Lovely Tutor

Called This Normal [HIATUS]

 

 

Entah berapa kali Junmyeon menghela nafasnya pagi ini, entah berapa kali ia mengacak rambutnya sendiri, dan entah berapa kali ia mengaduk-aduk makanan di hadapannya.
Nafsu makannya telah menghilang sejak semalam, dan untuk pertama kalinya ia bahkan tak menyentuh sarapannya sendiri.


Dan sekarang di siniliah dirinya, terduduk memandang langit cerah siang itu dengan headset menggantung di telinganya -di rooftop sekolah-
Ini adalah pertama kalinya bagi seorang Kim Junmyeon membolos di tengah jam pelajaran

Junmyeon selalu merasa penasaran apa yang dilakukan para siswa saat mereka membolos, dan sekarang ia tahu
Terkadang seseorang butuh untuk berpikir jernih dan merilekskan dirinya dari segala rutinitas yang menjenuhkan, dan atap sekolah ternyata bukanlah tempat yang cukup buruk.


Di sana tenang dan harus diakui, ini menyenangkan


Tapi ini tak benar-benar berhasil untuk Junmyeon,


Pikirannya tetap merasa kacau saat bayangan akan kejadian semalam melintas di pikirannya, terlalu banyak ekspektasi dan ketakutan yang menghiasi pikirannya hari ini, dan kembali junmyeon mengacak rambutnya frustasi.


“jadi... apa ini pertanda akhir dunia?”


“Eh?”


Junmyeon menoleh kebelakang dan di lihatnya Saera yang tersenyum lebar kepadanya.


“Kim Junmyeon murid nomor 1 di jungwon high school membolos di tengah pelajaran, apa ini pertanda langit akan runtuh hari ini?”


Saera menempatkan dirinya di samping Junmyeon, mengambil salah satu sisi headset junmyeon dan meletakkannya di telinga kanannya.


Junmyeon tersenyum melihat tingkah Saera yang kini memejamkan matanya sembari menggoyangkan kepalanya perlahan mengikuti irama lagu yang menggema di gendang telinganya.


Itu adalah senyum pertama junmyeon hari ini.

“Jadi.... kau datang ke sini sebagai sahabat atau... sebagai presiden kelas huh?”


“menurutmu?”


“baiklah... baiklah... apa detensi untukku?”


Saera membuka matanya dan menatap junmyeon yang kini juga menatapnya dengan senyuman yang lembut.


“berhentilah tersenyum... karena wali kelas memanggilmu ke kantor sekarang”


“apa?, ini.... pertama kalinya aku membolos, dan aku benar-benar mendapat detensi?, kau bercanda”ujar junmyeon terkejut


Saera tertawa melihat ekspressi junmyeon yang nampak kacau, dia belum pernah melihat junmyeon setakut itu sebelumnya, dan itu cukup lucu menurutnya.


“Yah! Im Saera!, kau menipuku?!” ujar junmyeon gusar


“tidak bodoh!, dia benar-benar memanggilmu, namun kurasa dia tidak akan memberimu detensi”


“lalu?”


“kau tak akan tahu jika kau belum menemuinya”


“baiklah”


Dengan sigap junmyeon berdiri dan bersiap untuk pergi, namun langkah nya terhenti saat tangan Saera meraih jemarinya.


“kutahu kau senang menyimpan masalahmu sendiri, tapi kau tahu... aku selalu ada jika kau ingin bercerita, junmyeon-ah”
Junmyeon hanya bisa tertunduk mendengar perkataan Saera


Betapa ia ingin bercerita tentang semua masalah ini kepada seseorang berharap mendapat solusi yang tepat atau sekedar seorang pendengar yang baik, namun Saera?, apa mungkin menceritakan hal yang berhubungan dengan Hyung-nya kepada Saera?, junmyeon rasa itu bukanlah hal yang tepat, jadi ia hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya pelan.


Saera hanya bisa menghela nafasnya, merelakan kepergian junmyeon begitu saja.


“hari itu aku bersungguh-sungguh junmyeon-ah”gumam Saera ketika junmyeon telah menghilang di balik pintu.

Junmyeon terduduk di salah satu kursi di sudut perpustakaan,
Sesuai dengan perintah wali kelasnya, ia harus menjadi tutor untuk seorang siswa kelas pertama, dan sekarang ia tengah menunggu kehadiran siswa itu.


“Tak ada yang berhasil menanganinya, bahkan para guru angkat tangan dengan sikapnya, ku harap kau bisa membantu kami Junmyeon-ah, mengingat kau adalah siswa paling berprestasi di sekolah ini”


Junmyeon menghela nafasnya kembali, ketika mengingat perkataan wali kelasnya, ia tak tahu apakah ini adalah pilihan yang tepat menjadikannya seorang tutor, mengingat dirinya yang tak mudah akrab dengan orang asing, namun apa daya, ini adalah perintah, dan tak ada pilihan lain selain mengikuti keinginan wali kelasnya.

 

 

 



“A...anyeonghaseo”


Junmyeon berbalik dan melihat sosok siswa yang akan ia ajar, dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok yang tak asing lagi baginya, dan sosok itu kini ternganga –sama terkejutnya- menatap Junmyeon


“Jong...Jonginie.. kau..”


“H..Hyung..”


Keterkejutan Junmyeon seketika berubah menjadi senyuman saat di lihatnya siswa yang ternyata adalah Kim Jongin

Ini lebih mudah baginya ketimbang harus berhadapan dengan orang asing


Karena paling tidak, ia pernah bicara dengan Jongin, dan entah mengapa bersama dengan Jongin ia merasa nyaman.
Jongin menempatkan dirinya di kursi sebelah Junmyeon, dan menempatkan tasnya di atas meja, sementara kedua matanya menekuri lantai perpustakaan dan tangan kanannya menggaruk tengkuknya yang bahkan tak gatal.


“Jadi.... aku akan menjadi tutormu?”


Jongin tak menjawab dan hanya mengangguk pelan dengan kepala yang masih tertunduk, dan Jika junmyeon menyadarinya, rona merah tipis kini menghiasi pipi Jongin, nampak kontras dengan warna kulitnya yang tan.


“Jadi... apa kau akan mengerjai tutormu kali ini?, sama seperti yang kau lakukan kepada yang lain.”


“Hyung... bagaimana kau.... aku.. aku.. tentu tidak akan melakukannya!”Ujar Jongin gugup, namun bisa dilihat ia bersungguh-sungguh dengan perkataannya.


Junmyeon hanya bisa tertawa melihat reaksi Jongin, ia bahkan hampir terjatuh ke lantai saking terpingkal-pingkalnya, dan jongin berhasil menangkap tubuhnya dan membantunya kembali ke posisi duduk yang normal.


Beruntung hari itu perpustakaan sepi, mengingat jam pelajaran yang akan segera berakhir.


“Hyung... berhentilah tertawa!, ini memalukan!”ujar jongin gusar


Junmyeon segera menghentikan tawanya, meskipun susah payah ia menahannya, karena Jongin yang kini mempoutkan bibirnya justru membuat junmyeon semakin ingin tertawa.


Junmyeon menata nafasnya agar kembali normal, mengingat ia tertawa cukup keras tadi, dan untuk tawa itu ia harus berterimakasih kepada Jongin.


Jongin..... entah bagaimana tapi... bocah ini selalu muncul di saat yang tepat.


“baiklah... kita mulai pelajaran hari ini...”


20 menit berlalu, dan junmyeon terus menerangkan tentang berbagai rumus matematika yang harus di pelajari Jongin, tanpa sadar bahwa Jongin tak mempelajari apaun dari apa yang ia terangkan, karena


Jongin terlalu sibuk mempelajari tiap lekuk garis wajah Junmyeon, betapa putih dan bersihnya wajah Junmyeon, betapa mungil dan merahnya bibir Junmyeon, betapa bening dan murninya kedua mata Kim Junmyeon, dan betapa merdunya suara yang keluar dari bibir mungil Kim Junmyeon,


apakah bibir itu semanis nectar dari bunga di musim semi? Pikir Jongin


Jongin menggelengkan kepalanya cepat saat pikiranya mulai menuntunnya pada pikiran-pikiran yang di rasanya ‘tak normal’


“Jonginnie...Jonginnie... Kim Jong-In!”


“Eh?”


Jongin menatap bingung pada tutornya yang kini terlihat cukup kesal.


“Ku tidak mendengar semua yang sudah aku terangkan, benarkan?”ujar Junmyeon kesal


“Eh?, a...aku mendengarkan hyung..., lanjutkan!” ujar Jongin dengan polosnya


“Aku sudah selesai Kim Jongin!”


“A..apa?!”


Junmyeon tak menghiraukan Jongin yang terlihat kebingungan, dan segera mengemasi buku-bukunya, bersiap untuk pergi


“Hyung~, kau marah?, heung?, apa kau marah?~” Ujar Jongin dengan nada yang di buatnya semanis mungkin


“menurutmu?”


“baiklah.... aku minta maaf, aku.... bagaimana jika aku mentraktirmu ice cream, apa kau masih marah padakau?” bujuk Jongin sembari menunjukkan kedua puppy eyesnya


“baiklah”


Jongin melompat kegirangan dan segera memeluk Junmyeon dan mengangkat tubuh junmyeon hingga kaki junmyeon tak menyentuh lantai, dan pelukan itu.....


membuat junmyeon tertawa, dengan tawa yang begitu lepas, membuat jantung Jongin tiba-tiba berdetak cepat.
Jongin yang sadar akan perbuatannya segera menurunkan tubuh Junmyeon, dan dilihatnya wajah Junmyeon yang tersenyum padanya.


Seketika tangannya kembali meraba dadanya, dan bisa ia rasakan ketukan keras di rongga dadanya.


‘apa ini?, kenapa selalu begini?, kenapa dengan diriku?, kenapa pemuda ini?, ada apa dengan kim Junmyeon dengan segala keanehan ini?’


Pikiran itulah yang kini berkelebat di otak kim Jongin, berharap segera menemukan jawabannya, dan entah bagaimana pertanyaan itu dirasanya lebih penting dan lebih rumit dari rumus matematika yang telah di jelaskan Junmyeon hari ini.
Junmyeon memiringkan kepalanya dan memasang wajah bingung pada Jongin yang entah telah tersihir oleh apa karena kini ia terlihat seperti patung.


“Jongin-ah?, apa ini artinya kita batal makan ice cream?” ujar Junmyeon dengan polosnya sembari melambaikan tengannya tepat di wajah Jongin, berharap pemuda itu tersadar dan berhenti mematung.

 

“ah... baiklah, sebaiknya kita segera pergi” ujar jongin dengan wajah yang masih terlihat kebingungan.

 





“apa ini jebakan?, apa kau menaruh racun atau sejenis obat pencahar pada ice cream ku?”


“Hyung~.”


“haha baiklah-baiklah aku hanya bercanda”


Mereka kini terduduk di ayunan taman bermain di dekat sekolah sembari menikmati ice cream yang di belikan oleh Jongin.


“Jadi... apa yang akan kau lakukan jika tutormu bukanlah aku?”


“i..itu.. aku..., bukankah yang terpenting aku tak melakukan apapun padamu!, kenapa kau terus bertanya?”


“hanya penasaran”


“baiklah... ini yang akan ku lakukan!”


Jongin mengeluarkan sebuah kotak bekal, dan memberikanya kepada Junmyeon


“sandwich?”


“ehm!”


“apa aku boleh memakannya?”


“Hyung... i.. itu..”


Belum sempat Jongin mengucapkan kalimatnya, Junmyeon yang sedari tadi pagi belum memakan apapun segera melahap sandwich itu dengan gigitan besar, dan Jongin pun hanya bisa terbelalak kaget melihat sandwich itu kini telah masuk ke mulut junmyeon.


Namun itu tak bertahan lama, karena segera Junmyeon memuntahkan kembali sandwich yang dikunyahnya, membuat Jongin ber-Yikes-ria


“Aaaaarrrggghhh!, Kim Jongin! APA INI?!, Huaaaa Pedas!!, hah air.. air..air”
“i...ini..”


Jongin menyodorkan ice creamnya dan segera junmyeon yang tergugup menjilatnya untuk menghilangkan rasa pedas yang kini bahkan telah memenuhi rongga mulutnya dan menjalar ke tenggorokannya.


“Apa ini?!”


“wasabi”


“Apa?!!”


“bukankah sudah kubilang untuk tidak memakannya”


“Kau tak bilang!”


“kau tak memberiku kesempatan!”


“baiklah aku yang salah”


“pubh...puahahahahaha, kau harusnya melihat dirimu tadi hyung... kau konyol sekali” ujar jongin sembari terbahak


“ini tak lebih konyol dibanding nilai -5 yang kau dapat” ujar junmyeon datar


“kau tak perlu mengatakannya hyung..”

“katakan padaku kenapa kau melakukan semua ini?”


“aku hanya merasa sekolah bukanlah tempat yang tepat bagiku”


“lalu tempat yang tepat bagimu?”


“panggung... sebuah panggung yang besar dipenuhi dengan cahaya lampu yang menyilaukan dan dikelilingi ribuan bahkan mungkin jutaan penonton, aku ingin menjadi seorang bintang!”


Jongin mengatakannya sembari menutup kedua matanya dan menegadahkan wajahnya ke langit yang mulai memerah, dan junmyeon hanya bisa tersenyum simpul menatapnya.


“aku iri padamu”


“eh?”


“kau memiliki impian, aku... aku bahkan tak tahu apa yang akan ku lakukan di masa depan”


“tapi... tapi kau begitu briliant hyung, maksudku... dengan otak jeniusmu”


“tidak... kau tidak mengerti, aku hanya tak tahu apa yang bisa kulakukan, jadi kuputuskan untuk belajar dan belajar, aku... tak tahu hal lain yang bisa kulakukan selain ini.”


“hyung...”


Junmyeon tertunduk, dan didapatinya kedua kakinya yang kini bermain-main di atas pasir, dan sebuah buliran air mata jatuh d atas sneakernya.


“Hyung ku... dia begitu luar biasa”


“hyung mu?, kau memiliki seorang hyung?”


“ehm..., dia... begitu mengagumkan, banyak hal yang bisa ia lakukan, ia memiliki band nya sendiri, dan dia bahkan di juluki sebagai pangeran triple shoot di lapangan basket, dan aku... aku hanya bisa mengaguminya, aku... selalu menjadi beban untuknya, aku... selalu merasa hanya menjadi penghalangnya”


“bagaimana bisa kau mengatakan itu?, kurasa ia pasti merasa beruntung memiliki adik sepertimu, kau... orang yang baik hyung, dan jika aku saja senang berteman denganmu, kurasa Hyung mu lebih bahagia dibandingkan aku”


Jongin menghapus bulir air mata Junmyeon yang tergenang di sudut matanya, dan dengan senyuman yang tulus, ia berharap Junmyeon juga bisa merasakannya, betapa ia begitu bahagia saat bersama Junmyeon betapa ia menginginkan lebih dari sekdar persahabatan dari Junmyeon.


Ya, Jongin tak tahu sejak kapan, namun sekarang ia tak hanya ingin mengahpus air mata itu, ia ingin memeluk tubuh itu, dan bahkan mencium lembut bibir mungil yang begitu kissable milik junmyeon.


Jongin tahu ia sedang jatuh cinta, dan meskipun ia belum ingin mengakuinya, dan betapapun ia merasa ini tak normal -karena seharusnya ia mencintai seorang gadis dan bukannya seorang pemuda dengan kulit seputih salju di hadapannya ini-

 


Perasaan itu tetaplah di sebut sebagai cinta.

 

 



“Kim Junmyeon”

 


Langkah Jongin dan Junmyeon terhenti saat keduanya di hadang oleh seorang pemuda bertubuh mungil dan berambut ungu. Junmyeon menatap bingung pada sosok di hadapannya, dan kemudian beralih kepada Jongin, dan dengan sebuah gelengan kepala, ia memberi tanda kepada jongin bahwa ia tak mengenal pemuda di hadapan mereka, dan dengan sigap Jongin maju ke depan dan menyembunyikan tubuh junyeon di belakang punggungnya dengan kedua tangan mereka yang kini saling bertaut.


“Apa yang kau inginkan?”Ujar Jongin dingin


Pemuda di hadapan mereka tak menjawab dan justru malah tertawa kecil melihat tingkah keduanya, dan itu membuat Jongin sedikit bingung.


“Joonie-ah” ujar pemuda itu lembut


Junmyeon yang mendengar nama kecilnya di panggil segera menyembulkan kepalanya dari balik punggung Jongin


“ba...bagaimana kau tahu nama panggilanku?”


“menurutmu?”


“Yifan hyung?” ujar Junmyeon ragu


Pemuda berambut ungu itu mengangguk sembari melempar senyum ramah kepada Junmyeon, dan junmyeon membalasnya dengan memberi salam.


“kau mengenalnya?”tanya Jongin


“aku byun baekhyun, dan Yifan memintaku untuk menjemputmu”


Junmyeon mengangguk pada baekhyun dan kemudian di lihatnya Jongin yang masih nampak kebingungan


“tidak apa-apa, dia sahabat Hyung ku”


“tapi... kau bahkan tak mengenalnya”


Junmyeon tersenyum pada jongin, dan kedua matanya berusaha memberi tahu Jongin bahwa tak akan terjadi apa-apa. Dan dengan itu, dilepaskannya tautan jemari mereka. Baekhyun yang melihatnya hanya bisa tersenyum dan segera diraihnya tangan junmyeon dari jongin yang nampak masih tak merelakan junmyeon pada orang asing.


“telefon aku jika kau sudah sampai di rumah” ujar Jongin memastikan


Junmyeon mengangguk cepat, dan segera diikutinya langkah baekhyun yang menuntunnya berjalan meninggalkan Jongin yang masih berdiri menatap punggung Junmyeon yang berjalan menjauh.

“Chanyeol hyung”


Mata Junmyeon terbelalak saat dilihatnya Chanyeol yang bersandar pada sebuah mobil sembari menghisap rokoknya.


“Oh.. Joonie-ah, lama tak bertemu, kau... kau makin cantik haha”


Tawa chanyeol terhenti saat dilihatnya kedua mata baekhyun yang tajam menatapnya, segera ditelannya saliva yang menggantung di tenggorokannya.


“kali ini kau benar park chanyeol... jadi aku akan memaafkanmu”


“Jadi.... kau benar sahabat Hyungku?” tanya Junmyeon menginterupsi


“tentu saja manis, dan benar... kau memang terlihat begitu indah dari dekat, tak heran jika dia begitu tergila-gila padamu” ujar baekhyun sembari mengelus rambut junmyeon, sementara junmyeon menatapnya bingung


“a.. apa kalian akan mengantarku pulang?” tanya Junmyeon saat baekhyun mempersilahkannya duduk di kursi belakang.
Baekhyun tersenyum sesaat dan menatap chanyeol dengan tatapan penuh arti yang di balas oleh chanyeol dengan helaan nafas yang cukup panjang, dan kembali Junmyeon menjadi pihak yang dibingungkan oleh keduanya.


“maaf manis... sayangnya tidak!” jawab baekhyun sembari menutup pintu mobil untuk junmyeon


“eh?”


Junmyeon menatap keduanya dengan tatapan yang semakin terlihat kebingungan dan saat ia melihat senyum lebar menghiasi wajah baekhyun, ia tahu ia tak memiliki kesempatan untuk kabur.

 

 

 

 

 

 

Baiklah.... aku penuhi janjiku, buat update abis lebaran well... setelah begitu banyaknya gangguan yang muncul karena secara ajaib rumahku udah kayak panti asuhan dan itu bikin pikiranku cukup runyam, well ni chap muncul di tengah kekacauan itu so... maaf ya kalau rada freak T.T

 

mumpun ini masih suasana lebaran... aku mau mengucapkan Mohon maaf lahir batin ya para readerdeul, aduh lama tak bersua jadi kangen /halaaah lagaknya/

kkkk

well aku juga mau curhat nih, 

akhir-akhir ini aku baca FF Krisho yang keren-keren banget huaaa sumpah aku ngerasa malu banget menghadirkan FF q ke kalian semua, T.T gak tau kenapa jd ngerasa gak panntes aja, mengingat aku juga masih amatir, jadi..... harap maklum ya, huhuhuhu

 

 

and diluar itu semua aku cukup prihatin lho sama tingkah para EXO's fans di luaran sana yang kini di cap brutal plus arogan, huhuhuhu sekarang aku jadi seing kena ledekan temen2 deh.. tapi percaya deh aku tetap ngefans sama EXO, cz mereka tuh inspirasi sekaligus penyemangat ku :)) 

 

oke sekian dari aku, karena aku yakin kalian mungkin juga gak baca p.s dari aku ini kkkkk

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DianaFarfalla #1
Chapter 10: wahh baru baca FF ini, bagus deh ceritanya kasian si suhonya :(
author cepet lanjut dong, jebal :')
Chanyeolsjagiya #2
Chapter 10: Owalah jadi gara-gra itu ya..
ahh kasian suho kasian kris T.T
Chanyeolsjagiya #3
Chapter 1: daebak bakal keren ni..
baru baca ff ini masa -_-
sunshining
#4
Chapter 10: ah suho ah jangan macam macam deh. huhu jangan bilang suho.....mau ninggalin kris. ah pasti engga
jongin jangan main buka buka diary orang. ga baik.
speechless banget ga tau harus comment apa lagi. tapi seperti biasa, makasih banget ya unnie udah update dan ditunggu chapter selanjutnya. hwaiting!!!
kimya_aegyawks #5
Chapter 10: akhh.................
to suho ngapain*tunjuk2 jidat kris/kris:=_=
ckckck ampe bodyguard aj terpesona*yeah,,,,,,and he is mine#plakk d.gampar fans.a suho
YAK! kai jgn buka2 diary.a suho. aku g RELAA...........*PLAKK memang.a KAU siapa?/tunjuk2 jidat/me:0_0

yaah pendek bgt chap ini*plakk d.gampar author
tp g pa2. cpet update ne^^
fighting,,,hwaiting,,,,,ganbatte,,,,,cemungut\(>0<)/
milkypop
#6
Chapter 10: YAAAA Jongiiiin, berani-beraninya buka diary orang sembarangan!!! /psst, ntr critain apa isinya, k? *evil smirk/
huhuhu angst oh angst T_______T
itu Mr. Wu mksdnya siapa? grampa-nya Kris ya?
can't wait for KrisHo scene >_<

glad u updated this wuuuuuu
/throwing confetti/
guylian #7
Chapter 10: Authorr=_=)/ kena demam viki juga ye.... Cape dah.. Apdet thor'-' like before
burnkrkeyber
#8
Chapter 9: Aduh... Joonmyeon ;________________;
Pure bgt character dia yampoon sobs. Update soon ya authornim. fighting buat kuliahnya! :3