Beginning of Our Story

Welcome to Alice Kingdom Academy!

           Chapter 1: Beginning of our story           

Heera terbangun dari tidur lelapnya semalam—dan ia juga bermimpi sangat indah seperti harinya sekarang— lalu memasuki kamar mandi untuk mandi di pagi hari yang cerah ini, walau ia masih setengah sadar—efek bangun tidur. Saat sudah selesai, ia keluar dari kamar mandi lalu memakai seragam SMA miliknya dengan rapih.

Dilihatnya pantulan dirinya di cermin meja kamarnya lalu tersenyum sumringah. Tangannya ia kepal—dengan telunjuk yang ia buka saja— lalu ia arahkan ke badannya. Seketika itu juga aksesoris imut miliknya sudah menempel di badannya. Mulai dari bandana, kalung, gelang, jam, dan tak lupa ia merias wajahnya agar terlihat lebih fresh—namun lagi-lagi Heera menggunakan alicenya.

Menggunakan alice untuk hal sepele seperti ini? Sudah biasa untuk para Alice di sekolah ini.

Heera juga memakai alicenya untuk membuka gorden yang menutupi pintu balkon kamarnya dan membuka jendela kamarnya. Ups, tak lupa ia membereskan kasurnya yang awalnya berantakkan menjadi rapih—hanya menggunakan alice.

Sebelum ia memasuki balkon kamarnya, Heera menyengir tak jelas di pantulan cerminnya dan langsung memasuki balkon kamar di dormnya. Dengan keras dan lantang—ia langsung bersorak girang “Selamat pagi dunia! Pagi yang cerah ya~!” Soraknya dengan riang “Semoga hari ini adalah hari yang menyenangkan—“

“YA! Berisik sekali sih kamu!”

“Siapa sih yang diatas? Berisik sekali seperti di hutan saja”

“Diamlah yang di atas!"

Ternyata banyak murid SMA yang mendengar teriakkan lantang Heera dari bawah—dan mengajukkan protes dengan membalas teriakkannya. Namun sepertinya pemilik suara cempreng tersebut tidak merasa bersalah sedikitpun. Ia malah menyengir dan berancang-ancang untuk berteriak lagi—namun ia menggagalkan rencana laknat tersebut karena tidak cocok seorang murid kelas 3 SMA berteriak seperti anak kecil di lantai 5 hingga membuat beberapa murid menjadi stress.

Ya, alasan mengapa Heera menjadi excited hari ini adalah karena Heera sudah menjadi kakak kelas di SMA AKA ini—maksudnya, ia sudah akan duduk dibangku kelas 3 SMA hari ini dan hari-hari berikutnya sampai tahun depan. Heera tak menyangka, waktu berjalan begitu cepat—dari ia baru masuk ke AKA sejak berumur 6 tahun, sampai dirinya sudah berumur 17 tahun.

Bosan, Heera membuka lemari bajunya dan terpampanglah seragam sekolah SD dan SMP yang dulu pernah ia kenakan untuk sekolah. Seragam tersebut sudah sangat kecil di matanya sekarang, karena Heera sudah dewasa sekarang. —badannya saja sekarang sudah lebih tinggi dan berisi dari saat ia SMP 3 tahun yang lalu.

Lamunan Heera tentang masa lalunya dulu buyar saat seseorang—ah haruskah kami menyebutnya seseorang? Sebenarnya dia adalah robot yang menyerupai manusia dan ditugaskan seperti pembantu. — mengetuk pintu kamarnya dan membuat warna layar automatic di belakang pintu kamarnya berubah menjadi warna hijau seperti lampu lalu lintas—mengharuskannya untuk turun ke bawah dan mengambil sarapan paginya di tempat makan lantai 1

“Ne, Robotssi! Aku akan keluar dan turun ke tempat makan!” Setelah Heera menyahut dari dalam kamar, warna layar di balik pintu kamarnya kembali berwarna hitam—menandakan bahwa Robot sudah berhenti membellnya dan pergi dari pintu kamarnya. Barulah Heera keluar dari kamarnya, lalu turun dengan menggunakan Lift Teleportasi yang ada di Dorm tersebut.

“Heera-ya, kau lama sekali!” Kesal Yohee lalu menjitak kepala Heera dengan pelan. Heera meringis namun tidak merasa bersalah—ia justru malah menyengir tak jelas seperti di kamarnya tadi lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal

Minhwa dan Chanjoo hanya menghela nafas—bosan melihat Heera yang bersalah namun tidak merasa bersalah sedikitpun. Ia juga selalu menyengir walaupun sudah dimarahi seperti yang Yoohee lakukan tadi

Dan—apa yang Gwanhee lakukan saat ini? Oh, ia sedang mengaduk-aduk makanannya tanpa minat dengan matanya yang tidak fokus menatap makanannya dan pikirannya yang melayang layang seperti orang tak sanggup hidup di dunia ini—membuat Heera dan Minhwa memandangi Gwanhee dengan perasaan agak bingung, mencari cara agar Gwanhee berhenti seperti ini

Semenjak hari kelulusan para murid SMA kelas 3 saat 3 minggu yang lalu, Gwanhee yang ceria dan rewel kini berubah drastic menjadi Gwanhee yang pemurung dan moody. Ia bahkan menolak untuk membicarakan namja yang ada di AKA bersama Heera dan Minhwa—padahal ia sangat sering membicarakan namja dan update soal namja-namja yang di obrolkan tersebut.

Seharusnya ia bahagia karena kekasih yang sangat ia cintai, Park Shin Woo telah lulus dari sekolah itu dengan hasil yang memuaskan pada saat itu. Namun ia justru kebalikannya karena hal tersebut.

Park Shin Woo—kakak kelas 5 sekawan; kekasih yang sangat Gwanhee cintai— memutuskannya tepat disaat hari kelulusannya karena akan dijodohkan dengan calon yeoja yang dipilih orang tuanya. Di AKA, semua murid dilarang menghubungi dan bertemu dengan orang diluar AKA—bagi yang mempunyai HP, pasti tidak akan bisa menghubungi orang tua mereka karena AKA sangat dilindungi oleh kekuatan khusus yang membuat kita tidak bisa menghubungi orang luar— dan hanya boleh dengan mengirimi surat saja.

Shinwoo baru mengetahui ini saat 3 hari sebelum hari kelulusannya—disurat tersebut orang tuanya menjelaskan Shinwoo tentang hal ini, membuatnya menjadi drop dan tak tahu harus berbuat bagaimana dengan Gwanhee dan juga hubungannya.

Gwanhee—yang awalnya sangat senang karena Shinwoo sudah lulus dengan nilai yang memuaskan— berubah sedih mendengar berita buruk ini. Awalnya, ia hanya mengira bahwa ini adalah mimpi buruk baginya. Namun, setelah Shinwoo memberikan surat yang orang tuanya kirim padanya, kalian pasti tahu bagaimana reaksi Gwanhee saat itu.

Ia menangis. Sangat kencang dan hatinya terasa sakit saat hari itu. Ia sangat terpukul dengan kejadian hari itu, sehingga membuatnya menjadi murung dan moody seperti Hara—sahabat 5 sekawan tersebut—. Jika ia disamakan dengan Hara, pasti jawabannya adalah sama. Sama-sama moody dan gampang marah.

“Ya, Heera! Tunggu apalagi? Cepat ambil sarapanmu di tempat makanan! Sebentar lagi aku akan pergi ke sekolah!” Hardikkan Chanjoo membuat lamunan Heera hilang. Heera menggelengkan kepalanya—berusaha menetralkan pikirannya seperti semula— lalu pergi ke tempat pengambilan makanan dan setelah mengambil makanannya, ia duduk di kursi tempatnya duduk tadi.

Bagi yang belum mengetahui hal ini, baiklah akan diceritakan. Di AKA ini, semua hal terkait dan berhubungan dengan Academy Stars para murid seperti kamar, makanan, peralatan sekolah, laundry sampai ke uang bulanan—oh iya, di AKA setiap bulannya akan memberikan uang bulanan pada murid murid SD, SMP dan SMA. Tergantung Academy Starsnya juga—.

Heera dan Minhwa mendapat makanan yang sama, begitu juga Yoohee dan Chanjoo yang sama dan lebih exclusive dari milik Heera-Minhwa tentunya. Membuat mereka berdua menjadi iri dengan Yoohee-Chanjoo

Seusai makan, mereka langsung beranjak dari tempat mereka duduk lalu pergi ke sekolah lebih awal dari murid-murid SMA yang lain—karena mereka terlanjur penasaran dengan penempatan kelas mereka. Seperti biasa, mereka menggunakan alice mereka untuk pergi ke sekolah—Heera menggunakan awan, Minhwa menggunakan scooter terbang yang ia buat dengan nyataan pikirannya bersama Gwanhee, Yoohee menggunakan bebek berlari yang ia buat dan Chanjoo menggunakan alice teleportasinya hingga pada akhirnya Chanjoo lah yang terlebih dulu sampai di sekolah.

“Heera~ kau dikelas mana?” Tanya Hara—yang baru datang bersama gengnya— sehabis melihat LCD pengumuman pembagian kelas.

“Hm, aku di kelas A” Heera menatap Hara kembali “Kau dikelas mana?”

“Kelas C” Wajah Hara berubah masam seperti biasanya lalu menjulurkan poutnya “Sepertinya aku hanya sekelas dengan Harin saja. Chaehee dan Chanmi berada dikelas B” Hara menjelaskan alasan logisnya.

Heera mengangguk pelan. Matanya beralih pada Gwanhee yang baru kembali sehabis melihat pengumuman kelas “Gwanhee, kau dikelas mana?” Tanya Heera antusias.

Gwanhee menatap Heera seadanya lalu tersenyum simpul “Aku sekelas denganmu dan Minhwa! Kelas A!” Balas Gwanhee senang.

Mendengarnya membuat Heera senang—bahkan ia, Minhwa dan Gwanhee sudah melompat-lompat penuh kebahagiaan membuat semua murid disekitar mereka menatapnya aneh. Hara juga sudah menghentikan mereka bertiga dan memberi mereka tembakan dari pistol yang ia buat dengan dimensi gambarnya.

Pelukan Heera terlepas dari bahu Minhwa dan Gwanhee ketika tiba-tiba saja ia menyadari sesuatu “Oh iya, bagaimana dengan Yoohee dan Chanjoo? Mereka dikelas mana?” Ia bertanya pada Minhwa.

“Yoohee di kelas D, sementara Chanjoo dikelas B. Yah kita terpisah deh” Minhwa berubah agak murung, mengingat mereka ber4—Heera; Minhwa; Yoohee dan Chanjoo— sejak kelas 2 SMA satu kelas. Heera tersenyum seperti anak kecil lalu menghampiri Seungyub—teman dekat Heera— di dekat mereka.

“Yo, Heera-ya” Sapa Seungyub seperti biasanya, dengan menyunggingkan senyum gaulnya kepada Heera dan teman-temannya. Demikian juga Heera

“Ya, Seungyubbie, bagaimana denganmu?” Seungyub menyerngit sebelum Heera melanjutkan ucapannya “Kau dikelas mana?”

Seungyub memberitahu Heera hanya dengan jarinya, tapi cukup membuat Heera terkejut dan senang “Aku. Dikelas. A” Bisik Seungyub pada Heera dan kawan-kawan.

Sebelum Heera berteriak senang, Seungyub menambah lagi “Ohiya, sahabatku juga ada dikelas A lho. Kim Yukwon, dia berada dikelas A” Ucapnya tenang.

“Ya, lakukan sesuatu agar Heera tidak seperti ini! Aku tidak suka melihatnya!”

“Tapi, ia kelihatannya sudah terlihat down sejak bersama Seungyub tadi…”

“Lalu kita harus bagaimana?”

