I. Red String

The Merciless Truths

 

I. Red String

"This world that we're a livin' in

is mighty hard to beat"

 

 

 

 

2012

 

Bibirnya terasa hambar, tetapi ia berusaha keras untuk terus mengabaikannya.

Chorong tetap menutup matanya ketika lelaki di depannya itu dengan kasar melumat bibirnya. Bukan ciuman terbaik yang pernah Chorong rasakan, tapi ia tidak punya pilihan. Jadi Chorong sebisa mungkin mencoba mencari-cari barangkali ada perasaan aneh yang muncul di perutnya ketika lelaki ini mulai mengelus-elus rambutnya. Sayangnya ia tahu perasaan aneh itu pasti tidak akan muncul, toh ia bahkan hampir tidak mengenal lelaki ini.

Sesungguhnya Chorong ingin mengerutkan dahi ketika pria ini mengeluarkan desahan aneh di antara ciumannya. Apakah ia sudah terlalu jauh? Atau sudah seharusnya ia menghentikan permainan ini di sini?

“Chorong-ah.”

Chorong otomatis membuka mata dan menarik bibirnya, menghentikan ciuman itu dengan agak kasar. Tanpa melepaskan tangannya yang ia tautkan di belakang leher pria yang sekarang sedang bersamanya, Chorong melihat ke belakang bahu pria itu untuk mendapati orang yang tadi telah ‘merusak’ agendanya sedang berdiri kaku.

Chorong menaikkan satu alisnya begitu matanya dengan ‘orang ketiga’ itu beradu.

Sayangnya pria di pelukannya sama sekali tidak suka diganggu.

“Urgh, siapa dia?” tanya pria ini dengan tatapan kesal dan suara yang bergumul di tenggorokan.

“Maaf mengganggu… ehm… kesibukan anda, Tuan. Tapi saya punya urusan dengan gadis yang sekarang sedang bersama anda itu.” jawab orang ketiga itu dengan senyum terangkat ke satu sisi.

Pria di pelukan Chorong pun mau tak mau langsung mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu. Chorong hanya tersenyum manis (yang sudah pasti palsu) dan tanpa basa-basi lagi melepaskan tautan tangannya yang sejak tadi menggantung di balik leher pria ini. Gadis itu pun beranjak dari tembok tempat ia bersandar dan dengan santai berjalan melewatinya. Pria itu hanya bisa memandang figur Chorong yang melenggang menjauh dengan tidak percaya.

“HEI! Kau bilang kau tidak punya pacar?!”

Orang ketiga yang masih sabar berdiri menunggu Chorong mengangkat alisnya, tidak berusaha menyembunyikan ketertarikannya. Sementara gadis itu hanya melirik pria itu dari balik bahu dengan tatapan dingin, “Memang aku tidak punya pacar. Terima kasih sudah mau mengisi waktu kosongku ya, Jongsik sayang, lebih baik kau kembali ke pacarmu saja dan berharap setelah ini aku punya niatan baik untuk tidak menceritakan apa yang barusan kita lakukan tadi kepadanya. Oke?” Chorong menyeringai dan mengedipkan satu matanya sebagai tanda perpisahan dan tanpa menghabiskan waktu lebih lama lagi bergegas menuju orang yang telah menunggunya.

“Jadi dia punya pacar? Dan kau mau saja jadi selingkuhannya?” tanya orang itu dengan nada penuh ketertarikan setelah Chorong mulai berjalan menjauh bersamanya.

“Tutup mulutmu, Suho. Perlu ditekankan lagi bahwa aku bukan selingkuhannya, tidak kalau aku baru saja tahu namanya tadi pagi dan ‘hubungan’ kita berakhir dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Lagipula dia hanya pengisi waktu luangku.” jawab Chorong gusar sambil membenarkan lipstiknya yang berantakan gara-gara ‘pergumulannya’ tadi.

Suho tertawa ringan mendengar jawaban Chorong, “Aku masih heran kenapa kau masih mau berhubungan dengan orang-orang seperti itu walaupun aku selalu mendengar ocehanmu tentang betapa hinanya laki-laki di matamu.”

“Tentu saja untuk ini.” Suho refleks hampir menghentikan langkahnya ketika Chorong melakukan gerakan cepat, mengangkat suatu benda tepat di depan wajah Suho. Pria itu kemudian mengangkat sudut bibirnya kembali ketika ia mengenali benda yang ada di tangan Chorong.

“Chorong-ah, kebiasaanmu itu benar-benar tidak bisa diubah ya.”

Langkah mereka berdua sama sekali tidak memelan ketika Chorong menarik tangannya dan mulai membuka dompet (yang seharusnya bukan miliknya) dan mengecek isi yang ada di dalam. Sementara itu, Suho hanya memperhatikan gadis itu dari sudut matanya.

“Hmm, sudah kuduga dia memang bocah kaya manja kesayangan Ayah tercinta. Tangkapan yang bagus untuk hari ini.” Satu sudut di bibir Chorong melengkung ke atas, memuji dirinya sendiri di dalam hati karena tangannya yang cepat hampir tidak pernah gagal.

“Ini semakin memperkuat hipotesaku mengenai Park Chorong yang menyukai lelaki bukan karena mereka adalah ‘lelaki’ tetapi karena ‘dompet’nya.” sahut Suho sambil menahan tawa, ia benar-benar menganggap gadis di sampingnya itu adalah objek yang sangat menarik untuk diamati.

Untuk beberapa detik Chorong hanya terdiam dan hanya memperhatikan langkah mereka yang bergerak dengan sinkron, “Aku bukannya menyukai laki-laki karena dompet mereka, aku benar-benar membenci laki-laki. Dan dompet tebal mereka bukan alasan untuk mengubah pendapatku soal itu.” gumamnya pelan namun cukup untuk ditangkap oleh telinga Suho.

Suho mengerling ke arah gadis itu lagi, “Dan kenapa kau masih mau melakukan hal seperti itu meskipun kau tahu kau membenci… ‘kami’?” ia mulai mengira jangan-jangan Chorong lupa kalau ia juga masuk ke dalam kategori manusia berjenis laki-laki.

Chorong mengenduskan nafasnya seolah-olah ia sedang diingatkan sesuatu yang membuatnya kesal, “Karena aku mau menghancurkan hidup mereka. Nafsu laki-laki begitu mudah dikendalikan, jenis kalian terlalu gampang dialihkan oleh kecantikan. Sekali rayuan, dan para pria itu akan tunduk di bawah kakiku. Semudah itu Suho,” Chorong mengedikkan jarinya, “semudah itulah jenis kalian akan hancur.”

Ia begitu terus terang dan tidak takut mengatakannya meskipun Suho ada di sampingnya, dan inilah yang membuat Suho tidak akan pernah berhenti mengagumi temannya ini. “Wah, sayang sekali aku bukan lelaki yang seperti itu.” celetuk Suho dengan nada enteng, mengamati Chorong yang mantap menatap ke depan.

Tiba-tiba Chorong menghentikan langkahnya sampai Suho juga harus mengikuti gadis itu. Suho membalikkan badan dan melihat Chorong yang mengerutkan dahi ke arahnya, “Ngomong-ngomong, sebenarnya kita mau ke mana sih? Aku baru sadar kau tidak pernah memberitahuku sejak tadi.”

Suho kemudian menunjukkan deretan giginya kembali, “Oh kita akan menjemput dia dulu sebelum berangkat. Kebetulan lokasimu lebih dekat daripada dia, jadi aku menghampirimu lebih dulu. Kau tahu kan, kampusnya ada di belahan lain universitas ini.”

Chorong mengeluarkan geraman kesal sebelum ia menyeret kakinya dengan cepat sampai melewati Suho tanpa berusaha untuk menunggu laki-laki itu, “Apa kita benar-benar harus menjemput si idiot itu?!”

“Tidak ada pilihan lain, Chorong-ah. Dia benar-benar susah diandalkan kalau bukan kita yang menyeretnya.” Suho mulai berlari kecil untuk menyusul Chorong yang sudah berjalan secepat kepiting.

“Kau tahu benar betapa susahnya menyeret dia keluar kan?!” protes gadis itu lagi.

“Karena itulah aku membawamu, gunakan saja trik yang biasanya.”

Chorong menoleh garang ke arahnya yang Suho abaikan sebisa mungkin tanpa memeperlihatkan betapa gelinya ia sekarang, “Hhhhrrggghh! Dasar semua laki-laki sama saja!! Makhluk-makhluk brengsek!”

Suho diam-diam tersenyum kecil, setidaknya Chorong tidak membantah ketika ia bilang ia tidak sama seperti yang dianggap gadis itu sebagai ‘laki-laki kebanyakan’.

 

:::

 

Butuh waktu sampai lima belas menit untuk menemukannya, karena kampus Chorong dan Suho berada di belahan timur sementara orang itu ada di sayap barat universitas ini. Namun apa yang dilihat Chorong dan Suho ketika menemukan orang itu seharusnya bukan kejutan lagi untuk mereka, hanya saja setiap kali melihatnya seperti itu Chorong dan Suho rasanya tidak bisa menghentikan diri untuk tidak memutar kedua bola mata mereka.

Woohyun ada di sana, di sebuah bangku taman kampusnya ditemani oleh tiga wanita sekaligus. Dua orang wanita untuk menemani masing-masing sisinya sesungguhnya sudah lebih dari cukup, tapi Woohyun ada di sana, bersama tiga orang wanita. Chorong dan Suho saling melirik satu sama lain untuk sesaat sebelum Chorong menghela nafas berat dan maju mendekat ke arah cassanova dan gadis-gadisnya.

Suho mempersiapkan diri untuk menyaksikan kembali satu pertunjukan yang selalu ia nikmati.

“Woohyun oppa! Apa yang kau lakukan di sini?!” Suho hampir tertawa mendengar Chorong yang menggunakan ‘oppa’ dengan nada melengking itu, meskipun mereka bertiga berada di tingkatan yang sama.

Skenarionya hampir berjalan sama seperti biasanya, Chorong akan tiba-tiba muncul di tengah waktu berharga Woohyun dan memainkan suatu ‘drama’ cerdik yang bahkan Woohyun tidak akan bisa sangkal. Dan Woohyun hanya bisa menatap bingung ketika Chorong memainkan itu semua, sebelum ia sadar maka gadis-gadis di sekelilingnya akan meninggalkan Woohyun yang masih kebingungan sendirian.

Suho menyandarkan punggungnya di pohon terdekat dan melipat tangannya di dada sambil memperhatikan adegan yang akan ditampilkan sebentar lagi. Ia penasaran kali ini ‘skenario’ yang mana yang akan digunakan oleh Chorong.

Dan benar, Woohyun hanya menatap bingung ke arah Chorong yang menghampirinya dengan air mata yang sudah bercucuran (dari mana datangnya semua air mata itu Suho pun masih tidak bisa menduganya), sementara gadis-gadis di sampingnya hanya membuka dan menutup mulut mereka karena terkejut.

“Woohyun oppa aku sudah mencarimu ke mana-mana selama seminggu dan kau ada di sini bermain-main dengan wanita lain??!” lengkingan Chorong berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di taman, untung saja sore itu orang yang berada di sana bisa dibilang sangat sedikit, kalau tidak Suho yakin reputasi Woohyun akan terkubur dalam-dalam ditemani fosil dinosaurus.

“O-o-oppa, siapa orang ini?” tanya gadis yang berada di sisi kanan bingung, yang ditanya hanya menatap Chorong dengan matanya yang membesar.

“Aku?! Kau mau tahu aku siapa?!! Aku istrinya yang sudah ia tinggalkan seminggu!” lengking Chorong sambil terus terisak-isak di tangannya.

“HEEEEH?!” Woohyun berteriak, begitu pula gadis-gadis yang ada di samping kanan kirinya. Sementara itu Suho terus memegang perutnya yang terasa sakit karena gelakan tawa yang tidak mau berhenti.

Chorong mengangkat wajahnya dan menatap Woohyun dengan sengit, “Apa?! Kau tidak akan mau mengakuinya lagi?? Begitu juga dengan anakmu yang sudah seminggu tidak kau beri makan? Apa kau mau bilang kami bukan siapa-siapamu begitu?!”

“Yah Park Chorong hentikan! Apa kau sudah gila??” teriak Woohyun frustasi, sementara gadis-gadis yang lain mulai menatap Woohyun dengan tatapan aneh dan menghakimi.

“Ini sudah ketiga kalinya kau kabur dari rumah Woohyun oppa, kembalilah” Chorong kembali terisak-isak “Pulanglah karena Sunggyu sudah merindukanmu, anak kita merindukanmu oppa…”

Suho tidak bisa menahannya lagi ketika nama kakek tua itu dibawa ke drama ini, ia terbungkuk-bungkuk di tanah berusaha menghentikan tawanya dan air mata yang mulai keluar.

“Astaga, oppa aku berubah pikiran tentangmu, ternyata kau memang brengsek. Meninggalkan istrimu yang masih muda dengan anakmu sendirian seperti ini.” Salah satu dari gadis itu berdiri dengan muka jijik, ia menghadap ke arah Woohyun dan menatapnya seolah-olah Woohyun adalah makhluk paling hina yang ada di muka bumi.

“Yu-Yura…? Kau tidak mungkin percaya wanita jahanam ini kan?” tanya Woohyun yang ikut berdiri.

Gadis yang dipanggil Yura itu kemudian semakin menekuk wajahnya dengan penuh jijik tergambar di sana, “Dan kini kau bahkan memanggilnya dengan wanita jahanam?!”

‘PLAK!’ satu tamparan tepat di pipi kanan Woohyun.

Yura membalikkan badannya dan segera meninggalkan Woohyun yang masih terpaku di tempat.

Kemudian suara itu menggema kembali di udara.

‘PLAK!’

‘PLAK!!’ rupanya dua gadis lainnya pun mulai mengikuti langkah Yura dan meninggalkan Woohyun dengan pipi memerah di kedua sisinya.

Woohyun kemudian duduk terjatuh di bangkunya terlihat seperti orang yang barusan disambar oleh petir. Chorong menghentikan isakannya ketika ia yakin gadis-gadis itu sudah tidak ada di sini lagi, gadis itu mendongak dan Suho bisa melihat dengan jelas seringai yang terlukis di wajah Chorong. Park Chorong adalah aktris terhebat yang pernah ia temui.

Suho mulai menghampiri kedua temannya dengan tawa yang berkumandang di udara, ia mulai menepuk-nepukkan kedua tangannya “Bravo! Bravo! Chorong-ah kau memang luar biasa!”

Chorong berdiri lalu menepuk-nepuk roknya untuk membersihkan rumput yang menempel, seringainya tidak pernah luntur ketika ia melakukan itu. Sementara itu, Woohyun menatap ke arah dua orang di depannya dengan tidak percaya.

“YAH!! APA KALIAN SEMUA SENANG MEMBUATKU MENDERITA SEPERTI INI??”

Chorong menaikkan bahunya dengan enteng, “Aku rasa itu memang salah satu tujuan hidupku.”

Woohyun memberikannya satu tatapan tajam, Suho sangat sadar dua orang ini tidak pernah benar-benar akur sejak pertama kali mereka bertemu. Lagi-lagi sebuah tawa kecil keluar dari mulut Suho, pria itu menepuk-nepuk bahu Woohyun dengan tatapan simpatik “Maaf Woohyun-ah, itu satu-satunya cara paling cepat untuk menarikmu dari gerombolan gadis-gadis itu.”

Betapa Woohyun ingin menguliti bibir Suho yang bisa-bisanya masih tersenyum melihat kawannya sendiri seperti ini.

 

:::

 

“Aku tidak percaya aku masih membiarkan kalian duduk di mobilku setelah apa yang kalian lakukan tadi.” gerutu Woohyun tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan yang ada di depan.

Chorong yang duduk tepat di belakang kursi Woohyun menendang kursi pria itu sampai bergetar, membuat Woohyun melirik garang ke arah Chorong melalui kaca spion. “Suamiku, tolong jangan ribut dan tutup mulut kotormu itu sementara kau menyetir dengan baik. Anak kita Sunggyu sudah menunggu kedatangan kita.” ucap Chorong dengan nada riang yang sesungguhnya terdengar manis, namun di telinga Woohyun semua itu berubah menjadi memuakkan.

“Hahaha karena kita satu tim, kita tidak punya pilihan lain selain terikat satu sama lain, Woohyun-ah.” celetuk Suho yang duduk di kursi depan, tepat di samping Woohyun.

Woohyun mendengus, “Seharusnya kau menjemputku dulu tadi dan bukannya membawa wanita iblis ini ke tempatku. Aku berani bertaruh ia sedang sibuk dengan targetnya yang baru ketika kau menjemputnya kan?”

Chorong mengabaikan celotehan Woohyun sementara Suho hanya nyengir, sama sekali tidak membantah Woohyun karena ia memang benar. Dan Woohyun tahu itu.

“Yah, wanita jahanam, masih belum bisa membuang kebiasaan burukmu itu lagi ha? Berapa puluh ribu won yang kau dapatkan hari ini?” Chorong tahu Woohyun menanyakan ini hanya untuk mengejeknya, jadi gadis itu hanya mengangkat jari tengahnya ke arah spion supaya Woohyun bisa melihat jawaban bisu yang ia berikan.

“Aaaisssh aku benar-benar tidak mengerti, memangnya bayaran yang diberikan Zeus masih kurang apa?” gerutu Woohyun lagi, kali ini mobilnya meliuk-liuk di antara jalanan yang mulai padat. Suho bertanya-tanya di dalam hatinya bagaimana Woohyun bisa dengan gesit membawa mobil ini melewati celah-celah sempit yang ada sementara temannya itu masih membagi konsentrasinya untuk mengobrol dengan mereka.

“Aku masih punya mulut untuk diberi makan dan bukannya dibuang untuk foya-foya sepertimu.” jawab Chorong pendek.

Tiba-tiba Suho teringat sesuatu ketika Woohyun mulai menyebutnya, “Woohyun-ah tambah kecepatannya. Sunggyu bilang, order kali ini datang langsung dari Zeus. Kita tidak tahu seberapa penting ordernya kali ini.”

Chorong dan Woohyun otomatis menembakkan kepala mereka ke arah Suho, biasanya The Magician yang akan menyampaikan order dari klien kepada mereka. Dan rupanya sekarang order kali ini bukan datang dari klien biasa, tetapi permintaan yang datang dari Zeus sendiri.

Zeus, orang yang telah memulai semua ini. Orang yang telah mendirikan Arcana. Orang yang telah ‘menampung’ mereka. Jika Sunggyu, The Magician, adalah otak mereka, maka Zeus adalah jantung dari Arcana itu sendiri.

Chorong lalu menendang kursi Woohyun dari belakang lagi, “Kau lebih baik cepat sekarang atau aku akan membuatmu menyesal telah menginjakkan kakimu di bumi ini.”

Woohyun menginjak pedal gasnya dalam-dalam dan menatap tajam ke arah jalanan, “Tidak perlu diingatkan pun sudah akan kulakukan. Oh, dan sebaiknya kalian pasang seatbelt kalian kencang-kencang mulai dari sekarang.” dan sebuah seringai pun muncul di wajah Woohyun.

 


(A/N): so hey guys, saya tahu ini update lamaaaa banget ;w; but at least it’s here. Jadi mungkin di chapter ini memang belum ada kejelasan apa itu Arcana dan sebenernya mereka ngapain dan sebenernya siapa Sunggyu itu dan lain lainnya. Sabar, penjelasannya khusus ada di chapter berikutnya ;) untuk chapter yang ini saya menekankan ke hubungan OT3 kita (setelah timelinenya berjalan 4 tahun kemudian) dulu.  And yes, kali ini settingnya lebih ringan daripada chapter prolog yang kerasa banget dark angstnya. Fyi, perlu ditekankan bahwa rencananya TMT tidak saya setting sebagai continuation chapters, jadi formatnya bisa dibilang seperti sitkom. Ceritanya akan dibagi per-Arc/Bab tergantung storyline dari cerita itu bagaimana. Dan nantinya akan banyak lagi tokoh yang muncul dan kemungkinan punya storyline sendiri, namun memang woohyun-chorong-suho adalah tokoh paling utama dan jadi benang merah di antara yang lain, nantinya juga pasti akan ditekankan kembali masa lalu mereka yang muncul di prolog :) So, i hope you enjoy this one, kritik dan saran akan sangat membantu dan tolong beri komentar tentang kesan Anda di chapter ini ;D regards!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
crepusculum
this story is discontinued until further notice. huge writer's block and because i currently at the point where i hate my own writings very much so.

Comments

You must be logged in to comment
evolvirea #1
Semangat, kak.
KimYuuna
#2
When will this story updated. Update please :(((
DinaKarl #3
Chapter 11: Kak author ceritanya a keren, seru!! Aku tunggu kelanjutan ceritanya ya kak!! Semangat kak author!!
blackday #4
Chapter 11: Thor!! Semangat!! Lanjutin thor!! Saya dengan setia akan menunggu kelanjutan ceritanya!!
evolvirea #5
Chapter 11: And how can i come to this story again... it makes me sad to realize that the last updated is still the same...
purupota #6
Chapter 1: gatau kenapa liat drama theK2 jadi inget fanfic ini
natsuki_aiko #7
authorrr, ayo di lanjutttt. aku bener2 penasaran sm kelanjutannya. di tunggu banget ><. semangat author!!
Leekyugi #8
Bakalan baca untuk ketiga kalinya, yaampuun berapa tahun ya nungguin ini comeback?? Ahhh ini tuh salah satu story keren dan terapih yang gue baca.... Sumpahhh entah kapan comebacknya Tuhaannnnnn!!!!
Alvin_19 #9
Chapter 11: Udah baca ni ff untuk kedua kalinya.. Kpan diupdate nya??? suka bgt ma crita ini... jgn lama" diupdate y... nggak sabar.. jebal authornya.... critanya beda dri yg lain.. dtunggu bgt updatenya...
Difalaa99 #10
Chapter 11: Ide ceritanya ngga mainstream. suka banget sumpah!~~ Kapan dilanjut? Ayo thor semangat!~