[FF] Twins Another Story Chapter 1

[FF] Twins Another Story

Annyeonghaseyo ..

Poreumdal Naya imnida -..-‘

Saya penulis amatir disini, benar-benar berharap kritik yang membangun untuk saya.

Warning!

Fanfict ini mengandung banyak unsur yang sedikit kurang pantas dibaca oleh anak dibawah umur :D

Dan juga sudah melalui proses editing kilat alias masih banyak kesalahan pengetikan.

Lagi-lagi saya nggak berharap ‘Like’, tapi benar-benar butuh ‘Comment’.

Terima kasih, terima kasih dan terima kasih :)

 

 

Happy reading -..-“

 

 

Twins Another Story Chapter 1

 

Author            : Poreumdal Naya

Blog                : http://silviapurnamasp.wordpress.com

Facebook        : http://www.facebook.com/silvia.purnama.376

Twitter           : @PurnamaSilvia

Email              : [email protected]

Page                : Poreumdal Naya’s Fanfiction

Tittle               : Twins Another Story

Lenght            : Chaptered

Rating             : PG - 19

Genre              : Drama

Cast                : Choi Si Won as Choi Si Won

                          Park Min Young as Shin Hye Ra / Shin Hye Mi

                          Shim Chang Min as Chang Min

 

 

 

***
Shin Hye Ra/Keyra P.O.V

            Setelah hampir 18 tahun aku hidup di New York bersama orang tua angkatku, kini aku kembali ke Korea. Negara dimana aku berasal dan semua kisah pahitku selama ini terkubur. Eomma angkatku adalah seorang wanita keturunan Korea dan Appa angkatku seorang pria berkebangsaan Amerika. Aku diasuh oleh mereka sejak umurku 10 tahun dan diboyong ke New York. Mereka mengasuhku dengan sangat baik, menyekolahkanku sampai aku lulus dan bertitle sebagai desainer profesional disana. Namun na’as, orang tua angkatku meninggal karena kecelakaan pesawat dan semua harta mereka jatuh ke tanganku. Kini aku kembali ke Korea untuk menggali sisa-sisa kenangan masa laluku.

 

Flashback 10 years ago ..

            “Kenapa harus aku yang dibawa kesana, eomma?” isakku saat eomma mengatakan bahwa ada sepasang suami istri ingin mengangkatku sebagai anak mereka.

            Aku terlahir kembar. Kembaran ku adalah seorang yeoja sakit-sakitan, oleh karena itulah eomma memilih aku untuk dibawa oleh mereka. Walau pun seperti itu, aku jelas menolak. Apa karena eomma tidak sanggup menghidupi ketiga anaknya tanpa ada dukungan finasial dari seorang suami? Lalu, kenapa harus aku, eomma? WAE! Apa aku harus mencari uang yang banyak supaya kau tidak menyerahkan aku pada mereka??

            Tiga hari sebelum aku putuskan untuk menjadi anak mereka, kembaranku muntah darah dan dilarikan ke rumah sakit. Eomma menangis, namdongsaengku juga. Ku lihat eomma bahkan mengemis pada tetangga untuk pengobatan kembaranku. Aku mengepal kuat saat menyaksikannya. Apa yang bisa aku lakukan untuk membuat mereka tidak melakukan hal itu? Dan akhirnya aku setuju untuk diboyong ke New York. Sejak saat itulah, aku tidak pernah kembali ke Korea dan tidak tahu apa yang terjadi dengan keluargaku.

 

===
 

 

Aku menghirup udara Korea bebas. Aku berhenti di sebuah rumah sederhana bergaya oriental. Ya, tak ada yang berubah. Rumah ini sama seperti 18 tahun yang lalu. Aku mengetuk pelan pintu itu.

“Nuguseyo?” ucap seorang yeoja dari dalam rumah.

 

Clekk ..

 

Yeoja itu menatapku tak berkedip. Mulutnya bahkan sukses menganga lebar. Ia, ia benar-benar mirip denganku. Hanya saja, rambutnya hitam dan rambutku pirang. Aku seperti melihat pantulan bayanganku sendiri.

Long time no see,” ucapku dan tersenyum simpul.

“Eonni,” lirihnya.

“Tidak mempersilakan aku masuk?” kataku sambil mengintip ke dalam rumah.

“Eonni,” panggilnya lagi.

“Hey, my name is Keyra, not eonni,” protesku.

“Eonni,” ia memelukku erat.

“Kau kembali,” isaknya.

“Okay, enough. Aku lelah sekali, bolehkah aku istirahat sebentar?” pintaku.

Ia mengangguk cepat dan membawakan koperku masuk.

Aku melihat kesekeliling kamar yang dulu pernah aku tempati. Kamar ini sudah disulap bersih dan rapi. Kondisi seperti ini tak pernah lagi terbayangkan olehku. Ya, aku sudah terbiasa hidup mewah dengan orang tua angkatku. Apa aku bisa menyesuaikan diri lagi seperti dulu?

“Mana eomma?” tanyaku saat Hye Mi membawakan aku minum.

Ia menunduk.

“Something wrong?” ucapku lagi.

“Eomma .. eomma sudah meninggal, eonni,” katanya pelan.

Dia .. sudah meninggalkan aku? Aku bahkan tak sempat memanggilnya untuk terakhir kali. Eomma, kenapa begitu kejam sekali?!!

 

 

 

***

Choi Si Won P.O.V

            “Appa,” panggil Micky.

            “Eo, wasseo,” ucapku dan menggendongnya.

            Micky dan Lauren adalah anak noonaku yang sudah tiada. Mereka lebih senang memanggilku Appa. Aish! Aku merasa tua jika dipanggil seperti itu.

“Lauren, eodiseo?” tanyaku pada Micky.

“Mollayo, dia tidak ingin ke sekolah lagi, Appa,” ucapnya.

“Wae?” aku mendudukkannya dihadapanku.

“Ia merindukan eomma,” kata Micky.

Aku terdiam. Kata itu benar-benar pukulan besar buatku. Aku harus apa jika mereka merindukan eommanya?

“Kau harus cari seorang eomma untuk mereka,” ucap eommaku tiba-tiba datang.

“Mencari wanita yang baik itu tidak mudah, eomma,” belaku.

“Apa aku perlu mencarikannya untukmu?” saran eomma.

“Andwaeyo. Aku tidak ingin eomma menjodohkanku dengan wanita-wanita genit itu,” ucapku dan masuk ke rumah.

Cham, bukankah Micky selalu bercerita tentang gurunya di TK yang sangat cantik itu? Bukankah seorang guru TK itu adalah wanita lembut dan penyayang. Itu yang dibutuhkan oleh Micky dan Lauren bukan?

 

 

 

===

 

 

“Seonsaengnim,” panggil Micky pada seorang yeoja berambut pirang saat aku sedang mengantarkannya ke sekolah.

Eo, apakah itu gurunya? Yeoppo. Benar-benar cantik sekali.

“Who are you?” ucap yeoja itu.

Mwo? Apa ada guru TK tak sopan seperti itu?!

Micky menghentikan langkahnya lalu menoleh padaku. Raut wajahnya sedih. Yaa! Guru itu!!

“Chogiyo, apa seperti itu didikan seorang guru?” ucapku sekenanya.

Ia menatapku sinis. Benar-benar menyebalkan. Ia tak terlihat cantik jika seperti itu!

“What?” ia mengerutkan dahinya.

Membuatku kesal saja!

Aku mendekat padanya.

“Kau bahkan tak tahu bagaimana cara berbicara yag sopan pada orang lain, huh?” bentakku.

“Menjauh dariku!! Apa semua pria di Korea ini sepertimu?” ucapnya dengan logat aneh. Ia seperti tak bisa berbicara hangukmal dengan baik.

“Eonni,” panggil seseorang.

Eo, kenapa mereka mirip sekali? Ani, mwo~ya ige?

“Sonsaengnim,” panggil Micky lagi.

Aa, apa itu gurunya? Lalu siapa wanita didepanku ini?

“Annyeonghaseyo,” sapa yeoja yang berambut hitam itu. Wajahnya teduh sekali.

“Annyeonghaseyo,” balasku ramah.

“Mianhaeyo membuat anda bingung. Shin Hye Mi imnida. Aku guru Micky dan Lauren, apa anda walinya?” ucap yeoja yang mengaku bernama Hye Mi itu.

“Ne, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu mengenai Lauren, seonsaengnim,” kataku.

Kami memilih kursi disalah satu taman bermain anak-anak itu sambil melihat mereka berkejar-kejaran ria.

“Apa Lauren tidak punya teman disini?” tanyaku membuka pembicaraan.

“Lauren terlalu pendiam dan tidak suka bergaul. Apa yang membuat pribadinya menjadi tertutup seperti itu, Si Won~ssi?” ucapnya.

“Eommanya sudah meninggal 1 tahun yang lalu karena kanker rahim. Aku pamannya. Aku yang mengasuh mereka hingga saat ini. Aku juga tidak tahu bagaimana cara untuk membuat Lauren bisa seperti anak seumurannya yang lain. Bisa tersenyum dan bermain bersama Micky,” ungkapku.

“Keuraeyo? Kenapa kau tidak mencari seorang wanita yang bisa mendampingi kau untuk mengasuh mereka, Si Won~ssi?” tanyanya.

Pertanyaan sensitif lagi!

“Yaa!! Kemari kau, bocah nakal!,” bentak seseorang.

Yeoja berambut menyilaukan itu mengejar Micky dengan high heelsnya yang menakutkan. Micky hanya tertawa dan terus berlari. Aigoo. Yeoja macam apa itu? Kenapa sensitif sekali pada anak kecil?

 

BUUUKKK.

 

Ia sukses mendarat bebas ditanah.

“Yaa!!,” bentaknya lagi pada Micky.

“Eonni,” panggil Hye Mi dan menghampiri yeoja itu.

“Eonni, gwaenchanayo?” ucapnya.

“Yaa! Kenapa kau menyuruh ku kemari? Aku benci anak kecil!! Kau tahu itu kan?” yeoja itu terus-menerus protes.

Aku menghampiri mereka sambil menggandeng tangan Micky dan Lauren.

“Mianhaeyo, ahgaessi. Mereka hanya ingin bermain bersamamu,” jelasku.

What? Bermain katamu? Aku tidak sebaya dengan mereka!,” bentaknya dan berdiri dihadapanku.

Kasar sekali yeoja ini. Ia bahkan melototi Micky dan Lauren.

“Eonni,” Hye Mi berusaha menenangkan macan itu.

“O em ji. Sepatuku!,” ia meratapi high heelsnya yang sudah rusak.

“Yaa, jika kau membuat masalah lagi denganku, akan ku makan kau,” ancamnya pada Micky.

Micky bersembunyi dibelakangku.

“Jwaesonghamnida, Si Won~ssi. Eonni ku sedang tak enak badan,” jelas Hye Mi.

“Gwaenchanayo, Hye Mi~ssi,” ucapku.

Awas saja jika aku bertemu lagi dengan yeoja itu! Habis lah ia!! Menyebalkan sekali!

 

 

 

***
Shin Hye Mi P.O.V

            “Na wasseoyo,” ucap namdongsaengku, Chang Min saat ia baru pulang dari kampusnya.

“Eo, wasseoyo?” balasku.

Ia tersenyum lalu menoleh pada Hye Ra eonni. Matanya tak berkedip memperhatikan Hye Ra eonni detail. Sudah lama sekali ia berharap untuk bertemu dengannya. Ia ingin kami berkumpul bersama lagi selayaknya sebuah keluarga. Matanya berair. Hye Ra eonni membalas tatapan Chang Min.

“Nuguseyo?” ucap Chang Min. Bibirnya bergetar.

“Siapa lagi? Aku, Keyra,” balas Hye Ra eonni.

“Keyra? Kau bukan Hye Ra noona?” air mata Chang Min membasahi pipinya.

“Keyra. Nae ireum,” ucap Hye Ra eonni.

Chang Min mengepal kuat. Aku mengerti ia kecewa dengan sikapnya. Tapi yang terpenting ia sudah bersama kita bukan?

“Sudahlah. Hye Ra eonni butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Kita selaku adiknya harus mendukung dia, bukan begitu?” nasehatku pada Chang Min.

Namdongsaeng ku ini cengeng sekali.

 

===

 

“Yeoboseyo,” ucapku saat seseorang menelpon.

“Yeoboseyo, Hye Mi~ssi. Ini aku, Choi Si Won,” balas orang itu.

“Ne, Si Won~ssi. Waeyo?” tanyaku.

“Lauren sakit dan memaksa ingin bertemu dengan nona yang bersamamu waktu itu. Bisakah kau ke rumah ku bersamanya?” pinta Si Won.

“Ne? Algaeseumnida. Aku akan kesana,” ucapku dan menutup telpon.

Eotokkae? Bagaimana aku harus meminta Hye Ra eonni untuk ke rumah Si Won?

“Kajja. Aku antarkan kau ke tempat terkutuk itu,” kata Hye Ra eonni.

“Eonni, bisakah menemaniku sebentar untuk melihat muridku yang sedang sakit? Sebentar saja, eonni, eo?” pintaku.

“Kenapa kau harus mengurusi anak orang lain, huh?” ucap eonni.

“Kali ini saja, eonni,” paksaku.

“Arraseo,” Hye Ra eonni menyerah juga akhirnya dan ikut denganku menuju kediaman Lauren.

Kami tiba dan langsung dipersilakan masuk oleh holmoninya. Ku lihat Lauren terbaring di tempat tidur dan Micky menemaninya, sedangkan Si Won duduk diranjang Lauren.

“Wasseoyo?” sapa Si Won.

“Ne,” aku tersenyum.

“Lauren~ah, eodi appo?” tanyaku sambil menempelkan telapak tanganku didahinya.

Ia menggeleng lemah.

Hye Ra eonni sudah menatapku dari tadi. Aku tahu ia ingin protes dan berteriak-teriak disini, tapi aku yakin, ia adalah wanita berpendidikan. Ia tak mungkin mau mempermalukan dirinya sendiri didepan keluarga ini.

“Eonni, kemari lah,” ucapku.

Ia mendekat pada Lauren.

“Kau ingin bertemu dengannya bukan?” kataku lagi pada Lauren.

Ia mengangguk dan menatap dalam Hye Ra eonni.

“Eomma,” panggil Lauren lirih.

Aku dan semua yang ada di ruangan, khususnya Hye Ra eonni membelalakkan mata. Lauren, gadis kecil itu memanggil eonni dengan sebutan ‘eomma’?

Eonni menatap Lauren tak percaya.

“Lauren~ah,” panggil Si Won hati-hati.

“Eomma,” ucap Lauren lagi dan menggenggam tangan Hye Ra eonni.

“No, sorry. But, I’m not your ..,” kata eonni gantung saat Si Won berdiri disampingnya, mengisyaratkan ia untuk tidak mengecewakan Lauren.

Ku lihat Hye Ra eonni berusaha tersenyum pada Lauren.

 

 

To Be Continued ..

 

 

Waa, eottaeyo? -..-“

#garuktanah

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet