FINAL

Goodbye My Princess

 

**************************************************************** Boram’s POV *******************************************************************

 

Cukup dari sini,aku bisa melihatnya bahagia.Meskipun bukan denganku,tapi aku bisa melihatnya tersenyum bahagia.Melihatnya tersenyum semakin meyakinkanku kalau dia sudah menemukan kebahagiaannya.Meskipun hati ini sakit tetapi aku harus bisa menahannya.Karena ini jalan terbaik untuknya…

 

“Boram!”

Suara itu…

Aku pasti akan sangat merindukan suara itu…

Suara yang memanggil namaku dengan lembut…

Aku pasti merindukanmu…

Merindukan caramu memanggil namaku…

 

“Boram!Kau baik-baik saja?Wajahmu terlihat pucat…”

“Aku baik-baik saja…”

 

Aku benci.Aku benci ia mengkhawatirkanku.Aku benci karena jika ia mengkhawatirkanku itu sama saja dengan membuatku susah untuk melupakannya.

 

Karena dialah cinta pertamaku…

Karena dialah satu-satunya laki-laki yang sayang dan perhatian padaku…

Karena dia banyak memberikan kenangan terindah untukku…

Kenangan yang tak mudah untuk dilupakan…

Karena dia satu-satunya laki-laki yang membuatku mengenal arti sebuah persahabatan dan cinta sejati…

Karena aku mencintainya…

Sampai kapanpun…

Meskipun ia tak pernah tahu tentang perasaanku…

Cukup kupendam di hati ini…

 

 

“Cheoni…Selamat ya…Kau dan Lizzy…”

“Ah,itu.Terima kasih,jika bukan karena kau,aku tidak akan pernah bisa pacaran dengan Lizzy.Sekali lagi terima kasih.”

 

Seandainya kau tahu perasaanku yang sebenarnya,kau pasti bisa merasakan perih di dalam hatiku.Rasanya seperti ditusuk ribuan jarum…Perih…

 

“Cheoni,aku permisi dulu…”

 

Ah,lagi-lagi.Kenapa harus sekarang?Mimisanku kambuh lagi.Segera kubasuh hidungku di wastafel toilet.Aku menangis sejadi-jadinya.Kenapa kau harus memberiku cobaan seperti ini?

Argh,kepalaku sakit!

Pandanganku kabur,dan gelap seketika.

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Ugh,terang sekali.Kuperjapkan mataku agar bisa beradaptasi dengan cahaya.Bau rumah sakit langsung memenuhi hidungku.Aku benci bau rumah sakit.

 

“Boram…”

“Omma…Apa aku pingsan lagi?”

“Sudah omma bilang,jangan terlalu banyak berpikir.Sebenarnya apa yang kau pikirkan?”

“Entahlah,aku juga tak tahu.”

“Baiklah,omma mengerti.Jika kau ingin menumpahkan semua perasaanmu,bilang pada omma.Omma akan lakukan yang terbaik untukmu.”

“Gomawo [Terima kasih] omma.Ah,omma,bisakah kau menyimpan surat ini?Jika nanti aku tiada,tolong berikan ini pada Cheondung.Omma,tolong rahasiakan penyakitku ini darinya…”

“Tentu saja,sayang”

“Omma,bagaimana aku bisa ada disini?”

“Temanmu menemukanmu pingsan di toilet sekolah.”

“Ahhhh……baiklah……aku mengerti…”

 

Aku beruntung mempunyai omma yang sayang padaku.Omma menjadi lebih perhatian padaku setelah appa meninggal 2 tahun yang lalu dan saat itu aku pingsan dan hidungku mengeluarkan darah.Saat itu aku divonis menderita Leukimia atau kanker darah.Disaat itu aku merasa hidupku hampa.Appa sudah tiada dan aku menderita penyakit parah.

 

Omma memang sosok wanita penyabar dan penyayang.Ia dengan setia menungguiku di rumah sakit saat penyakitku kambuh lagi.Padahal saat itu ada proyek besar yang harus ditangani omma.Alhasil,omma dimarahi habis-habisan oleh bosnya.Tapi omma cukup sabar,dia bilang padaku kalau proyek itu pergi masih ada proyek lain yang menunggu dan bisa menggantikannya,namun jika aku pergi tidak akan ada yang bisa menggantikanku.Omma,saranghae… :’)

 

Pikiranku menerawang disaat-saat Cheondung,ketua tim basket disekolahku hadir didalam hatiku.Dulu aku tak pernah memikirkan kalau ternyata aku menyukainya.Padahal,ia adalah sosok yang sering membuatku kesal.Hingga pada suatu hari aku menyadari kalau aku menyukainya.Aku menangis dihadapan sahabatku karena aku tak percaya kalau aku menyukai Cheondung.Aku pikir perasaanku hanya sebatas suka saja,tapi ternyata perasaanku berkembang.Aku mencintainya.Dia sering membuatku sakit hati karena kedekatannya dengan siswi-siswi populer di sekolah,tapi aku masih tetap mencintainya.Hingga aku dan dia menjadi sahabat dekat.

