The meeting

The Wedding

 

 


🖤
Author POV


Pagi itu jalanan masih lengang, hanya satu-dua kendaraan yang melintas.
Seorang perempuan muda merapatkan jaketnya, syal yang Ia pakai pun diangkatnya hingga menutupi setengah wajahnya. Pakaian tebal yang Ia kenakan seolah masih bisa ditembus dinginnya angin di musim ini.


Ia sesekali menengok ke arah danau diseberang jalan. Entah apa yang Ia pikir kan ketika Ia memilih untuk tiba-tiba menyeberang dan berjalan di pinggiran danau yang masih sepi itu. Disana ada beberapa bangku, trek untuk lari dan pohon palem disekelilingnya.


Ia melihat jam di ponselnya 6:18:21 masih terlalu dini untuk melakukan aktivitas, namun Ia terbangun pagi buta dan tak bisa tidur kembali. Sehingga memutuskan keluar untuk jalan-jalan pagi dan membeli sarapan di minimarket 24 jam di pertigaan jalan.


Ia berjalan pelan menuju ke depan danau matanya menyipit memastikan apa yang Ia lihat.


'Apa itu? Dia manusia kan?' ucapnya dalam hati


Ketika hampir sampai Ia tiba-tiba terdiam, mematung.
Sosok didepan danau menoleh ke arahnya.
Seorang gadis; tampak sebaya.


Maha benar Tuhan dengan segala firman-Nya


Rambut gadis itu tersibak angin, cahaya matahari yang menembus dedaunan pohon palem menerangi gadis itu dan mengenai sedikit bagian tubuhnya.


Gaun putihnya tampak bersinar, rambut hitam bergelombang yang sedikit kusut dan ujung gaun yang mulai berwarna kusam, mungkin karena Dia berlari atau berjalan semalaman atau entahlah. Disampingnya tergeletak sepasang heels berwarna putih senada dengan gaunnya.


Kulit pucatnya berpadu dengan bibir merah namun riasannya terlihat rusak sepertinya Dia menangis.
Matanya sembab, maskara yang Dia kenakan luruh menyisakan noda hitam yang mengering, hidungnya juga memerah.


Cukup lama mereka berpandangan gadis itu hanya menghela nafas dan kembali memandang kedepan seolah tahu perempuan muda yang barusan bertatapan dengannya bukan orang jahat dan untungnya memang benar.


Sang perempuan muda itu menghampirinya perlahan, gadis asing itu terduduk dengan memeluk lututnya dan hanya memandang lurus 

 

💛
Perempuan muda POV


/growl


'suara itu...'


Dia memejamkan matanya, pipinya tampak memerah karena malu(?) kami bertatapan sekilas lalu Dia segera membuang pandangan dariku.


Aku mengambil sepotong onigiri dari plastik yang ku genggam dan menyerahkan sisanya padanya, aku kembali ke posisiku tadi dan mendudukan diri diatas rumput yang masih basah itu.


"Makanlah!" Aku berkata padanya sambil mulai melahap onigiriku.


Dia tampak ragu dan aku masih memperhatikan nya.
Dia menatap ku sekilas seolah meminta persetujuan, aku mengangguk. Aku mulai ikut mengalihkan perhatianku pada ikan-ikan kecil yang berenang. Mencomot sedikit makananku dan melemparkannya kearah kolam. 


Kudengar suara plastik dari samping, Dia memakannya juga. tanpa sadar Aku tersenyum kecil.
Dia memakannya namun air matanya tampak menetes, lagi(?)


'Apa yang sebenarnya kau lalui Nona?'


Dia terisak namun masih melahap habis makanannya. Dia kemudian meneguk susu pisang yang kubeli dan menangis kembali.
Aku hanya diam membiarkan Dia menangis karena tak tahu apa yang harus diperbuat.


Setelah beberapa saat tangisnya mereda, kami masih saling terdiam. Hanya menikmati matahari yang mulai menghangat. Kulihat kembali jam 7:27:33. 1,5 jam lagi untuk kelas pertama.


"Ayo!" Ajakku padanya


"Eh?" 


"Aku bukan orang jahat dan setidaknya kau bisa beristirahat sementara waktu ditempatku." Aku berdiri dan membersihkan celanaku.


Tanganku terulur mengajaknya.


Gadis itu menyambut uluranku dan tersenyum kecil.


"Tunggu!" Aku melepas jaketku memakaikan pada gadis asing ini.


Dengan jarak sedekat ini Aku bahkan bisa dengan jelas melihat bulu matanya yang lentik. Manusia bodoh mana yang membiarkan pengantin secantik ini terdampar di danau kecil yang pengunjungnya bisa dihitung dengan jari.

 

🖤
Author POV


Mereka berjalan beriringan menuju kost si perempuan muda.


Orang-orang mulai tampak memulai hari. Mereka yang berpapasan sesekali melirik keheranan terhadap mereka berdua.


Hanya sekitar 10 menit mereka sudah sampai di komplek kost-kostan yang penghuninya kebanyakan dari mahasiswa kalangan menengah ke bawah atau karyawan toko kecil yang ada di sekitar sini atau bahkan hanya pemuda pemudi iseng yang ingin bebas namun tak memiliki modal banyak.


Ruangan yang hanya berukuran 5x5 meter persegi itu tampak luas karena hanya ada kasur lantai dan meja kecil serta dapur yang seadanya dan kamar mandi super sempit di pojokan.


"Maaf kamarnya sempit" ucap si empunya kamar


Ia tersenyum malu dan gadis asing yang dibawanya ikut tersenyum, merasa lucu kenapa penolongnya ini harus meminta maaf.


"Aku yang harus minta maaf karena merepotkan...."


"Seulgi. Kang Seulgi." Seulgi -siempunya kamar- segera menimpali


"Maaf harus merepotkanmu Seulgi-ssi. Aku Irene, Irene Bae"

 

 

 

.tbc
 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet