Final

Missing You

Missing You

 

Bulan desember adalah bulan dimana orang-orang akan terbagi menjadi dua macam. Orang yang merasa sangat bahagia, dan orang yang merasa hidupnya paling tidak beruntung di dunia. Di Korea Selatan, bulan Desember selalu menjadi bulan dimana banyak orang-orang yang tertawa dan menangis. Tidak…aku tidak mengatakan cerita ini akan menceritakan seseorang yang akan bunuh diri di bulan desember. Oh, mungkin dia bukan akan bunuh diri, dia hanya tetap mencari sebuah alasan. Alasan yang membuatnya bisa tetap hidup, dan tidak mengakhiri hidupnya.

 

Even if I tell myself that right now, its not like before
Even if you forget me completely,
Even if I am just a person that just went by
Tonight is just one night
Just like before I lost you

 

Kim Jongin menatap kalender duduk dimejanya, ia tersenyum kecil melihat sebuah lingkaran yang menghiasi angka 25 di bulan Desember tersebut. Ia akan melakukan rutinitasnya lagi pada tanggal 25 nanti, rutinitas yang sudah ia lakukan sejak tiga tahun yang lalu. Senyum Kim Jongin masih terpaut dibibirnya.

“Jongin-ah…”

Kim Jongin memutar badannya saat mengetahui seseorang memanggil dirinya. Ia menghadap hyung-nya yang tengah duduk diatas tempat tidurnya sembari melipat kedua kakinya bersila. “Kau yakin tidak ikut hyung pulang ke rumah?”

Jongin mengangguk, “Sampaikan salamku pada eomma dan appa, katakan pada tahun baru nanti aku akan pulang.”

Taemin menghela nafasnya berat, “Kau masih mau menunggunya? Kau tahu dia mungkin sudah benar-benar tidak di Korea lagi…”

Jongin menggelengkan kepalanya, ia sudah sangat terbiasa dengan suruhan orang-orang untuk berhenti melakukan rutinitasnya itu. Ia tahu, setiap ia melakukannya ia tidak pernah mendapatkan apa yang diinginkannya. Tapi ia tidak pernah merasa ia harus berhenti, belum saatnya mungkin, pikir Jongin.

“Hyung, saat ini prioritasku bukan untuk bertemu dengannya. Aku hanya merasa lebih nyaman menghabiskan waktu natalku di Seoul.” Jelas Jongin pada hyungnya. Benarkah bertemu dengannya bukan prioritas lagi? Tidak, ia masih sangat berharap tahun ini ia tidak akan pulang dengan tangan hampa lagi. Terlebih harus mendapat hiburan dari teman-teman atau hyungnya seperti tahun-tahun lalu saat ia kembali dan harus menyadari apa yang ia lakukan hanya sia-soa belaka.

Taemin menghela nafas kembali sambil menganggukkan kepalanya mengerti, memang tidak ada yang bisa ia lakukan. Kim Jongin terlalu keras kepala untuk diberi tahu. Lagipula Kim Jongin bukanlah anak tujuh belas tahun lagi, ia sudah dewasa, umurnya sudah menginjak kepala dua. Dia pasti sudah tahu apa yang terbaik untuk dirinya.

“Baiklah aku mengerti, kau tahu bukan Sehun, Luhan, Junmyeon dan Kris akan tinggal di dorm mereka malam natal ini. Kalau kau butuh sesuatu kau bisa ke dorm mereka.”

Jongin terkekeh lalu menghampiri hyungnya, ia duduk disebelah hyungnya “Arasseo…” ujar Jongin sembari kemudian mengacak-acak rambut Taemin.

“Ya! Hormati hyungmu!”

Tawa Jongin semakin lepas.

 

My heart wants to find you again
Why is it lingering like this?
I cant accept myself without you
Tonight is just one night
Just like before I lost you

 

Kim Jongin memiliki hutang yang sangat besar, mungkin besar baginya. Ia hanya ingin membayar hutang tersebut. Maka setiap tanggal 25 di bulan Desember, ia tidak pernah berada di rumah bersama keluarga atau teman-temannya untuk merayakan malam natal bersama. Ia akan memilih duduk di pinggir sungai han, tempat yang dulu menjadi tempat dimana orang itu menunggunya di malam natal tiga tahun yang lalu.

Tapi ia tak datang, dan orang itu pergi. Ia…Kim Jongin kemudian tidak pernah lagi bertemu dengannya. Ia tidak pernah lagi bertemu dengan pria yang selalu ada dipikirannya, pria yang dengan mudahnya mengambil segala pusat perhatian, bahkan ambisinya.

Namun semuanya terlambat, disaat Kim Jongin tidak memunculkan batang hidungnya di pinggir sungai han tiga tahun yang lalu. Kebahagiaan yang ingin diraihnya bersama orang itu pun menghilang. Dan sejak saat itu Kim Jongin berganti menunggunya, berharap…di malam natal berikutnya pria itu akan muncul dihadapannya, dan ia bisa minta kepada orang itu untuk mengulang semuanya.

Jika orang itu mau datang menghampirinya….

*****

“Kenapa kau tersenyum? Apa ada sesuatu di wajahku?” lelaki bermata besar itu menatap Jongin sambil meraba-raba wajahnya.

Jongin tersenyum sambil menggeleng, tangannya terulur meraih tangan pria dihadapannya itu. Ia menggenggamnya erat, ia tak ingin melepaskan tangan dalam genggamannya itu. Tangan yang terasa sangat pas dalam genggaman Jongin. Tangan yang seolah-olah diciptakan memang untuk Jongin genggam selamanya.

“Kyungsoo-ah…” Jongin berkata dengan suara pelan.

Kyungsoo masih dengan kedua mata besar yang menurut Jongin indah itu menatap Jongin dengan penasaran, “Wae?” tanya Kyungsoo dengan senyum terpasang di bibirnya. Jongin sangat menyukai senyum itu, ia mungkin rela melakukan apapun untuk bisa melihat Kyungsoo selalu tersenyum seperti sekarang.

“Aku mencintaimu…” ujar Jongin suaranya terdengar pelan dan cepat.

Kyungsoo mengerjapkan matanya, tak memberikan reaksi apapun pada pernyataan Jongin barusan.

Jongin yang merasa tak mendapat respon dari Kyungsoo lalu menunduk, dan mengucapkan jika ia harus segera pulang. Lalu berbalik dan berjalan pulang, namun belum kakinya melangkah, ia sudah dihentikan oleh genggaman tangan Kyungsoo yang erat ditangannya seolah tak membiarkan Jongin pergi.

“Kau tak mau mendengar jawabanku?” tanya Kyungsoo

Jongin berbalik, kedua mata mereka bertemu, Jongin takut…ia takut jika akibat pernyataannya barusan ia harus kehilangan lelaki dihadapannya ini.

“Bodoh…” ujar Kyungsoo, Kyungsoo berjinjit lalu mendarat ciuman singkat di bibir Jongin.

Jongin mengerjapkan matanya sesaat sebelum kemudian ia tersenyum lebar pada Kyungsoo. Kyungsoo juga balas tersenyum pada Jongin.

Mereka berciuman lagi, di depan rumah Kyungsoo. Di musim panas saat Jongin masih duduk di kelas dua sekolah menengah, dan Kyungsoo adalah kakak kelasnya. Mereka tahu, kisah cinta mereka mungkin tidak akan berakhir manis seperti cerita-cerita manis putri dan pangeran. Tapi, bagi mereka saat itu bukan bagaimana akhir yang akan mereka dapatkan nantinya. Yang mereka tahu mereka berdua saling mencintai, dan memang benar, cinta itu membutakan segalanya.

*****

Kim Jongin menatap beberapa orang yang berlalu lalang dihadapannya. Malam natal tahun ini dirasa lebih dingin dari malam-malam natal sebelumnya. Jongin merapatkan jaket tebal yang ia kenakan, ia lalu mengambil segelas kopi panas yang ia beli saat perjalanan kemari. Digenggamnya gelas berisi kopi panas tersebut, berharap rasa panas tersebut dapat meradiasi ketubuhnya dan memberikan kehangatan tersendiri baginya, dan ia memejamkan kedua matanya.

Jongin mendengar suara angin musim dingin Seoul menggeremisikkan dedaunan pada pohon disepanjang sungai han. Jongin membentuk senyuk kecil di bibirnya. Jongin kemudian membuka kedua matanya, sungai han nampak semakin sedikit pengunjung. Mungkin, mereka semua kini sudah berada di tempat orang-orang yang mereka sayangi untuk merayakan malam natal bersama.

“Kau tidak akan datang lagi bukan kali ini?”

Jongin bertanya, namun tak ada siapapun yang menjawab. Jongin tak bisa menangis lagi, air matanya mungkin sudah habis ia teteskan selama tiga malam natal tahun-tahun sebelumnya. Penyesalan pun tak akan bisa membuat perasaan Jongin menjadi lebih baik-baik saja.

*****

 

Please listen to my heart just once
Everyday every night i am missing you
Even if you are not by my side,
Even if I cant see you now,
In my heart, you are always the same

 

“Jadi kau yang bernama Kim Jongin?”

Seorang wanita terhormat dihadapan Kim Jongin bertanya padanya dengan nada meremehkan. Wanita dengan dua anting berlian terpasang ditelinganya, make up tebal hasil dari kosmetik mahal yang ia kenakan, wanita ini adalah ibu dari pria yang sangat ia cinta. Ya, dia adalah ibu dari Do Kyungsoo. Do Haebun, istri dari pemilik DO, Corp. Salah satu perusahaan yang menguasai berbagai macam hal otomotif seantero Asia.

“Apa yang kau punya, huh?”

Jongin hanya bisa menunduk mendengar pertanyaan wanita dihadapannya itu. Apa yang ia punya? Huh? Apa yang ia punya? Kyungsoo jelas tidak membutuhkan satu sen pun uangnya, karena jelas Kyungsoo sudah memiliki segalanya dari apa yang diberikan keluarganya. Lantas apa yang Jongin punya? Tidak ada.

“Apa yang membuatmu berani menjalin hubungan dengan putraku?”

Lagi, sebuah pertanyaan yang tak bisa Jongin jawab ditujukan padanya. Apa yang membuatnya berani? Ia tak tau… yang ia tahu, hatinya merasa Kyungsoo adalah orang yang bisa menjadi seseorang yang menjadi alasannya untuk hidup, berusaha untuk yang menjadi lebih baik. Semua alasan yang menjadikan Kim Jongin menjadi seperti sekarang ini adalah, Do Kyungsoo.

“Aku harap kau sadar dengan posisimu Kim Jongin-ssi, jauhi putraku.”

Menjauhi? Menjauhi Do Kyungsoo? Apa ia bisa? Lantas apa nantinya yang akan menjadi alasan bagi dirinya jika ia harus melepaskan segala alasan yang dapat menguatkannya? Namun Kim Jongin adalah orang rendahan dihadapan wanita ini. Ia hanya bisa menganggukkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Kim Jongin tak memiliki kekuatan apapun, bahkan untuk memperjuangkan cintanya.

,

,

,

“Do Kyungsoo, kenapa aku?”

Kim Jongin bertanya suatu hari pada kekasihnya, mereka berdua duduk didepan sungai han. Tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Kyungsoo menoleh dan menampakkan wajah bingung dengan kedua mata besarnya yang membulat.

“Kenapa kau? Memangnya kenapa kalau kau?” tanya Kyungsoo balik.

Kim Jongin mengulas senyum kecil, “Aku bukan siapa-siapa dibandingkan kau Kyungsoo, lantas kenapa aku?”

Do Kyungsoo tersenyum geli mendengar pertanyaan Jongin, tangan kecil Kyungsoo meraih tangan Jongin lalu digenggamnya, “Aku juga bukan siapa-siapa tanpamu Kim Jongin, sebelum bertemu denganmu aku hanyalah Do Kyungsoo seorang anak konglomerat yang tidak pernah merasakan apapun, termasuk kebahagiaan yang abadi. Namun karenamulah, aku tidak lagi merasakan kebahagiaan yang fana, lantas kenapa kau? Karena kau adalah Kim Jongin, kau adalah orang yang aku cintai.”

Kim Jongin tersenyum, kali ini lebih lebar. Tak ada alasan bagi Jongin untuk meninggalkan pria dihadapannya ini. Kim Jongin memeluk pria mungil dihadapannya itu dengan erat, “Aku mencintaimu, Do Kyungsoo.”

 

*****

 

 

My heart that wants you again,
Why is it lingering like this?
I cant actually realize that I dont have you
Tonight is just one night
Just like before I lost you

 

“Aku mencintaimu, Do Kyungsoo…”

Kopi ditangan Jongin kini sudah terasa dingin, lampu-lampu disepanjang sungai han juga mulai meredup. Jongin berdiri, ia tersenyum kecil. Kemudian ia melangkahkan kakinya pergi dari pinggiran sungai han.

 

I dont expect you to come back again
My heart is always trapped inside of yours

 

“Kim Jongin?”

Jongin menatap pria mungil dengan mata besar dihadapannya tersebut, kepalanya sedikit pening karena semalam ia minum alkohol. Hal yang rutin ia lakukan jika ia tak mendapati Kyungsoo datang lagi saat ia menunggunya dimalam natal.

“Kau siapa?” tanya Jongin pada pria yang terlihat sangat familiar dihadapannya itu.

Pria dihadapan Jongin tersebut tersenyum, senyum yang sama persis seperti yang dimiliki Kyungsoo.

“Namaku Minseok, aku kakak dari Do Kyungsoo.” Ujar pria tersebut yang membuat semua perasaan familiar di diri Jongin terjawab.

.

.

.

Jongin menatap gundukan tanah yang telah ditumbuhi rumput lebat dihadapannya. Kim Jongin ingin menangis, namun tak bisa. Ia kesal, kesal karena ia baru tahu sekarang, kesal karena membaca nama yang tertulis dibatu nisan dihadapannya itu adalah nama dari orang yang ia tunggu kemunculannya selama ini.

“Kyungsoo meninggal karena overdosis, semenjak ia mengetahui ibu yang membuat hubungan kalian kandas. Ia menjadi kecanduan obat tidur dan obat penenang.Saat malam natal tiga tahun yang lalu, ia menunggumu…”

Jongin meremas tanah dihadapannya, “Kenapa kau tak bilang padaku Kyungsoo-ah, kenapa?”

“Ia berkata padaku dengan wajahnya yang sedih, hyung…biarkan aku bertemu dengannya sekali ini saja. Dan aku membuat kebohongan pada ibuku agar dia bisa keluar di malam natal untuk bertemu denganmu. Namun, kau tidak datang. Aku tidak menyalahkanmu, Kyungsoo juga tidak menyalahkanmu. Bagaimana bisa kami menyalahkanmu jika kaulah yang paling menderita disini.”

Jongintertawa sinis, “Bagaimana bisa kau masih tidak membenciku Kyungsoo? Seharusnya kau membenciku…seharusnya kau membenciku…”

Air mata Jongin tak bisa terbendung, ia menangis didepan makam Kyungsoo saat itu. Ia menjadi lemah didepan Kyungsoo, ia selalu seperti itu.

 

Jongin-ah…

Jangan menangis, jangan menangis…

Bukankah kau selalu berkata padaku untuk tidak pernah meneteskan air mata pada hal yang sia-sia? Jadi jangan menangis.

Aku mencintaimu, kau tentu tahu bukan?

Aku selalu ingin mengatakannya padamu, aku mencintaimu…aku mencintaimu…aku mencintaimu…

Lucu bukan? Rasanya aku tidak akan pernah lelah untuk mengatakan hal itu padamu.

Jongin-ah…

Maafkan aku, kau selalu menjadi kekasih yang terbaik untukku. Tapi aku tidak bisa memberikan kebahagiaan apapun padamu. Bahkan dengan kekayaan yang aku miliki pun tidak akan bisa dapat memberikan kebahagiaan padamu.

Tapi percayalah Kim Jongin, kau adalah satu-satunya orang yang akan aku cintai selamanya.

 

Merry Christmas Jongin-ah ^^

Do Kyungsoo

 

“Kim Jongin, kenapa aku?” tanya Kyungsoo suatu hari pada Kim Jongin.

Kim Jongin tersenyum, “Karena kau adalah segala alasan yang ada dalam diriku.”

Kyungsoo tersenyum mendengar jawaban dari kekasihnya itu.

 

Please listen to my heart just once
(To me who cant see you)
Everyday everynight I am missing you
Even if you are not by my side
Even if I cant see you now,
My heart is always..
because Im loving you and missing you

FIN

A/N: Akhirnya kelar juga, maaf untuk keterlambatan post dari jadwal recana. Karena ternyata 3 hari selama natalan aku sibuk banget huhuhu TT mohon maaf ya.

 

comment sangat diapresiasikan, terima kasih ^^

 

-yunjaesick

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ChesterXPc #1
Chapter 1: :'(
wuzimeii #2
Chapter 1: ff ini sukses bgt, keren bikin baper seketika...
kaisoo_shipper1212 #3
Chapter 1: Gila nih ff sukses buat aku nangis di tengah malam sambil dengerin lagu missing you d.o ft ryeowook.
Daebbak untuk author nya
paparnmyeon_ #4
Chapter 1: BACA INI SAMBIL DENGERIN MISSING YOU D.O FT RYEWOOK BIKIN NANGUS KEJERR
Xiahyunjae #5
Chapter 1: Ain't there an English version?
BYUNBAEKHYUNWIFES #6
Chapter 1: astaga nyesek gewla aku ini bacanya sambil denger 2ne1 missing you /? kyungsoooo.. hikss TT^TT
seideer #7
Chapter 1: kyungsoo meninggal ??? oke sippp
T__T
goddess_yul #8
Chapter 1: hueee..
sumpeh chingu nyesek gila!
kenapa Kyungsoo ga dipertemukan dengan Kai saat meninggal.
tapi bagus chingu!
Jaerinlee
#9
Chapter 1: Nyesek gini~~
knp kyungsoo mesti meninggal, skrg mau nunggu gimana juga kyungsoo ga bakal balik lagi..
kasian jongin, kyungsoo juga..

huaaa~~ nangis kejer ni kaisoo pisah dengan cara gini..
milkypop
#10
Chapter 1: oh my heart, my tears, my mind ...
ah author-ssi wae u killed my D.O_O ??
Huuuaaaaa TT_TT
sumpah nyesek tengah malem baca gini, kirain yang datang itu D.O_O
terus happy end tapi malah... malah...
tissue, i need more tissues *sobs
Huuuaaaaa i can't handle it, D.O_O ya ....
tbh, ini FF KaiSoo pertama yg aq baca ever, sure,
FF pertama, nyesek, bikin mau lagi dan lagi ...
Daebak author, my heart fluttered by this Kaisoo ...
pokoknya speechless (*pdhl udh ngomong sgini bnyk >>,<<)