“Aku menyerah sajalah!

Minhwa, Yoohee, Chanjoo dan Gwanhee berbisik ditengah kerumunan murid SMA, SMP dan SD yang tengah berkumpul di lapangan kebesaran Alice Kingdom Academy untuk upacara di hari pertama mereka masuk sekolah kembali sebagai murid kelas 3 SMA. Saat ini, wakil guru tengah membacakan sambutan-sambutan beserta rangkaian acara selanjutnya, namun 4 yeoja ini terus saja berbisik sampai tidak konsentrasi mendengar hal itu.

Yang dibicarakan saat ini—Heera— malah tidak bergeming sama sekali dan terus melamun, seakan ia mendengar ucapan dari wakil guru yang ada diatas podium panggung yang keras—padahal sebenarnya ia tidak fokus mendengarkan itu semua. Pikirannya terus tertuju pada ucapan Seungyub tadi yang cukup membuatnya shock.

“Ukwon berada dikelas yang sama dengan kita. Apa kau tidak tahu sebelumnya?”

“Hyunsang juga sepertinya satu kelas dengan kita…” Ucapnya pelan lalu kembali lanjut mengucapkan hal yang membuat Heera shock kembali “Sungjong juga”

Heera terus-terusan menyangkal ucapan Seungyub yang terngiang ngiang di pikirannya dan berusaha melupakan hal itu—suara sambutan 3 kepala sekolah pun tidak dapat mengganggunya sama sekali dalam hal ini. Ingin berteriak, tidak bisa. Ingin marah, tapi untuk siapa?

“Argh!” Heera berdecak pelan lalu menjambak rambut panjangnya sedikit kencang agar dapat fokus kembali dengan realitanya sekarang.

Tiba-tiba telinganya menangkap suara yang cukup menarik baginya—juga membuat suasana menjadi lebih hening dari sebelumnya— dan juga menarik bagi Minhwa,Yoohee, Chanjoo dan Gwanhee.

Ketua OSIS lama pun berdiri, menuju ke podium dan menegakkan badannya agar terlihat lebih formal dan tegas “Saya akan memberitahu sebuah peraturan baru di Alice Kingdom Academy tahun ini sampai tahun-tahun berikutnya” Mulainya tegas.

Suasana menjadi lebih hening. Ditambah Minhwa-Yoohee-Chanjoo-Gwanhee yang daritadi berbisik-bisik ria, menjadi diam karena perasaan penasaran mereka yang kuat. Barulah Ketua OSIS ini melanjutkan ucapannya.

“Peraturannya adalah:

  1. Kelas Kemampuan akan dibagi menjadi 2 waktu. Yaitu saat pagi dan sore. Bagi yang mendapat bagian pagi, kalian akan masuk kelas pelajaran sore setiap harinya. Begitu juga dengan yang bagian sore
  2. Akan terus diadakan kerja bakti setiap hari Minggu pagi dan pelaksanaan piket kelas yang akan dilakukan secara bergilir oleh seluruh siswa di kelas masing-masing
  3. Jika sedang pelajaran PE, kelasnya akan lebih sering bergabung dengan kelas lain yang pelajarannya sama dengan kelasnya, PE
  4. Penambahan uang bulanan bagi seluruh murid AKA (hanya setahun)”

Kedengarannya langka sekali dengan kalimat diakhir penjelasan sang Ketua OSIS itu. Penambahan uang bulanan.

Dan sepertinya Hara dan Gwanhee sangat antusias sekali dengan hal yang berbau seperti ini. Sebenarnya Heera juga, namun ia tidak berniat untuk mengutarakan perasaannya saat ini.

“Bukan hanya itu saja, ada lagi yang akan saya tambahkan untuk peraturan baru di sekolah ini” Ketua OSIS—dengan cepat— menukas ucapannya kembali dan terdengar seperti dirinya akan melanjutkan ucapannya kembali “Saya masih mempunyai peraturan terakhir yang akan terus berlaku sampai di kemudian hari”

Heera melongo parah—Minhwa membuka mulutnya pelan, Yoohee dan Chanjoo menggaruk kepalanya yang cukup gatal karena pusing memikirkan ini semua, Gwanhee hanya meniup poni panjangnya kencang hingga membuat poninya tertiup keatas sedikit.

“Peraturan spesialnya adalah…” Ketua OSIS itu justru melama-lamakan ucapannya agar semua murid penasarannya dengan peraturannya—dan inilah alasan mengapa Heera ingin cepat-cepat masuk ke kelasnya karena ia sudah malas melihat orang yang menjadi Ketua OSIS itu.

Namun Heera meralat pikirannya tadi—cepat-cepat masuk ke kelasnya? Mengapa ia cepat sekali berubah pikiran mengenai kelasnya sekarang? Padahal awalnya ia ingin sekali membunuh dirinya sendiri agar tidak sekelas dengan Kim Yukwon—sepertinya ini terlalu berlebihan jika itu semua terjadi.

“Peraturan terakhir. Partner”

Sebentar.

Apa yang ia bilang tadi?

“Di AKA, partner akan berlaku disini. Dan partner akan dipilih oleh Wali Kelas masing masing” Semua murid sejenak diam dan memikir hal-hal yang berhubungan dengan peraturan ini .

Minhwa-Yoohee-Chanjoo-Gwanhee ikut bungkam. Bukan karena bosan berbisik-bisik ria, tapi karena mereka terlarut memikirkan siapakah yang akan menjadi Partner mereka di kelas.

“Partner ini berlaku untuk semua yang berhubungan dengan belajar, piket dan bepergian” Ketua OSIS itu tersenyum geli menatap murid-murid yang menatapnya ganas saat ini—termasuk Heera beserta kawan-kawannya.

Sebelum bangkit dari podiumnya, ia kembali menoleh dan melontarkan sesuatu dari bibirnya “Selamat berjuang semuanya!”

Apanya yang berjuang, dasar Hyunsang aneh. Sindir Heera, Minhwa dan Gwanhee dalam hatinya

Ah iya, Ketua OSIS lama ini adalah Kim Hyun Sang, namja yang disukai oleh Minhwa. Mereka sangat dekat sampai-sampai banyak rumor bertebaran kalau mereka berdua dating—padahal tidak.

“Kira-kira siapa ya partnerku nanti?” Gumam Heera—kemudian mendapat tepukan di pipi dari Chanjoo “Yaa~~!”

“Aku juga penasaran siapa partnerku nanti” Timbrung Yoohee sambil menyangkutkan lengannya di leher Chanjoo, santai. Gwanhee ikutan mengangguk mendengar ucapan Yoohee.

“Partnernya tidak boleh berasal dari kelas lain—dan harus dari kelas itu juga” Semua mata 4 sekawan mengarah kea rah Minhwa, penasaran. Benarkah seperti itu?

“Kalau tidak salah, partnernya bisa yeoja-yeoja, namja-namja atau yeoja-namja” Kali ini yang bersuara adalah Chanjoo. Semua sudah tau alasan ia mengetahui ini—pasti ia menggunakan alice membaca pikirannya untuk membaca pikiran Hyunsang tadi.

Heera tidak tahu ingin berbuat apa sehabis ini. Ia hanya ingin bersantai dan belajar dengan baik tanpa ada yang mengganggunya sedikitpun.

Ia lalu menutup mukanya dan memejamkan matanya tanpa minat.

Setelah upacara yang membosankan itu, Heera dan kawan-kawan pergi ke gedung sekolah SMA menggunakan kendaraannya—jarak lapangan kebesaran AKA dan gedung sekolah SMA terbilang cukup jauh dan cukup dekat dengan gedung sekolah SD. Itu sebabnya Heera dan Hara sangat malas pergi ke sana.

“Kami masuk ke kelas ya!” Setelah berpamitan dengan teman-temannya, Heera, Minhwa dan Gwanhee langsung pergi ke kelas A karena pelajaran sebentar lagi akan dimulai. Namun Heera merasa aneh dan tiba-tiba saja….

BRUK!

Minhwa dan Gwanhee menoleh kebelakang lalu mendapati Heera terjatuh karena tersandung oleh sesuatu. Karena kaget dan cemas, mereka langsung menghampiri Heera dan membantunya berdiri.

“Gwenchanayo?” Cemas Minhwa lalu membantu Heera berdiri. Masalahnya sekarang, Heera terjatuh tepat di hadapan meja Ukwon yang berada dibelakang—dan sialnya, Ukwon melihat Heera yang terjatuh tadi.

Heera berdiri dengan wajahnya yang tertutupi rambutnya lalu berjalan melewati meja Ukwon tadi. Sebelum ia melangkah jauh bersama Minhwa dan Gwanhee, Ukwon memanjangkan kakinya didepan kaki Heera hingga membuatnya sedikit terselengkat oleh kakinya.

“Bodoh sekali kau ini” Ukwon mendengus lalu berdiri hingga sejajar dengan Heera—lebih tinggi darinya tentunya. “Kau ingin mencari perhatian didepanku? Cih” Tatap Ukwon ganas.

Mata Heera melebar bulat. Apa ia tidak lihat bagaimana Heera terjatuh tepat dihadapannya tadi? Atau ia tidak memiliki mata?

Senyum licik Ukwon mengembang dalam detik itu juga—kemudian ia menarik kasar dagu Heera tepat dihadapan Minhwa, Gwanhee dan Seungyub yang baru saja datang ke tempat mereka. Tatapannya berubah menjadi tatapan penuh kebencian—tanpa memberi Heera tatapan kasih sayang sedikitpun.

“Kita sekelas, eoh? Aku harap kita bisa akrab ya” Heera bisa mendengar kalau Ukwon berkata seperti itu—terpaksa dan sengaja. Nada bicaranya saja terdengar annoying di telinganya.

“Apa mau mu?” Kali ini bukanlah Heera yang berbicara, namun Minhwa. Tangan Ukwon terlepas dari dagu Heera begitu saja ketika Minhwa sudah mendekatinya dengan tatapan sengit.

“Kau—“ Belum selesai Heera berbicara, Ukwon sudah menyentil dahinya lalu duduk di mejanya karena sudah bosan meladeni Heera, Minhwa dan Gwanhee.

Seungyub menatap Heera dengan tatapan ‘aku-minta-maaf-sungguh’ tapi bukan Heera namanya jika ia mudah memaafkan seorang Kim Yukwon begitu saja. Tangannya terkepal, wajahnya benar-benar sudah memerah—dan mereka berdua saat ini sudah menjadi bahan tontonan murid-murid kelas A ini.

“Ya, babo yeoja. Pikyeo” Ukwon mengibas tangannya didepan Heera—menyuruhnya pergi dari hadapannya “Bisa bisa mataku ternodai jika aku terus terusan melihatmu dihadapanku” Celanya tanpa rasa takut sedikitpun.

Heera benar benar kesal dan amarahnya tak dapat ditolong lagi—padahal Minhwa dan Gwanhee sudah menenangkannya dan Seungyub sudah berkali-kali memberinya tatapan maaf, namun tak ada yang bisa menghentikan amarahnya saat ini.

And then, the battle has begun right now.

 


Author Note:

Halo semuanya! mian baru update sekaranggg, kemarin UKK makanya gasempet ngelanjutin T^T sekarang baru bisa ngelanjutin nih hehe~

Sebenernya sih niatnya aku mau bikin 2 chapter, tapi tergantung waktu aja deh ya haha, mungkin besok aku update chapter 2 hehe~ /banyak ketawa/

Disini baru bagiannya Heera doang yang banyak, sisanya kyk semacam nyempil gitu ya,_, mianhae mianhae~ sebagai gantinya di chapter 2 aku banyakin deh bagian yang lain ;p 

Read, Comment and Subscribe! :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet