Choi Sooyoung membalik lembaran Koran yang sedang ia baca sambil sesekali menyeruput kopinya. Seperti hari lainnya, pagi ini setelah menghabiskan sarapan di apartemen, Sooyoung pergi ke café yang jaraknya hanya beberapa blok.

Hari itu café lebih ramai dari biasanya. Semua meja terisi oleh orang-orang yang menikmati sarapan sambil berbincang-bincang. Hanya Sooyoung yang terdiam tenggelam dengan bacaannya. Di halaman depan Koran terpampang headline bertuliskan “PEMILIK SEOULMART DAN ISTRINYA KEMBALI KE KOREA DEMI MENGURUS ANAKNYA”. Sooyoung tanpa segan-segan melewati berita tersebut, ia bingung kenapa gosip seperti harus dipampang di halaman depan koran nasional? Harusnya berita semacam itu menjadi berita utama di tabloid-tabloid yang sering ibunya baca. Sooyoung pun hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Tiba-tiba seorang laki-laki masuk ke dalam café dengan tergesa-gesa. Ia duduk di meja kosong yang berada di sebelah meja Sooyoung. Lelaki itu langsung membuka lebar-lebar koran menutupi wajahnya dengan berpura-pura membaca. Tepat pada saat itu tiga orang berseragam rapi memasuki café, “Kemana larinya tuan muda? Cepat kalian cek ke sebelah sana!” perintah salah satu diantara mereka.

“Nona apakah anda melihat orang ini?” pria tadi menunjukan foto kepada Sooyoung. Sooyoung melirik sedikit ke arah lelaki yang pura-pura membaca koran, tangan lelaki itu sedikit gemetar. “Ehm, maaf aku belum pernah melihatnya.” “Terima kasih kalau begitu.” Akhirnya tiga orang berpakaian rapi itu keluar dari café.

“Gumawo.” Bisik seseorang kepada Sooyoung. Dengan cepat Sooyoung langsung mencari asal bisikan tersebut yang ternyata berasal dari lelaki yang dikejar tadi. “Aigoo, orang ini memang pernah mengenalku atau memang tidak tahu malu berbicara seperti kenal dekat saja.” ucap Sooyoung dalam hati.

Lelaki itu akhirnya keluar dari café. Sooyoung pun selesai dengan rutinitasnya di café. Sekarang ia harus pergi ke tempat kerjanya.