Part 1

Reason

Suara dentum Electronic Dance Music itu terdengar menggema di ruang terbuka sebuah gedung tua yang besar. Di tempat itu kalian bisa melihat orang-orang berkerumun dan saling membanggakan ‘kuda pacuan’ mereka serta beberapa modifikasi yang sudah mereka lakukan. Belum lagi angka-angka fantastis yang mereka sebutkan akan membuatmu otomatis memandang tinggi mereka. Dan di antara orang-orang itu, turut hadir seorang wanita dengan rambut panjangnya yang terkuncir tinggi, tengah menyentuh mesin mobil kesayangannya. Tidak ada masalah. Dia hanya ingin menunjukkan pada orang-orang di sekitar mengenai isi dari ‘kuda’ kebanggaannya itu.

“Well well, Kang Seulgi.” wanita itu menegakkan tubuhnya dan berbalik, tersenyum kecil saat melihat wanita lain, dengan rambut merah menyala, menghampirinya.

“Well well, Son Seungwan”

“You ! Jangan sebut nama itu. Namaku Wendy. SON.WEN.DY!!”

Seulgi tertawa lebar-lebar seraya menghampiri temannya yang menggerutu sebal di hadapannya itu. Dia merangkul bahu Wendy dan membawa wanita Kanada itu mendekat ke arah mobilnya.

“Jadi.. kau berhasil membujuk kekasih over protektifmu itu agar memperbolehkanmu datang lagi ke klub ini?” tanya Wendy. Dia segera duduk di kap mesin Seulgi setelah wanita dengan monolid itu menutupnya. 

Seulgi menggeleng pelan. “Aku kabur. Dan aku rasa sekarang pasti dia sudah menyadari kepergianku”
Mata Wendy membesar saat mendengar jawaban santai sahabatnya itu. Sesaat ekspresinya terlihat seperti Seulgi baru saja memberitahukannya sebuah berita yang akan membuat perang dunia ketiga pecah. Setidaknya itulah yang akan benar terjadi dalam dunia Kang Seulgi dan kekasihnya, Bae Joohyun.

“Kau gila?! Joohyun akan marah besar padamu.” Balasnya. “Aku tidak bisa bayangkan sudah ada berapa ratus pesan dan panggilan yang masuk ke ponselmu saat ini.” tambahnya.

I know. Karena itu aku sengaja mematikan ponselku.” Seulgi memasukkan tangannya ke dalam saku jaket dan menatap temannya itu. “Kau sendiri sedang apa? Bukankah kau bilang akan mengasuh sepupumu yang baru datang dari Amerika?” Ia berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia sedang tidak ingin membahas kekasihnya saat ini. 

“Aku sedang mengasuhnya.” Jawab Wendy membuat Seulgi mengerutkan dahinya. “Dia memintaku untuk membawanya ke klub ini setelah dia melihat foto-fotoku di sini”

“Alasannya?”

“Entah… mencari kekasih mungkin” Wendy mendecak geli akan candaannya sendiri.

“Lalu dimana dia? Jangan bilang kau meninggalkannya.” Seulgi mengedarkan pandangannya ke sekitar mereka dan tidak melihat siapapun yang memiliki wajah menyerupai Olaf si manusia salju seperti Wendy. Mereka sepupu, setidaknya keunikan itu pasti menurun bukan, atau tidak.

“Itu dia” jawab Wendy dengan menggerakkan dagunya, memberi tahu Seulgi posisi di mana sepupunya berada. Seulgi pun menolehkan kepala ke arah yang Wendy tunjukkan, dia memicingkan matanya pada sosok yang asing untuknya. Dia adalah anggota tetap klub mobil sport di tempat itu dan sedikit banyak dia pasti tahu orang-orang yang sering datang ke sana.

Setelah melihat sepupu temannya itu, Seulgi pun kembali menatap Wendy. “Aku rasa kau tidak bercanda saat mengatakan dia ke sini untuk mencari kekasih.”

Wendy mendengus geli lalu mengangkat tangannya, “Krys!!” teriaknya. Seulgi menoleh ke belakang dan memerhatikan wanita yang dipanggil Wendy itu kini berjalan ke arah mereka.

“Puas berkeliling?” tanya Wendy. Kepalanya sedikit terangkat karena posisinya yang duduk sedangkan sepupu dan temannya itu berdiri.

“Ya.. tempat ini menarik” Sepupunya, Krystal, menjawab dengan cepat. 

“Tempatnya atau prianya?” Seulgi bertanya dengan nada mengejek yang dibalas tatapan sinis dari wanita berwajah dingin tersebut.

“Sorry.. kau mengatakan sesuatu?.” Seulgi mengendikkan bahunya menjawab sindiran Krystal lalu tersenyum simpul saat melihat ekspresi kesal wanita di sebelahnya itu.

Wendy mengamati dua wanita di hadapannya dan tersenyum diam-diam. Dia pun berdiri dan menghampri sepupunya. “ah.. Krys ini temanku Kang Seulgi dan Seul, ini sepupuku Krystal Jung”

Sempat hening beberapa saat sebelum akhirnya Seulgi mengulurkan tangannya pada krystal “Kang Seulgi” ucapnya, tidak lupa memberikan senyum tipisnya.

Krystal melihat tangan Seulgi yang terulur padanya, memerhatikan wanita bermarga Kang itu dari atas sampai bawah, sebelum menjabat tangannya. “Krystal Jung”

Saat kedua tangan mereka bersatu, ada sebuah perasaan lain yang muncul di dada Seulgi dan itu membuatnya sedikit terpaku. Tangan Krystal sangat lembut dan hangat, mengingatkannya pada seseorang yang sudah lama tidak dia genggam seerat itu. Cukup lama Seulgi menggenggam tangan Krystal sampai Wendy harus berpura-pura batuk dan membuat Seulgi tersadar lalu melepas tangan sepupu dari sahabatnya tersebut.

Seulgi mengalihkan pandangannya dari Wendy yang kini tengah tersenyum menggodanya. Dia juga tidak berani menatap Krystal. Dia tidak tahu mengapa, tapi berdekatan dengan wanita yang baru dikenalnya itu membuat dirinya merakan perasaan aneh yang sudah lama tak dia rasakan. Perasaan canggung namun menenangkan. Perasaan yang terakhir dia rasakan tiga tahun lalu. 

“Ini mobilmu?” tiba-tiba Krystal bertanya dan mengambil alih penuh perhatian Seulgi. 

“Yeah” jawab Seulgi. Dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya selagi memandangi Krystal yang terlihat begitu serius menilai salah satu koleksi mobil sportnya.

“Cool…” pujinya, yang menghadirkan senyum bangga dan angkuh di wajah sang pemilik.

“Ya begitulah. Semua orang yang melihatnya selalu mengatakan hal yang sama karena aku rasa hanya itu yang mereka tahu tentang mobil ini. Keren, mengagumkan, mewah….”

“Lamborgini Veneno”

Seulgi menghentikan kata-katanya saat Krystal menyela dengan menyebutkan merk mobil yang dimilikinya. Dia membuka mulutnya untuk membalas namun segera ditutup kembali karena Krystal sudah lebih dulu melanjutkan. 

“Ini bukan versi convertible,” dia mengetuk-ngetuk buku jarinya pada body mobil terebut dan menatap Seulgi. “Terbuat dari bahan karbon fiber. Mesin V12 dengan tenaga hingga 740 hp. Dan lebih hebatnya kau bisa memacu mobil ini sampai kecepatan 354 km/jam.” 

Krystal menyilangkan tangannya di depan dada dan melangkah mendekati Seulgi, berdiri tepat di hadapannya. “Apa aku benar?” tanyanya. Seulgi tak mampu menjawab. Dia tidak menyangka jika Krystal sangat paham dengan mobil miliknya hingga sebegitu detail. Penampilan wanita Amerika itu terlalu feminim dan membuatnya tidak yakin jika Krystal ke tempat itu benar-benar untuk melihat-lihat mobil bukan untuk menarik perhatian para pemiliknya.

Krystal tersenyum tertahan dan menaruh tangannya di pundak Seulgi, dia mendekatkan bibirnya ke telinga wanita itu lalu berbisik “Dan untuk menambah keterkejutanmu, aku beritahu satu hal. Aku tidak tertarik dengan pria-pria di sini, aku tertarik pada wanita”

Dengan begitu, Krystal pergi meninggalkan Seulgi yang terdiam di tempat, dengan jantung yang berdebar.

++++++++

Seulgi menutup pintu apartemen yang dia tinggali bersama kekasihnya dengan perlahan. Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, dan membuat kegaduhan di saat seperti ini sama saja dengan bunuh diri. Ia pun membuka sepatunya dan meletakkannya di rak dengan sangat hati-hati. Namun ketika wanita itu berbalik, seseorang yang hanya memakai kaus putih dan training pants hitam sudah berdiri dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Bahkan tatapan tajamnya tidak mampu menyembunyikan kelelahannya. Tapi Seulgi tidak lagi bisa melihat hal sekecil itu. 

“Kau pulang telat. Sangat telat.” Ujar wanita itu dengan nada datar.

“Aku tahu.” Seulgi membalas dengan tak acuh. Dia melepas hoodienya dan dilempar begitu saja ke sofa, lalu melangkah menuju ke dapur. Wanita tadi melangkah mengekori Seulgi dan berhenti tepat di belakang kekasihnya tersebut. Ia memerhatikan Seulgi yang dengan santainya membuka lemari pendingin dan mengambil sebotol air mineral tanpa tahu dirinya terjaga semalaman hanya untuk menunggu wanita yang lebih muda darinya itu pulang dengan perasaan cemas.

“Kau tahu hal itu tapi kau masih melakukannya?” tanyanya, masih mencoba untuk berdebat. Emosinya sudah benar-benar berada di puncak dan ia siap untuk melepaskannya. 

“Oh ..ayolah Joohyun. Bisakah kau mengabaikannya? aku lelah. Aku ingin tidur” jawab Seulgi. Ia menyeka bulir-bulir air yang tersisa di sekitar bibirnya menggunakan punggung tangannya.

“Kang Seulgi!”

Joohyun tahu ia tidak lagi bisa menahan amarahnya saat itu, namun yang ia tidak tahu adalah bentakannya itu turut memancing emosi sang kekasih dan berakhir dengan Seulgi yang secara tiba-tiba melempar botol minum digenggamannya ke sudut dapur dan meninggalkan jejak-jejak air yang membasahi lantai. Kekagetan Joohyun berubah menjadi sebuah ketakutan saat Seulgi mulai berteriak kencang di hadapannya. Ia tidak pernah melihat sisi Seulgi yang seperti ini. Ke mana perginya Seulgi yang selalu tersenyum dan tertawa bersamanya itu.

“APA?!!! Apa masalahmu Joohyun?! Apa kau tidak puas mengekang pergerakanku selama ini?! Kau dan sifat over protektifmu itu benar-benar membuatku muak!”

“Seul…. Aku hanya ingin menjagamu..” suara Joohyun bergetar.

“Menjaga kau bilang?” Seulgi mendengus.

“Memaksaku untuk selalu memberikan kabar setiap saat tentang apa yang aku lakukan, memberitahukamu dengan siapa aku akan pergi, selalu marah jika aku tidak menjawab panggilan atau membalas pesan darimu, selalu mengecek ponselku, menetapkan jam malam untukku, menyembunyikan kunci mobil-mobilku, membatasi pergaulanku dengan teman-temanku hingga menjadikanku bahan lelucon mereka, itu yang kau sebut dengan menjaga? Well done Joohyun, kau membuatku terharu dengan tindakanmu itu.” 

Seulgi melangkah melewati Joohyun yang terdiam di tempat. Ia tak lagi peduli dengan apa yang kekasihnya saat itu rasakan. Dan seakan belum puas membungkam Joohyun dengan kemarahannya, Seulgi menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalanya pada Joohyun.

“Kau tahu Joohyun, seharusnya kau lebih menjaga dirimu sendiri. Jangan buang-buang waktumu untuk menjagaku. Aku bisa menjaga diriku sendiri lebih baik dari yang bisa kau lakukan.” Seulgi pun pergi meninggalkan Joohyun yang diam membisu.

++++++++

“Aku rasa Krystal menyukaimu”

“What?!”

Seulgi menoleh cepat pada Wendy yang menatap lekat dirinya. Keningnya berkerut setelah mendengar berita mengejutkan tersebut dari sahabatnya.

Bagaimana tidak, mendengar seseorang yang baru kau kenal beberapa hari tenyata memiliki perasaan spesial untukmu tentu membuatmu terkejut. Terlebih kau sudah tidak lagi berada di posisi yang dengan mudahnya menerima pengakuan seperti itu karena orang lain sudah memilikimu dan seharusnya sahabatmu juga tahu akan hal itu.

“Sejak pertemuan malam itu, dia terus bertanya tentang dirimu. Dan kau tahu, dia bahkan tidak berhenti tersenyum saat mengucapkan dan mendengar namamu.” Jelas Wendy pada Seulgi.

Keduanya sedang berada di dapur apartemen Wendy. Seulgi yang saat itu berkunjung setelah pertengkaran hebatnya dengan Joohyun memutuskan untuk menghabiskan lebih banyak waktunya di tempat sang sahabat. Dirinya dan Joohyun masih dalam tahap perang dingin, keduanya memilih untuk mendiami satu sama lain tanpa berniat untuk menyelesaikannya. Dan tentu saja sebagai sahabat lama, Wendy sudah mengetahui hal tersebut dan berpikir bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuknya membicarakan hal tersebut pada Seulgi.

Seulgi menggigit ujung bibirnya dengan alis yang saling bertautan. Raut wajahnya serius, seperti tengah memikirkan sesuatu dan tidak berapa lama, ia pun menyuarakan pikirannya tersebut. “Apa kau mengatakan padanya kalau aku sudah mempunyai kekasih?”

Wendy menggeleng pelan seraya menundukkan kepalanya.

“Wae?” tanya Seulgi.

Wendy mengangkat kepalanya dan menatap dalam mata sahabatnya. Pertemanannya dengan Seulgi bukanlah seumur jagung, mereka sudah mengenal satu sama lain lebih baik dari siapapun. Namun bukan berarti keduanya bisa dengan mudah ikut campur tentang masalah pribadi satu sama lain. Ada batas tertentu yang sepakat untuk tidak mereka lewati termasuk dalam urusan percintaan. Meski Seulgi tidak pernah banyak bercerita tentang hubungannya dengan Joohyun -selain sifat over protective kekasih sahabatnya itu- tapi Wendy tahu ada yang salah dengan hubungan keduanya. Dan hal itu lah yang ingin Wendy perbaiki, setidaknya ia ingin membantu sang sahabat untuk mendapatkan kebahagiaannya kembali.

“Seulgi-ah.. tolong jangan menyalahartikan apa yang ingin aku katakan, dengar baik-baik oke.” Wendy berkata sehati-hati mungkin. Selama 10 tahun mereka bersahabat tidak pernah sekalipun keduanya bertengkar dan ia ingin apa yang akan ia katakan tidak akan merusak rekor tersebut. Melihat Seulgi mengangguk pelan, membuatnya tersenyum kecil lalu melanjutkan apa yang isi hatinya ingin curahkan pada wanita berambut cokelat tersebut.

“Hubunganmu dengan Joohyun…. hmm…. Aku rasa hubungan kalian tidak berjalan lancar, well aku tahu kalian sudah 3 tahun menjalani hubungan itu, tapi apa yang kau dapat? Nothing, Seul. Justru sebaliknya Joohyun lah yang memegang kendali penuh akan hubungan kalian. Dia mengontrol dirimu, dia bahkan menjauhkan hal yang kau suka dari dirimu. Apa itu benar-benar hubungan yang kau inginkan, kau mimpikan? Aku rasa tidak.”

Wendy menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Matanya menatap Seulgi lamat-lamat. “Yang ingin aku katakan adalah… coba buka hatimu untuk orang lain.”

Seulgi tentu saja terkejut mendengar usulan wanita itu. Matanya yang sipit pun terbuka lebar. “Kau menyuruhku berselingkuh dari Joohyun?”

“Kau pasti mengerti maksudku. Aku temanmu, aku ingin kau mendapatkan yang terbaik dan Joohyun bukanlah pilihan yang baik. Apa gunanya memaksakan sebuah hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak? Banyak orang mengatakan bahwa sebuah hubungan haruslah berdasarkan memberi dan menerima. Tapi kenyataannya di dalam hubunganmu, kau yang lebih sering memberikan dirimu pada Joohyun, waktumu juga hidupmu. Dan Joohyun, apakah dia pernah melakukan satu hal yang benar-benar berarti untukmu? Apakah dia pernah meninggalkan hal yang dia suka demi dirimu? Tidak, dia tidak pernah.”

Wendy memegang bahu Seulgi yang menegang. Mengusapnya dengan lembut untuk membuatnya lebih tenang. “Aku mengenal Krystal dengan sangat baik, ya jelas, dia sepupuku. Tapi jangan berpikir kalau aku mengatakan ini hanya karena dia adalah sepupuku, aku mengatakan ini sebagai seorang teman yang peduli padamu. Beri kesempatan pada Krystal untuk menunjukkan dirinya padamu. Aku yakin dia akan memperlakukanmu dengan sangat baik, bahkan lebih baik dari yang Joohyun bisa lakukan. Krystal adalah orang yang tepat untukmu Seul, bukan Joohyun. Percaya padaku.”

 

“Seulgi?”

Seulgi tersentak kaget saat tangan Krystal melambai-lambai cepat di depan wajahnya. Dia tersenyum kecil saat melihat bibir mungil wanita itu mengerucut karenanya.

“Ada apa?” tanyanya.

“Kau melamun.” Gerutu Krystal.

“Maaf.” Seulgi mengusap rambut sebahu wanita yang lebih muda beberapa bulan darinya itu dengan lembut. Melihat Krystal merajuk membuatnya teringat dengan Joohyun. Dulu dia suka sekali menggoda Joohyun ketika wanita itu mulai merajuk, dan kalau godaannya sudah keterlaluan, kekasihnya itu akan menggembungkan pipinya persis seperti seekor kelinci gembul yang menggemaskan. Tapi kalau sudah marah akan membuat Seulgi pontang-panting meminta maaf.

Ahhh kenapa ia jadi memikirkan Joohyun.

“Apa yang kau pikirkan?” Krystal bertanya. Hari masih sore sehingga mereka memutuskan untuk berjalan-jalan santai tanpa tujuan di sekitar kota.

“ah tidak ada.” Seulgi menggeleng cepat dan memberikan senyum manisnya pada wanita Amerika itu.

Namun Krystal terlihat tidak percaya begitu saja. Dia melirik Seulgi ragu-ragu sambil memainkan jemarinya. “Apa kau mulai terganggu dengan permintaanku untuk menemaniku berjalan-jalan?” tanyanya pelan.

Mendengar itu Seulgi pun tertawa singkat.

“Jika aku terganggu, aku pasti sudah menolak permintaanmu sejak hari pertama” jawab Seulgi santai. Krystal pun tersenyum.

“Terima kasih sudah meluangkan waktu selama tiga hari berturut-turut bersamaku. Ini pertama kalinya aku ke Seoul sendirian tanpa keluargaku dan Wendy terlalu sibuk dengan urusannya sehingga aku tidak bisa pergi kemanapun. Tapi sekarang kau di sini dan menemaniku. Thanks, Gi”

Mata Seulgi membulat saat merasakan bibir lembut Krystal mendarat cepat di pipinya. Ia dapat merasakan wajahnya mulai memanas karena perlakuan wanita itu.

“Krys..” gumamnya.

Why? Di Amerika mencium pipi adalah hal yang biasa dilakukan bagi seorang teman untuk mengungkapkan rasa terima kasih.” Balas Krystal cepat namun Seulgi dapat menangkap semburat pink di pipi wanita itu. Menggemaskan, pikirnya.
Sebuah senyum geli terpasang di wajah Seulgi kala melihat Krystal tertunduk malu karena perbuatannya sendiri. Bukankah dia yang mencium Seulgi secara tiba-tiba, lalu mengapa malah wanita itu yang tidak berani menatapnya. Dan melihat itu, Seulgi pun tidak mampu untuk tidak menggoda.

“Begitukah menurutmu? Tapi apakah hanya berlaku di pipi saja? Bagaimana dengan bibir? Apa itu hal biasa juga?”

“Apa maksudmu….” Krystal mengangkat kepalanya. Tatapannya pun bertemu pandang dengan tatapan jahil Seulgi dan itu berhasil membuatnya segera berbalik lalu melangkah cepat meninggalkan wanita yang tengah tertawa geli di belakangnya tersebut.

Seulgi berlari pelan menyusul Krystal. Ia berhasil menyamai langkah kaki wanita itu dan berhenti tepat di depannya.

“Hei Krys, kau mau ke festival malam? Ada banyak permainan dan makanan yang bisa kita coba di sana.” Ajak Seulgi. Senyumnya segera merekah saat Krystal mengangguk dengan antusias pada ajakannya itu. Tanpa banyak kata, Seulgi langsung meraih tangan Krystal dan menggenggamnya dengan erat. Mereka menuju ke halte bis terdekat dan menunggu bersama calon penumpang lainnya.

Itu adalah salah satu permintaan Krystal. Wanita yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di California itu meminta Seulgi untuk tidak membawa mobilnya. Krystal ingin menikmati kota Seoul seperti turis pada umumnya, naik bis, jajan di stand-stand pinggir jalan, atau sekedar menikmati angin musim semi dengan berjalan-jalan di sungai Han, tapi ternyata Seulgi memiliki kejutan lain untuknya dan ia semakin tidak sabar untuk menikmati waktunya bersama wanita yang tidak pernah melepaskan genggaman erat tangannya selama di perjalanan itu.

++++++++


“Kau ingin membeli sesuatu?” Seulgi bertanya sambil mengedarkan pandangannya ke deretan stand-stand street food yang tersedia di festival malam tersebut. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jaket dengan lengan kirinya ia biarkan untuk dipeluk oleh Krystal. Sejak turun dari bis keduanya tidak malu-malu lagi untuk melakukan skinship, sehingga tidak heran jika orang-orang di sekitar mereka menganggap dua wanita cantik itu memiliki hubungan spesial.

“Hmm aku mau Tteokbokki, Eomuk, Hotteok, Mandu, Jokbal, Bungeoppang, Bingsu..”

“Wowowoow… calm down nona Jung. Kau akan gendut dalam sehari jika benar-benar akan memakan itu semua. Dan aku baru tahu jika wanita secantik dirimu ternyata seorang shikshin, harusnya Wendy memberitahuku agar aku membawa persiapan uang yang banyak.” Goda Seulgi dan membuat Krystal lagi-lagi menunduk malu karena kata ‘cantik’ yang Seulgi keluarkan untuknya.

“Kau tidak perlu membelikannya untukku, aku bisa membelinya sendiri.” Gumam Krystal, namun dapat terdengar dengan sangat jelas oleh telinga mungil Seulgi berkat jarak mereka yang terlalu dekat.

Seulgi menjepit dagu Krystal menggunakan ibu jari dan telunjuknya untuk mengangkat kepala calon designer muda itu. “Kau pikir aku akan diam saja melihatmu membayar semua makanan di kencan kita? Itu tidak akan pernah terjadi, Princess. Lagipula aku hanya bercanda. Aku pastikan aku tidak akan jatuh miskin hanya karena membelikanmu makanan-makanan itu. Uangku terlalu banyak untuk bisa dihabiskan dalam semalam.”

“Sombong” Krystal mendorong tubuh Seulgi dengan kesal. Sedangkan yang didorong hanya tertawa geli. Dia sangat suka melihat wajah kesal wanita itu, sangat lucu seperti Joo….

Ahh.. kenapa harus teringat lagi, pikir Seulgi.

Seulgi menggelengkan kepalanya, berharap apa yang baru saja ia pikirkan pergi dari kepalanya. Ia ingin menikmati malam itu dengan tenang. Percakapannya dengan Wendy beberapa hari lalu ternyata berhasil membuatnya berpikir ulang tentang hubungannya dengan Joohyun.

Seulgi tidak tahu apa yang membuat Joohyun bertingkah berlebihan pada Seulgi akhir-akhir ini. Seingatnya di awal hubungan mereka, Joohyun tidak se-protektif itu. Seulgi bahkan sering merasa bahwa mereka adalah pasangan paling romantis dan saling mengerti satu sama lain. Namun sejak setahun yang lalu sikap Joohyun berubah total, wanita itu bersikap seakan Seulgi adalah tahanannya, ia menerapkan segala macam aturan padanya dan itu sungguh membuat Seulgi jengkel. Dan pertengkaran malam itu adalah puncak dari seluruh kekesalan Seulgi yang ia pendam terlalu lama.

Sejujurnya ia tidak tahu akan berakhir seperti apa hubungannya dengan Joohyun karena tiba-tiba saja Krystal datang di tengah-tengah mereka. Seulgi tak menampik kenyataan bahwa ia senang dengan adanya Krystal di sisinya.  Kehadiran wanita itu seakan seperti sebuah hujan yang turun di hubungan percintaannya yang mulai gersang. Tapi yang belum ia tahu apakah hujan itu akan membawa pelangi atau justru membawa badai.

“uwaaah maa~” lengkingan suara Krystal berhasil membuyarkan lamunan Seulgi. Ia tersenyum tipis saat melihat wajah bahagia Krystal ketika menikmati seporsi Tteokbokki di tangannya. Seulgi berpikir apakah ia siap melihat kekecewaan dari wajah cantik itu jika mengetahui bahwa Seulgi ternyata sudah memiliki kekasih yang sejujurnya belum bisa ia lepas. Setidaknya sampai ia tahu seperti apa perasaannya yang sesungguhnya untuk Krystal.

“Gi, ini benar-benar enak, kau mau?” Krystal bertanya seraya memasukkan sepotong Tteokbokki ke mulutnya. Ia baru akan mengambil sepotong lainnya untuk Seulgi, namun wanita dengan julukan ‘beruang’ itu sudah lebih dulu mendekatkan wajahnya pada Krystal. Mereka terpaku sejenak, merasakan detak jantung satu sama lain, sebelum akhirnya Seulgi menempelkan bibirnya ke sudut bibir Krystal. Ia menjilat saus yang menodai bibir indah wanita itu lalu memberikan sedikit hisapan kecil sebelum melepasnya.

“Kau benar, bahkan sausnya saja sangat enak.” Bisik Seulgi. Mereka saling tatap dalam diam. Telinga mereka tidak lagi dapat mendengar keramaian di sekitar, hanya suara debaran jantung satu sama lain yang dapat terdengar dan itu bukanlah debaran yang biasa. Kali ini lebih cepat dan keras, seakan tengah memberontak dan siap untuk keluar dari rongga dada.

Krystal lah yang pertama menutup matanya dengan sangat perlahan. Seulgi pun mengikuti setelah beberapa saat. Ketika jarak keduanya hampir tak bisa lagi dihitung bahkan dengan ketebalan kuku sekalipun, suara nyaring dari ponsel Seulgi berhasil menyadarkan mereka. Seulgi mengeratkan pejaman matanya dan mengumpat pelan sebelum meraih benda persegi itu dari kantung celananya. Ia menggumamkan kata maaf pada Krstal lalu sedikit menjauh dari wanita itu untuk menjawab telepon pertama dari Joohyun untuk hari itu dan beberapa hari setelah pertengkaran keduanya.

Halo” Nada jengkel Seulgi tak lagi mampu tertutupi, namun orang di seberang sana berusaha mengabaikannya.

Seul, kau di mana? Mengapa belum pulang?

Wanita itu terdiam sejenak untuk mencari jawaban bohong terbaik yang bisa ia sampaikan.

Aku masih di kantor, ada beberapa pekerjaan yang harus aku cek.”  Seulgi melihat ke arah Krystal yang sedang tersenyum sambil mendongakkan kepalanya menatap taburan bintang di langit malam Seoul. Dia terlihat sangat menikmati perjalanannya bersama Seulgi.

ngg.. apa itu tidak bisa kau tunda?” Joohyun bicara dengan sangat pelan dan hati-hati. Dia sudah berusaha memberanikan diri untuk menghubungi kekasihnya setelah pertengkaran mereka berdua dan bermaksud meminta maaf.

Deadlinenya sebentar lagi” Seulgi semakin pandai melepaskan nada-nada dingin itu dari bibirnya.

Baiklah. Aku akan menunggumu.” Joohyun berusaha mengendalikan dirinya untuk tetap mengalah kepada Seulgi. Dia tidak ingin hubungannya dengan sang kekasih semakin memburuk.

Tidak perlu. Tidurlah, aku akan pulang telat.” Rasa jengkel kembali mendominasi perasaan wanita monolid itu. Walau nada Joohyun melembut, Seulgi merasa kekasihnya itu tetap menyebalkan hanya dengan mendengar tiap kata yang diucapkannya.

Anniyo.. aku akan menunggumu

Seulgi menggigit bibir bawahnya menandakan dia kesal. Meski dia tak yakin apakah dia kesal pada Joohyun atau pada dirinya sendiri.

Hhh.. keras kepala. Terserah kau saja. Aku harus kembali bekerja.” Seulgi sudah tidak tahan dengan situasi tersebut. Dia melihat ke arah Krystal dan mendapati wanita yang ditemaninya selama tiga hari itu tersenyum memerhatikannya. Dia berniat memutuskan sambungan teleponnya dengan Joohyun saat nada suara yang sudah lama tak ada di antara mereka terdengar di telinganya. Suara yang dapat membuat seorang Kang Seulgi bertekuk lutut di hadapan wanita itu. Suara yang lembut dan meneduhkan. Suara yang tak menuntut atau pun memerintah.

Seul tunggu..

Seulgi merasa hatinya tak terkendali. Semua rasa tercampur aduk di sana.

Apa lagi?” Karena hatinya tidak dapat menjawab, maka akalnya yang bekerja menghadapi keadaannya. Akalnya yang berusaha bertahan dan tak menunjukkan belas kasihan atau tertunduk.

Saranghae

Dada Seulgi menyesak. Dia tidak menyangka kekasihnya akan mengucapkan kata sakti itu. Dia telak bersalah. Seulgi mengusap wajahnya. Mendengar suara lirih Joohyun membuat hati kecilnya seketika merasa sedih juga khawatir. Ia ingin segera pulang dan mendekap tubuh mungil itu dalam pelukannya namun ada sisi lain di hatinya yang mencegah dirinya untuk tidak melakukannya. Apalagi saat dilihatnya Krystal sudah berjalan mendekat dengan senyum manis di wajahnya.

….. hmm ne” Seulgi pun langsung menekan tanda merah di ponselnya untuk mengakhiri perbincangan menyakitkan itu. Dia memasukkan kembali benda tipis itu ke saku celananya sebelum tersenyum kecil menyambut kedatangan Krystal.

“Siapa yang meneleponmu, Gi?” Tanyanya. Sebenarnya Krystal tidak begitu peduli. Ia hanya ingin menghilangkan kecanggungan di antara mereka.

“Teman kantor. Masalah pekerjaan.” Seulgi menjawab singkat. Berharap Krystal tidak bertanya telalu detail. Beruntung, wanita dengan julukan ice princess itu dapat mengerti situasi dengan baik. Tanpa ingin melanjutkan kecanggungan itu, ia pun memberikan pilihan yang tidak akan Seulgi tolak.

“Sepertinya ini sudah malam dan besok kau juga harus bekerja. Ayo kita pulang, Gi.” Seulgi mengangguk pelan tanpa lupa memberikan senyumannya untuk Krystal. Dan tidak butuh waktu lama untuk dua wanita itu kembali menggenggam tangan satu sama lain lebih erat dari sebelumnya.

++++++++

Joohyun menatap jam dinding di dekat ruang makan lamat-lamat. Memerhatikan setiap pergerakan jarum jam dengan seksama. Sudah dari beberapa jam yang lalu dia duduk di meja makan menunggu kekasihnya pulang.

Kang Seulgi

Wanita yang dicintainya sepenuh hati belum juga kembali dari kantornya. Dia mengerti kesibukan Seulgi, seorang arsitek muda yang berbakat, banyak proyek besar yang pasti menunggu untuk ditanganinya. Tapi dia berharap, untuk malam ini Seulgi bisa mengesampingkan pekerjaannya itu. Hanya malam ini.
Joohyun sadar betul hubungannya dengan Seulgi tidak dalam situasi yang baik. Jika boleh jujur dia sudah mempersiapkan diri untuk keputusan terburuk yang akan diambil Seulgi tidak lama lagi jika dilihat dari bagaimana wanita itu memperlakukannya saat ini.

Sejak pertengkaran malam itu, tidak pernah satu hari pun Joohyun lewati tanpa menangis. Ia menyesali seluruh perbuatannya. Ia menyesal telah melakukan tindakan yang berlebihan pada Seulgi. Joohyun harusnya tahu jika apa yang ia pikir baik untuk kekasihnya belum tentu sama seperti yang dirasakan Seulgi. Ia tidak tahu jika hal-hal yang ia lakukan berdasarkan cintanya yang amat besar untuk Seulgi justru malah menjadi sumber keretakan hubungan mereka.

Sejak kedua orangtuanya meninggal setahun lalu Joohyun hanya memiliki Seulgi dalam hidupnya. Awalnya ia merasa akan baik-baik saja dengan hal-hal yang biasa mereka jalani sebelum orangtuanya pergi. Tapi seiring berjalannya waktu, ada kekhawatiran yang mulai mengganggunya setiap melihat Seulgi pergi tanpa dirinya atau melakukan hal-hal yang tidak ia ketahui.

Dia mungkin mengenal Seulgi dengan sangat baik dan percaya pada wanita itu lebih dari apapun, tapi apakah ia juga bisa memercayai teman-teman Seulgi? Memercayai mereka yang selalu membuat kekasihnya pulang dalam keadaan mabuk? Memercayai mereka yang hanya datang saat mereka membutuhkan pertolongan Seulgi? Tidak ada jaminan baginya untuk percaya pada orang-orang itu.

Ditambah lagi Seulgi adalah orang yang ramah bahkan pada orang yang baru ia kenal sekalipun dan Joohyun takut mereka yang baru mengenal Seulgi akan menyalahartikan sifat hangat kekasihnya. Itulah alasan mengapa Joohyun berusaha sangat keras menjauhkan Seulgi dari mereka.

Karena ia mencintai Seulgi.

Karena dia tidak ingin kehilangan Seulgi.

Tidak lagi, setelah ia harus rela ditinggalkan oleh kedua orangtuanya untuk selama-lamanya. Dan kehilangan Seulgi dari hidupnya adalah hal yang tidak akan pernah ia relakan untuk terjadi bahkan di dalam mimpinya sekalipun.

Joohyun pun menghela nafas panjang berharap suatu hari nanti Seulgi akan memahami alasan dari segala tindakannya. Namun yang terpenting saat ini ia hanya ingin melihat sang kekasih pulang dan duduk di hadapannya dengan senyuman manis yang selalu Joohyun rindukan. Wanita itu pun tersenyum kecil seraya memandangi piring-piring yang sudah tertata rapi di atas meja makan. “aku tahu kau akan pulang sebentar lagi, Seul.” Gumamnya.

++++++++

, kenapa harus hujan?” gerutu Seulgi. Ia melepas jaketnya yang basah dan menggantungnya di tiang gantungan. Wanita itu melihat kaus dan jeansnya yang tidak luput terkena guyuran hujan dengan raut kesal.

Seulgi dan Krystal baru saja turun dari halte bus dan berjalan santai menuju apartemen Wendy sambil menikmati sejuknya udara malam selama hampir lima belas menit. Mereka tidak menyangka akan turunnya hujan yang tiba-tiba membasahi tubuh dan pakaian mereka. Keduanya memutuskan untuk berlari secepat yang mereka bisa agar sampai ke gedung apartemen yang untungnya tidak begitu jauh dari jarak mereka berada, namun tetap saja setibanya di dalam gedung seluruh mata tertuju pada keduanya yang sudah basah dari kepala hinggga ujung kaki.

Beruntung bagi keduanya, meski sang pemilik tempat sedang tidak ada, baik Krystal maupun Seulgi sudah tahu password apartemen Wendy sehingga mereka tidak harus menunggu sampai membeku kedinginan di luar apartemen.

“Gi..” Krystal menghampiri Seulgi dengan selembar handuk kering dan segelas teh hangat di tangan. Rambutnya sedikit basah dan terlihat berantakan, sepertinya ia sudah lebih dulu mengeringkan rambutnya sebelum membuat teh chamomile untuk dirinya dan Seulgi.

Wanita bermata sipit itu segera mengeringkan rambutnya dengan handuk yang diberikan oleh Krystal setelah mengucapkan kata terima kasih dan sebuah senyuman manis. Ia tidak tahu jika hal sederhana itu mampu membuat wajah Krystal yang tadi terasa beku kini mulai menghangat. Wanita Amerika itu memerhatikan wanita di depannya dengan seksama.

Seulgi tidak lagi memakai sepatu boots dengan alas karetnya yang tinggi dan membuat Krystal sadar kalau ternyata ia sedikit lebih tinggi dari wanita itu, mungkin hanya sekitar 3-4 centimeter. Selain itu, berbeda dengan Krystal yang memiliki rambut pendek sebahu, Seulgi justru memiliki rambut panjang yang selalu ia ikat setiap kali mereka bertemu. Dan satu hal lagi yang membuat perbedaan keduanya begitu mencolok adalah, Krystal bukanlah seorang Sosial Butterfly seperti Seulgi. Jika orang-orang selalu melihat dirinya sebagai seseorang yang sulit dan menakutan untuk di dekati maka hal sebaliknya berlaku untuk seorang Kang Seulgi.

Sahabat sepupunya itu selalu menunjukkan senyum ramahnya pada siapapun, kau tidak akan mampu menahan diri untuk tidak membalas senyuman riang dan hangat wanita itu. Karena menurut Krystal, senyuman Seulgi seperti memiliki kekuatan untuk membuat dirimu merasa lebih baik meski kau telah melewati hari terburuk sekalipun. Tapi walaupun begitu, Krystal selalu merasa Seulgi adalah sosok yang paling kuat dan dominan dalam hubungan mereka.
.
.
Hubungan
.
.
Krystal termenung. Ia bahkan tidak tahu mengapa kata itu bisa terpikirkan olehnya. Memangnya hubungan apa yang mereka miliki saat ini. Mengapa ia merasa kalau waktu tiga hari yang mereka habiskan bersama terasa begitu spesial. Apa ia benar-benar mengharapkan ada suatu hal yang lebih dalam dari yang saat ini mereka jalani. Apa ia sudah benar-benar jatuh ke pesona seorang Kang Seulgi yang sulit untuk dihindari seperti yang Wendy katakan.

Tidak.

Ia tidak menyukai Seulgi.

Ia tidak boleh menyukai Seulgi.

Ia harus teguh pada pendiriannya untuk tidak terbuai dengan apapun yang telah ia lewati bersama Seulgi. Seindah dan sesempurna apapun itu. Semanis dan selembut apapun bibirnya itu…..

Tunggu….. bibir?

Mata Krystal membulat sempurna saat merasakan bibir lembab Seulgi menempel pas di bibirnya. Ia menjauhkan kepalanya dan melepaskan tautan tersebut.

“Gi…”

Seulgi tersenyum kecil kala melihat Krystal menutupi bibirnya yang baru saja ia cium. Wajah kaget Krystal berhasil membuat sang arsitek muda harus menahan diri untuk tidak mengecup pipi yang memerah tersebut.

“Kau melamun. Aku pikir kau membeku kedinginan dan kembali ke wujud asalmu, Ice Princess.” Seulgi menggoda Krystal yang menunduk malu dibuatnya. “Kau bahkan tidak sadar kalau aku sudah mengambil teh ini dari tanganmu.”

Krystal mengangkat kepalanya dan mendapati Seulgi yang mengerlingkan matanya sambil menyesap teh yang tadi dia buat untuk wanita itu. Tentu saja Krystal harus kembali menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memanas akibat perlakuan Seulgi. Dia memutuskan untuk membalikkan tubuhnya dan bergegas pergi dari tempat itu sebelum wajahnya semakin merah seperti kepiting rebus.

“Krystal, tunggu” Seulgi meletakkan cangkir tehnya di meja kopi sebelum mendekati Krystal yang berhenti sesuai permintaannya. Dia tersenyum saat melihat wanita yang lebih muda darinya itu berbalik dan menghadapnya. Seulgi sengaja berhenti di depan Krystal dengan jarak yang sangat dekat. Diraihnya tangan Krystal yang memucat karena udara yang dingin dan digenggamnya dengan erat. Sedangkan tangannya yang lain ia angkat sejajar dengan wajah Krystal.

Seulgi mengusap pipi Krystal dengan punggung jari telunjuknya untuk merasakan kulit halus dan menawannya. Lalu ia menyelipkan beberapa helai rambut Krystal ke belakang telinga dan meletakkan telapak tangannya di pipi wanita itu. Cukup lama ia memberikan kehangatan dari telapak tangannya yang panas karena menggenggam cangkir teh ke pipi Krystal, ia pun mulai menggerakan tangannya untuk mengusap rambut Krystal dari atas ke belakang telinga dan berakhir di tengkuk. Kali ini ia tidak hanya mengusap namun ia juga menekan. Membuat kepala Krystal bergerak maju seiring dengan kepalanya yang juga mendekat ke arah Krystal. Mata elangnya tertutup perlahan bersamaan dengan tangan Krystal yang mulai bergerak menuju ke dadanya dan merasakan debaran keras jantung Seulgi di sana.

“Gi…” Krystal berbisik pelan. Menghentikan gerakan Seulgi. Ia terdiam sejenak sebelum mengangkat pandangannya dan menatap sorot teduh wanita yang ada di depannya. “Aku ingin bertanya sesuatu padamu.”

“Katakanlah” Seulgi menjawab tanpa menggerakan bibirnya. Jarak mereka terlalu sempit sehingga jika saja Seulgi menggerakan bibirnya maka bisa dipastikan tidak akan ada percakapan yang terjadi selanjutnya.

“Apa kau sudah memiliki kekasih?” Krystal bertanya dan seketika ia dapat merasakan genggaman tangan Seulgi mengendur dan jarak di antara mereka kembali bisa diukur. Krystal terus menatap mata Seulgi, membiarkan wanita itu memikirkan kata-kata yang pas untuk ia sampaikan.
.
.
.
.
.
“Aku tidak memiliki kekasih, Krys.” Seulgi menjawab mantap.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dtaylorz
#1
Chapter 2: Jangan mau joohyun, sini sama aku aja. Seulgi selingkuh huuuuu
Lesmana
#2
Chapter 2: Jenuh itu wajar di setiap hubungan ,, tapi rasa,ksh syng yg ada,itu nyata ..dan pasti menang nti ngatasin kejenuhan itu sendiri
Atsuko3
#3
Chapter 2: uuu suka deh sama ini cerita
Brewingthebear
#4
Chapter 2: Ending nya mantep! Sempet mewek bacanya di chapter pertama lol. Suka bgt sama last sentence nya di akhir cerita
seulgittarius
#5
Chapter 2: Kapaaaaan cewe gue kek Joohyun, yawla *cries in German*

Anw, suka banget sama jalan ceritanya. Bahasanya bagus banget. Malah ada kata2 yang kayaknya baru kali ini aku tau kalo kata itu ada wkwk. Vocab Indonesiaku kayaknya harus ditambahin lagi deh wkwk. Bikin ff yang lagi dong! Keknya kamu bisa banget deh nyaingin Shinta418. Sumpah suka banget sama tata bahasanya sama alurnya juga. Dan lagi, ini bener2 bermoral banget asli. Keep it up! Ugh, I so am in love with this!
Kkangkim
#6
Chapter 2: Gimanapun apapun itu, kmu tuh balik nya tetep ke irene ya seul :)
Thank you so much thor :)
SoneTw_ss
#7
Chapter 2: Bersyukurlah Kang Seulgi setidaknya belum terlalu jauh dan belum terlambat :"
Revel_Up
#8
Chapter 1: Poor Joohyun
Kkangkim
#9
Chapter 1: Wth kang seulgi ewww why waeeeeeeeeeeee :(