The Story About Us Chapters 1

Description

pertama kali ngepost di asianfanfics maaf kalau ada kesalahan2 teknis namanya juga baru ^^

happy reading All ^^

“Morning, chagi-ya,” sapa Chanyeol ramah seraya merangkul Eunsae dengan mesra. Bukannya tersenyum disapa oleh pria tampan, Eunsae malah menatapnya dengan galak!

Melepaskan tangan pria itu yang bertenger dibahunya dengan kasar. “Aku tidak mau bicara padamu!” lalu ia pergi meninggalkan Chanyeol yang terdiam didepan gerbang sekolah.

“Sudahlah, nanti gadis itu juga baik lagi,” hibur Suho sahabatnya. “Kajja, kita masuk. Ini hari pertama kita masuk disekolah baru.”

Chanyeol memutar bola matanya, namun mengikuti langkah kaki sahabatnya.

                D.O alias Kyungsoo sedari tadi tengah menatap mereka dengan penasaran. Asik! Gosip baru lagi! Serunya dalam hati kegirangan. Ia mengikuti kedua pria tampan tadi berusaha menguping pembicaraan mereka. Rupanya mereka murid pindahan dan akan masuk kelas 3 IPA 1, kelas unggulan. Wah gadis – gadis disini pasti dengan cepat akan segera mengerubungi mereka seperti lalat! Informasi tentang mereka pasti laku dijual! Seberapa dekat mereka dengan Eunsae? Aku akan bertanya pada Eunsae saat istirahat nanti! Bagus untuk artikel kolom gosip dimading!! Omo! Ia teringat sesuatu yang sangat penting! Bukankah pria tadi menganggil Eunsae dengan Chagi-ya? Apakah mereka berkencan? Ya! D.O-ya, kau bodoh sekali! Tentu saja mereka berkencan! Ia mengomeli kebodohan dirinya! Hubungan mereka juga sedang tidak harmonis, jika melihat raut wajah Eunsae yang tampak kesal melihat pria tadi. Layak diselidiki!

                D.O suka mengisi kolom gosip dimading. Namanya juga gosip, semua anak disini tertarik membaca kolom gosipnya. Untungnya pun mereka yang terkadang namanya menjadi tercemar akibat muncul dikolom gosipnya, tidak pernah melabraknya atau macam – macam padanya. Kenapa bisa begitu? Karena hampir semua anak disekolah ini pernah masuk kolom gosip. Satu minggu mereka dibicarakan dan dihina – hina, setelah artikel dicopot semua kembali normal. Seakan mereka lupa pada apa yang terjadi. Bahkan para murid baru pun jadi sasaran artikelnya! Lihat saja, minggu ini akan menjadi minggu paling ‘panas’ seantero SMA KYUNGHEE!

                “Eunsae-ya, mianhae. Jebal, jangan marah lagi pada kami,” kata Suho dengan aegyo khasnya yang biasanya bisa meluluhkan hati Eunsae. Tapi tidak untuk kali ini, aegyo Suho tidak mempan! Tentu saja itu karena ia menolak menatap Suho, lebih memilih fokus memakan bekalnya.

“Kalian itu sudah kelas 3, bisa – bisanya pakai pindah sekolah segala,” jelas Hyeri seolah menerjemahkan sikap diam sahabatnya. “Kalian tahu sendiri bagi Eunsae, pendidikan itu nomor 1! Tapi apa yang kalian lakukan?” lanjut gadis berkacamata itu.

“Kami punya alasan yang masuk akal,” bela Chanyeol.

“Benarkah?” Eunsae menatapnya sangsi. “Aku tak sabar mendengarnya,” lanjutnya sinis.

                “Kelas 3 berarti kita akan banyak menghadapi ujian! Mulai dari ujian sekolah, ujian nasional sampai ujian seleksi universitas!” ucap Suho buru – buru menjelaskan.

“Dan itu berarti kalian harus fokus belajar dengan sungguh – sungguh! Bukan malah pindah sekolah seperti ini! Disekolah kamipun kalian akan menghadapi ujian yang sama! Tidak ada perbedaan!” bantah Eunsae sebelum Suho melanjutkan perkataannya.

“Ada bedanya,” jawab Suho dan Chanyeol berbarengan. “Karena ada kau disini,” Suho mencubit pipi Eunsae dengan gemas.

“Ya!” Eunsae melepaskan tangan Suho dan menatapnya dengan galak!

“Karena kau ada disini, kau bisa mengawasi kami belajar. Terserah kau mau bilang apa. Tapi menurut kami, kau adalah pelatih terbaik!” jawab Suho dengan masam.

“Pelatih?” gadis itu menatapnya bertanya.

“Bagaimana bisa Eunsae melatih kalian? Sementara ia sendiri belum pernah ujian nasional apalagi ujian masuk universitas?” tanya Luhan yang sedari tadi hanya diam  melihat percakapan didepannya. “Eunsae itu junior kalian.”

                “Eunsae akan terus menyuruh kami belajar dengan keras. Dan dia juga bisa mengoreksi jawaban – jawaban yang kami buat. Kan kami akan belajar dari soal – soal yang ada pembahasannya. Ia juga bisa membantu kami menghapal. Karena kadang ia bertanya pada kami tanpa kami duga dan akan menghukum kami jika jawaban kami salah. Aku rasa itu cara yang lumayan ampun untuk lulus! Kami rela bergadang sampai pagi deh,” Chanyeol menjelaskan.

Eunsae menatap kedua sahabat karibnya sedari kecil itu, bergantian. Mencari kesungguhan didalam mata mereka. Ia melanjutkan makannya membiarkan Suho dan Chanyeol binggung. “Mana bisa aku tahan marah pada kalian,” katanya dengan tenang.

“GOMAWO!” teriak mereka berdua seraya memeluk gadis itu dengan erat! Membuat orang – orang yang ada dikantin menatap mereka dengan penasaran.

                “Siapa mereka?” tanya Kai alias Jongin yang tak luput memperhatikan Suho dan Chanyeol yang tengah memeluk Eunsae.

“Mereka murid pindahan, senior kita, anak IPA juga,” jawab D.O sambil menyeruput minumannya. Namun tiba – tiba ia menatap Kai dengan pandangan seolah ia akan menyampaikan hal yang penting. “Tapi ada hal yang menarik! Kau tahu, ternyata selama ini Eunsae punya kekasih!! Kau lihat pria tinggi dengan hidung mancung? Eh iya, dua – duanya mancung. Maksudku yang rambutnya sedikit ikal kecoklatan,” D.O mencoba mengarahkan Kai pada sosok yang dibicarakannya. “Pria itu kekasih Eunsae! Kabarnya, ia sampai rela pindah sekolah demi Eunsae! Bisa kau bayangkan itu? Seberapa besar pengorbanan yang dilakukannya demi Eunsae! Padahal dia sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan ujian!!” kata D.O panjang lebar. Antusias menceritakan gosip yang didapatnya pada sahabatnya itu.

                Kai menatap Eunsae yang sedang menikmati makanannya. Sesekali gadis itu tertawa mendengar ocehan sahabat – sahabatnya.”Apa yah yang dilihat mereka dari sosok Eunsae? Kuamati sedari tadi pun dia benar – benar gadis biasa. Tak ada yang istimewa,” kata D.O membuatnya terkejut. Ia menjauhkan tubuhnya dari sahabatnya itu, tak mau tertangkah basah sedang menatap Eunsae. Lebih baik aku pergi dari sini, sebelum sibiang gosip itu menganalisa hal yang tidak – tidak. Ia beranjak meninggalkan kantin, tidak minghiraukan sahabatnya itu yang bertanya mau kemana dia. Dalam hati menyesali keputusannya untuk duduk satu meja dengan D.O. Saat masih kelas satu, Kai, D.O, dan Eunsae satu kelas. Kai sudah tahu tabiat – tabiat ajaib D.O yang tidak mau dipanggil mana aslinya itu. Sementara D.O akrab dengan Eunsae karena sama – sama mengolah mading sekolah. Bagaimana hubungan dia dan Eunsae? Untuk yang satu ini, ia sendiri pun tidak tahu jawabannya.

                “Eunsae-ya, kau jadi panitia BTL (Basic Training Leadership) yah?” Pinta Luhan selaku ketua OSIS. Eunsae mengangguk dengan agak malas. Kalau bukan ia ketua koordinator mading yang mengharuskannya untuk ikut OSIS, ia pasti sudah menolak mentah – mentah. Ia menatap Luhan yang duduk disamping Hyeri, salah satu pria baik yang menjadi sahabatnya. Luhan banyak membantunya dan Hyeri saat mereka mengikuti BTL. Semenjak itu mereka menjadi dekat walaupun mereka berbeda kelas. Sejak awal pun Eunsae tahu pria ini pasti akan menjadi pemimpin yang hebat untuk organisasi mereka. Dulu ia dan Hyeri yang dengan penuh semangat mendukungnya untuk menjadi ketua OSIS. Sekarang setelah terpilih ia tidak bisa tidak menolak diikut sertakan dalam setiap kegiatan OSIS.

                “Kau jadi sekertaris acara yah?” pinta Xiumin, wakilnya Luhan. Dihadapannya ada rapat tak resmi OSIS dimana para ‘atasan’ berkumpul. Luhan juga sempat memintanya untuk menjadi sekertaris umum. Ia menolaknya dengan alasan kegiatan mading, yang untungnya bisa dipercaya oleh sahabatnya itu. Hyeson dari kelas IPS yang akhirnya menjadi sekertaris Luhan. Hyeri dan Hyeson harus tahan kuping dengan sindiran yang banyak mengatakan kalau mereka berdua adalah selir – selir Luhan yang terkenal tampan.

“Andwe!” tolaknya. “Kemarin aku sudah jadi sekertaris diacara bakti sosial. Panitia lain saja, libatkan senior kalau perlu,” sarannya.

“Sunbaenim, kalian mau menjadi panitia OSIS?” Hyeri menawarkan Chanyeol dan Suho bergabung.

“Anio! Mereka akan sibuk belajar,” jawab Eunsae sebelum mereka berdua mengeluarkan suara. “Kenapa tidak mulai dengan meringkas pelajaran kelas 1, kalian?” ia memberikan tatapan mengancam.

“Arraseo,” jawab mereka berdua dengan kompak. Saat Eunsae berbalik, keduanya habis – habisan menirukan mimik muka Eunsae! Membuat yang lain harus menahan tawa!

“Suho akan meringkas Fisika dasar dan Yeoli Matematika, dan semuanya akan aku periksa tiga hari lagi.”

“Kalian tidak kekelas?” Suho melihat jam dinding yang menunjukan sebentar lagi bel akan berbunyi.

“Kami mendapat izin untuk mengadakan rapat saat kelas dimulai,” jawab Hyeson sambil menuliskan sesuatu dinotes yang selalu dibawanya kemana – mana.

                “Balik lagi kemasalah BTL, jadi kau mau masuk seksi apa Eunsae-ya?” tanya Hyeri.

“Kesehatan!” jawabnya langsung.

“Anio! Yang ada malah kau yang akan dibantu oleh seksi kesehatan! Keseimbangan badanmu itu kan tidak bagus! Naik sepeda saja tidak bisa!” tolak Luhan mentah – mentah, mengingat lokasi acara mereka haru mendaki bukit. Walaupun bukit tapi tanah liat yang becek memenuhi sepanjang rute perjalanan. Kemarin saja, kalau bukan karena Luhan, entah berapa kali Eunsae harus terjatuh karena badannya tidak seimbang. Ia tidak bisa menjejakan kakinya dengan benar ditanah liat nan becek tersebut. Luhan sampai harus membawa tasnya dan juga menuntunnya berjalan!

“Ya!” Eunsae mengangkat tangannya hendak memukul sahabatnya itu, namun gerakannya terhenti. Biar bagaimanapun Luhan itu ‘atasan’ nya sekarang. Ia tidak bisa bertindak sembarangan dan menjatuhkan wibawa sahabatnya itu. “Kalau begitu konsumsi saja,” ia mengalah.

“Kau kan tidak bisa masak,” Hyeri mencibirnya.

“Bagaimana kalau acara?” usul Hyeson.

                “Aku diacara,” Kai tiba – tiba datang dengan napas berantakan. “Belum terlambatkan?” ia langsung duduk dibangku kosong, tak menghiraukan tatapan aneh teman – temannya. Nama Kai memang tercantum sebagai panitia OSIS, tapi ia tidak pernah mau ikut kegiatan apapun! Katanya itu membuang – buang waktu! Dan sekarang tiba ia ingin ikut, dan masuk diseksi acara pula?

“Eh, tapi Kai-ah kau-“ Xiumin membuka suara.

“Belum punya pengalaman?” ia menyelesaikan pertanyaan Xiumin. “Aku rasa Eunsae akan bisa membantuku nanti. Mungkin aku bisa menyusun susnan acara atau menyiapkan materi games?” ia menawarkan.

“Aku belum memutuskan masuk acara,” kata Eunsae mengalihkan pandangannya tak mau menatap pria itu.

“Eunsae-ya, hanya kau yang aku percaya untuk tugas seberat ini,” bujuk Luhan.

Eunsae hendak menolak namun ia melihat panitia lain yang menatapnya penuh harap. “Baiklah, tapi aku tidak mau jadi MC! Kalau moderator untuk materi Guru tidak masalah. Dan aku tidak mau rapat – rapat dijam – jam kelas seperti ini. Lebih baik pulang telat daripada mengambil jam pelajaran.”

“Aku tahu, tapi waktu kita mepet! Kita akan melaksanakan BTL tiga minggu dari sekarang,” ucap Hyeson sedikit cemas.

                “Uang dari Kepala Sekolah kapan cair?” tanya Xiumin ke Hyeri selaku bendahara umum.

“Tergantung proposalnya selesai kapan. Kita ajukan proposal baru deh nanti Kepala Sekolah tanda tangan terus uang cair,” jelas Hyeri yang berkutat dengan kalkulatornya.

“Sekarang lanjut ke seksi selanjutnya,” kata Luhan. Eunsae tidak mendengarkannya.

“Kau ini kesambet apa gimana? Tiba – tiba jadi ikut OSIS begini,” tanya D.O penasaran. Kai menutup mulutnya rapat – rapat. D.O mendengus melihat sikap sahabatnya yang pendiam itu.

                “Seperti yang aku katakan tadi, aku hanya mau bergerak dibelakang panggung,” kata Eunsae setelah Luhan mempersilahkan koordinator setiap seksi mengadakan rapat kecil. “Biar aku dan D.O si biang gosip ini yang akan menjadi MC. Kau dan Kai memikirkan konsepnya saja,” Baekhyun menawarkan.

“Kau punya ide untuk games? Nanti aku yang akan mencarikan materi untuk peserta. Aku juga yang akan menghubungi guru – guru yang berminat untuk mengisi materi,” ia bertanya pada Kai mau tidak mau. Entah mengapa ia mempunyai firasat buruk mengenai Kai yang bergabung dengan OSIS. Pria itu mengangguk setuju. Lalu ia mulai membagi – bagikan tugas untuk teman – temannya. Berdiskusi mengenai konsep apa yang akan mereka usung.

                “Eunsae-ya, kau punya softcopy proposal BTL? Eunji Sunbaenim bilang ia memberikannya padamu,” Hara mendekatinya.

“Hyeson juga pasti punya, minta sama dia saja Hara-ya.” Ia jadi teringat Eunji, seniornya itu. Dulu Eunji menjabat sebagai sekertaris umum OSIS. Melihat dirinya yang selalu menjadi sekertaris dan seksi penting lain dalam acara, membuat Eunji memberikannya softcopy mulai dari proposal sama laporan akhir kegiatan padanya.

“Kenapa kau menolak jabatan itu?” Baekhyun menatapnya bertanya.

“Mading saja sudah membuatku sibuk, aku tidak mau sekolahku terbengkalai karena organisasi.”

                “Kenapa tiba – tiba Kai memutuskan untuk ikut BTL?” tanya Hyeri berbisik ditengah – tengah pelajaran Kimia yang membosankan, setelah rapat selesai. Guru Shin hanya menugaskan mereka mencatat dan mencatat! Eunsae mengangkat bahunya, tidak tahu. “Mungkinkah ini karena ia ingin dekat denganmu?”

Eunsae menghela napas dengan berat memikirkan pertanyaan sahabatnya itu. Ia melirik miniatur menara Eifeel, pemberian dari Kai. Pria itu bilang ia sangat ingin pergi ke Paris untuk melanjutkan studinya. Ia beralasan karena semenjak kecil ia bertetangga dengan orang Perancis. Dan orang Perancis itu sudah pasti membangga – banggakan negara asalnya. Saat musim panas tiba ia ingin mempertunjukan seni jalanan, ia akan menari dijalan menghibur orang – orang.

Eunsae mengambil miniatur menara Eifeel itu, mencengkramnya dengan kuat. “Jongin-ah, kau tidak bisa datang dan pergi begitu saja dalam kehidupanku.”

Foreword

A Stranger with Memories - Life is weird. You can go from being strangers. To being friends. To being more than friends. To being pratically a strangers again...

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet