We all fall in love sometimes

Stay

Bulan itu merupakan bulan festival bagi mahasiswa baru. Setiap organisasi, klub, ekstrakuliker mencoba untuk merekrut anggota baru dengan caranya masing-masing. Tidak jauh berbeda dengan ekstrakulikuler lain yang memasang stan tenda, begitupun klub buku yang dipelopori oleh Yujin. Jika menyangkut dengan buku, Yujin mengetahui seberapa passsionate-nya Xiaoting terhadap buku. Sehingga sebelum acara festival berlangsung, Yujin memutuskan menemui Xiaoting untuk mengenalkan klub bukunya secara mandiri.

"Xiaoting, klub buku yang aku geluti sedang membuka rekrutmen anggota baru, if you're interested just join us." Ucap Yujin sambil menyerahkan selembar brosur yang isinya nampak elegan. Hari ini sudah 1 bulan semenjak pertemuan mereka di toko buku. Semenjak itu pula lah hubungan mereka menjadi dekat, karena Yujin tidak jarang menanyakan mengenai hubungannya dengan Yurina, dan Xiaoting merasa nyaman untuk menceritakannya. Tidak jarang juga Yujin meminta Xiaoting untuk menemaninya ke toko buku kembali. Toh, dia sama-sama penyuka bukubukan ada maksud lain, fikir Yujin.

"Wah, aku cukup tertarik unnie. Terima kasih, aku akan melakukan pendaftaran ketika jam ku kosong." Ucap Xiaoting ketika dia telah melihat isi dari brosur tersebut.

"I know you will be interested. You just like me"

"Huh? Maksunya unnie?"

"I mean you are, you are just like me. Bukan maksudnya kamu menyukai aku. Tapi aku rasa kita ga jauh beda kalau udah membahas buku." Jawab Yujin dengan lidahnya yang tiba-tiba kelu. Grammar will be damned.

"Hahaha betul unnie, one thing common between us." Ucap Xiaoting dengan enteng.

***

"Yujin unnie, hai" Ucap Xiaoting yang langsung menemukkan Yujin berada dalam ruangan klub buku. Yujin yang merasa terpanggil, menghentikan obrolannya dengan salah satu anggota yang mengurus pendaftaran klub buku ini.

"Hai Xiao-" Balasan Yujin terhenti ketika dia melihat siapa yang mengikuti Xiaoting di belakangnya.

'Tentu saja, harusnya aku sudah memprediksi hal ini' batin Yujin mengutuk.

"Halo Yurina, kamu tertarik juga kah dengan klub buku?"

"Halo juga Yujin unnie, tadi aku juga sempat baca brosur yang ada di Xiaoting, dan dari berbagai klub yang ada, aku paling tertarik dengan ini, jadi aku memutuskan untuk mendaftar."

Yujin menganggukkan kepalanya. Dia pun mempersilahkan Xiaoting dan Yurina untuk mendaftar.

Yujin tidak terbiasa dengan perasannya saat ini. Setelah frekuensi percakapannya dengan Xiaoting semakin meningkat, ada rasa iri kepada objek utama yang selalu Xiaoting ceritakan. Meskipun dia tidak membenci jika Xiaoting sedang membicarakannya karena bagaimanapun dia bisa melihat seberapa antusiasnya Xiaoting, akan tetapi jika melihat mereka berdua seperti ini, perasaan yang tak bisa dijelaskan itu hadir. Ini kali pertama nya Yujin memiliki perasaan bitterness terhadap orang lain tanpa alasan jelas.

***

Malam itu Yujin mendapat panggilan dari ayahnya untuk segera menghadap menuju kantornya di perusahaan inti. Setelah sampai ia dengan gugup berdiri di hadapan ayahnya, cemas dengan apa yang ingin ayahnya perintahkan. Pertemuan mereka terbilang jarang meskipun masih berada dalam satu atap karena sibuk dengan agenda masing-masing. Pun mereka jarang berbicara kecuali jika ada hal penting untuk dibicarakan, seperti saat ini.

"Yujin, appa mendapat laporan kemarin bahwa anak perusahaan biocosmetic akhir-akhir ini sedang mengalami penurunan profit, aku ingin kamu mengurusnya dengan segera." Ucap ayahnya tanpa sekalipun menatap ke arah Yujin sejak Yujin masuk ke dalam ruangannya dan lebih fokus dengan laptop di hadapannya.

"Baik appa, aku akan ke kantor utama mereka setelah jadwal kelas ku berakhir besok." Jawab Yujin dengan segera. Yujin tidak memiliki pilihan lain.

"Baiklah, adakan rapat dengan semua manager bidang dan awasi secara keseluruhan."

"Baik appa." Jawab Yujin sambil menganggukkan kepalanya.

"Aku ingin peningkatan dalam satu bulan kedepan, jika tidak kamu tahu sendiri apa akibatnya." Kali ini pandangan ayahnya beralih dan menatap Yujin dengan intens.

"Baik appa, apakah ada lagi?"

"Bagaimana nilai akademis mu?" Tanya ayahnya.

"Sampai saat ini masih baik-baik saja appa, aku mendapat nilai A untuk semua mata kuliahku."

"Hmm baiklah, pertahankan nilai mu itu, dan terus berlatih dengan kemampuan yang lainnya, aku ingin setelah kamu mendapat gelar di Universitas Seoul, kamu bisa langsung melanjutkan di  Harvard atau Cambridge University, jadi persiapkanlah dengan baik."

"Baik, appa."

Kehidupan seorang Choi Yujin tidak semanis apa yang orang-orang bicarakan di kampus. Untuk segala kemewahan, kekayaan, dan ketenarannya ada pengorbanan besar yang setiap hari dilakukan oleh Yujin. Setiap harinya ada setumpuk aktivitas dan agenda yang harus Yujin lakukan sebagai seorang mahasiswa dengan nilai Perfect A dan sebagai penerus grup perusahaan. Meski saat ini Yujin belum secara terikat bekerja dengan posisi tertentu, sebagian isu dan permasalahan internal perusahaan dilimpahkan kepada Yujin untuk diselesaikan sebagai proses latihan dan pembelajaran. Yujin tidak bisa menolaknya, karena dia tahu dengan baik konsekuensi apa yang bisa saja diterimanya. Setiap hari, yang bisa Yujin lakukan adalah berdoa agar kehidupannya cepat berakhir.

***

Xiaoting masih merasa takjub dengan dekorasi acara pembukaan anggota baru untuk klub buku yang baru ia masuki. Ia tahu ia mengemban pendidikan pada universitas terbaik di korea, akan tetapi ia masih tidak mempercayai bagaimana sesuatu berjalan dalam cara yang terbaik pula di setiap sudut universitas, termasuk acara pembukaan saat ini. Ia duduk bersebelahan dengan Yurina mendengarkan dengan seksama pembawa acara yang sedang melaksanakan tugasnya di panggung sana.

"Baik, tanpa berlama-lama lagi mari kita dengar sambutan dari ketua sekaligus pendiri dari klub buku ini, saya persilahkan waktu dan tempat kepada Choi Yujin."

"Xiaoting, Yujin unnie merupakan seorang pendiri klub ini juga? Heol, hebat sekali unnie." Xiaoting yang sama terkejutnya dengan Yurina hanya bisa menganggukkan kepalanya tanpa berfikir.

Xiaoting memperhatikan bagaimana Yujin berjalan secara berwibawa dengan blouse yang dipadukan bersaman dengan suit abu-abu menambah kesan professionalitas dengan gaya feminine. Yujin yang ia kenal selama ini menguap begitu saja tergantikan oleh karisma dan aura yang ia pancarkan.

"Hallo semuanya, saya disini berdiri sebagai ketua sekaligus penggagas berdirinya klub ini. Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada rektor yang terhormat...."

Xiaoting tidak fokus mendengar apa yang Yujin sampaikan, batinnya masih terkesima dengan primadona satu kampus yang saat ini sedang memberikan speechnya pada panggung besar dimana biasanya pertunjukkan opera di gelar. Fikirannya masih berkelana ketika tak lama berselang terdengar suara tepukan meriah dan Yujin pun turun dari podium menuju kursi paling depan tempat ia berasal. Acara pembukaan pun berlangsung dengan Xiaoting yang lebih banyak menatap punggung Yujin sepanjang acara.

***

"Yujin-ssi, 45 menit lagi ada rapat dengan para manager di kantor utama biocosmetic, ini laporan yang harus anda pelajari." Ucap Seungyeon sambil menyerahkan setumpuk laporan begitu Yujin keluar dari ruang pementasan opera mini yang dipakai sebagai acara pembukaan klub buku. Sekretarisnya Seungyeon beserta bodyguard yang merangkap sebagai supirnya hanya akan menemani Yujin jika terdapat agenda perusahaan. Selebihnya Yujin akan menggunakan mobilnya sendiri untuk mencuri waktu privasinya. Orang-orang disekitarnya yang juga baru keluar dair ruangan itu hanya mampu memandang Yujin dengan kagum.

Tak terkecuali seorang gadis jangkung yang saat ini sedang menatap dirinya dari arah yang berlawanan.

"Seungyeon, aku akan berada di mobil dalam waktu 10 menit, ada seseorang yang ingin aku temui terlebih dahulu."

"Baik Yujin-ssi." Seungyeon dan supirnya pun pergi terlebih dahulu meninggalkan Yujin yang saat ini tersenyum bahagia melihat sosok Shen Xiaoting.

"Woah unnie, kamu keren sekali tadi." Ucap Xiaoting sambil mengeluarkan ekspresi kagumnya.

"Benarkah? Aku berusaha keras untuk membuatmu kagum." Jawab Yujin sambil menuntun Xiaoting untuk berjalan di sampingnya.

"Aku?"

Yujin yang baru tersadar dengan apa yang dia ucapkan berusaha mencari alasan di dalam otaknya.

"Mmm maksudnya untuk membuat kesan baik di mata anggota baru."

'Fyuuh, syukurlah' batin Yujin.

"Aku baru kali ini melihat sisimu yang seperti ini, biasanya unnie hanya seorang nerd di mata aku."

"Well, kamu harus tetap di sisiku karena ini belum seberapa jika dibandingkan dengan sisi-sisi yang ingin aku tunjukkan kepada kamu." Jawab Yujin tersenyum.

"Oh ya? Kalau begitu aku akan menantikan sisi seperti apa yang akan seorang primadona kampus tunjukkan kepadaku."

"Hahaha Ting, aku bukan primadona kampus, jangan kemakan gossip orang lain."

"Why? It's true though, you're an amazing person. Of course you deserve the title." Ucap Xiaoting sambil tersenyum menatap Yujin.

Yujin yang mendengar jawaban Xiaoting memilih untuk tersenyum sambil berusaha menyembunyikan pipinya yang tersipu malu. Detak jantung Yujin kala itu berdegup lebih kencang dari biasanya, bahkan lebih kencang dibanding ketika Yujin memberikan sambutannya tadi di depan rektor dan pejabat tinggi kampus lainnya.

.

'God? What's wrong with me?'

***

Jam menunjukkan pukul 11 malam ketika Yujin menghempaskan badannya di kursi belakang mobil. Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan baginya, mengikuti 2 mata kuliah, pemberian sambutan hingga memulai rapat di perusahaan. Rintik hujan di luar membuat kantuk Yujin semakin tak tertahankan namun fikirannya tiba-tiba kembali mengingat percakapan singkatnya dengan Xiaoting. Ada rasa hangat yang ia rasakan setiap kali memikirkan sosok perempuan itu. Meskipun tubuh dan fikirannya merasa lelah luar biasa, hanya dengan memikirkan Xiaoting perasaan hatinya menjadi lebih baik. Tanpa sadar senyumnya mengembang dengan rekah sepanjang perjalanan. Suara Elton John yang menemaninya membuat bibirnya semakin tersenyum lebar.

Wise men say
It looks like rain today
It crackled on the speakers
And trickled down the sleepy subway trains
For heavy eyes could hardly hold us
Aching legs that often told us
It's all worth it
We all fall in love sometimes


The full moon's bright
And starlight filled the evening
We wrote it and I played it
Something happened
It's so strange this feeling
Naive notions that were childish
Simple tunes that tried to hide it
But when it comes
We all fall in love sometimes


Did we, didn't we, should we, couldn't we?
I'm not sure 'cause sometimes we're so blind
Struggling through the day
When even your best friend says:
"Don't you find
We all fall in love sometimes?"


And only passing time
Could kill the boredom we acquired
Running with the losers for a while
But our Empty Sky was filled with laughter
Just before the flood
Painting worried faces with a smile


Wise men say
It looks like rain today
It crackled on the speakers
And trickled down the sleepy subway trains
For heavy eyes could hardly hold us
Aching legs that often told us
It's all worth it
We all fall in love sometimes


***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 3: The story is good, I hope u can update soooonnn
PLAPLE #2
Chapter 3: WOOOWW
This story is getting better and better by every chapter
waiting for the updatee 😁😁
PLAPLE #3
Chapter 1: <span class='smalltext text--lighter'>Comment on <a href='/story/view/1509253/1'>If You Don't Know Me By N...</a></span>
THE STORY IS SO GOOD!!!

I am really in need of more XiaoJin stories!!!

please continue thisss

I loved it