This is the right time

WARM HUGS

Wendy POV

 

 

 

“Aku tau kamu menyukai Irene unnie dari lama, jangan coba menyangkal ya Olaf !” ujar Joy

“Okey terus ??” ujarku

“Jangan terus menerus menyembunyikan perasaan dan menyakiti diri sendiri, sekali – kali kamu perlu egois demi kebahagianmu sendiri”

“Tidak ada yang perlu di khawatirkan, aku baik – baik saja”

“Tuh kan, aku bilang berhenti sok kuat”

Joy memang kadang galak, tapi entah kenapa aku selalu melihat sisi yang imut saat ia marah, aku bukannya tidak mengerti yang ia maksud hanya saja, hal ini tidak perlu menjadi bahasan.

“Yak unnie, kamu tidak bisa terus begini, jangan diam saja katakanlah kalau kamu menyukainya !”

“Itu tidak mungkin kamu tau kan”

“Kalau Irene unnie sudah jadian dengan Jumyeon oppa, tentu saja aku tau tapi bukan itu yang terpenting.. dengar kan aku oke !” nada suara Joy mulai serius dan menatapku tajam

“Wendy unnie aku tau kamu terluka, tolong berhenti menganggap ini baik – baik saja untukmu, ini tidak akan baik jika kamu terus berdiam seperti ini, jika kamu menyukainya katakanlah ! setelah itu tidak peduli bagaimana nanti Irene unnie menanggapinya asalkan semua perasaanmu sudah kamu sampaikan, dan setelahnya kamu bisa mencari kembali kebahagianmu ”

Mencari kembali kebahagiaanku, terdengar bagus. Joy tidak salah aku memang tidak bisa lagi seperti ini. Jika Irene unnie sudah bahagia dengan keputusannya maka akupun harus menjemput kebahagiaanku sendiri.

“Baiklah” ujarku

“Serius? Janji padaku ya pokonya secepatnya !”

“iya joy galakk”

“yakkk aku ga galak” ujar Joy menyilangkan tangannya sambil memajukan bibirnya kesal

“Hentikanlah, kamu tahu kan kalau kamu cute sekali kalau lagi ngambek gitu berhenti bikin hatiku deg-degan”

*slap* Joy memukul bahuku sambil menggerutu kecil

“Dasar raja gombal, serius dikit ga bisa ya” ujar Joy sambil tidak berhenti memukul bahuku

“Oke oke stop please, sudah malam.. tidurlah besok kita ada jadwal.. terimakasih sudah mengatakan ini padaku aku sangat menghargainya. Kamu tau kan seberapa sayang aku sama kamu.. makasih Joy baby hehhe”

“Jangan senyum – senyum gitu aku benci kamu wendy unnie”

“aku juga sayang kamu Joy”

“Ihh nyebelin aku mau tidur sekarang” ujar Joy pergi menuju kamarnya sambil tidak bisa menahan senyumnya “dasar Olaf unnie” bisiknya

“Good night Joy”

“Good night unnie” ucap Joy berbalik sekilas sambil tersenyum dan masuk ke kamar tidurnya.

 

 

 

 

 

 

 

*Flashback*

 

*Satu minggu yang lalu*

 

Pernahkah kalian merasa bahagia bila melihat orang yang berharga di hidup kita bahagia dan kita ikut bahagia, namun disisi lain kita tidak mudah menerima karena bukan kita lah yang menjadi kebahagiannya.

 

 

 

 

Hari ini karena tidak ada jadwal kami semua berkumpul di ruang tengah.

 

"OMOO.. benarkah ?" ujar seulgi antusias.

"Yak.. seulgi unnie ada apaa ? " Joy yang sedang menikmati ramyeonnya sedikit kaget.

Yeri yang sedang memainkan game di laptopnya pun mulai tertarik dan mengarahkan pandangan kepada seulgi dan irene unnie.

Seulgi menarik tangan irene unnie, mereka duduk bersama kita bertiga di atas sofa.

Aku hanya menatap mereka berdua sedikit bingung.

"Aku ingin mengatakan hal ini, tapi sepertinya lebih baik irene unnie yang mengatakannya langsung" ujar seulgi sambil memberi wink kepada irene unnie dengan mengedipan kedua matanya tentunya.

'Cute' ujarku dalam hati.

-----------------

Irene menatap seulgi tampak ragu namun seulgi hanya balas menatap dan menyakinkannya.

"Mianhae" ujar irene unnie akhirnya.

"Unnie kenapa meminta maaf" ujar Joy masih menghabiskan ramyeonya.

Yeri pun kini mengalihkan perhatian penuhnya kepada Irene unnie dan meletakkan laptopnya di atas meja.

"Aku tidak tau apakah ini baik - baik saja, tapi...." ucap Irene unnie ragu sambil menatap kita berempat bergantian.

"Aku berkencan dengan Jumyeon" ucap Irene menunduk sambil mengepalkan tangannya, kebiasaannya saat ia gugup atau khawatir.

Joy dan Yeri masih diam hanya menatap Irene unnie yang terlihat mengepalkan tangannya.

setelah hening beberapa saat.. hanya saling pandang diantara kami berempat.

"Gwencana, unnie" ujarku sambil melepaskan kedua genggaman tangannya tidak ingin jika irene unnie semakin menyakiti tangannya sendiri.

Aku tatap seluruh memberku dan tersenyum "hal ini baik - baik saja kan Seulgi, Joy, Yeri ?" sambil menggenggam tangan Irene unnie.

"Nee...." ucap Seulgi, Joy dan Yeri bersamaan sambil menganggukkan kepala mencoba menyakinkan Irene unnie, Irene unnie hanya menatap haru dan berkaca - kaca.

"Maaf, aku tau ini pasti akan berdampak kepada kalian, sesuatu yang buruk pasti ... kepada kalian ... suatu saat pa.. pasti terjadi" ucap irene unnie terbata dan masih tetap menunduk.

"Tidak apa - apa unnie, kamu tidak bisa menyalahkan dirimu sendiri" giliran Yeri yang menyemangati Irene unnie.

"Ya, benar" jawab Joy

"Hanya saja jika sampai pria itu melakukan sesuatu yang buruk kepadamu unnie, tolong.. tolong jangan hentikan aku kalau aku menghajarnya.. arasoo!" tambah joy sambil melayangkan tinju - tinjunya dan memasang wajah sangarnya.

Seketika senyum Irene unnie kembali dan kita pun tertawa bersama.

 

 

*Flashback end*

 

 

 

 

 

Saat mencoba memejamkan mata teringat saat pertama kali Irene unnie mengatakan kepada kita semua tentang hubungannya dengan Jumyeon oppa. Bohong jika aku baik – baik saja dan tidak sedih namun aku tahu jumyeon oppa pria yang baik dan ada kelegaan tersendiri bagiku.

 

Kata – kata yang Joy ucapkan menjadi hal yang sulit hilang dari pikiranku, bisakah aku seberani itu untuk mengungkapkan nya kepada Irene unnie? tapi memang ini bukan hal yang bisa aku terus sembunyikan seperti hal nya yang Joy bilang, Irene unnie sudah bahagia dengan hubungannya dengan Jumyeon oppa dan tidak seharusnya aku tetap mempertahankan perasaanku, aku harus segera melakukannya, aku harus segera mengakhiri perasaanku ini.

 

 

 

----------------------------

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet