0 - Bentuk Akar

Rum Pum Pum Pum
Please Subscribe to read the full chapter

.

Sekedar informasi, Amber itu siswi tidak teladan yang tak patut dicontoh. Bersama sahabat buluknya yang kelebihan tinggi, gadis itu selalu berhasil membuat guru menggelengkan kepala. Prestasi tak tertandinginya sudah jelas, melanggar peraturan sekolah; masuk terlambat, tidur di kelas, bolos di pelajaran yang membosankan, dan menumpuk hutang di kantin sekolah—walau ini tidak masuk pelanggaran tata tertib. Atas prestasinya itu, hadiah yang dia dapat sungguh setimpal, apa lagi kalau bukan menjadi siswi terkenal di sekolahnya.

 

Jam masih menunjukan pukul 7 lewat 23 menit, matahari malah sudah bertengger gagah tidak seperti biasanya. Sinar-sinar yang masih hangat itu seolah melotot mengikuti jejak seorang gadis yang berjalan santai di lorong sekolahnya. Hampir, hampir semua yang melihat membulatkan mulutnya, sedangkan sisanya sibuk mengucek mata. Hal baru, terlalu baru sampai-sampai ada yang menganggap seorang jin telah merasuki raga murid tertomboy di sekolah itu.

 

Amber menyembunyikan kekehannya, mengabaikan pasang-pasang mata yang menyemprotkan keterkejutan. Sengaja memperpanjang perjalanan, gadis itu berbelok ke arah yang berlawanan dengan kelasnya. Acara pamer-pamer ria di mulai, seperti memberi pengumuman pada seluruh penghuni sekolah dia berjalan mengelilingi seriap lorong panjang beserta senyuman bangganya.

 

Titik terakhir. Amber berniat melewati ruang guru. Langkahnya mulai melambat, melirik pada celah gorden sekedar memastikan si guru pengganti sudah datang. Cukup mudah bagi Amber untuk menemukan sosok tinggi itu. Memperkuat senyumnya, gadis itu percaya diri melewati pintu utama ruangan.

 

Amber merasa sedang sangat diuntungkan. Begitu pintu sudah di depan mata, secara kebetulan guru yang dia incar keluar ruangan. Tidak sia-sia dia bergadang hingga pagi, tidak tidur, setimpal dengan apa yang Amber dapatkan. Dia bisa melihat bagaimana ekspresi terkejut dari si guru 'kesayangan'. Semoga, semoga.

 

"Pagi saem," sapanya ramah.

 

Masih menunggu-nunggu dimana ekspresi itu, Amber menarik senyumnya semakin dalam. Sayang, apa yang dia tunggu tak kunjung datang. Malahan gurunya melangkah mendekatinya, menepuk kepalanya sekali sebelum berkata, "saya benar-benar senang kamu datang tepat waktu, tapi..." Mata si guru tampan turun kearah kakinya, memaksa Amber yang terheran mengikutinya. "Kita tidak sedang mengadakan pesta tidur disekolah."

 

Amber harus merasakan keterkejutan yang dari tadi seisi sekolah rasakan. Matanya ingin berlari keluar, mengelap lantai putih disana dan enggan menempati tempat awalnya. Amber tidak malu, tidak, dia hanya luar biasa terkejut. Bagaimana bisa, dia ke sekolah, lupa mengenakan celana, eh? Maksudnya, dia lupa mengganti celana piamanya dengan celana sekolahnya. Sialaan.

 

Tidak ada hantu mengejarnya, atau hewan buas yang tersesat di kota, atau sedang rajinnya latihan sprint untuk hal tidak jelas. Yang pasti Amber lari begitu cepat, seandainya itu jalanan pastilah pasir,  daun, minimal debu sudah berhamburan di lewatinya. Mengutuk-ngutuk dalam hati, dia terus berlari lurus tanpa mau menengok sedikitpun kearah gurunya. Rencana pertama, memberi kesan baik, gagal.

 

.

 

Air mata tergenang di sudut-sudut matanya. Tangannya sudah mulai memijiti dahi dan rahanhnya yang pegal. Sayang, sungguh sayang meski ngilu-ngilu itu terasa Chen tetap tidak bisa menghentikan tawanya. 

 

Baru ingin mencoba meredakan tawanya, mata itu malah kembali melihat celana olah raga yang dikenakan Amber. Gelombang tawanya datang lagi, semakin besar, semakin kuat saat diingatnya celana tidur yang sebelumnya Amber pakai. Dengan memukul-mukul meja, Chen puas mengekspresikan tawanya.

 

"Berhenti sialan!"

 

Amber mungkin akan memukul kepala temannya itu sekali lagi kalau tidak di potong oleh kedatangan teman sebangkunya. Park Chanyeol menunjuki Amber sambil melotot dari pintu hingga bangku mereka. Mulutnya terus mengulang kata yang sama, "heh?" "Heh?" Dan heh heh lainnya. Ingin sekali Amber meludahi wajah sok tampan Chanyeol.

 

"Siapa kau? Ini tempat duduk temanku, Amber. Dan dia tidak mungkin datang sepagi ini." Benarkan? Amber memang harus meludah atau sekaligus melempar dahak padanya. Namun, begitu Chanyeol duduk Chen mencegah perlawanan Amber. Teman sialannya itu malah menceritakan drama pagi penuh warna yang baru saja Amber lewati.

 

Mengalahkan tawa gilanya Chen, suara menggelegar Chanyeol memantul-mantul di dinding kelas. Dia memang bodoh, tak peduli pada tatapan siswa lain yang terganggu. Amber bahkan sudah mengambil kaos kaki di bawah mejanya untuk menyumpal dua mulut menyebalkan itu.

 

"Kenapa juga sampai lupa bodoh," Chanyeol kuat-kuat menahan tawa untuk menyelesaikan kalimatnya sementara Chen hanya mengangguk-angguk menutupi mulutnya.

 

"Aku sial karena mengikuti ajaran sesatmu," melempar kaos kakinya kemuka Chanyeol malah membuat suara lengkingan si lelaki tinggi dan meledakan tawa Chen lagi. "Aku tidak tidur tadi malam, supaya tidak telat."

 

Rangkulan dari lengan panjang Chanyeol menarik tubuh Amber mendekat. Sambil menetralkan napasnya, dia menepuk-nepuk pundak Amber pelan. "Kau perlu belajar lagi," katanya sok pintar. Tak peduli mukanya menjadi pendaratan kasar telapak tangan Amber, Chanyeol tetap saja mengejek gadis itu. 

 

"Kau harusnya konsentrasi Am. Saat kau tidak tidur semalaman—

 

—eh Chen, tugas tugas, mencontek dulu."

 

Sialan memang. Yang tadi mau sok menasehatinya malah pergi begitu Chen pergi. Senadainya saat itu Amber hendak di makan hiu mungkin Chanyeol memilih lari dari pada menolongnya. Sahabat memang baik, diri sendiri nomor satu, Amber nomor kesekian. 

 

"Terima kasih banyak sarannya, bodoh."

 

Chanyeol menengok dari tempat duduk Chen yang terhalang dua bangku ke kiri dari tempat duduknya. Lelaki tinggi itu mengangkat jempolnya tanpa berhenti mencatat dan mencatat tugas Chen. "Terimakasih itu akan lebih berharga  kalau kau membayarkan makan siangku."

 

Sahabat sia

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
miamimutz #1
Chapter 4: Hi
watdaaa #2
Chapter 4: gua seneng bengat dah bacanyaa XD btw gua berasa semester satu lagi belajar logika X D
ajolnim
#3
Chapter 4: Cha lo dulu kuliah ambil mtk ya?
Btw aku shyeenaaang sama gaya tulisannya yang ringan, palagi percakapan2 ga jelas amber-chanyeol.
Aisha lagi tajin apdet aku bahagyaa... Begini terus ya aishaaa. Mwaaaahhh:**
Damnshellama
#4
Chapter 4: Amber bebel banget siiihhh yaampun
tapi kenapa kris kenal semua yhaaa??? Ada apa???

Daannn ntar berubah??? Saya-kamu jadi sayang-kamu??? Wkwkwk
dewipur
#5
Chapter 4: kalo murid kaya Amber ada didunia nyata udah viral aja tuh kayanya,,dan di cap jelek sama netizen ?

tapi versinya Amber ko lucu yaa .. ??
ajolnim
#6
Chapter 3: AISHAAAKU SAYAAAANNGGGG IH GEMESSS SAMA FF INI:***
AKU SUKA AKU SUKA... lebiuh rapih yang ini ya cha lebih panhang jg daripada yg di wp kemaren wkwkwk tapi aisha pake bawa2 mtk aku langsung pusyiiingg..
Aku tunggu lanjutnya yaaa aishaaaaa... Btw selamat buat debut solonya. Nanti kalo temu amber salamin yaaa:*
juma940204 #7
Chapter 3: bagusss ceritanyaa, d tunggu lanjutannya ?
krisber22 #8
Subscibe dulu baca.a besok hehe
Thankyou
dewipur
#9
Chapter 3: aahh ternyata ini yg sama Xiumin ..
gw nunggu ff ini bnget ..
mft1507
#10
Chapter 3: aduh ada xiumin juga :))
masa momen awal2 dikasih muntahan ambernya wkwk
Next part materinya apa lagi aku penasaran, ditungguu^^