Chapter 1 (and only)

Awal Baru

"I know a place that we can go to

A place where no one knows you

They won't know who we are

I know a place that we can run to

And do those things we want to

They won't know who we are"

 

Tepat pukul 7 malam, kamu tengah berada di antrian panjang lampu merah. Entah mengapa kamu merasa bahwa kota mu tidak pernah sehening ini hingga tanpa sadar, kamu bisa mendengar lagu yang tengah diputar di kafe seberang jalan.

 

"Kamu terlihat cantik hari ini." Ujar Jungkook sembari menginjak pedal gas mobil Hyundai nya.

 

"I-iya............ terima kasih. Aku rasa hari ini aku akan mendapatkan banyak pujian." Timpalmu sambil tetap menatap nanar ke arah jalan. Entah mengapa kamu tidak sanggup untuk menatap orang yang telah menjadi sahabatmu selama 10 tahun belakangan itu.

 

"Hari ini kau tunangan juga ya haha kupikir kau tak akan pernah menjadi dewasa. Kali ini kau akan benar benar meninggalkanku ya?" Jungkook bercanda kepadamu tapi entah mengapa kamu merasa suasananya tidak lucu, melainkan muram. "Kita sudah sampai. Sampaikan salamku untuk calon suamimu." Tukasnya.

 

"Terima kasih telah mengantarku, oppa. Kau yakin tidak mau menghadiri acara pertunanganku?" Tanyamu sembari memastikan tidak ada barang yang tertinggal di mobilnya.

 

"Aku rasa tidak. Lagipula, pesawatku akan berangkat beberapa jam lagi. Hmm... bagaimana kalau kau jangan turun dulu. Mau mengelilingi kompleks ini? 5 menit saja.." Pinta Jungkook seakan-akan ini adalah permintaan terakhirnya. 

 

Dan jelas sekali kamu tidak bisa menolak.

 

Bagaimana bisa kamu menolak permintaan sahabatmu yang telah kamu cintai dalam diam selama beberapa tahun ini? Bagaimana bisa kamu tidak mengambil kesempatan menghabiskan 5 menit waktumu dengannya sebelum kamu menghabiskan seumur hidupmu dengan pria tak kau kenal yang telah dijodohkan denganmu? Dan bagaimana bisa kamu merelakan 5 menit yang mungkin akan menjadi 5 menit terakhirmu bersamanya? Iya, kamu benar-benar tidak bisa.

 

"Iya. Baiklah, 5 menit saja ya." Kamu kembali memakai safety belt yang tadinya sudah sempat kau buka.

 

*Percakapan di dalam mobil*

 

J: "Apakah aku sudah bilang kalau kau terlihat cantik hari ini?"

K: "Iya. Kau sudah bilang tadi. Pasti karena aku memakai make-up, kan?"

J: "Haha, mungkin. Tapi aku lebih nyaman dengan wajahmu tanpa make-up. Meskipun jelek."

K: "Haha siapa yang kau bilang jelek, jelek? Awas saja.. jangan menelponku tiba-tiba ya kalau kau akan merindukanku nanti."

J: "............"

K: "...... Kookie, kau akan menelponku kan?"

J: "............"

K: " Jeon Jung Kook, mengapa kau diam saja? Jawab aku... kau akan menelponku kan? Kita akan terus berteman kan?! ...... kumohon jawab aku....." 

J: "Tidak."

K: "..... A-apa?"

J: "Tidak. Aku tidak bisa menghubungimu lagi... Maafkan aku... A-aku tidak bisa menghadapi fakta bahwa kamu akan menikah. Selama ini aku mencoba menahan perasaanku terhadapmu. Aku tidak ingin merusak persahabatan kita. Saat aku mendengar bahwa kau telah dijodohkan dan berita tentang pertunanganmu, aku pikir aku akan baik baik saja........ A-aku..benar-benar berpikir...bahwa aku akan baik-baik saja. Pada kenyataannya aku terlalu pengecut untuk datang ke acara pertunanganmu. Dari dulu aku memang pengecut. Aku tidak pernah memperjuangkan perasaanku padamu. Dan saat ini.... aku tidak baik-baik saja."

 

Kamu terdiam. Kamu kaget mendengar pernyataan perasaan tiba-tiba yang telah dilakukan oleh sahabatmu itu. Yang kamu lebih kagetkan lagi adalah fakta bahwa selama ini perasaanmu padanya, berbalas.

 

K: "Kalau begitu bawa aku."

J: "...... A-apa?"

K: "Bawa aku ke Korea."

J: "...........A-aku tidak mengerti...."

K: "oppa, aku sebenarnya juga telah lama menyayangimu. Aku minta maaf apabila selama ini aku membuat semuanya terasa seperti sekadar hubungan platonik. Sungguh aku juga tidak mau merusak persahabatan kita. Tapi, bahkan saat semua urusan pertunangan ini yang terjadi secara tiba-tiba dan begitu cepat, aku masih mendapati diriku terus-terusan memikirkanmu."

 

Kamu mengatakannya dengan begitu cepat. Luapan perasaan yang telah kamu simpan terasa mengalir begitu saja selama 5 menit yang tadinya kau pikir adalah 5 menit akhir dari segalanya ini. Nyatanya 5 menit tersebut hanyalah awal. Awalan dari masa depanmu bersama Jeon Jungkook. 

 

Kamu tersenyum seiring dengan senyuman Jungkook yang juga tersimpul dari bibirnya. Matanya yang sedari tadi berkaca-kaca karena harus pergi meninggalkanmu kini telah berganti dengan tatapan bahagia dan haru. 

 

"Kalau begitu kencangkan sabuk pengamanmu. Dengan kecepatan penuh, kita akan pergi ke Korea. Iya, kita." Ujar Jungkook sembari menaikkan persneling dan membelokkan setir mobil ke arah jalan besar.

 

Kamu hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Hari itu menjadi hari paling bahagia di dalam hidupmu, bahkan mungkin hanya sedikit kebahagiaan dari kebahagiaan lainnya yang akan kamu jalani di masa depan bersama Jungkook. Kamu merasa begitu bahagia hingga kamu merasa melihat cahaya yang begitu terang di depan matamu. 

 

Cahaya apakah ini?

 

Apakah ini semua hanya mimpi?

 

Tidak. 

 

Semua itu nyata.

 

Hanya saja, itu adalah cahaya sebuah truk besar yang tengah mengarah kencang kepadamu dan Jungkook.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet