fin

9 September

9 September.

 

Orang bilang kalau ada kesedihan pasti ada kesenangan karna mereka itu satu paket. Ya, dan itu terjadi padaku dan juga dia. Di tanggal ini kami masih menjalani ospek dari jurusan kami. Di tanggal ini juga dia membuat sejarah.

 

Honda Hitomi. Anak yang perwatakan lembut dan lucu berkat pipinya yang gembul dan gigi kelinci nya membuat semua orang gemas terhadapnya. Dia adalah cewek yang aku maksud.

 

Malam ini ada pertandingan futsal cowok antara angkatannya dengan kakak kelas yang ditujukan untuk mempererat keluarga hima. Dan yang perempuan wajib datang untuk memberikan dukungan berupa patungan membayar sewa lapangan futsal dan juga teriakan penuh semangat.

 

Seharusnya setelah itu mereka pulang.

 

 

Seharusnya mereka mengerjakan laporan praktikum rangkaian elektronika.

 

 

Seharusnya mereka bisa istirahat dari kakak kelas mereka.

 

Tapi, mereka malah disuruh ke basecamp hima yang berjarak 7 menit dari tempat futsal depan kampus mereka dan terkenal angker. Hitomi bukan gadis yang pemberani, dia sama seperti cewek lainnya, selalu minta ditemani untuk pergi kemanapun, termasuk ngumpulin laporan ke asprak. Bukan berarti hitomi takut dengan hal-hal mistis yang menurutnya tidak masuk akal sama sekali.

“Tapi hii, disana tu emang ada penunggunya, lihat aja gubuk yang disamping basecamp tu! Kan ada kasurnya, hujan panas badai, gak hancurkan kasurnya? Kok bisa? Ya karna ada hantunya”. Ucap Kim Minju, gadis visual seangkatan mereka yang sering sekali jadi bahan bentakan disma mereka. Konon katanya gadis yang paling cantik selalu menjadi target disma untuk di salah-salahin. Entah apa alasannya, tapi banyak yang berpikir kalau perempuan yang berparas cantik identik dengan lemah lembut dan bermental yupi sehingga banyak yang mengganggap tidak pantas untuk berkuliah di jurusan teknik jadi mereka perlu di teriaki lebih untuk memperkuat mentalnya selama berkuliah di teknik.

 

Hmm..

.

.

.

.

Sungguh Pemikiran yang Sangat Primitif

---------------------------------------------------

 

Dari awal seharusnya mereka tahu kalau ajakan bermain futsal adalah jebakan para senior buat nge-ospek mereka di luar kampus. Karna mana mungkin para senior setan memasang wajah manis saat bermain futsal tadi, padahal tugas inagurasi mencetak bendera hima saja belum selesai.

 

Sudah lebih dari dua jam mereka di bentak tanpa alasan, dan selama itu juga Yabuki Nako sudah ditelfon lebih dari 30 kali sama mama nya. Nako tidak nge kos seperti kawan-kawannya yang lain, karna menurut mamanya rumah mereka masih satu kota dengan kampusnya.

Nako bukanlah anak yang sangat patuh sama mamanya, bukan juga anak yang bandel. Tapi anak mana yang jantungnya masih aman-aman aja kalau melihat 30 misscall dari mamanya.

Persetan dengan senior. Nako memberanikan diri permisi ke belakang basecamp untuk menelfon kembali mamanya. “gila hormat kali senior kau, anak kampung aja pun mereka banyak kali gayanya, nako pulang sekarang, emangnya mereka mau menjamin keselamatan nako dijalan? Mau mereka bertanggung jawab kalau nako kecelakaan?”

Jarak rumah nako dan kampus sekitar 45 menit, mama nako bukannya tidak mengizinkan nako buat nge kos, tapi mamanya adalah orang tua tunggal dan nako masih punya 2 orang adik yang masih sekolah di bangku SD dan SMP. Dengan memikirkan keuangan keluarga maka Nako tidak nge kos. Karna lebih hemat kalau Nako tinggal dirumah saja. Dan Nako juga tidak mempermasalahkan hal tersebut.

.

Wajar saja mamanya menelfon karna itu sudah jam 11 malam, dengan jarak rumah dan basecampnya yang jauh bisa saja dia sampai rumah jam 12 malam lewat. Sama seperti Hitomi, Nako juga tidak takut hantu tapi dia takut begal. Begitu juga mamanya.

Setelah menelefon mamanya, Nako kembali berkumpul di ruang tengah basecamp, dan semua orang heboh karna Nako Kembali sambal menangis. Nako bukannya tidak mau menghapus air matanya terlebih dahulu. Tapi dibelakang tadi dia udah mencoba tapi tetap aja air matanya tetap turun.

Batinnya belum siap dengan tekanan dari tugas laporan yang tidak henti, ospek hima yang setiap hari bahkan sampai tengah malam, rapat ukm, rapat kepanitian kampus, belum lagi tugas membereskan rumah. Membuat jadwal tidurnya yang berantakan dan sekarang dia di marah-marahi oleh mamanya. Menjadi mahasiswa sungguh melelahkan.

 

nako kenapa?”

Kak Eunbi, mahasiswa tingkat akhir yang kebetulan hadir pada malam itu bertanya sambil menyuruh disma yang kata mama nako ((anak kampung dan banyak gaya)) untuk diam dulu dan berhenti merobek tugas tandatangan yang mereka kerjakan karna garisnya tidak sesuai ukuran.

Nako hanya bilang kalau mamanya memarahi dia dan menyuruh pulang karna rumahnya yang jauh dan rawan begal. Mana mungkin Nako yang seukuran toge berani mengatakan ulang apa yang mamanya bilang tadi. Akhirnya kak Eunbi menyuruh semuanya untuk bubar dan pulang. Emang siapa yang bisa melawan kalau senior dari senior sudah mengambil keputusan.

Kwon Eunbi si senior yang menyelamatkan Hitomi dan teman-teman lainnya dari amukan disma yang tak berujung selesai dimalam itu, tiba-tiba menghampiri Nako yang di parkiran motor dan menawari untuk mengantar Nako pulang. Lebih tepatnya memaksa. Dengan alasan “Rumah kamu jauh, ini juga udah malam banget lagian aku yang paling tua disini, aku gamau kamu kenapa-kenapa. Aku juga mau minta maaf sama mama kamu, karna udah buat dia khawatir”. Ucapnya sambil memakaikan helm bermotif doraemon ke kepala nako.

Dimata Eunbi, nako lucu seperti toge kalau pakau helm. (bener kata atuy)

.

.

Kwon Eunbi bukan termasuk senior yang di benci oleh angkatan Nako. Nako juga tidak membenci Eunbi

.

.

.

Tapi

.

.

.

.

.

.

Kwon Eunbi tidak baik bagi hati Nako.

---------------------------------------------------

 

Hitomi terlahir sudah mempunyai sifat baik hati yang terkadang membuatnya sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak tahu diri, ingin ikut mengantar Nako pulang. Bukan tanpa alasan yang jelas, Nako bisa dibilang adalah malaikat bagi Hitomi, Yuri dan Minju yang hidup sebagai anak kos. Nako sering membawa lauk berlebih dan membaginya dengan mereka. Nako juga pandai menjahit, bahkan Nako pernah me-ngurut Hitomi waktu dia terjatuh di gerbang kampus. Bagi mereka Nako itu ibu peri, harta yang paling berharga.

 

Kak, aku juga ikut ya antar Nako” Ucap Hitomi

“Kamu langsung ke kos aja ya tomi.. rumah Nako t-- …”

 

“Hitomi ikut aja kak, masak kakak pulang sendirian dari rumah aku nanti”

Belum sempat Eunbi menyelesaikan kalimatnya, Nako sudah memotongnya terlebih dahulu. Nako memang khawatir kalau Eunbi pulang sendirian setelah mengantarnya, tapi Nako juga belum terbiasa berdua dengan kak Eunbi. Lagipula..

.

.

.

Kwon Eunbi masih tidak baik bagi hati Nako.

 

kak, aku sama yuri ikut juga ya, nih dah siap” kata si visual di angkatan mereka dan dibalas anggukan oleh kak Eunbi.

Tidak mungkin Yuri dan Minju melewati momen ini. Jika Hitomi memang tulus untuk mengantar Nako. Lain halnya bagi duo minyul ini, mereka ingin menjadikan momen ini sebagai konten ghibahan mereka.

 

hii.. lu gak apa bawa motornya sendiri” tanya Yuri

gapapa, kan kita juga bawa motornya iring-iringan”

 

“kamu sama aku aja, kak eunbi nanti lo pulang sama si bebek ya, dia juga ikut antar Nako pulang”.

Suara itu berasal dari Kim Chaewon. Kakak kelas mereka yang sering hadir disetiap ospek hima. Chaewon bukan disma, dia tidak pernah membentak mereka. Bahkan dia tidak pernah bicara sama sekali. Tapi semua orang takut samanya. Karna tatapannya yang dingin dan auranya yang kata Yuri –dipenuhi energi negatif—

Bumi gonjang ganjing, setan kesurupan manusia, manusia kesurupan setan. Kim Chaewon si kakak kelas yang paling di hindari seangkatan. Bahkan teman seangkatan mereka Kim Nayoung rela parkir di Gedung akuntansi saat melihat kak Chaewon ada di parkiran Gedung teknik. Yang membuat dia harus berlari ke dalam kelas agar tidak terlambat yang bisa berujung dengan kompen.

Kak, ayo cepatan nanti mama ku nelfon marahin aku lagi nih”. Nako tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Yang di pikirkannya hanya pulang dan bicara baik-baik dengan mamanya.

 “eh iya.. yuk. Jangan ada yang ngebut ya. Yena, lu bawa motor sendiri jangan sampai ngantuk”. Eunbi sebenarnya masih shock ngelihat sepupunya ngomong sama adik kelas mereka. Apalagi sampai mau ngantar pulang.

 “Siap kak”. Ucap Minju dan Yuri barengan dan Yena yang mengacungkan jempol kanannya.

 .

 .

 .

 “Kamu di belakang aja, biar aku yang bawa motornya”. Kata Chaewon

 “eh, i- iya kak”

---------------------------------------------------

 Tidak ada yang tahu kalau Hitomi menyukai kakak kelasnya itu. Bahkan sebelum ospek kampus dimulai hitomi sudah menyukainya.

Waktu itu hitomi baru saja selesai melakukan pembayaran uang pembangunan kampus dan berniat berkeliling sekitar kampus untuk mencari kos-kosan. Akhirnya Hitomi dapat kos yang sampai sekarang masih dia tempati. Hitomi dapat kebagian kamar di lantai 2.

Bagi seluruh maba, kamar di lantai 2 adalah petaka, karna ospek kampus yang melelahkan (berlari, sit up, squat jump, kuda-kuda, lompat,  berlari, berguling, berlari lagi dan lagi dan lagi) saat melihat kos nya saja sudah bahagia.. tapi mereka tidak mempunyai tenaga untuk menaiki tangga kosan.

Yang mereka bilang petaka adalah Keberuntungan bagi Hitomi. Karena dari jendela kamarnya Hitomi bisa melihat rumah kontrakan Chaewon dan kawannya. Disitulah dia pertama kali melihat Chaewon yang sedang menyelamatin 2 ekor anak kucing yang masuk parit. Saat itu sedang libur semester jadi tidak banyak mahasiswa yang tinggal di kos, makanya Chaewon sedikit kesusahan untuk mengambil sendiri anak-anak kucing tersebut.

Sejak saat itu Hitomi selalu melihat Chaewon dengan kucing. Entah itu memberi makan, memandikan atau sekedar mengelus makhluk berbulu tersebut. Hitomi tidak pernah menceritakan tentang tingkah laku Chaewon ke teman-temannya. Begitu juga dengan perasaannya.

---------------------------------------------------

 

Hitomi mulai memegang pundak Chaewon dan meletakkan kaki kirinya di pijakan motor dan mengangkat kaki kanannya. Chaewon pun mulai menjalankan motornya dan mengikuti kak Eunbi dari belakang.

Tidak pernah terpikirkan oleh Hitomi untuk bisa di berbicara sama Chaewon. Heck bahkan dia dibonceng Chaewon. Dimana dia bisa melihat Chaewon dari belakang dengan jarak dekat. Entah mengapa dengan melihat pundaknya saja sudah buat dia merasa hangat.

 

---------------------------------------------------

 

Hai, Hitomi, aku pernah dengar, jika kita menyukai seseorang dan sekarang kita hanya bisa melihat punggungnya, yakinlah esok ia yang akan melihat punggunggmu.

1 bulan yang lalu, aku menginap di kosan Hitomi, dan dia cerita tentang momen bareng sama Chaewon. Dia bilang dia bersyukur karna kejadian itu dia bisa boncengan dengan kak Chaewon. Dan semenjak hari itu Hitomi selalu menceritakan momen mereka ketika di jalan, dimana jarak antara Hitomi dan Chaewon sangat dekat, karna Chaewon memegang tangan hitomi dan menempelkannya di pinggangnya. Sekali aja Hitomi menarik tangannya, maka Chaewon akan Kembali menempelkannya di pinganggnya.

Hai, Hitomi....

Apa kau berani mengatakannya?

Apa kau berani mengakuinya?

Apa kau berani mempertahankannya?

Ya, itulah yang rumit dari cinta..

Ada banyak cinta satu sisi di dunia ini, tapi bukan karna kau takut mengakuinya..

Tapi hanya kau yang tahu......

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kwhyeona24 #1
Chapter 1: Berasa lagi baca Konbesnya wizlek wkwkwk, mana emaknya nako ngomel logat bataknya berasa banget terus ada Atuy nyempil wkwkwk
cheeky-ssam
#2
Chapter 1: Ah, sumpah ngakak dan begidik baca emaknya Nako ngomel. Batak banget wkwkwk. Berasa baca au wizlek baca Nako dan mamanya ngomong kek gitu.

Butuh konklusi hubungan ssambbang nih saya :< apa mungkin akan ada sequel atau chapter dua dari ini?
kimtaetaehwang #3
Chapter 1: Lanjut dong lanjut jangan digantung gini
Gimana perasaan Chaewon sama si kucing eh bukan anu sama si Hitomi maksudnya :'D
Penasaran thor
Awas aja klo Cewon smp gantungin anak orang