 

Dokter menyuruhku untuk rawat inap dirumah sakit sampai ada yang bersedia mencangkokkan sumsum tulang belakangnya padaku.Sepertinya hari-hariku akan menjadi membosankan setelah ini.Aku mengharapkan yang terbaik untukku dan orang-orang yang menyayangiku.

 

************************************************************ 3 Bulan Kemudian *****************************************************************

 

Aku mendorong kursi rodaku menuju taman rumah sakit.Rambutku semakin menipis.Tak terasa sudah 3 bulan aku disini.Meninggalkan teman-temanku di sekolah dan juga Cheondung.Aku merindukannya.Benar-benar merindukannya.Semenjak operasi cangkok sumsum tulang belakang yang kujalani sebulan lalu,aku semakin menghargai adanya kehidupan.aku bersyukur ada yang mau menyumbangkan sumsumnya untukku.Tetapi tubuhku semakin kurus dan wajahku semakin pucat.

 

Aku menghirup udara segar di taman.Satu-satunya tempatku menenangkan diri adalah di taman ini.Entah mengapa napasku terasa sangat berat,mungkinkah Tuhan akan mengirimkan malaikat-malaikatnya padaku hari ini?Dadaku terasa sesak.Aku lalu menatap langit dan melihat wajah Cheondung sedang tersenyum padaku.Dan tanpa sadar,akupun ikut tersenyum.Aku menyandarkan punggungku pada kursi rodaku.

 

Hembusan angin terasa sangat damai dan tenang.Aku masih menatap langit hari ini yang begitu cerah.Ahhh……aku mengantuk.Kulihat sebuah kalung yang bertuliskan Cheoni,panggilanku untuk Cheondung,ditanganku.Airmataku tumpah ketika aku mengingat kembali memoriku bersama Cheondung.Ahhh…aku semakin mengantuk.Akupun memejamkan mataku.Menuju tempat dimana terdapat kebahagiaan abadi disana dan meninggalkan orang-orang yang sangat aku sayangi di dunia ini.

 

Cheondung…

Omma…

Teman-teman…

Selamat tinggal…

Aku senang bisa mendapat kehidupan yang sangat indah bersama kalian…

Saranghae…

 

------------------------------------------------- Author’s POV -------------------------------------------------------

 

Suasana duka di rumah Boram sangat terasa.Sesekali terdengar tangisan histeris dari ibu Boram yang terus memanggil nama anaknya yang sudah pergi menyusul ayahnya di surga.Matanya sembab karena sudah seharian ini dia menangis.Seluruh pelayat mencoba menenangkannya.Ia terus menangis hingga acara pemakaman selesai.Bahkan saat semua pelayat sudah pulang,ia masih menangis di pusara anaknya.

 

“Omma………”

“Boram? Boram kau dimana? Omma sangat merindukanmu…”

“Aku tidak akan kemana-mana…Aku akan tetap berada disini…Didalam hati omma…”

“Boram…Jangan tinggalkan omma sendiri…Omma akan ikut denganmu…”

“Omma…aku sudah bahagia disini…Omma juga harus bahagia…Ikhlaskan aku pergi…”

“Boram………”

“Omma……Saranghae…”

“Boram!!Boram!!!Boram……Omma rindu padamu…Jangan tinggalkan omma…”

 

 

 

************************************************************* Cheondung’s POV *****************************************************************

 

Sudah 5 bulan Boram tidak pernah masuk sekolah.Dan sudah 3 bulan semenjak aku putus hubungan dengan Lizzy.Aku baru menyadari,aku tidak menyukai Lizzy,aku hanya mengaguminya.Boramlah yang aku sukai,aku menyayanginya lebih dari seorang sahabat.

 

“Cheondung!”

“Kyura,ada apa?”

“Apa kau sudah tahu?”

 

“Apa?”

“Ck,Boram sudah meninggal 2 bulan yang lalu.”

“Apa???!!!”

“Kau belum tahu?”

“Dia meninggal karena apa?”

“Dia terkena Leukimia.Ah,ini ada surat terakhir dari Boram.”

 

Kuterima surat itu dengan perasaan campur aduk.Bagaimana bisa ia merahasiakan penyakitnya dari sahabatnya sendiri?Kubuka surat itu dan mulai membacanya

 

Cheoni,apa kabar?Kau mungkin menerima suratku disaat aku sudah tidak ada di dunia lagi.Tapi kumohon,ikhlaskan aku pergi.Aku sudah banyak menyusahkanmu,maafkan aku.Oh ya,tentang kau dan Lizzy,selamat ya,aku turut bahagia.

 

"Ck,sempat-sempatnya kau membicarakan hal itu"

 

Cheoni,apa kau tahu seperti apa sakitnya jika orang yang kita sukai ternyata menyukai orang lain dan orang itu adalah teman dekat kita?Sakit bukan?Itulah yang kurasakan disaat kau terus bertanya tentang Lizzy.Aku menyukaimu,Cheoni.Ah,bukan.Aku mencintaimu.Sangat mencintaimu.

 

"Aku juga mencintaimu.. Maafkan aku. Aku tak tahu bahwa kau memendam rasa itu cukup lama.Aku benar-benar bodoh"

 

Tentang penyakitku,maafkan aku.Aku harus merahasiakannya darimu agar kau tidak terbebani lagi.Tapi tenang saja,aku pasti bahagia disana,bersama appaku.Dan juga,aku memberikanmu kalung.Mungkin hanya kalung biasa yang tidak berharga.Tapi bagiku,kalung itu sangat berharga,karena ketika melihat kalung itu,aku selalu teringat kembali memori kita dulu.Ini adalah puisi yang aku buat selama di rumah sakit.Aku harap kau menyukainya.

 

 

Rasa kantukku sudah tiba……

Itulah yang terjadi di akhir dari air mataku……

 

Di ruanganku,diluar jendela……

 

Mungkin sama sekali tidak menarik……

Aku menghabiskan hampir seluruh malam dengan memori tentangmu……

 

 

Berawal dari satu hari dimana hari itu terjadi hujan……

 

Sampai pada hari terakhirku……

Kegelapan di dalam lorong besar……

Di dalam mimpiku,hal itu terngiang kembali……

 

 

 

Tidak peduli seberapa besar aku berusaha mengingat memori itu……

 

Kata-kata itu,tak dapat kuhancurkan……

Di saat terakhir dari sebuah perpisahan……

Mungkin aku takkan kembali……

 

 

 

Perlahan-lahan aku mengeluarkan semua emosiku……

 

Perlahan-lahan aku mengumpulkan memori itu……

Aku akan perlahan-lahan mencoba melupakannya……

 

 

 

 

Di dalam mimpi yang menyesakkan ini……

Secara berhati-hati aku akan menyiapkan perpisahan ini……

Aku tidak bisa mengubah hatimu didalam mimpiku……

 

Ketika aku bisa melupakanmu……

Ketika aku membuka mataku,hari sudah berganti……

 

Sekarang hari berlalu sangat cepat……

Ketika aku menyimpan rasa ini dalam hatiku……

 

Tidak peduli seberapa keras aku mengingat hari itu……

 

Tempat itu,tak bisa kuhancurkan……

 

Seandainya aku mesih mempunyai sedikit waktu……

Aku akan kembali……

 

 

Perlahan-lahan memori itu muncul lagi……

 

Perlahan-lahan kau menjauhkan jarak diantara kita……

Perlahan-lahan aku mempercayai itu……

 

Aku mencoba untuk melupakannya……

 

Tapi aku tak bisa melakukannya……

Sesuatu sudah terbentuk di depan mataku……

Air mataku perlahan-lahan turun……

 

Ketika kita harus berpisah……

 

Cheoni………

Aku berharap kau akan mendapat hidup yang sangat indah tanpaku……

Saranghae……

Yeongwonhi……

 

Segera kututup surat itu.Air mataku sudah berjatuhan dari pelupuk mataku.Aku masih belum bisa melepaskannya.

 

“Kyura,apa kau tahu dimana Boram dimakamkan?”

“Ini alamatnya.”

“Aku pergi dulu.”

 

 

 

 

Suasana pemakaman ini sungguh sepi.Dan kini aku berdiri di sebuah pusara yang masih tampak baru.Disana terpajang foto Boram yang bisa kubilang sangat cantik.Aku membersihkan rumput yang mengelilingi foto itu.

“Boram…Apa kau bahagia disana?Kau sudah bertemu appamu,kan?Aku yakin kau akan dijaga oleh appamu dan juga malaikat Tuhan yang sangat baik.Boram,maafkan aku.Aku telah membuatmu sakit hati.Aku baru menyadari kalau aku mencintaimu…”

 

Air mataku perlahan-lahan turun.Aku kembali mengingat saat-saat aku masih selalu bertengkar dengannya dan akhirnya kami menjadi sahabat.

 

“Boram…Aku harap kau bahagia disana…Aku akan menjaga kalung itu……Boram……Aku mencintaimu……”

 

Angin berhembus di tengkukku.Kulihat Boram tersenyum tak jauh dariku.Ia lalu menghilang seiring dengan angin yang berhembus.

 

Boram……

Maafkan aku jika selama ini aku sering menyakitimu…

Aku hanya ingin mengatakan satu hal padamu…

Aku mencintaimu……

 

********************************************************************* The End ********************************************************************

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet