Fin

Stupid Jealousy
Please Subscribe to read the full chapter

  _________________________________________________

 

“Kenapa anak ini?” Yongsun yang baru datang langsung menyikut lengan Wendy ketika melihat Joohyun mengaduk aduk es krimnya yang kini sukses mencair.

“Seperti biasa.” jawab Wendy dengan nada malas tanpa menatap Yongsun dan tetap sibuk dengan ponselnya.

Yongsun menarik napas dalam melihat kedua sahabatnya. “Apa lagi kali ini, Bae Joohyun?”

“Bukan apa apa.” sahut Joohyun menggoyangkan bahu.

“Oh, tentu, bukan apa apa.” sambar Yongsun memutar bola mata. “Syukurlah karena itu artinya sekarang wajahmu memang kusut alami.” lanjutnya yang membuat Wendy tersenyum simpul. “Kudoakan semoga permanen.”

“Gampang, cukup disetrika dan akan mulus kembali.” tukas Joohyun tak mau kalah yang membuat Wendy akhirnya tertawa.

Yongsun mendengus pelan. “Kau apakan lagi Seulgi hari ini?”

Joohyun mendongak, menatap sebal pada Yongsun. “Dari kata katamu seolah aku yang salah di sini.”

“Dengar Joohyun, aku temanmu, sahabatmu, jadi aku tidak akan sungkan untuk mengatakan kalau kau sinting.” gemas Yongsun melihat ekspresi sahabatnya. “Sudah sebulan ini kau terus saja mengeluh ini itu tentang Seulgi, tapi toh setiap hari kau pergi dan pulang bersamanya dan aku tak melihat ada perubahan pada Seulgi. Dia masih seperti biasa.”

Akhirnya Joohyun berhenti mengaduk es krimnya dan duduk tegap menghadap kedua sahabatnya. “Kau tahu, aku kesal karena Seulgi tak seperti mantanku yang romantis, mereka...” ucapannya terhenti sejenak, bingung bagaimana menjelaskan pada kedua orang di depannya yang kini menatap Joohyun dengan kedua alis meninggi. “Kau tahu, Seulgi itu seperti kulkas.” jelas Joohyun. “Bukan, bukan kulkas.” ralatnya cepat. “Tapi kutub utara.”

Wendy terkekeh mendengar perumpamaan yang diberikan Joohyun. “Tapi dia selalu bersikap hangat padamu.”

Dan Yongsun mengangguk mengiyakan ucapan Wendy.

“Tapi dia tidak seperti Byulyi atau Chanyeol yang memberi kalian coklat saat valentine. Atau memuji kalian cantik kapanpun dan dimanapun.” protes Joohyun.

Yongsun langsung tersenyum jahil. “Mau tukar tambah denganku? Karena aku akan dengan senang hati...”

“Shut up!” ketus Joohyun menoyor dahi Yongsun dengan ponselnya yang membuat Wendy terbahak sebelum bersandar di kursi. “Aku mulai ragu kalau dia mencintaiku.”

Yongsun dan Wendy langsung melirik satu sama lain sebelum Wendy membuka suara. “Sejak awal Seulgi sudah begitu. Kenapa baru sekarang kau protes dengan sikapnya?” tanya Wendy meraih tangan Joohyun dan mengusapnya pelan.

“Entah. Aku hanya...” Joohyun menghela napas pelan. “Aku tidak pernah melihatnya cemburu sekali pun.”

“Mungkin dia bukan orang yang mudah cemburu tapi bukan berarti dia tidak pernah cemburu dan tidak mencintaimu, Babe.” Yongsun menimpali. “Kalian sudah bersama selama 2 tahun? 3 tahun? Kalau dia tidak mencintaimu, kalian tidak akan bersama selama itu.”

Joohyun diam cukup lama dan hanya menatap kedua sahabatnya secara bergantian. Jujur saja dia percaya Seulgi mencintaimya, hanya saja, Joohyun ingin merasakan sesuatu yang cukup menantang dalam hubungan mereka. Karena selama ini Seulgi hampir tak pernah marah padanya. Kalaupun mereka ribut, hanya selang beberapa jam Seulgi pasti akan menghubunginya dan meminta maaf sekalipun itu bukan kesalahannya dan hal itu terkadang membuat Joohyun gerah. Gerah karena itu membuatnya seperti tak tahu diri.

Yongsun menatap nanar wajah Joohyun. Wajah polosnya membuat Joohyun bergidik ngeri karena mulut Yongsun terkadang sangat tak tertebak. “Jujur padaku Joohyun, kau pernah tidur dengannya, benarkan?”

Kedua mata Joohyun membelalak lebar dan wajahnya langsung merah mendapatkan pertanyaan telak yang menyimpang dari topik pembicaran dan sangat tiba tiba tersebut. “What? Yah!”

“Akui saja.”

Tatapan mata Yongsun yang begitu tajam, sangat menghunus dan penuh selidik membuat Joohyun seketika panik. “Tidak, aku tidak pernah...” Joohyun terdiam sambil menggigit bibir.

Melihat bagaimana ucapan Joohyun terhenti begitu saja, Wendy langsung membekap mulutnya dengan mata tak kalah panik dengan Joohyun. “Oh Tuhan, jadi kau benar benar pernah tidur dengannya?”

“What?! No!” bantah Joohyun hampir mencakar wajah kedua sahabatnya.

“Ayolah, Hyun, tidak perlu malu.” ucap Yongsun santai. “Aku justru akan heran kalau kau belum tidur dengannya karena lihatlah, pacarmu Kang Seulgi, dia benar benar menarik, seksi, dan sangat menggoda tentunya. Kalau aku jadi kau, aku akan menidurinya setiap hari.” cengir Yongsun seperti orang tak kenal malu.

“Sinting.” maki Joohyun. “Kau dan otak dan pacar cabulmu itu benar benar harus direhabilitasi.” gemasnya menoyor dahi Yongsun yang hanya dibalas dengan cengiran gila wanita itu. “Dengar,” Joohyun menoleh ke sekeliling, tak ingin orang lain mendengar obrolan sinting dengan topik sinting bersama kedua sahabat sintingnya ini. “Aku memang pernah tidur dengannya, tapi hanya sebatas tidur, oke? Tidak lebih dari itu.”

“Yakin?” Yongsun kembali memprovokasi. “Karena aku pernah 4 kali berbohong pada orang tuamu, menyelamatkanmu dengan mengikuti kebohonganmu dan mengatakan kalau kau menginap di tempatku.”

“What?!” Wendy terbelalak kaget. Dari ekspresinya dia benar benar tak tahu menahu tentang cerita itu. “Dia juga pernah melakukan itu padaku!”

“Bisa volume suara kalian dikecilkan?” Joohyun sedikit menggebrak meja saking kesalnya dengan kedua makhluk kurang ajar yang juga sahabatnya itu.

“Kau membuat kami berbohong berkali kali, Hyun.” protes Wendy setengah berbisik.

“Makanya kecilkan suara kalian jadi aku bisa menjelaskan.” Ingin sekali Joohyun menghajar kedua sahabatnya ini namun mereka sedang di kantin yang penuh dengan mahasiswa. “Dengar, 4 kali itu diwaktu yang bersamaan. Aku harus memberitahu kalian berdua agar kalian punya jawaban yang sama untuk orang tuaku.” jelasnya.

“Aku tetap tidak percaya kau hanya meninap dan tidak tidur dengannya.” lagi lagi Yongsun dan komen tengilnya. “Ayolah, Hyun, tidak perlu malu. Kau juga tahu aku pernah tidur dengan Byulyi.”

“Tapi aku memang tidak pernah tidur dengan Seulgi!” bantah Joohyun yang langsung membekap mulutnya karena menyadari suaranya cukup keras. “Tidur dalam artian tidur bersama, ya, tapi tidur dalam artian seks, no.” tambahnya semakin gusar. “Oh Tuhan, aku tidak percaya ini. Kalian membuatku mengatakan ini di tempat seramai ini. Ini benar benar gila.” ucap Joohyun mengusap wajahnya kemudian bersandar pasrah di kursi.

“Kalau bukan tidur,” Yongsun memberi tanda kutip dengan jarinya. “Kenapa sampai 4 kali?” selidiknya lagi, jelas masih belum puas dengan jawaban Joohyun.

Joohyun kembali terdiam untuk yang kesekian kalinya menerima pertanyaan sialan dari Yongsun, menimbang jawaban apa yang harus dikatakan tanpa memberikan informasi yang tak seharusnya. Mereka sahabatnya, ya, tapi ini tentang Seulgi dan Joohyun tak ingin membeberkan apa yang Seulgi saja perlu waktu lama untuk terbuka padanya. Lagipula ini bukan urusan mereka. “Maaf kalau aku tidak bisa memberitahu kalian, tapi percaya saat kubilang aku tidak pernah tidur dengan Seulgi.” jawab Joohyun pada akhirnya. “Dengar, aku tidak akan membantah kalau kalian bilang aku pernah bercumbu dengannya, tapi lebih dari itu, tidak.”

Melihat bagaimana raut wajah Joohyun, kedua sahabatnya itu akhirnya diam dan tak lagi membahasnya. Mereka cukup mengerti untuk tak memaksa Joohyun atau membuatnya marah karena mereka bisa melihat hubungan Joohyun dan Seulgi tak semudah yang telihat.

“Obrolan ini benar benar konyol dan di tempat yang lebih konyol.” gumam Joohyun setelah mereka bertiga hanya diam untuk waktu yang cukup membuatnya tak nyaman.

Yongsun dan Wendy menatap satu sama lain.

“Temanmu.” Yongsun menyikut Wendy.

“Jelas jelas dia temanmu.” balas Wendy.

“Yah! Aku masih di sini!” omel Joohyun menendang kaki keduanya. “Bisa bisanya kalian...” ucapan Joohyun terhenti ketika melihat Seulgi berjalan ke arah meja mereka yang membuat Yongsun dan Wendy menoleh.

“Hei.” sapa Seulgi ramah kemudian menatap bingung pada kedua sahabat Joohyun yang masih memandanginya seolah dia baru saja merampok mereka. “Kenapa kalian?” tanya Seulgi tertawa kecil.

“Bukan, bukan apa apa.” Yongsun mengibaskan sebelah tangannya sementara Wendy hanya tersenyum canggung.

“Ada apa?” tanya Joohyun memandang Seulgi.

“Aku hanya ingin bilang kalau aku mungkin akan pulang telat karena dosenku masuk setelah ini.” jelas Seulgi dengan wajah bersalah.

“Telpon kan bisa daripada harus jalan ke sini.”

“Ponselku mati dan aku lupa bawa charger.” cengir Seulgi. “Nanti pulang saja duluan, oke? Aku akan menemuimu nanti malam.”

Joohyun melirik kedua makhluk yang duduk di depannya sebelum mengangguk kecil.

“Ya sudah, aku harus kembali. 5 menit lagi aku ada kelas.” ucap Seulgi kemudian membungkuk dan mengecup pipi Joohyun sebelum beranjak.

Hening sepeninggal Seulgi tak berlangsung lama ketika Yongsun berceloteh lucu. “Kau tahu Wen, pacarku seperti kulkas, bukan, seperti kutub utara dan tidak roman... Ow!” Yongsun meringis merasakan tendangan Joohyun tepat di lututnya. “Apa kau tahu delulu itu punya bentuk, Hyun?” gemas Yongsun mengusap lututnya.

Joohyun mendengus kesal.

“Yup, delulu itu kau.” tawa Yongsun pecah yang diikuti Wendy.

 

***

 

“Bisa kau berhenti jadi manusia yang begitu sempurna?” Joohyun menyandarkan kepalanya di kaca jendela mobil, memandangi pepohonan di sisi jalan.

“Luar biasa kalimat itu keluar dari mulut wanita yang selalu mengataiku tidak peka, tidak romantis, dan menyebalkan.” Seulgi terkekeh kemudian meraih tangan Joohyun dan mengusapnya lembut.

Joohyun mengangkat kepalanya dan menoleh. “Maksudku di depan orang tuaku. Kau tahu, ibuku benar benar mengagumimu dan ayahku terus saja mengatakan agar aku tak selalu membuatmu menunggu saat kau menjemputku. Padahal sudah berkali kali kukatakan kalau aku memintamu menjemput di jam tertentu tapi kau malah datang setengah jam lebih awal. Bukan salahku kalau kau harus menunggu.”

Seulgi hanya tertawa kecil. “Dengan begitu aku jadi punya waktu untuk mengobrol dengan orang tuamu.” jelasnya.

“Tapi karena itu juga aku sering kena omel orang tuaku.” gerutu Joohyun. Dia cukup kesal karena orang tuanya selalu saja memuji Seulgi sementara dirinya mendapat nasihat penjang lebar.

“Oke, oke. Aku minta maaf. Nanti biar kujelaskan pada orang tuamu kenapa aku selalu datang sebelum waktunya.”

Joohyun hanya menghela napas dalam dan kembali menyandarkan kepalanya di kaca jendela seraya memejamkan mata.

“Hei...”

Rasanya Joohyun ingin tertawa mendengar bagaimana Seulgi memanggilnya. Memang bukan tak pernah, tapi sangat jarang Seulgi memanggilnya dengan panggilan sayang padahal hubungan mereka sudah 2 tahun lebih. Jika dibandingkan dengan bagaimana mesranya Chanyeol memanggil Wendy atau bagaimana tak tahu malunya Byulyi ketika terkadang dia memanggil Yongsun dengan kata 'yeobo' hubungan mereka benar benar tertinggal jauh. Panggilan default Seulgi padanya antara ‘hei’ atau ‘Joohyun’.

Yup, Joohyun.

Tak salah memang karena itu namanya. Tapi Joohyun ingin panggilan sayang itu lebih sering diucapkan Seulgi.

“Joohyun?”

“Hm?” balas Joohyun masih memejamkan matanya hingga mobil terasa menepi dan suara mesin mobil berhenti yang membuatnya membuka mata. Joohyun menatap Seulgi bingung.

“Kali ini apa lagi salahku?” tanya Seulgi menggenggam tangan Joohyun dan mengecup punggung tangannya yang membuat wajah Joohyun bersemu. Kalau Seulgi menyadari itu, dia mengabaikannya.

“Pertanyaanmu seolah aku selalu menyalahkanmu.” dengus Joohyun membuang muka, sekalian menyembunyikan rasa malunya.

“Aku tahu kau tidak menyalahkanku, kau hanya tidak suka dengan sikapku.”

Joohyun menoleh. “Hm, kau kaku, seperti orang tua, tak banyak emosi di wajahmu, dan itu membuatku kesal karena aku merasa seperti anak kecil dan kau jauh lebih dewasa.” protesnya gusar. “Aku benci karena kau membuat orang tuaku selalu saja membelamu dan menyalahkanku. Mereka jauh lebih menyanyangimu ketimbang aku. Aku benci karena kau membuatku seperti anak kecil yang selalu menuntut ini dan itu padamu dan...” Joohyun terhenyak menyadari ucapannya terlebih saat perubahan raut wajah Seulgi.

Tak lama Seulgi melepaskan genggaman tangannya dan kembali menghidupkan mesin mobil.

Sepanjang jalan menuju kampus, Seulgi tak lagi bicara dan itu membuat Joohyun ingin menangis. Biasanya memang Joohyun yang lebih banyak bicara, tapi Seulgi selalu menimpali ucapannya, memberinya pertanyaan pertanyaan aneh atau hanya sekedar menertawakan candaannya. Tapi kali ini Seulgi diam sementara Joohyun tak sanggup menurunkan gengsinya untuk mengaku salah dan meminta maaf.

Sesampainya di parkiran kampus, Seulgi masih diam, menatap Joohyun pun tidak. Dia hanya membereskan tas sebelum keluar dari mobil dan itu benar benar membuat Joohyun merasa bersalah. “Aku mungkin akan pulang telat jadi pulanglah lebih dulu.”

Joohyun memandang Seulgi sebentar dan mengangguk kecil sebelum beranjak. Namun baru beberapa langkah Seulgi sudah menarik lengannya. Kedua alisnya meninggi namun kebingungannya buyar ketika bibir Seulgi menyentuh pipinya. Cukup lama untuk membuat sekujur tubuh Joohyun meremang karenanya.

“Aku mencintaimu.” Seulgi berbisik cukup pelan dan berjalan ke arah berlawanan.

Lama Joohyun tertegun, memandangi sosok Seulgi yang terus menjauh hingga menghilang dari pandangannya. Dadanya terasa sesak mengingat Seulgi berlalu begitu saja bahkan tak menunggu Joohyun membalas ucapannya. Joohyun hampir mengurungkan niatnya untuk masuk kelas, memilih pulang dan meratapi kebodohannya namun seseorang lebih dulu menepuk pundaknya.

“Berhenti melamun karena kita ada tes pagi ini.” ucap Wendy membuyarkan lamunan Joohyun kemudian menyeretnya menjauh dari parkiran.

 

 

 

Seharian itu Joohyun merasa begitu gelisah. Pikirannya terus saja membawanya ke adegan saat berada di mobil Seulgi tadi pagi. Perubahan ekspresi wajah Seulgi saat itu benar benar menghantuinya. Seulgi sangat tak tertebak, entah karena dia memang tak ekspresif seperti Joohyun atau memang terlalu pintar menyembunyikan perasaannya. Namun pagi itu, Joohyun bisa melihat mata indah itu berubah sendu untuk sesaat sebelum kembali seperti biasa. Ditambah sikap Seulgi seharian ini, Joohyun tak henti merutuki dirinya karenanya.

“Aku punya banyak waktu untuk mendengarkan isi kepalamu kalau kau mau.” Wendy duduk di samping Joohyun kemudian merangku

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
taecyeonismine
#1
Chapter 1: gemes bangetttt <3333
Atsuko3
#2
Chapter 1: Update lgi setlah sekian lama
BaeJun #3
Chapter 1: Gemesss. Seneng deh update cerita baru setelah hiatus lama 😊 ada notif lgsg baca dong....
specialelf888 #4
Chapter 1: Gemess 🥹🥹🥹