Pagi yang damai di Kampung SM Sejahtera. Seperti biasa, para warga sudah bersiap-siap dan ada juga yang sudah berangkat untuk menjalani aktifitas masing-masing. Begitu pula bagi para tukang ojek, mereka sudah berkumpul untuk menunggu para penumpang yang hendak berangkat kerja atau sekolah. Tiba-tiba bang Jinki datang dan mampir sambil menyiapkan dagangannya untuk dijual di sekolah. "Eh, bang Jinki! Siap-siap nih?" Ujar mang Jongkook yang juga sedang nongkrong sambil menunggu shift kerja(?)nya datang. "Iya nih mang. Si Mino kemana ya?" Tanya bang Jinki yang tiba-tiba berwajah serius. "Si Mino belom bangun kayanya. Bang Kris juga kayanya masih nganter bocah-bocah pada sekola." Jawab Kwangsoo yang kebetulan juga ada disana untuk beristirahat sejenak setelah mengumpulkan botol bekas untuk dijual kembali ke tukang loak. "Emang ada apa bang, kok kayanya ga seneng gitu?" Tanya mang Jongkook. "Itu nyak si Mino kan punya sodara, itu sodaranya belagu pisan eleuh-eleuh! Baru juga pindah kamari udah berani-berani godain kabogohan aing! Heleuh emosi aing emosi!!" Teriak bang Jinki yang hampir membanting ager yang sedang dipersiapkannya dan langsung istigpar ketika sadar bahwa ia emosi berlebihan sampai-sampai bahasa sunda andalannya muncul. "Oh, si Shiwon? Iya tuh bang Jinki, belagu emang tu orang. Sama aja ama si Minonya, kebanyakan lagak!" Dukung mang Jongkook.

"Wet, ada apa nih pagi-pagi udah ribut aje." Bang Kris yang baru datang langsung memarkirkan motornya dan ikut bergabung dalam pembicaraan yang terlihat menarik tersebut. "Ini nih bang, masa hansip baru udah belagu. Yu Key digodain bang!" Ucap Kwangsoo dengan ekspresi yang tak terkontrol.

Sementara itu dikediaman bu Dio....

"Bu, ibu... Uhuk, bapak lari pagi dulu ya." Ucap pak Suho yang terlihat sudah tak bernyawa, perlahan keluar dari kamarnya menuju pintu depan. Bu Dio yang mendengarnya dari dapur langsung lari secepat kilat menghampiri suaminya. "Duh, bapak! Udah tau sakit-sakitan!! Yang engga-engga aja sih! Entar mati dijalan gimana?! Udah sana tidur lagi!!!" Omel bu Dio yang lupa bahwa dia sedang mencuci piring dan menggenggam pisau dapur di tangannya membuat pak Suho seketika terbelalak dan hampir sakratul maut karena shock. "CHANYEOL BAEKYHUN BANTUIN IBU ADUH INI BAPAK KELEPEK-KELEPEK DI RUANG TAMU!!!" Teriak bu Dio sambil berjalan santai kembali ke dapur.

"Aduh, bapak kenapa lagi pak?" Tanya Chanyeol sambil mengangkat bapaknya kembali ke kamar. "Alah, biasa paling bapak kumat. Udah tau sakit begini semalem pake bilang lagi hari ini mau fitnes biar kuat kaya agung hercules." Ucap Baekhyun sambil menghitung uang yang didapatkannya dari 'bekerja paruh waktu' kemarin sore di mall.

---

"Eh Chongin mana? Kok ga barengan kamu Sehun?" Tanya Chumin sambil melahap batagor yang baru dibelinya di abang-abang depan sekolah. "Ga tau tuh kata ibu Chongin katanya sakit." Ucap Sehun sambil mengupil dengan bahagia. "Chongin sakit apa?" Tanya Luhan yang juga ikutan makan batagor Chumin. "Ga tau deh, tadi pagi Chongin ga mau bangun selimutan mulu!" Ucap Sehun setelah menyentil upilnya dan mengenai salah satu siswi tak berdosa yang sedang lewat. "AYO SEHUN!!" Teriak Luhan tiba-tiba, membuat Sehun dan Chumin kaget dan hampir saja keselek. "Ayo apa?" Tanya Sehun sambil mengelus-elus dadanya dan berpikir untuk menjauhkan Luhan dari bapaknya tercinta karena bapaknya bisa saja mati seketika ketika didekat Luhan. "Ayo kita doain Chongin biar cepet sembuh!!! YA ALLAH SEMBUHIN CHONGIN YA ALLAH!!! SEMOGA CHONGIN CEPET SEMBUH TERUS BISA SEKOLAH LAGI YA ALLAH!!!!" Teriak Luhan tiba-tiba, membuat kedua anak tak berdosa disampingnya hampir budeg permanen.

