Chapter 1.

Cinderella's little sister
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Mina melihat ibunya yang tersenyum dengan kerutan di sisi mata saat melihat pria itu. Pria yang sudah sepekan ini sah menjadi ayah sambungnya—ayah tirinya.

Pria itu berasal dari Korea Selatan. Bertemu dengan ibunya ketika mengunjungi sebuah bar tempat ibunya bekerja saat berada di Jepang setahun lalu. Dari sana, hubungan mereka berkembang. Dari sebatas pelanggan dan pelayan menjadi sepasang kekasih. Lalu berlanjut ke jenjang yang lebih serius dan akhirnya memutuskan menikah seminggu lalu—di Jepang.

Mina tidak tahu banyak tentang pria yang kini berstatus ayahnya itu. Hanya pernah diberitahu jika ia seorang tuan tanah dari Korea. Memiliki bisnis lahan peternakan dan pertanian yang luas di sebuah desa. Juga statusnya sebagai duda beranak satu. Seorang anak perempuan yang usianya terpaut dua tahun lebih tua dari dirinya.

Mereka belum pernah bertemu.

Karena selama ini ayah sambungnya hanya mengunjungi ibunya seorang diri ke Jepang tanpa pernah membawa anaknya. Meski begitu bukan berarti kedua orang tua mereka—ibunya dan ayah tirinya—tidak pernah mencoba menghubungkan keduanya. Mereka selalu mengusulkan video call untuk putri pria itu, sehingga bisa mengenali calon keluarga barunya. Hanya Mina saja yang tidak pernah tertarik. Selalu menolak bergabung ketika jaringan sudah tersambung dan suara cempreng dari seorang gadis bergema di rumah kontrakan mereka yang sempit.

Dia selalu mendengar gadis itu berbicara ceria dipojokan ruang, sesekali menyebut Mina untuk bergabung—mungkin penasaran dengan wajahnya—tetapi wajah datar Mina menjadi simbol andalan saat orang tuanya mengajak bergabung. Sebuah penolakan.

Yang selalu berujung dengan senyum hangat tuan Im—nama pria itu—dan rengutan dalam dari wajah ibunya.

Tapi Mina tidak perduli. Dia memang begini. Toh apa yang akan ia lakukan juga saat menyembul dalam layar kotak itu? Menyapanya? Mina merasa itu tidak penting. Lagipula, sejak dulu dia memang seperti ini. Selalu sulit berbaur dengan orang asing. Apalagi bahasa yang mereka gunakan juga benar-benar asing di telinganya.

Korea, ya?

Krek.

Bunyi geret sebuah pintu menyadarkan Mina dari alam pikirnya, gadis itu terhenyak mendapati di mana ia berdiri.

Aku sudah berjalan sejauh ini selama melamun tadi?

Lalu matanya mengedar pada luas pagar rumah yang membentang. Dari luar saja ia bisa menebak seberapa luasnya rumah itu.

Sangat luas.

" Mina," panggil ayahnya—Mina masih merasa asing memanggil pria itu ayah. "Ayo, masuk."

Mina baru menyadari jika ia menjadi satu-satunya orang yang masih berdiri di luar. Ia melangkah masuk, melewati gerbang kayu tua itu dan pandangannya serta merta tertumbuk pada rumah kayu bergaya tradisional Korea itu yang sangat, sangat luas.

Luasnya mungkin 20X dari rumah kontrakan mereka di Jepang.

"Woah.." rahang Mina tidak bisa menutupi kekagumannya. Terjatuh bebas sampai ke dasar bumi.

Tuan Im—bukan, ayahnya—tersenyum cerah melihat mimik wajah Mina yang polos. 

"Kau suka rumah barumu?"

Mina beralih menatap ayahnya, menutup segera mulut dan rahangnya yang sejak tadi terbuka. Memasang kembali wajah datar andalannya, namun mengangguk kecil dengan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Cunges3
#1
Chapter 2: Jeongmi end game please?