Tanpa terasa, mereka berdua telah sampai di depan pintu Ruang Beads Club. Nichkhun kini membalikkan badannya menghadap Wooyoung,  tanpa melepaskan genggaman tangannya pada tangan Wooyoung, Nichkhun berjalan selangkah hingga jarak antara wajah keduanya sangat dekat.
'Apa dia ingin menggodaku dengan wajahnya yang tampan itu? Memang sangat tampan, apalagi dari jarak sedekat ini.. Tapi aku tak akan tertipu!' Kata Wooyoung dalam hati

 

"Tolong buka pintunya, pintunya masih terkunci" kata Nichkhun sambil tersenyum dengan sangat ramah yang tentu saja sedikit berdampak pada wooyoung, membuat wajah Wooyoung menjadi memerah.
"Kenapa aku?" kata Wooyoung ketus sambil mendorong Nichkhun menjauh dari tubuhnya namun gagal karena Nichkhun telah menaruh tangannya pada pinggang Wooyoung, dan kembali menarik Wooyoung untuk kembali pada posisi semula
"Kau membawa kuncinya kan?" kata Nichkhun yang berbicara dengan lembut tepat di telinga Wooyoung.


Wooyoung kini tak sanggup mengendalikan diri. Jantungnya berdetak dengan keras, wajahnya makin memerah, dan badannya kini tak mampu bergerak untuk sekedar menjauhkan dirinya dari Nichkhun. Sedangkan kini Nichkhun semakin gila dengan mulai meraba tubuh Wooyoung yang telah membeku karena perlakuan Nichkun padanya.


"Kutemukan kuncinya!" kata Nichkhun dengan riang sambil melepas pelukannya dari Wooyoung
"Se.. Sejak kapan??" Wooyoung terlalu gugup sekaligus malu, hingga harus menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang merah padam. Dan kunci itu seharusnya masih di saku celana olahraga yang Wooyoung kenakan. Kini Wooyoung merutuki dirinya sendiri karena ada seorang pria yang meraba tubuhnya dengan sengaja dan dia hanya bisa membeku.


"Ayo masuk!" kini Nichkhun telah menarik Wooyoung masuk ke dalam ruangan, lalu menutup pintu ruang itu lagi.

 


 

Saat ini Wooyoung telah masuk ke ruang Beads Club yang terlihat sangat nyaman, interior yang membuat Wooyoung sedikit merasa aneh.
'Inikah ruangan klub aneh yang Nichkhun ketuai? Benarkah? Kenapa ruangan ini sangat mewah?? Bahkan Ruang kepala Sekolah tak sebagus ini' kata Wooyoung dalam hati.

"Kau mau dengar penjelasanku tentang klub ini Wooyoungie??"
"Kau mau menjelaskan apa Nichkhun-shii? bagiku aku ini bukan bagian dari klub anehmu ini!"
"Bisakah kau diam sebentar saja?? Aku akan menjelaskan apa yang bisa dilakukan oleh sebuah klub aneh seperti klubmu ini" ucap Nichkhun dengan wajah serius.

Wooyoung akhirnya menutup mulutnya rapat-rapat setelah melihat wajah Nichkhun yang serius namun mengerikan. Nichkhun melanjutkan penjelasannya.

"Sebelumnya aku selaku ketua Beads Club mengucapkan selamat untukmu Jang Wooyoung-shii, kau telah berhasil menjadi bagian dari Beads Club! Ini adalah klub yang dibentuk untuk 'menjaga', 'melindungi' dan bahkan 'menghukum', dalam segala aspek yang berhubungan dengan sekolah ini"
.
.
.
"Beads Club berisi kumpulan gagak yang selalu menjaga keberlangsungan sekolah ini"
.
.
.
"Beads Club adalah klub yang paling berkuasa dalam segala aspek di sekolah ini.."
.
.
.
"Beads Club jauh lebih berkuasa dari OSIS, OSIS hanya 'boneka' bagi kami.."
.
.
.
"Kami hanyalah para gagak yang berusaha menegakkan 'Kebenaran' dengan menyelesaikan 'kasus-kasus' dalam segala aspek di sekolah ini"
.
.
.
"Kami adalah para gagak yang dengan mudahnya menebarkan teror bagi mereka yang melakukan tindakan negatif"
.
.
.
"Kami menghukum orang yang pantas dihukum.
Membalaskan setiap ketidak-adilan dengan pembalasan yang sebanding.
Membalaskan setiap penindasan dengan tangan kami sendiri"
.
.
.
"Saat gagak hinggap di atas rumah seseorang, itu menandakan kematian.
Saat Beads Club hinggap di atas sebuah kasus, itu menandakan penderitaan bagi mereka yang pantas untuk mendapatkan hukuman berupa penderitaan itu sendiri"

TBC

 


Apa kabar? senangnya bisa mengakses account ini lagi setelah sekian lama accountnya ga bisa dibuka -_-

maaf kalo banyak kesalahan >.<

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Nunneo74
#1
Chapter 3: eonni ff x keren bnget .. knp ga prnh update lg
LenkaChakhi
#2
Chapter 3: Ayo harus di updte lg onnie . Ini ff favorite lenka , ayo ramaikan kembali ff khunyoung . We are khunyoung shipper forever
LenkaChakhi
#3
Chapter 3: Ini udah lama bgt gak di update tau onnnie ? Dari petama lenka kenal aff ampe sekarang blom juga ??
kimminhara
#4
Chapter 3: update soon~~
rinkhunyoung #5
Chapter 3: waiting for story...@2@
when update thorr...!!!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 2: DEMOOOO


CHANNUNEOOO NGGAK MAU TAUUUUUUU


HARUS MAIN CASTNYA CHANNUNEOOO THOOO PLISS
KidMoonlight #7
Chapter 3: Like bgt thor sama chap ini.. love chanho moment very much.

Ohya thor ini cerita terinspitaRasi dari komik scramble-b ya? Agk mirip dikit hehe.

Lanjut terus thoor... plis chanho moment nya selalu diselipin diantara khunyoung. Klo bs yg bnyak ahahaha

Update soon ya thor~
afiati #8
Chapter 3: kependekan di tunggu lagi updatenya lagi ^_^
khunyoungyes
#9
Chapter 3: wah akhirnya ff ini d apdet juga >___< aku suka banget kalo woo jadi cewek. jadi aku slalu nunggu ff kamu xDDD

persahabatan chanho rumit sekali yah. tapi, pas chan njelasin detail2 ceritanya penasaran deh sama tuh cewek yg ditolak junho. dan juga junho itu menurutku kerasa kepala bgt yah udah jelas chan tulus ngelindungin dia tapi dia kekeh aja T.T wooyoung lemot banget yah~ khunyoungnya kuraangg xDDD

update soon ^^
angangbooungeeowl
#10
Chapter 3: eyyy ini terlalu pendek...

nexttt asap...^^d