---

Sore telah tiba, bang Kris yang tiba-tiba merasa tak enak badan kembali kerumah dengan wajah memelas karena ia juga takut digoreng oleh istrinya tercinta karena pulang cepat dari kantor(?). Bang Kris sengaja menenteng motornya pulang karena takut suara motornya terdengar oleh mak Jitao dan langsung dipukuli tanpa ampun. Pria beranak empat tersebut menyelinap masuk rumah supaya tidak ketahuan oleh istrinya, ia langsung memasuki kamar dan rebahan di kasurnya sambil memegangi keningnya yang mulai berubah temperatur. Ketika bang Kris hendak menutup mata dan pergi tidur, tiba-tiba mak Jitao memasuki kamar dengan tatapan pembunuh berdarah dingin andalannya.

"Eh, mak... Hehe. G-gua kagak enak b-badan jadi... Hehe. AMPUN!!" Teriak bang Kris sambil bersiap-siap melindungi dirinya ketika mak Jitao berjalan perlahan kearahnya. Namun bang Kris terkejut setengah mati ketika mak Jitao bukannya menggebuknya, tapi memeluknya. Bang Kris yang bingung dan juga pusing karena belum minum paramex menampar-nampar wajahnya sendiri untuk memastikan bahwa ia tidak bermimpi. "Abang ga enak badan ye? Istirahat bang, aduh, si ganteng kesian. Aye bikinin teh anget ye." Ketika mak Jitao keluar dari kamar, bang Kris langsung bangun dari kasur dan menjedotkan kepalanya sendiri ke tembok karena tidak bisa menerima kenyataan, namun seketika pingsan ketika darah mulai menetes dari keningnya.

"Duh bang, lu kenape sih? Kan bocor kan kepalanye. Sini, sini aye kompresin." Bang Kris yang akhirnya sadar disambut oleh senyuman hangat mak Jitao dan elusan mesra dari istrinya tercinta. Tiba-tiba bang Kris berteriak, membuat mak Jitao hampir loncat dari tempat duduknya. "GUA UDAH GILA INI GUA UDAH GILA!!! ADUH GUSTI APAKAH HAMBA SUDAH BERADA DI SURGA?!!!" Bang Kris yang terus berteriak paranoid seketika disadarkan dengan geplakan mak Jitao. "Elu kenapa sih bang? Bae-bae napa nih tehnya buruan diminum!!" Teriak mak Jitao yang mulai naik darah melihat kelakuan suaminya yang membuat emosi tak terkontrol. "Ini gua masih waras? Masih idup?" Tanya bang Kris dengan ekspresi yang masih sangat terkejut. "Ngomong apaan sih lu bang? Duh, udah udah sini aye cium dulu biar kalem ye." Dan dengan kecupan mak Jitao, bang Kris hampir kehilangan kesadarannya sekali lagi, namun sekali lagi, mak Jitao menggeplaknya. "Met ultah ye, abang aye yang paling ganteng." Ucap mak Jitao sambil tersenyum dan mengecupnya sekali lagi. Dan dengan cara seperti itulah Iching, Chen, Luhan, dan Chumin bisa ada disini pada hari ini.

"Mak? Samlekum! Luhan ama Chumin pulang nih! Bang Iching ama bang Chen juga pulang mau nyelametin ulangtaun buat bapak!" Teriak Chumin dari pintu depan. "Emak ama bapak kemana ya?" Tanya Luhan sambil mengemut permen kaki yang dicolongnya dari warung bu Jihyo barusan. "Dikamar kali. Yok samperin yok!" Ajak Iching sambil menggandeng kedua adiknya. "Apaan nih?!!" Teriak Chen ketika melihat sebuah kertas yang tertempel didepan kamar emak dan bapaknya yang tertulis "MAEN KELUAR SANA, JANGAN GANGGU! PULANG LAGI ABIS MAGRIP AJE!"