(FF Bumsso) My Last Memories - Part 1

Description

My Last Memories

(Part 1)

 

Author: Chandra Syifa W

Main Casts: Kim Bum, Kim So Eun

Casts: Park Shin Hye, Moon Chae Woon, Jung Il Woo, Jung So Min, Kim Hyun Joong

Genre: Romantic, Friendship

Type: Chaptered

 

Disclaimer: All of the casts in this fanfiction is not mine. I just borrow their name for my fanfict. This is a bumsso / soeul (kim bum - kim so eun) fanfiction in bahasa or indonesian language! So please if you want to read my fanfict but you are not understand about my language please use google translate! Thank you! ^_^

 

Annyeong haseo! Naneun Chandra Syifa W imnida~

Sudah begitu lama saya tidak terjun di dunia tulis menulis, tapi kali ini saya kembali lagi. Mohon kerjasamanya yaa..

Kalau readers menyukai fanfiction ini, mohon komentar dalam bentuk apapun (kritik, saran, atau sekedar komentar biasa).

Khamsahamnida, semoga di sukai ^^

 

            Malam itu hujan deras di kota seoul. Cuaca memang sedang tidak baik saat akhir – akhir ini.. Kim so eun, seorang gadis yang baru saja pulang dari kampusnya terpaksa harus berteduh di depan sebuah toko yang sudah tutup. Bajunya terlihat basah kuyup meskipun dia sudah berusaha untuk menutupi kepalanya menggunakan buku yang ia bawa. Dia berusaha untuk mnegeringkan rambutnya, meskipun itu percuma. Akhirnya dia menunggu hujan agak reda agar dia bisa berjalan ke halte bis.

 

            So eun hanya bisa termenung di sana. Ya, gadis ini memang memiliki masalah. Meskipun sebenarnya dia mencoba untuk menghindar dan menyelesaikan masalah itu. Masalah hati, perasaan, persahabatan. Semua hal itu yang menjadi taruhannya. Tetes – tetes hujan turun di depan matanya. Dia mendongakkan kepalanya, dan mulai menggerakkan tangannya agar dapat merasakan dinginnya tetes air hujan itu.

 

            Tidak lama kemudian seorang laki – laki berlari menuju tempat di mana so eun berdiri. Laki – laki itu terlihat basah kuyup juga seperti so eun dan berniat untuk berteduh di tempat yang sama. Dia meletakkan tasnya dan melepas jaketnya yang sangat basah. Dia sadar akan adanya seorang gadis yang sedang memperhatikan hujan. Dan dia mulai mengenal siapa gadis itu.

 

            ”Kim so eun”

 

            So eun tersadar dari lamunan nya dan menengok ke arah suara yang memanggilnya tadi. Betapa terkejutnya dia, laki – laki yang ia sukai berada di sampingnya dan menyadari keberadaannya. So eun berusaha untuk menutupi kekagetannya itu, dan mulai menyapa kembali laki – laki itu.

 

            ”Ya, kim bum?”

 

            Laki – laki yang bernama kim bum itu pun tersenyum melihat so eun yang menyapa nya juga. Dan mereka pun mulai berbincang – bincang.

 

            ”Kau baru pulang kuliah?”

            ”Iya, aku baru saja pulang. Ada sesuatu yang harus ku lakukan di kampus jadi aku pulang terlambat”

            ”Oh, pantas saja. Karena saat aku mau ke sini aku sudah melihat teman – temanmu pulang”

            ”Ya, aku juga tadi sempat berpapasan dengan temanku yang pulang ke arah sana”

            ”Sendirian?”

            ”Iya”

            ”Tidak bersama kekasihmu?”

 

            So eun terdiam mendengar pertanyaan kim bum tersebut. Tidak pernah terbayangkan olehnya kim bum akan menanyakan hal seperti ini. So eun pun mencoba untuk menjawabnya dengan tenang, meskipun tidak dapat di pungkiri bahwa hatinya begitu sakit.

 

            ”Aku.. Belum pernah punya kekasih”

            ”Sampai sekarang?”

            ”Iya..”

            ”Kim so eun.. Kau tidak pernah berubah ya? Kau masih terlihat lugu dan juga belum mempunyai kekasih. Kau itu cantik, pintar lagi. Pasti banyak laki – laki di luar sana yang menyukaimu”

 

            ”Benarkah? Apakah selama ini banyak lelaki yang menungguku? Dan apakah mereka tau kalau selama ini juga aku menahan perasaanku padamu demi sahabatku sendiri?” ucap so eun dalam hatinya.

 

            ”Ah, kau terlalu berlebihan. Aku tidak merasa seperti itu. Lagi pula, aku masih terlalu fokus dengan pelajaran ku di kampus”

            ”Kau harus percaya satu hal, siapapun lelaki yang akan menjadi pendampingmu nanti dia merupakan salah satu orang yang bahagia. Karena dia dapat memiliki seorang wanita yang baik seperti mu”

            ”Terima kasih”

            ”Sama – sama. Hei, hujannya sudah mulai reda. Kau mau ke halte bis kan?”

            ”Iya, aku mau ke halte bis”

            ”Kalau begitu kita pulang bersama. Arah jalan pulang kita kan sama. Ayo”

 

            Kim bum menarik tangan so eun, dan so eun terlihat sangat tidak percaya dengan apa yang kim bum lakukan. Mereka berlari di tengah hujan sambil bergandengan tangan. Dan kebetulan sekali di saat mereka baru sampai di halte tersebut bis baru saja datang. Kim bum mengajak so eun masuk ke bis itu dan mereka duduk berdampingan di kursi belakang.

 

-Kim So Eun POV-

 

            Ya tuhan.. Apa yang dia lakukan? Dia menggandeng tangan ku seakan – akan tidak terjadi apa – apa. Aku tau dia belum tau perasaan ku yang sebenarnya. Tapi sikapnya yang terlalu baik dan begitu ramah kepada ku membuatku sulit untuk melupakannya. Begitu sulit untuk menahan perasaan ku terhadap orang yang begtiu baik padaku..

 

            ”Kau kedinginan?”

            ”Aku? Ah.. Tidak..” ucapku dengan gugup.

            ”Tapi wajahmu pucat. Aku tidak mau kau kedinginan dan jatuh sakit karena aku mengajakmu untuk berlari – lari di tengah hujan tadi”

 

            Tanpa ku sangka – sangka kim bum memberikan jaketnya dan memakaikannya padaku. Aku hanya terdiam menerima perlakuannya. Sejujurnya aku ingin mengatakan ’tidak, terima kasih’ karena aku tau kalau ini bukanlah hakku. Aku hanya teman lamanya yang mencoba memendam perasaanku sendiri. Tapi entah kenapa bibir ini tidak bisa mengeluarkan kata – kata itu..

 

            ”Dengan begini kau tidak akan sakit. Kau bisa beristirahat sampai halte bus pemberhentian kita” katanya sembari tersenyum. Dia menatapku dengan kedua matanya yang indah dan terlihat jelas kalau dia seperti ini karena aku adalah temannya.

            ”Terima kasih bum”

            ”Sama – sama”

 

            Akhirnya kami bersender di kursi kami maing – maing dengan nyaman. Tidak, aku tidak merasa nyaman. Hatiku berdegup dengan cepat sekali, membuat perasaan ku tak karuan. Kami hanya berdua di sini, bertiga dengan supir bus. Namun begitu lelahnya aku sehingga tanpa sadar aku tertidur bersender dengan kaca jendela bis yang berada di sampingku.

 

-Author POV-

 

            So eun pun tertidur dengan lelap selama perjalanan. Kim bum yang menyadari kalau so eun menyenderkan kepalanya di jendela berusaha untuk memindahkan kepala so eun agar bersender di bahunya. Kim bum pun tersenyum melihat wajah so eun yang begitu cantik dan polos di saat ia tidur. Dia membiarkan so eun tertidur lelap di bahunya hingga mereka sampai di halte bis tempat mereka berhenti.

 

            ”So eun, kita sudah sampai..” bisik kim bum.

            “Ah.. Sudah sampai? Rasanya cepat sekali” kata so eun sambil merenggangkan tangannya.

            ”Kau bisa beristirahat dengan nyaman di kasurmu di bandingkan dengan di bahuku. Sekarang ayo kita turun”

 

            ”Apa yang dia katakan? Apa selama di perjalanan tadi aku tertidur di bahunya? Ya tuhan apa yang aku lakukan??? Aku terlihat seperti orang yang munafik..” kata so eun dalam hatinya.

 

            Akhrinya mereka berdua turun bersamaan dari bis. So eun pun melepas jaket yang di berikan oleh kim bum tadi.

 

            ”Gomawoyo bum-ah. Ini ku kembalikan jaketmu”

            ”Kau bisa kembalikan jaket ku di lain waktu. Udara malam itu sangat dingin dan tidak baik. Kau pakai saja”

            ”Tidak, kau pasti lebih membutuhkan jaket ini. Arah rumah kita berlawanan dan jarak dari sini ke rumahmu kan cukup jauh..”

            ”Tidak, aku sudah biasa seperti ini, kau tidak perlu khawatir”

            ”Baiklah.. Aku pulang duluan bum. Sekali lagi terima kasih”

 

            So eun langsung membalikkan badannya tanpa mendengar balasan dari kim bum. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia alami. Kim bum yang melihat tingkahnya itu hanya tersenyum kecil. Ya, itulah kim so eun.

 

            Sesampainya di rumah ia langsung masuk ke kamarnya dan meletakkan tas nya di atas meja belajar. Dia mencoba untuk menenangkan diri di atas kasurnya yang empuk itu. Perasaan nya sudah tidak karuan lagi. Hatinya begitu senang dan bahagia mendapati perlakuan kim bum yang sangat perhatian padanya, mekipun ia tau kalau perhatian itu hanya sekedar perhatian untuk seorang sahabat. Namun di satu sisi ia sadar kalau dirinya tidak pantas merasa senang, karena ia tau sahabatnya menyukai kim bum.

 

            ”Ah kim so eun pabo!!! Harusnya kamu menolak pulang bersamanya tadi, bukan menerima ajakannya!!! Kalau seperti ini bagaimana bisa kau melupakan nya dan merelakannya untuk orang lain???!!!” ucap so eun sambil memukuli kepalanya sendiri.

 

            Ke esokkan paginya so eun bersiap untuk berangkat kuliah. Dia agak terlambat untuk hari ini karena badannya terlalu lelah. So eun pun pamit kepada kedua orang tuanya dan bergegas ke halte bis. Dia berjalan sendirian dan sesampainya di halte bis dia langsung duduk di sana.

 

            ”Hari baru saja di mulai tetapi aku sudah melakukan kesalahan. Kenapa aku bisa terlambat untuk bangun sih?” ucap so eun menggerutu sendiri.

            ”Apalagi jam segini bis ke arah kampus selalu saja penuh. Kim so eun, kau bodoh sekali” gerutu so eun lagi.

 

            Tak lama kemudian datanglah kim bum dari arah yang berlawanan berlari menuju halte bis yang sama di mana so eun berada. Setibanya di halte bis kim bum langsung menata nafasnya yang tersengal – sengal. So eun yang mendengar nafas kim bum itu terlihat kaget dan mulai teringat dengan apa yang terjadi semalam.

 

            ”K..Kim bum?”

            ”Ah.. Rupanya kau so eun. Hah rasanya lelah sekali” ucap kim bum yang masih terlihat lelah.

            “Kenapa kau berlari bum? Apa ada masalah?”

            “Tidak, hanya saja aku agak terlambat. Harusnya aku sudah di sini jam tujuh tepat. Sedangkan sekarang sudah jam 7 lewat 5 menit”

            ”Oh ya? Mungkin lain kali kau harus bangun lebih awal bum”

            ”Tentu. Lalu, kenapa kau ada di sini? Apa kau baru mau berangkat kuliah?”

            ”Iya bum”

            ”Tumben sekali, di hari – hari sebelumnya aku tidak melihatmu di sini. Baru hari ini aku melihatmu berangkat kuliah. Ada apa?”

            ”Aku... juga terlambat sepertimu bum. Biasanya aku sudah di sini jam setengah tujuh”

            ”Berarti kita sama – sama terlambat? Wah hal yang aneh sekali”

            ”Iya..”

            ”Hei, bis nya sudah datang. Ayo kita naik”

 

            Kim bum kembali menarik tangan so eun untuk naik ke bis lagi seperti semalam. Bis yang mereka tumpangi sangat pebuh dengan karyawan – karyawan yang akan berangkat kerja. Karena terhadang oleh penumpang yang lain, akhirnya so eun berdiri terpisah dengan kim bum. Kim bum agak di pinggir, sedangkan so eun tepat di kerumunan penumpang yang lain.

 

            ”Mungkin ini lebih baik. Meskipun harus tergencet dengan penumpang yang lain, tetapi aku tidak bersamanya. Aku harus bisa seperti ini apabila aku bertemu dengannya lain kali..” kata so eun dalam batinnya.

 

            Perjalanan cukup jauh untuk sampai di kampus so eun. So eun dan kim bum berbeda universitas namun masih searah. Hanya saja universitas tempat kim bum kuliah masih lebih jauh di bandingkan dengan universitas so eun. So eun terlihat tidak nyaman dengan kondisi nya saat itu. Tergencet dari arah yang berlawanan, dan juga begitu sempit sehingga membuatnya tidak dapat bergerak. Kim bum yang melihat so eun seperti itu langsung menarik tangan so eun menariknya untuk berdiri di depan kim bum. So eun yang kaget hanya bisa membisu. Bayangkan saja, kim bum berada tepat di depannya dengan jarak yang kurang dari 30 cm.

 

            ”K-Kim bum..” ucap so eun pelan.

            “Aku melihatmu merasa tidak nyaman di sana. Akan lebih baik kalau kau berdiri di sini. Aku akan menjagamu” ucap kim bum dengan ramah.

            “Apa maksudmu bum?”

            “Kau cukup berdiri di sini, berdiri di depanku. Aku tidak mau kau terhimpit oleh penumpang yang lain”

 

            So eun yang mendengar kata – kata dari kim bum itu langsung menutup mulutnya dengan tangannya. So eun tidak tau harus bagaimana kepada kim bum, sedangkan dia sudah merasa kalau akan lebih baik apaila dia menjaga jarak dengannya. Terlebih lagi ketika bis rem mendadak, secara otomatis kim bum dan so eun saling bersentuhan. Bisa di bilang secara kasat mata mereka berpelukan. Wajah so eun terlihat memerah setelah kejadian itu.

 

            ”So eun, ini halte pemberhentian mu kan?” tanya kim bum sambil melihat halte bis tersebut.

            ”Iya, kalau aku turun di halte selanjutnya akan lebih jauh. Meskipun harus jalan sedikit yang penting tidak memakan waktu banyak” jawab so eun dengan tersenyum.

            ”Ah, baiklah. Kalau begitu kau akan turun duluan dari pada aku. Sampai bertemu lagi so eun” kata kim bum.

            ”Ne, sampai jumpa lagi” kata so eun lagi sambil sedikit membungkukkan badan nya.

 

            So eun pun turun dari bis dan tersenyum pada kim bum saat bis tersebut kembali berjalan. Akhirnya so eun berjalan sendirian sampai ke kampusnya. Saat di jalan tiba – tiba salah satu sahabat so eun, Jung So Min, berjalan dari arah belakang menuju ke so eun.

 

            ”So eun!!! Selamat pagi!!!”

            ”Yaa jung so min!!! Jangan membuatku kaget seperti itu!!!”

            ”Hehehe.. Mian so eun aku hanya ingin menyemangatimu saja kok. Oh iya, kau tidak bertemu dengan chae woon???”

            ”Tidak, aku kan berangkat terlambat tadi. Memangnya kenapa?”

            ”Chae woon bilang katanya dia mau curhat denganmu. Jangankan curhat, ternyata kau baru datang bersamaan denganku”

            ”Benarkah? Dia tidak bilang padaku. Ya sudah nanti kita temui dia di kampus. Akan ku hubungi saat jam pelajaran ku kosong ya?”

            “Iya”

 

            Mereka pun berjalan bersama menuju ke kampus mereka. So eun, Chae Woon, dan So Min memang sangat dekat. Mereka satu sekolah di jenjang SMA, dan mereka memutuskan untuk melanjutkan pendidikan mereka di universitas yang sama juga meskipun berbeda jurusan. Hanya saja di antara mereka bertiga hanya so eun yang sering di ledeki. Karena hanya so eun yang belum pernah dan tidak memiliki kekasih. Chae woon memiliki Jung Il Woo, sedangkan So min memiliki Kim Hyun Joong. Il woo dan Hyun joong sendiri masih satu universitas dengan mereka.

 

            Saat jam pelajarannya kosong, so eun bergegas keluar dari ruang kelasnya dan menelfon chae woon.

 

Yeoboseyeo, moon chae woon di sini..

Hei chae woon, tadi pagi so min bilang padaku kalau kau mau curhat padaku. Ada apa ini???

Oh itu.. Iya, aku mau curhat padamu. Karena tadi pagi aku tidak menemukan mu di halte bis akhirnya aku ke kelas duluan. Ya sudah aku curhat duluan ke so min..

Maaf ya, aku agak kesiangan tadi, jadi aku terlambat datang. Ya sudah, kau sedang ada pelajaran atau tidak?

Tidak, aku sedang bersama so min di cafetaria belakang kampus. Datanglah ke sini so eun..

Hmm.. Baiklah, aku akan segera ke sana. Tunggu aku ya?

Tentu saja. Sampai bertemu di sini yaa..

 

            So eun menutup telfon nya dan kembali bergegas ke cafetaria yang berada di belakang kampus. So min yang melihat so eun langsung memanggil so eun sambil melambaikan tangannya.

 

            ”Aku sudah ada di sini. Lantas, apa yang mau kau ceritakan padaku chae woon?” tanya so eun dengan ringkas.

            ”Dengar baik – baik ya so eun! Sahabat kita moon chae woon di ajak oleh il woo untuk berlibur bersama di pulau Jeju saat libur semester ini!!!” kata so min dengan wajah riangnya. Chae woon yang mendengarnya pun langsung menjitak kepala so min.

            ”Hei so min-ah biarkan aku yang bercerita pada so eun.. Yang di ajak berlibur siapa.. Yang senang siapa..” ucap chae woon dengan cuek.

            ”Oh iya ya? Hehehe.. Aku begitu senang mendengar nya chae woon. Aku ingin sekali hyun joong mengajak ku liburan juga seperti il woo yang mengajakmu..” kata so min dengan mimik wajah yang agak sedih.

            ”Sudahlah, kau kan bisa minta kepada hyun joong untuk berlibur bersama. Kalau kau menunggu hyun joong untuk mengajakmu kemungkinan untuk terjadi itu sangat kecil. Kau tau sendiri hyun joong itu seperti apa kan?” kata chae woon berpendapat.

            ”Jadi sebenarnya yang mau curhat itu siapa? Chae woon atau So min?” tanya so eun yang membuat kedua sahabatnya jadi terdiam.

            ”Ya intinya chae woon di ajak berlibur ke pulau Jeju oleh il woo” ujar so min.

            ”Dan so min ingin di ajak berlibur juga oleh hyun joong” tambah chae woon.

            ”Lalu untuk apa kabar bagus seperti itu kau bilang curhat? Kau ini aneh sekali chae woon” kata so eun dengan wajah bingungnya.

            ”Aku? So min juga aneh kok!” kata chae woon sambil menunjuk ke so min.

            ”Eh? Aku? Kau juga aneh kok!” kata so min ikut – ikutan menunjuk ke chae woon.

            ”Astaga ternyata sifat kalian berdua belum juga berubah. Ckckck..” ucap so eun dengan santai.

 

            Tiba – tiba handphone so eun berbunyi, dan ternyata ada sms yang masuk. So eun pun membuka sms tersebut.

 

From: +0841-xxx-xxx

 

Annyeong..

Ini Kim So Eun kah?

 

            So eun terlihat bingung dengan datangnya sms tersebut. Nomor nya tidak ia kenali. Akhirnya so eun membalas sms itu.

 

Send To: +0841-xxx-xxx

 

Ne, ini Kim So eun..

Maaf, ini siapa? Aku tidak mengenal nomor ini..

 

***

 

From: +0841-xxx-xxx

 

Mwo? Kau tidak mengenal teman lamamu sendiri?

 

***

 

Send To: +0841-xxx-xxx

 

Teman lama? Ah, maaf aku tidak mengenalimu. Aku tidak mempunyai nomormu di handphoneku. Jadi, ini siapa?

 

***

 

From: +0841-xxx-xxx

 

Ini Kim Bum, teman yang sudah kau kenal sejak SMP..

Sudah ingatkah denganku?

 

            So eun terdiam membaca sms yang baru saja dia terima dari nomor yang tidak ia kenal itu. Ternyata pemilik nomor itu adalah kim bum, laki – laki yang sudah lama so eun sukai.

 

            ”So eun-ah, gwenchana???” tanya so min yang membuyarkan pikiran so eun.

            “Ah, ne.. Memangnya kenapa?” tanya so eun.

            ” Mimik wajahmu seperti orang kaget, seakan – akan baru mendapat kabar buruk. Jangan seperti itu” kata chae woon yang ternyata juga khawatir.

           

            ”Yang kau katakan itu benar chae woon. Aku memang benar – benar kaget. Hanya saja bukan kabar buruk yang aku terima, tapi aku juga tidak bisa bilang kalau mendapat sms dari kim bum adalah kabar baik untukku..” ucap so eun di hatinya.

 

            So eun kembali memainkan handphone nya dan membalas sms dari kim bum.

 

Send To: +0841-xxx-xxx

 

Kim bum-ssi? Benarkah ini kau???

Mianhaeyo, aku tidak punya nomormu bum. Jadi aku tidak tau kalau ini kau..

Dapat nomorku dari siapa?

 

***

 

From: +0841-xxx-xxx

 

Gwenchanayo, aku hanya bercanda kok~

Dari sahabat SMP mu, Park Shin Hye. Ingatkan?

 

-Kim So Eun POV-

 

            Aku tidak tau perasaan apa yang sedang melanda hatiku saat ini. Aku tidak bisa memungkiri bahwa mungkin hati kecilku sedang berbahagia saat ini. Tapi ketika aku membaca sms paling baru yang ku terima dari kim bum..

 

            ”Dari sahabat SMP mu, Park Shin Hye. Ingatkan?”

 

            Aku tidak tau apa yang harus ku katakan. Park Shin Hye...

 

            Park Shin Hye memang sahabat lamaku. Aku mengenalnya sejak SMP, sama seperti aku mengenal kim bum. Sampai sekarang kami masih suka berkomunikasi lewat me2day. Dan tentu saja aku maih menganggapnya sahabat, meskipun aku merelakan kim bum untuknya..

 

 

To Be Continued...

 

Part 1 nya sudah selesai sampai di sini nih. Maaf ya kalau ceritanya susah di mengerti atau mungkin bahasanya kurang bagus. Tapi saya sudah mencoba yang terbaik J

Jangan lupa untuk komentar ya, karena dengan komentar dari readers saya akan lebih semangat lagi untuk melanjutkan fanfiction ini..

Neomu khamsahamnida, see you on the next part ^^

 

Facebook: www.facebook.com/ChandraSyifaWidyaindiastuti

Twitter: www.twitter.com/ChandraSyifaW

 

 

 

           

 

Comments

You must be logged in to comment
ChandraSyifaW #1
Thank you! I will do my best! I will try to make a fanfict with an english ^_^
FeelLikeDance
#2
sounds nice! I hope you can do an English translation! :)